Home / Fantasi / My Lord Devil / 3. Raja Iblis Datang

Share

3. Raja Iblis Datang

Author: Lord Devil
last update Last Updated: 2021-04-09 12:23:47

Setelah kepergian dua makhluk yang mengaku dan diduga sebagai iblis itu, Wu Mei Xiang menggali beberapa ingatannya beberapa waktu lalu---sebelum dia tiba di sini, tempat aneh dan menyeramkan juga dingin.

Dia mengira-ngira kalau kematiannya seharusnya tepat sekitar lima jam yang lalu. Lalu, di alam mana dia sekarang berada? Kalau bukan neraka apakah dia terjebak di alam lain karena dosanya terlalu banyak? Atau dewa bingung harus memasukkan dia ke neraka bagian mana karena Wu Mei Xiang tidak pernah berharap dirinya masuk surga.

“Aku hanya makhluk keji dan penjahat, bagaimana bisa mengharapkan surga?” pikir Wu Mei Xiang menertawakan nasibnya. Neraka yang dia pikirkan itu tak muncul juga sampai sekarang.

Laboratorium milik dia bekerja merupakan uji coba nuklir yang terbesar di China, bahkan dunia. Beberapa tahun terakhir ini dunia modern berlomba-lomba melakukan penelitian dan mengembakna nuklir.

Selama beberapa tahun Wu Mei Xiang menjadi penggila sains, akhrinya mendapatkan hasil yang memuaskan. Tak disangka, nasib dan keadaan berkata lain. Wu Mei Xiang malah mati sebelum bisa memamerkan hasil penelitiannya kepada dunia.

“Apa bagusnya terkenal tanpa dikenal.”

Wu Mei Xiang berbicara sendiri seolah dia tengah memarahi nasibnya yang aneh itu.

Dunia sedang kalut dalam pertempuran dan peperangan antar bangsa. Negara melawan negara, kerajaan turut andil dan sebagai dampaknya, anak-anak banyak menjadi yatim piatu dan tuna wisma. Yang terparah adalah kelaparan. Beberapa di antara mereka bisa saling memakan karena tak ada lagi makanan.

Begitulah dunia dengan segala kekejamannya. Semua hanya ingin hidup dan berjuang hidup walau harus membunuh manusia lainnya. Hukum rimba kembali berlaku---yang kuat memakan yang lemah.

Wu Mei Xiang dijanjikan oleh pemilik laboratorium yang merupakan penjual senjata terbesar di dunia akan mengakhiri perang dan memberikan kedamaian jika dia berhasil menciptakan senjata nuklir terbesar yang bisa mengubah manusia dan partikel lainnya menjadi debu.

Alasannya, untuk memusnahkan penjahat. Siapa sangka kalau semua itu hanya janji belaka? Wu Mei Xiang kini berada di alam antah-berantah, alam iblis atau alam gaib, dia tidak tahu.

Siapa yang tahu apa yang akan manusia itu lakukan dengan mahakarya Wu Mei Xiang? Gadis ini hanya bisa meratapi nasibnya sekarang. Siapa yang mau menolong dia? Jangankan menolong dunia seperti mimpinya, sekarang dia bahkan sudah tak bisa menolong dirinya sendiri.

"Sialan! Aku tidak boleh berlama-lama di sini. Bagaimanapun juga nuklir itu buatanku, bagaimana kalau mereka benar-benar memusnahkan bumi?"

Wu Mei Xiang semakin kalut dan terus berbicara pada dirinya sendiri. Beberapa tahun lalu, dia juga ditipu oleh boss-nya dan nuklir buatannya berhasil memusnahkan dua pulau besar dalam hitungan detik. Setelah semua berhasil dan tinggal mewujudkan mimpi tersebut, putra pemilik perusahaan malah melakukan pengkhiatan dengan kekasihnya.

"Terkutuklah aku!" rutuk Wu Mei Xiang pada dirinya sendiri. Dia memang sudah sejak lama merasa kepandaian dan segala bakatnya akan menjadi bencana suatu hari kelak.

Dia merasa sangat wajar jika dia mati karena kebodohannya, tetapi dia juga merasa heran mengapa dia malah menjadi iblis?

