Home / Romansa / My Mafia / Bab 4 : Gadis Aneh

Share

Bab 4 : Gadis Aneh

Author: Elsyazalea
last update Last Updated: 2021-08-16 02:18:00

Camelia menatap waspada semua hal di sekiranya. Jalan yang sepi tanpa suara manusia atau hewan ini benar-benar membuat Camelia merinding ketakutan. Biasanya tempat-tempat seperti ini banyak sekali penunggunya. Memikirkan hal menakutkan itu membuat Camelia semakin merinding. Ia berharap semoga saja tidak ada sosok menakutkan di tempat ini. 

Tiba-tiba saja mata Camelia tidak sengaja menangkap sesuatu bergerak di atas pohon beringin. Camelia terkejut dan langsung berlari ketakutan. "Huaaa papa tolongin Camelia. Ada hantuuuu paa!!" Seru Camelia berteriak ketakutan. 

Camelia terus berlari sekuat tenaganya tanpa memperdulikan kemana arah jalannya. Yang ia pikirkan adalah bagaimana caranya ia pergi dari tempat menyeramkan itu. 

Camelia berlari sambil menengok ke belakang. Memastikan jika tidak ada hantu yang mengejarnya. Dan tepat dari arah depan sebuah mobil melaju dengan cepat ke arahnya. Cahaya terang dari mobil tersebut membuat Camelia langsung memalingkan wajahnya ke depan. Dan ia terkejut melihat sebuah mobil tengah melaju cepat kearahnya. 

"Aaaaa!!!" Jerit Roselie kaget. 

Entah karena jarak mobilnya sudah dekat atau Camelia yang tidak bisa berpikir karena panik. Bukannya berlari menghindari mobil tersebut Camelia justru berjongkok sambil menundukkan kepalanya dalam. Dengan kedua tangan yang ia lingkarkan dikepalanya. 

Beberapa detik berlalu Camelia merasakan tubuhnya tidak dihantam oleh mobil tersebut. Ataupun merasakan sakit di tubuhnya. Dengan rasa takut dan penasaran ia mendongakkan kepalanya dan melihat mobil tersebut berhenti di depannya dengan jarak hanya beberapa cm. 

Camelia bernapas lega menyadari jika dia tidak jadi mati hari ini. Tuhan telah menyelamatkan!! 

Tiba-tiba terdengar suara bantingan pintu dari mobil tersebut. Lalu keluarlah seorang laki-laki dengan perawakan tinggi tegap. Laki-laki itu menatap Camelia di bawahnya dengan sorot mata tajam dan mengintimidasi. Terlihat binar kemarahan dalam manik matanya. 

Tapi bukannya takut Camelia justru berseru bahagia melihat seorang manusia berdiri di depannya. Ternyata masih ada satu manusia di tempat yang sepi ini. Pikir Camelia lega. 

Camelia lantas berdiri dan menghadap sejajar dengan sosok laki-laki tampan di depannya. Sedangkan laki-laki itu berjalan mendekat ke arah Camelia lalu menatap Camelia lebih tajam dari sebelumnya. 

"Beraninya kau... " 

"Kau tenang saja tuan. Aku tidak akan menuntutmu karena hampir menabrakku. Tapi sebagai gantinya kau harus mengantarkanku pulang ke rumah." Camelia tiba-tiba memotong ucapan laki-laki itu. Kemudian Camelia mengalihkan pandangannya ke mobil tersebut lalu tanpa permisi masuk ke mobil tersebut. 

Laki-laki itu, yang tak lain adalah Caesar. Menggeram marah melihat kelakuan tidak sopan Camelia. Setelah berani memotong kalimatnya perempuan itu justru masuk ke mobilnya tanpa izin. 

Sebelum Camelia berhasil masuk ke dalam mobil Caesar lebih dulu meraih tangan Camelia dan menariknya dengan kasar. Membuat tubuh Camelia langsung terhuyung kebelakang. 

Caesar menatap wajah Camelia dengan wajah yang sudah merah karena marah. "Beraninya sekali kau memotong ucapanku dan masuk ke mobil tanpa izin?! Apa kau ingin mati?!" 

"Kumohon izinkan aku masuk ke mobilmu. Aku ingin pulang ke rumah. Aku berjanji jika kau mau mengantarkanku pulang maka aku tidak akan menuntutmu karena hampir menabrakku." Mohon Camelia sambil menyatukan kedua telapak tangannya. 

