Share

Kembali

Yumna menemani sang nenek di taman tak henti-hentinya dia tersenyum pada neneknya membuat neneknya curiga dengan perilaku sang cucu.

"Ada apa nak kok kelihatannya kamu bahagia sekali hari ini?" Jenny menatap cucunya penasaran. 

"Ga ada Nek, Yumna lagi happy aja hari ini?" 

"Are you sure...?" Jenny memastikan keadaan Yumna.

"Yups, I'm sure really Oma" Yumna tersenyum manis mengingatkannya pada Shameka menantunya. Gadis campuran Mesir dan Spanyol yang sangat baik pada semua orang wajar jika anaknya Julian jatuh cinta padanya dan akhirnya menjadi muallaf sebelum menikahinya. 

"Kamu mirip sekali dengan Mama mu Na, sungguh jika dia masih hidup pasti bahagia sekali memiliki anak yang cantik dan juga cerdas sepertinya" ujar Jenny.

"Sudahlah Oma jangan bahas itu lagi, Mama sudah tenang di sana biarkan tenang dan kita hanya perlu mendoakannya saja buka?" Yumna merapikan kayu yang berantakan di pinggir pagar taman.

"Ya, kau benar" jawab Jenny sekenanya.

"Oma sudah sembuh bukan, bagaimana jika kita pulang dan tinggal bareng Papa. Pasti akan banyak orang disana yang menemani sekaligus mengawasi Oma" bujuk Yumna.

"Apa kau sedang merayuku Na?" 

"Tidak, bukan merayu Oma lebih tepatnya meminta Oma. Agar Oma juga bisa selalu ada dekat Yumna setiap hari" ujarnya.

"Kau ini, kalau kau setiap hari menemaniku lantas siapa yang akan menemani Radit dan juga Julian Papa mu itu. Bagaimana juga dengan pekerjaanmu Na?" Urai Jenny.

"Soal itu Yumna sudah mikirin semua kok, Oma tenang saja ya" Yumna memastikan Jenny untuk tidak khawatir dengan keadaannya, karena Jenny tahu antara Yumna dan Radit baru saja mengambil keputusan yang memang mengharuskan Yumna melepas Radit. Lelaki yang dulu selalu dipuji olehnya.

"Benarkah? Kamu yakin dan takkan menyesal nantinya dengan keputusanmu itu?" 

Yumna menganggukan kepala dan tersenyum. "Pasti Oma, cucumu ini sudah dewasa, pastinya sudah tahu mana yang terbaik untuk hidupnya sendiri".

"Syukurlah Oma bahagia mendengarnya Na" 

Flashback On

"Mas, apa hubunganmu sebenarnya dengan Cesillia? Jawab jujur mas! Yumna ga mau kalau mas Radit bohongi Yumna hanya karena Yumna anak bosnya mas Radit" cerca Yumna memaksa jawaban pasti dari Radit.

"Na,..." Radit tampak bimbang haruskah dia jujur atau berbohong hanya untuk menyenangkan hati Papanya dan Om Julian.

"Apa mas?" 

Radit menghembuskan nafasnya kasar.

"Aku akan jujur tapi aku harap kau bisa mengerti dan ku mohon bantu mas ngomong sama Papa ku dan juga Om Julian" Radit mulai mengeluarkan beban hatinya.

"Sebenarnya aku juga kepaksa Na, ngelakuin semuanya hanya supaya mereka senang. Tidak ada niatan dalam hidup aku untuk menikah denganmu" 

Deg

Yumna mematung mendengar pengakuan Radit namun dia tetap dia mendengarkan penjelasan Radit.

"Maafin aku Na, Papa ku maksa buat aku nikahin kamu karna dia merasa punya hutang budi sama Mama kamu, Papa bersikeras maksain aku. Agar tidak merasa terbebani" 

"Kamu ga tahu kejadian sebelum Mama kamu meninggal Na. Dulu Tante Shameka mendonorkan kornea matanya padaku pasca aku kecelakaan di Bandung" 

Yumna terhenyak mendengar penuturan Radit. Benarkah ini semua?

"Jadi..." 

"Ya, kamu harus tahu Na. Aku bisa melihat dunia karena donor mata dari Mama kamu. Papaku tak mau berhutang budi makanya beliau ingin aku melindungi mu jadi dengan menikahi mu Papa aku pikir bisa melindungi mu. Ternyata apa yang aku pikirkan salah Na, mungkin rasa sayangku ini tidak lebih sebagai kakak dan adik saja. Bukan antara laki-laki pada wanitanya. Maafkan aku Na" 

"Aku mengerti sekarang mas, baiklah jika itu keputusanmu aku akan bilang sama Papa agar tidak ada salah sangka nantinya" 

Flashback Off

***

"Hai..."

Rio kaget mendapati gadis cantik ada didepannya. "Maaf saya sedang buru-buru" sahutnya dan bergegas pergi namun tangannya dipegang oleh gadis itu. 

