Share

Serasi

"Assalamualaikum...." 

Yusuf mendongakkan kepalanya melihat siapa yang menyapanya barusan.

"Waalaikumussalam... Apa ada yang bisa saya bantu Bu?" Tukas Yusuf karena tak biasanya dia mau menyapa dosennya itu.

"Ehem.. kenapa tadi di kelas diam saja apa kamu sedang tidak enak badan?" 

"Apa pedulinya bukankah kamu senang karena tak ada yang mengacaukan kelasmu?"

"Justru aku khawatir karena kelasku sepi tak seperti biasanya."

"Katakan jika kau memerlukan sesuatu In sya Allah aku akan bantu kamu semampuku."

"Aku takkan pernah minta tolong padamu. Camkan itu!"

"Baiklah kita lihat saja nanti laki-laki sombong."

Yumna berlalu dengan raut wajah kesal tak terkira semua di luar kuasa dia. Yusuf memang begitu angkuh pantas saja Om Arga dan Tante Rina kewalahan menghadapi sikapnya.

"Bagaimana bisa ambil hatinya jika dia sendiri dingin seperti itu terhadapku. Apa terhadap ceweknya juga begitu ya?" Batin Yumna.

"Na!" Ibra menepuk bahu Yumna.

"Eh ada apa Mas?" Yumna tersentak dengan sentuhan Ibra.

"Jalan jangan sambil ngalamun, dipanggil dari tadi ga nyambung!" Protes Ibra.

"Maaf Mas lagi sedikit konslet memang, ada apa?"

Yumna mengakui pikirannya sedang tidak sinkron belakangan ini.

"Nanti habis dari sini kamu kemana? Aku ajak nonton mau ga?" 

"Eh, nonton? Trus gimana dengan Salsa Mas? Kasihan kalau ditinggal sendiri mending kita nonton di rumah aja bareng dia."

Yumna tidak akan serta merta egois dia tahu posisinya, dan tidak mungkin meminta waktu Ibra sepenuhnya sementara Ibra sendiri memiliki Salsabila gadis cilik berusia tiga tahun. 

Ibra tergelak ketika Yumna mengingat putri kecilnya. "Kamu ini ternyata pintar juga cari alasan. In sya Allah dia aman bersama Oma dan Opa-nya lagian juga ada tantenya yang ikut jagain dia. Tapi makasih loh sudah perhatian sama Salsa bagaimanapun dia tetap prioritas nomer satu."

Yumna mengangguk faham. 

"Ayo ku antar pulang kalau begitu."

"Aku mau ke rumah singgah dulu Mas memastikan stock makanan masih ada, kasihan jika sampai telat ga tega aku."

"Kalau begitu aku antar kesana gimana? Sekalian aku juga pengen tahu secara langsung bukan hanya sekedar denger dari Om Julian."

"Baik, ayo kita berangkat."

Yumna dan Ibra langsung menuju parkiran kampus dan bergegas ke rumah singgah di jalan kenanga dekat kantor Julian.

"Lihat dosen baru Ibra sama Bu Yumna cocok ya mereka?" Seru Baron.

"Ah ga juga lebih cocok sih Pak Ibra sama aku." Celetuk Susi anak manajemen bisnis.

"Hahahaha, ngarep banget kamu sama dia belum tentu dia mau sama kamu." Ujar Dion menanggapi omongan Susi.

"Ga masalah yang penting bisa menemaninya semalam saja sudah bahagia kok." Celetuk Susi membuat yang lain ikut tertawa.

"Sudah bubar-bubar malah pada ghibahin orang, sendiri aja belum tentu bener." Protes Yusuf yang sebenarnya cemburu melihat kedekatan mereka berdua.

***

"Kamu Rio kan adiknya Yusuf?" Stella menghampiri Rio yang tengah makan siang di kantin kampusnya.

"Iya, mbak siapa ya?" Rio mengamati penampilan Stella dari atas hingga bawah 'sexy' itu yang terlihat pertama kali.

"Kenalin aku Stella, pacarnya Yusuf." Rio menahan tawanya saat Stella mengenalkannya sebagai kekasihnya Yusuf, jika Yusuf tahu maka bakalan terjadi perang dunia ketiga. 

"Oh iya, sejak kapan kamu pacaran sama dia? Karena setahuku kak Yusuf itu orangnya angkuh dan dingin. Dia juga ga pernah bahas cewek kalau lagi bersama keluarganya." 

"Benarkah itu?" Stella tak percaya dengan ucapan Rio.

"Ya tanya aja sendiri kalau ga percaya ya sudah." Tukas Rio asal.

Stella hanya manggut saja. "Berarti bener kata Dion." Pikiran Stella kemana-mana.

Flashback On.

