Tahun berganti, musim bergulir dan segalanya berubah. Cheng Li dan Wu Mei Xiang sudah hidup bahagia bersama keluarga dan anak-anaknya. Dua mahkluk kesepian, antara mortal dan immortal, kini menjadi satu---bersama selamanya. Cheng Li tidak pernah meragukan keputusannya. Tidak merasa sia-sia menjaga dan melindungi Wu Mei Xiang sejak masa kecilnya. Wu Mei Xiang juga sama, dia tidak pernah menyesal mati dan menjadi iblis. Dia malah berpikir bahwa menjadi iblis yang bermoral lebih baik dibandingkan manusia dengan segala akal bulus dan kelicikannya. Iblis dan manusia bisa dikatakan sama-sama memiliki nafsu, perbedaan yang utamanya, iblis mengakui bahwa dia benar-benar iblis dan hanya melakukan pekerjaan iblis. Sedangkan manusia, bisa menjadi iblis, bahkan lebih iblis dibandingkan iblis itu sendiri. Tindakannya tidak bisa ditebak karena isi hati lebih dalam dibandingkan lautan. Meski begitu, bukan berarti Anda disarankan menjadi iblis. Jadi apa pun, jadilah yang terbaik, setidaknya tidak
Wu Mei Xiang membuka matanya perlahan, dia mendapati dirinya di sebuah ruangan dingin yang hanya terdapat corak berbentuk absurd, warna merah dan hitam, tak ada warna lain. Ruangan itu mirip dengan ruangan kosong tanpa estetika.Ruangan besar itu tampak mengerikan bagai berhantu, membuat bulu kuduk berdiri. Walau begitu, gadis muda ini tidak takut, dia hanya penasaran di mana dia sekarang berada.Kedua tangan dan kaki Wu Mei Xiang diikat dengan rantai berwarna hitam. Dia diikat dengan posisi berdiri, bersandar pada dinding dingin yang terbuat dari besi.Sambil memandangi ruangan aneh itu, Wu Mei Xiang menatap dirinya sendiri. Dia masih mengenakan pakaian yang sama ketika kali dia mengingat dirinya masih bekerja, mengenakan pakaian kebanggaannya dengan jas warna putih layaknya profesor yang bekerja di laboratorium."Sialan, tempat apa ini?" ucap Wu Mei Xiang pada dirinya. Dia merasakan sudut bibirnya sakit saat berucap, ada bau karat mirip darah yang teras
Diam-diam Wu Mei Xiang mengakui dirinya mungkin benar-benar sudah menjadi iblis. Akan tetapi, kalau dia iblis mengapa dia bisa diikat seperti itu? Apakah ini neraka atau dunia lain setelah kematian?Dia tidak pernah mempelajari apa yang menarik setelah kematian, baginya sains adalah segalanya. Belajar nuklir adalah hal penting dan menyelesaikan penelitian lebih penting lagi.Hingga suatu bencana yang tidak terelakkan terjadi dan di sinilah, Wu Mei Xiang--- gadis penggila sains dan laboratorium itu berada.Dia menatap rantai besar yang mengelilingi pergelangan tangan dan kakinya. Tiada harapan dia bisa lepas dari sana, kekuatannya ada pada otak dan bukan otot. Dia takkan mampu melepaskan besi besar dan dingin itu.“Sialan, kenapa aku diikat seperti anjing? Siapa yang melakukan ini. Aku bisa membalasnya. Tapi bagaimana membalasnya kalau terikat? Terkutuklah Pei Rong dan segala akal busuknya!” rutuk gadis itu dalam hatinya.Dia tidak perna
Setelah kepergian dua makhluk yang mengaku dan diduga sebagai iblis itu, Wu Mei Xiang menggali beberapa ingatannya beberapa waktu lalu---sebelum dia tiba di sini, tempat aneh dan menyeramkan juga dingin.Dia mengira-ngira kalau kematiannya seharusnya tepat sekitar lima jam yang lalu. Lalu, di alam mana dia sekarang berada? Kalau bukan neraka apakah dia terjebak di alam lain karena dosanya terlalu banyak? Atau dewa bingung harus memasukkan dia ke neraka bagian mana karena Wu Mei Xiang tidak pernah berharap dirinya masuk surga.“Aku hanya makhluk keji dan penjahat, bagaimana bisa mengharapkan surga?” pikir Wu Mei Xiang menertawakan nasibnya. Neraka yang dia pikirkan itu tak muncul juga sampai sekarang.Laboratorium milik dia bekerja merupakan uji coba nuklir yang terbesar di China, bahkan dunia. Beberapa tahun terakhir ini dunia modern berlomba-lomba melakukan penelitian dan mengembakna nuklir.Selama beberapa tahun Wu Mei Xiang menjadi penggila