Apakah ini ilusi atau kenyataan? Dia pernah mendengar cerita bahwa orang yang meninggal, mungkin akan dibawa ke neraka terlebih dahulu sebelum diangkat ke surga.

"Persetan dengan semua cerita itu!" gumamnya dengan nada yang lirih.

Dia bahkan, tak pernah memikirkan surga adalah tempatnya. Neraka mungkin lebih cocok karena kebodohannya dia sudah mematikan dan membunuh begitu banyak orang tidak berdosa.

Mungkin, karena itulah dia terkutuk dan menjadi iblis rendahan. Dia terus memikirkan banyak hal dan mulai menerka dan menduga dia di mana dan bagaimana caranya bisa keluar dari sini.

"Apa yang membuatmu begitu gusar?"

Suara seseorang membuatnya bangun dari lamunannya. Suara itu sangat lembut juga maskulin, ada getaran aneh yang gadis itu rasakan ketika langkah kaki seseorang mulai mendekat.

"Ka-kau?!" teriak Wu Mei Xiang dengan nada sedikit gemetar. Dia mengenal siapa pria ini. Berkali-kali muncul dalam mimpinya, bahkan tak sengaja pria ini sudah menolongnya berkali-kali. Entah itu disengaja.

"Beraninya kau memanggilnya begitu?!" Xiong Fan, makhluk menyebalkan itu ternyata ada di sana juga.

Seseorang yang dipanggil 'kau' oleh Wu Mei Xiang memberikan kode dengan mengangkat tangannya. Pei Ming terdiam dan tampak patuh dengan lelaki itu.

Pria itu mengenakan pakaian merah, rambutnya panjang berombak, matanya indah, bibir yang sempurna. Tinggi badannya kira-kira 191 sentimeter dan tubuhnya terlihat atletis sempurna. Bahkan, ketika dia mengenakan pakaiannya masih terlihat ada garis-garis otot perutnya, entah itu enam atau delapan pack.

Wu Mei Xiang yang hanya 169 sentimeter harus mendongak untuk menatap wajah pria itu.

"Sepertinya dia ini tuan mereka. Kesempatan bagus untukku," ucap Wu Mei Xiang dalam hatinya. Gadis itu segera mengubah strategi untuk menggoda raja iblis agar bisa lepas dari sana.

Dia tersenyum dan menatap lelaki itu dengan wajah hendak menggoda. Menggoda dalam artian membuat masalah.

"Halo, Cheng Li!" sapa Wu Mei Xiang terkikik sengaja dibuat-buat. Dia memang tidak terlalu berbakat dalam hal menggoda pria, tetapi bukan berarti dia tidak bisa. Wu Mei Xiang adalah pembelajar yang baik dan berbakat. Dengan IQ-nya yang tinggi dia bisa melakukan apa saja asalkan ada niat.

"Kau!!!" teriak Xiong Fan dan Xiong Hai serentak. Keduanya terkejut karena keberanian gadis itu memanggil nama raja iblis, bahkan dengan nama lahirnya bukan nama kehormatan. Namun, mereka berdua tidak tahu harus memulai dari mana untuk menjelaskan kondisi itu.

"Aiyo, kalian kenapa, sih? Apa ucapanku salah? Ingatanku memang sangat buruk untuk hal tidak penting. Namun, aku sangat yakin untuk yang satu ini. Dia memang Cheng Li," ucap Wu Mei Xiang tanpa peduli eskpresi Xiong Fan yang tampak bagai hendak meluluhlantakkan wajah Wu Mei Xiang sampai menjadi debu.

“Kau tidak boleh menyebut tuan begitu!” teriak Xiong Fan agak terkejut dan juga marah.

"Benar-benar tidak takut mati!" ucap Xiong Hai dengan nada dingin.

"Aku sudah pernah mati, dan kematian paling mengerikan adalah kau berpikir bahwa kau mati. Namun, coba lihat! Nah, sekarang aku di sini. Aku tidak jadi mati. Semua keinginanku sia-sia. Lalu mengapa aku harus takut mati? Aku malah lebih takut hidup terus dan terpaksa menjalani siksaan tiada akhir ini," kata Wu Mei Xiang sepenuhnya jujur. Hanya saja, caranya mengatakan itu sungguh seperti menabuh genderang perang.