"Kamu ga tahu watak yang sebenarnya dari seorang Yusuf " Ujar Andre mengompori Stella agar dia benci Yusuf dan berpaling darinya.

"Kok kamu ngomongnya gitu, sebenarnya kamu itu temannya dia bukan sih?" Sahut Stella membuat Andre terdiam sesaat.

"Aku hanya ga mau kamu bertambah sakit ketika tahu siapa Yusuf yang sebenarnya aku ga ada niatan apapun" 

"Berarti kamu tahu rahasia Yusuf?" Stella semakin penasaran dengan ucapan Andre.

"Tentu saja tahu. Aku pastinya lebih mengenal dia daripada kamu."

"Rahasia apa yang kamu tahu tentang dia? Kasih tahu ga yaa?" 

"Gila apa jika aku kasih tahu kamu sama aja aku bunuh diriku sendiri."

"Ya udah kalau kamu ga mau rekening kamu bertambah biar aku suruh orang buat cari tahu sendiri." Ujar Stella memancing Andre.

"Oke aku kasih tahu kamu, berapa yang akan kamu transfer ke rekeningku?" 

"Yah bilang dulu baru aku transfer bo**h" Stella mulai terpancing emosi.

Dion mengambil nafas beratnya. "Dia itu suka gonta-ganti pasangan, di ranjang!" Seloroh Andre membuat Stella terbelalak.

"Jangan asal ngomong kamu, jika itu tidak terbukti kau tahu akibatnya?" Stella marah seketika.

"Aku tadi udah bilang kan kalau kamu pasti ga akan percaya. Tapi terserah kamu saja. Itu kan terserah kamu percaya atau tidak urusanmu. Perlu kamu ketahui dia seperti itu karena orang tuanya yang bercerai dan sampai sekarang dia ga mempercayai keluarganya apalagi dengan Rina Mama tirinya dan Rio adik tirinya itu. Sok kamu iseng-iseng nanya sama Rio dia juga ada di kampus ini, maba jurusan manajemen bisnis."

Stella pun hanya bisa mengangguk pasrah mengingat sejarah Yusuf.

Flashback Off.

"Kenapa ya kak kok tiba-tiba tanya soal kak Yusuf?" Rio mulai curiga dengan Stella.

"Gak apa-apa kok, hanya pengen tahu saja belakangan dia sulit dihubungi." Sahut Stella beralasan.

"Oh itu dia memang lagi ga pengen diganggu apalagi semenjak aku pulang. Lebih memilih diam di kamarnya."

"Kirain dia lagi sengaja menghindari ku." 

"Kenapa ga nanya langsung aja ke orangnya malah lebih jelas daripada menduga-duga tanpa kepastian."

Tukas Rio 

"Oke. Makasih ya, kapan-kapan boleh ya mampir ke rumah?"

Rio hanya tersenyum dia menduga jika Stella salah satu korban dari keisengan kakaknya.

***

"Eh dah pulang kamu nak, sini makan siang bareng kita." Ajak Rina.

Yusuf hanya melirik sejenak kemudian berlalu ke kamarnya.

"Sudahlah Ma, ga usah dipikirkan seiring berjalannya waktu dia pasti akan tersadar dengan sendirinya." Arga menenangkan Rina.

"Tapi Pa, bagaimanapun dia juga tetap anakku. Meskipun dia membenciku sekalipun." 

"Iya aku tahu itu, kita memang harus banyak bersabar menghadapinya." Seloroh Arga dan diiyakan oleh Rina.

Yusuf menghempaskan tubuhnya di ranjang tatapan matanya masih terbayang dengan jelas begitu akrabnya Yumna dengan dosen barunya.

"Kenapa aku jadi begini." Batin Yusuf.

"Dia bisa begitu akrab dengan orang lain tapi tidak denganku." Yusuf mulai frustasi.

Drrtt..drrtt...drrt..

Diliriknya ponsel yang menyala hijau namun enggan untuk membukanya.

Drrtt..drrtt...drrt..

Dengan malas Yusuf meraih ponselnya, "Hallo, ada apa Ndre? Ganggu orang tidur aja."

"Jam segini tidur kayak bayi saja kamu Suf. Ada waktu ga yuk kita ngumpul!" 

"Aku lagi males Ndre, ajak yang lain aja ya. Aku lagi ga fokus ngapa-ngapain. Lagi pengen diem di rumah aja." 

"Wah tanda-tanda mau insaf ceritanya nih?" 

"Aku lagi benar-benar ga mood Ndre apa harus diulang-ulang terus."

"Oke baiklah kalau begitu. Met berpusing " 

Klik!

Yusuf mendengus sebal sahabatnya ga ada yang bisa mengerti tentang dirinya untuk saat ini.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status