Wu Mei Xiang belum puas dengan respons pria tampan itu. Dia tahu pria ini mungkin saja sengaja tidak memberitahukan kebenaran padanya. Dia harus mencari tahu."Kau belum menjawab pertanyaanku, kau memang Cheng Li. Itu sudah pasti."Senyum Wu Mei Xiang mengembang di kedua sudut bibirnya. Dia terlihat sangat puas dan senang.Akhirnya Cheng Li berkata, ”Benar-benar anak nakal," ucap lelaki yang dipanggil Cheng Li itu dengan sedikit mengangkat kedua sudut bibirnya."Kau terlihat lebih tampan dari sebelumnya," goda Wu Mei Xiang memulai permainanya. Dia sudah sering melihat pria ini walau selalu mengabaikannya dan menganggapnya sebagai teman imajiner. Namun, sekarang dia berdiri di hadapannya---terlihat sangat nyata dan bahkan lebih indah dari kenyataan yang diharapkan.Wu Mei Xiang harus jujur kalau pria iblis ini sangat tampan."Iyakah? Kurasa aku bisa lebih tampan lagi," balas Cheng Li semakin mendekat pada Wu Mei Xiang. Dia sedikit menun
Dua bersaudara Xiao itu menekan gadis cerewet itu dengan ucapan. Walau Wu Mei Xiang sebenarnya tidak begitu takut dia tetap saja kesal. Sang raja iblis baru saja datang dan pergi begitu saja. Dia bahkan meninggalkan dua pelayan yang bodoh bersama Wu Mei Xiang."Sialan, Cheng Li! Cheng Li, sialan! Bisa-bisanya kau bertindak sok begini, biasanya juga kau mengejar aku!" teriak Wu Mei Xiang mengembuskan napas berat karena kesal."Sebaiknya kau perhatikan sikapmu, atau tuan akan marah, kau tidak akan bisa menanggun akibatnya" ucap Xiong Hai mulai menasihati Wu Mei Xiang.Wu Mei Xiang menyilangkan kedua tangannya di dada dan bersedekap."Aku tidak peduli. Lihat saja apa yang bisa dia lakukan padaku, dia sudah lama menguntitku sejak aku kecil. Tentu saja dia tidak mungkin membiarkan aku mati begitu saja. Astaga, sialnya hidupku. Mengapa semua kejahatan dan kesialan selalu mengikuti aku?"Wu Mei Xiang mengeluh dan tanpa sadar dia membocorkan rahasianya bag
Seorang perempuan dewasa berpakaian hijau tua yang entah berapa usianya (karena usia iblis berbeda dengan manusia) berlari menghampiri Cheng Li dan langsung berlutut dengan tubuh gemetaran. Lelaki itu, terlihat takut dan wajahnya sudah pucat sempurna, nyaris menghitam---iblis tidak memiliki darah seperti manusia.Setiap kali Cheng Li muncul di istana, tak ada satu iblis pun yang berani mengangkat kepalanya, apalagi menatap mata tuannya itu. Auranya terlalu tinggi dan mendominasi, membuat siapa pun di akan patuh dan tunduk tanpa kata-kata. Begitulah sang raja iblis dihormati dan ditakuti dalam satu waktu. Tidak ada yang mau patuh jika tuan iblis itu tidak kuat dan kejam. Hukum alam iblis sudah menggariskan nasib mereka---pemenang adalah yang terkuat dan terkejam. Kadangkala, mereka harus membunuh tanpa pilih kasih. Bahkan, ayah atau ibu bisa menjadi sasaran pembunuhan jika diperlukan.Sebenarnya, hal ini tidak jauh berbeda dengan kondisi di alam manusia, di mana yang ku
"Wow, ternyata kau laki-laki!" kekeh Wu Mei Xiang menyadari perubahan penampilan Bai Rong begitu si iblis hijau memasuki ruangan dengan wajah cerah, berbeda ketika dia pergi tadi.“Sepertinya perempuan ini, bukan laki-laki, terserahlah dia iblis, sebut saja iblis hijau karena pakaiannya serba hijau, kurasa dia mendapatkan hal baik makanya berani menampakkan wujudnya,” pikir Wu Mei Xiang.Si iblis hijau mendekat perlahan. Sebagai laki-laki cara jalannya masih tetap anggun dan wajahnya sudah sangat feminim. Sangat wajar jika dia suka menyamar menjadi perempuan.Dia menampakkan penampilan aslinya, karena tidak ada lagi gunanya merayu gadis iblis baru itu. Tugasnya sudah akan selesai dan tak perlu memaksa Wu Mei Xiang berpakaian dengan warna yang awalnya dipilihkan."Memang," ucap Bai Rong mencoba tenang. Padahal, jauh di dalam lubuk jiwanya dia merutuki kebodohannya. Tadi dia muncul sebagai perempuan, kini laki-laki. Wajar saja kalau Wu Mei Xiang