"Eits, lepas ya bukan muhrim" seru Rio.

"Opss.... Kayak pak ustadz aja. Padahal kakaknya---"

"Jangan samakan aku dengan kakakku. Kita jelas beda" ujarnya menatap tajam pada Stella. Ya gadis itu adalah Stella yang disuruh Yusuf menggoda Rio.

"Dan apa ini, kamu mau ke kampus belajar atau ke club' malam pake baju kurang bahan. Ga malu dikatain hidup di jaman purba" Rio melangkah pergi setelah mengucapkan kalimat pedas untuk Stella. 

"Awas kau Rio" gumam Stella kesal dengan ucapan Rio.

Stella segera pergi mencari Yusuf dia akan melaporkan kelakuan Rio padanya.

"Dre, liat Yusuf ga?" 

Andre menggeleng dan melirik Dion. "Belum datang dia, masih otw" sahut Dion.

"Ada apa memangnya kok kayak ada yang penting sekali hahahaha" Andre terkekeh melihat ekspresi kesal Stella.

"Ada deh, kalau dia datang kasih tahu aku ya" ucap Stella dan berlalu begitu saja membuat Andre dan Dion saling pandang. 

"Ada apa lagi ya kira-kira?" Dion penasaran.

"Mana aku tahu" sahut Andre mengedikkan bahunya.

"Ke kantin saja yuk, lapar aku dari tadi belum makan" ajak Dion.

"Salah sendiri ga makan" Andre ketus.

Belum juga duduk Dion mendengar bisik-bisik antar mahasiswa.

"Ya bener deh nanti juga tahu. Orangnya cakep ga kalah sama Yusuf anak business yang sombong itu" ujar Lila.

"Mau dong kenalan sama itu dosen, ga sabar nunggu Minggu depan" sahut Laras.

"Loh brarti kalau ada dosen baru Bu Yumna ga ngajar lagi dong di kelas kita? Hanya dia loh dosen disini yang beda. Dari penampilan dan cara ngajarnya" 

"Ya jelas beda, dia kan anaknya Prof. Julian pemilik kampus ini. Secara tahu kan gimana beliau. Jadi ga mungkin asal-asalan didik anaknya" 

"Memangnya ada dosen baru?" Andre penasaran.

"Mana aku tahu, kita keluar masuk kampus hanya buat kongkow saja. Hahahaha" Dion terkekeh dengan ucapannya sendiri.

"Nah itu Yusuf" tunjuk Dion sembari melambaikan tangannya memberi isyarat pada Yusuf. 

"Darimana saja bro? Dicariin sama Stella" ucap Andre.

"Biasa lah" jawab Yusuf.

Andre menautkan kedua alisnya. "Kamu tahu bakal ada dosen baru?" tanya Dion.

"Jelas lah masa ga tahu, bokap kemarin sore kasih tahu" padahal Yusuf tidak tahu sama sekali dia asal bicara hanya untuk menutupi ketidaktahuannya.

"Kirain ga tahu. Nanti Bu Yumna bakal keluar ga Suf? Kan ada dosen baru? Sayang ya kalau keluar. Aku tuh dah cocok sama dia" ujar Dion dan mendapat tatapan tajam dari Yusuf.

"Apa maksudmu?" Yusuf datar dengan menyesap minumannya.

"Ya gimana ga cocok, dia dosen yang berbeda bro. Penampilannya dengan yang lain sudah jelas. Cara mengajarnya juga. Benar-benar tipe cewek idaman, aku juga mau kalau sama dia" Dion berujar dengan mata berbinar.

"Memangnya kamu ga tertarik sama dia, kalau dibandingkan dengan Stella lewat deh. Aku sebagai laki-laki normal saja tertarik dengan auranya. Tapi aku sih sadar diri bro ga mungkin cewek sekelas Bu Yumna mau sama kita yang hanya mahasiswa biasa tanpa prestasi" komentar Dion. 

"Syukurlah kamu bisa berkaca" ucap Andre terkekeh mendengar penuturan Dion yang setinggi langit.

Ddrrt.....drtrt....drrtt....

Yusuf meraih ponselnya melihat siapa yang menelponnya.

"Ada apa?" ucapnya dingin.

"Dimana kamu dari tadi aku nyariin, aku dah ketemu adikmu tadi dan apa yang kamu ucapin bener. Dia ga bisa asal dideketin. Malah ngomong ngrendahin aku sesukanya. Kamu harus bales Suf" 

Yusuf terdiam tanpa mendengarkan ocehan Stella tatapannya fokus pada dua orang yang masuk ke kantin dan terlihat sangat akrab.

"Hallo, Suf kamu dengar ga aku ngomong?" 

"Kita bicara lagi nanti" sahutnya.

Klik 

Yusuf mematikan ponselnya sepihak tanpa memutus pandangannya.

Dion dan Andre yang penasaran pun ikut mengalihkan pandangannya seperti Yusuf dan tercengang melihat Yumna dosen cantik bersama seorang lelaki tampan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status