"Kau bisa tutup mulutmu kalau tidak mau mati dua kali!" Xiong Fan berteriak semakin kesal mendengar segala omong kosong Wu Mei Xiang.

"Biarkan dia," ucap Cheng Li dengan tenang.

Dua iblis bersaudara itu kembali bingung karena biasanya Cheng Li, tuan mereka sudah pasti marah diperlakukan tidak sopan. Namun, kenapa dengan gadis ini dia tidak marah, bahkan terlihat senang?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • My Lord Devil   34. Epilog

    Tahun berganti, musim bergulir dan segalanya berubah. Cheng Li dan Wu Mei Xiang sudah hidup bahagia bersama keluarga dan anak-anaknya. Dua mahkluk kesepian, antara mortal dan immortal, kini menjadi satu---bersama selamanya. Cheng Li tidak pernah meragukan keputusannya. Tidak merasa sia-sia menjaga dan melindungi Wu Mei Xiang sejak masa kecilnya. Wu Mei Xiang juga sama, dia tidak pernah menyesal mati dan menjadi iblis. Dia malah berpikir bahwa menjadi iblis yang bermoral lebih baik dibandingkan manusia dengan segala akal bulus dan kelicikannya. Iblis dan manusia bisa dikatakan sama-sama memiliki nafsu, perbedaan yang utamanya, iblis mengakui bahwa dia benar-benar iblis dan hanya melakukan pekerjaan iblis. Sedangkan manusia, bisa menjadi iblis, bahkan lebih iblis dibandingkan iblis itu sendiri. Tindakannya tidak bisa ditebak karena isi hati lebih dalam dibandingkan lautan. Meski begitu, bukan berarti Anda disarankan menjadi iblis. Jadi apa pun, jadilah yang terbaik, setidaknya tidak

  • My Lord Devil   33. Menggoda Tuan Iblis

    Cheng Li berserta ketiga anaknya berjalan menuju ruangan terlarang. Anak-anak disuruh menunggu di depan pintu masuk ruangan serba merah itu. Dari kejauhan sudah tercium aroma tidak menyenangkan dalam artian aura tuan iblis yang sedang marah atau sedih.Wu Mei Xiang tahu bahwa Cheng Li pasti akan datang merayunya. Itu sudah pasti, raja iblis itu akan sangat mudah mengiyakan perkataan anaknya, apalagi jika yang memintanya adalah Hua Ying, putrinya tersayang."Sayang," sapa Cheng Li dengan suara lembut.Dia berjalan mendekati lelaki tampan yang duduk membelakangi dirinya."Sayang," panggil Cheng Li lagi ketika dia sudah mendekat.Tak ada jawaban dari Wu Mei Xiang, bahkan dia tidak bergerak sama sekali. Pria itu diam bagai patung.Pada panggilan yang ketiga, Cheng Li mulai curiga dengan Wu Mei Xiang. Apakah dia sakit atau itu bukan dirinya? Namun, hal yang kedua pasti mustahil karena ruangan itu tersegel dan hanya mereka berdua bisa memasukinya.Cheng Li mendekat dan memeluk Wu Mei Xiang

  • My Lord Devil   32. Keluarga Raja

    Tak terasa waktu berjalan begitu saja. Wu Mei Xiang tidak pernah menyangka bahwa menjadi orang tua dari anak-anak iblis bisa menyenangkan, lebih indah dibandingkan hidup sebagai manusia. Dunia yang penuh dengan kemunafikan lebih tidak menyenangkan dibandingkan alam iblis sendiri.Mereka adalah iblis dan mengaku sebagai iblis dan itu lebih baik dibandingkan manusia jahat yang pura-pura menjadi malaikat padahal lebih iblis daripada iblis itu sendiri.Lupakanlah masa lalu itu dan mari berfokus mengurus anak dan bapaknya. Dua bapak seksi yang berotot dan memiliki dada bidang. Dua laki-laki yang berhasil membangun keluarga.Setelah kelahiran tiga anaknya sekaligus, kondisi Cheng Li dan Wu Mei Xiang tidak pernah sama lagi. Mereka sangat ramai saat ini. Maksudnya, sangat rusuh.Seperti yang terjadi sore ini."Hua Ling!" teriak Wu Mei Xiang meneriakkan salah satu nama anaknya."Ya? Papa, aku di sini," balas seorang anak yang duduk di sebelahnya."Bukan kau! Maksudku dia!"Wu Mei Xiang menatap

