Share

MLMF 2

Tania menyadari Yudi masih belum bisa mengambil cuti atau berbuat seenaknya di pekerjaan, cita-citanya ingin menjadi professor di rumah sakit pastinya membutuhkan dukungan lebih dan Tania hanya bisa mendukung apa yang menjadi keinginan dari Yudi, apalagi sekarang statusnya adalah sebagai istri

“Kamu mikirin apa?” Tania terkejut dengan kedatangan Yudi yang tiba-tiba.

“Sudah pulang?” menatap curiga pada Yudi yang hanya tersenyum.

“Aku merindukanmu.” Yudi menarik Tania dengan melumat bibirnya kasar.

Pembicaraan selama di rumahnya mengenai pernikahannya dengan Tania membuat Yudi menahan emosinya, dibandingkan Ella pastinya Tania lebih dari segala-segalanya. Tania bisa memuaskannya dan tahu apa yang diinginkannya tanpa berbicara, ciuman mereka semakin dalam dan tangan Yudi sudah berada di bukit kembarnya memberikan remasan pelan, bibir Yudi berada di lehernya memberikan gigitan kecil sebagai tanda kepemilikan. Mereka bergerak semakin cepat membuat Yudi tidak lama lagi akan mencapai klimaksnya, bersamaan dengan Tania yang juga mencapai klimaks.

“Kamu selalu luar biasa.” Yudi mencium bibir Tania pelan sebelum melepaskan penyatuan mereka.

Tania mengambil bantal dan meletakkannya dibawah bokong, berharap akan tumbuh buah cinta mereka berdua. Membelai perutnya perlahan dengan memberikan doa, tidak menyadari pintu kamar mandi terbuka dengan ponsel di telinga Yudi, Tania menatap dalam diam apa yang terjadi pada suaminya.

“Sayang, maafkan aku.” Yudi menatap Tania dengan tatapan penyesalan.

Tania beranjak dan menarik selimut menutupi tubuh tanpa busananya, “ada apa memang?”

“Aku harus kembali ke rumah sakit, professor memberi kabar kalau pasien yang baru selesai operasi kemarin harus dipantau. Padahal selama ini tidak seperti ini, tapi aku nggak tahu kenapa hanya saja kondisi pasiennya tadi memang sudah cukup mengkhawatirkan.” Yudi mengatakannya dengan wajah khawatir dan ketakutan.

“Pergilah, itu kan tugas kamu.” Tania mengatakan dengan suara lembutnya membuat Yudi menatap tidak percaya, “kamu harus memantau pasien dan apa yang kamu lakukan ini adalah tugasmu, banyak hal yang harus kamu pelajari biar bisa menjadi professor atau doktor di rumah sakit.”

“Kamu nggak melarang atau marah?” Yudi menatap terkejut membuat Tania hanya menggelengkan kepala, “ini malam kita berdua dan aku sudah diluar jam kerja.”

Tania mengangkat alisnya “Lalu kenapa? Masih banyak malam yang akan kita nikmati bersama dan itu bukan sekarang, bagi aku cita-citamu jauh lebih penting dan tunjukkan pada keluargamu kalau kamu bisa tanpa bantuan mereka.” Tania mengatakannya dengan senyum lebar membuat Yudi merasakan perasaan bersalah.

Hembusan nafas terdengar “Baiklah, kamu hati-hati dirumah. Aku akan berusaha dengan cepat sampai rumah, jangan telat makan dan minum vitaminmu.”

“Aku sudah mulai bekerja kalau kamu lupa, jadi kita bertemu besok malam.” Tania memperingatkan Yudi yang hanya mengangguk “Sudah sana kasihan sama pasiennya.”

Yudi mencium bibir Tania, memasuki kamar mandi lagi untuk membersihkan dirinya dari aroma Tania. Dalam kamar mandi Yudi langsung memberi kabar jika dirinya akan sampai tidak lama lagi, melihat reaksi Tania membuat satu sudut di hatinya merasakan sakit. Tania yang menemani dirinya sampai sejauh ini, janjinya akan menikah dengannya akhirnya terwujud dan saat ini keluarganya menunggu kapan bisa membuang Tania.

Cara yang mereka lakukan adalah dengan membuat nama Tania menjadi buruk, Yudi benar-benar tidak siap dengan semua itu. Memberikan obat pencegah kehamilan saja sudah membuatnya merasa bersalah, membohongi Tania dengan mengatakan jika itu adalah vitamin. Demi apapun Yudi menginginkan melihat anak mereka berdua, tapi sekali lagi perjanjian sudah dibuat membuat Yudi harus mengikutinya.

Tania yang berada diluar menyiapkan segala keperluan Yudi, menatap apa saja yang dibutuhkan dan saat semuanya masuk semua membuat bibirnya tersenyum lebar. Tidak menyadari jika Yudi berdiri membeku menatap apa yang Tania lakukan, hatinya merasakan sakit setiap kali melihat Tania melayani dirinya dengan sangat baik. Hal yang tidak pernah didapatnya saat bersama istrinya yang lain dirumah, saat disana Yudi seakan menjadi robot dan pembantu bukan kepala keluarga.

“Kamu menyiapkan semuanya?” tanya Yudi saat melihat Tania membalikkan badannya.

Tania mengangguk pelan, “aku hanya menyiapkan baju ganti, barangkali nanti kotor disana.”

Yudi menarik Tania kedalam pelukannya, “kamu nggak harus melakukan itu, aku bisa melakukannya sendiri.”

Tania tersenyum dalam pelukan Yudi “Kamu adalah suamiku jadinya harus melayaninya.”

Yudi membelai rambut Tania pelan “kalau begitu aku berangkat, kamu hati-hati di rumah sendiri.”

“Aku pemberani.” Tania melepaskan pelukan dan memberikan senyum lebarnya. “Sudah sana berangkat nanti terlambat.”

Tania mengantarkan Yudi sampai pintu depan, setelah memastikan Yudi keluar langsung menguci pintu rumah. Tidak ingin berpikir negatif membuat Tania membersihkan dirinya setelah apa yang mereka berdua lakukan, pengorbanan dengan mendukung Yudi sepenuhnya dalam mencapai cita-citanya akan Tania lakukan dengan maksimal. Menunjukkan pada orang tua Yudi jika mereka mampu hidup tanpa bantuan dari mereka, juga menunjukkan Yudi bisa mencapai cita-citanya tanpa uang dari mereka.

“Mau sampai kapan kamu berlaku seperti ini? Kamu harus menceraikan dia secepatnya.” Yudi menatap papanya malas.

“Aku bilang kalau Ella hamil aku akan menceraikan Tania.” Yudi menahan emosi dihadapan mereka semua.

“Bagaimana kamu menceraikan dia?” tanya Ella dengan tatapan meremehkan.

“Aku akan mencari cara.” Yudi mengatakan langsung, walaupun sebenarnya dia belum memiliki alasan masuk akal untuk bercerai dengan Tania.

“Buat dia jadi wanita nakal sesuai dengan perjanjian kita.” Ella berkata dengan nada datar.

Yudi menatap tidak percaya dengan semua yang ada dihadapannya, perasaan kesal yang tidak bisa dia lampiaskan membuatnya harus menahan ini seorang diri. Jauh di lubuk hatinya terdalam, tidak mau dirinya melakukan hal gila itu pada Tania, wanita yang selalu ada di dalam hatinya dan menyemangatinya.

“Dia itu bodoh, percaya aja kalau kamu kerja. Tapi nggak salah juga karena kamu kerja untuk memuaskanku.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status