  • My Lord Devil   31. Anak Raja Iblis

    Sesampainya di rumah khusus Wu Mei Xiang dan Cheng Li, dia meletakkan tubuh lelaki itu itu atas kasur yang sudah bersih dan rapi sepertinya biasanya. Sangat jarang mereka berada di tempat itu. Untung saja dalam kondisi seperti ini, Cheng Li selalu siap siaga melakukan yang terbaik."Sakit sekali, kurasa mereka akan merobek perutku dan memaksa keluar," teriak Wu Mei Xiang dengan suara parau.Dia merasakan dirinya seperti tercabik-cabik dari dalam sana."Bersabarlah," ucap Cheng Li mencium tangannya dan menyalurkan energi kepada lelaki itu."Aku seperti akan mati."Tangis Wu Mei Xiang pecah. Baru pertama kali dalam hidupnya dia merasakan sesakit ini. Bahkan, ketika dirinya akan mati pun, dia tidak merasakan sakit sama sekali karena itu adalah kematian super cepat tanpa rasa sakit."Tidak, jangan katakan itu," ucap Cheng Li dengan nada memohon.Dia terus memberikan kekuatan semampu dirinya sambil menanti datangnya para tabib yang akan membantu persalinan darurat itu."Sialan, mengapa mer

  • My Lord Devil   30. Hampir Meleset

    Beberapa bulan kemudian, Wu Mei Xiang merasa perutnya seolah bisa pecah atau meledak karena sudah membesar sangat sempurna, melebihi dari yang pernah dia bayangkan."Mengapa bisa sebesar ini? Anak-anak apa di dalam sana!"Wu Mei Xiang memukul perutnya pelan sambil menatap wajahnya dan penampakan barunya di sebuah cermin besar yang seolah mengejeknya karena menampilkan wajah jeleknya. Itu, sih menurut dia. Kalau Cheng Li akan selalu menganggap Wu Mei Xiang sangat menarik, seksi dan sangat menggemaskan."Berhentilah melakukan itu, kau bisa menyakiti dirimu dan anak-anak," ucap Cheng Li memeluk pinggang Wu Mei Xiang dari belakang. Pinggang yang dulunya ramping kini sudah hampir tidak berbentuk."Kau enak saja bicara. Coba kalau kau yang hamil dan berbentuk seperti gentong. Apa kau masih bisa mengatakan hal-hal seperti itu? Apa kau akan menghibur dirimu, huh?"Wu Mei Xiang mendengus kasar mendengar pujian tidak berguna dari mulut suaminya itu."Aku mengatakan yang sebenarnya. Bagaimana ka

  • My Lord Devil   29. Apa Jadinya Anak Ini?

    Selepas dari medan perang dan membuat beberapa kekacauan, Wu Mei Xiang kembali merasa bosan dengan hidupnya yang begitu-begitu saja. Anggap saja kalau dia memang sedang manja dan mencoba hal-hal lainnya.Dia dulunya seorang pekerja keras dan sekarang harus hidup dengan segala kemewahan dan segalanya tersedia."Aku benar-benar bosan, apakah memang tidak ada pekerjaan di sini?" tanya Wu Mei Xiang pada Wen Liwei."Pe-pekerjaan?"Wen Liwei gugup menjawab tuannya. Bagaimana bisa seorang raja atau pasangan raja disuruh bekerja?"Apa kau tidak tahu? Pekerjaan semacam hal yang menyenangkan."Wu Mei Xiang kesal dan hendak berlarian entah ke mana. Akan tetapi, perutnya yang membuncit membuatnya susah bergerak dengan bebas. Dia mulai bosan dan ingin segera melahirkan, barangkali anak-anak itu akan membuat hidupnya lebih berwarna nantinya."Ada apa, Sayang?"Cheng Li datang ke ruangan pasangannya selepas mengadakan pertemuan antara penguasa kota hantu dari beberapa sudut neraka."Tidak ada. Aku h

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status