Caesar menatap sinis pada Camelia. Perempuan itu memohon padanya tapi kalimat terakhirnya seolah sedang mengancamnya. Caesar menatap perempuan di depannya dari atas sampai bawah. Melihat penampilan perempuan itu yang berantakan. Membuat Caesar berpikir jika dia adalah seorang jalang kecil yang ingin membohonginya. 

"Cih, jalang kecil sepertimu berani mengancamku! Aku tau ini hanya trik murahanmu untuk menggodaku!" Sinis Caesar. 

Camelia langsung melotot mendengar dirinya dipanggil jalang oleh pria asing di depannya. Dengan marah ia memukul wajah Caesar dengan tas mahalnya. 

BUK!! BUK!! BUK!! 

Bukan hanya sekali Camelia memukul Caesar berkali-kali. Pukulannya bukan main-main. Karena pipi Caesar langsung tergores karena pukulan itu. 

"Beraninya kau mengatakan aku jalang! Memangnya kau siapa?! Apa kau tidak bisa membedakan mana jalang dan mana gadis baik-baik, ha?!" Marah Camelia terus memukul wajah Caesar dengan membabi buta. 

"Aku hanya tersesat dan tidak tau jalan pulang. Dasar pria menyebalkan!!" Teriak Camelia menggebu-gebu. 

Caesar yang kesal karena wajahnya tergores langsung menangkap tangan Camelia dan mendorong Camelia dengan kasar. Dada Caesar naik turun dengan cepat. Emosinya sudah berada di ubun-ubun. Dia berusaha menahan hasrat iblisnya yang ingin membunuh perempuan yang berani memukulnya itu detik ini juga. 

Baru kali ini Caesar menemukan ada seorang gadis yang berani membalas balik ucapannya dan parahnya sampai memukul wajahnya hingga meninggal luka gores. Harga diri Caesar sebagai seorang pemimpin mafia langsung turun karena berhadapan dengan gadis kecil itu. 

Seorang pria keluar dari dalam mobil. Pria itu, Ali langsung mendekati Caesar dengan perasaan cemas. Setelah melihat pertengkaran Caesar dengan gadis tersebut dia langsung bergegas keluar untuk menghentikan kemarahan Caesar yang bisa saja membunuh gadis itu. 

"Caesar, tahan amarahmu. Dia hanya gadis kecil. Aku akan mengurusnya." Ujar Ali menenangkan Caesar. 

"Katakan apa yang kau inginkan?" Tanya Ali berbicara baik-baik pada Camelia. 

Camelia yang mendengar itu bersedekap dada lalu menatap Ali dengan tajam. "Antarkan aku pulang!" Ujarnya yang terdengar seperti memerintah. 

"Jika tidak, maka aku akan melaporkan kalian ke polisi karena hampir menabrakku." Lanjutnya. 

Mendengar itu sontak membuat Caesar kembali memusatkan perhatiannya pada Camelia. Kemarahannya yang belum hilang langsung bertambah naik mendengar ucapan Camelia.

Caesar tersenyum sinis. "Oh ya? Lalu bagaimana caranya kau melapor ke polisi jika kau saja tidak tau jalannya?" 

Camelia tertegun. Benar juga. Ia tidak tau jalan pulang. Kenapa sok-sokkan mengancam akan melaporkan ke polisi?! Tapi Camelia berusaha menutupi kebodohannya dengan berdeham singkat, "Ekhm, setelah aku keluar dari tempat ini. Maka aku akan melaporkan kalian ke polisi atas kasus telah menabrak seorang gadis. Apa kalian mau masuk penjara?!" Seru Camelia galak. 

"Baiklah. Silahkan mencari jalan keluarnya lalu laporkan kami ke polisi. Aku dan temanku akan pergi dari tempat ini." Ujar Caesar dengan senyum mengejek. 

Camelia langsung panik. Jika kedua orang asing ini pergi maka sudah dipastikan dia tidak akan bisa keluar dari tempat yang menakutkan ini. Tidak, itu tidak boleh terjadi. 

Camelia menyatukan telapak tangannya dengan ekspresi memelas. "Aku mohon tuan izinkan aku masuk ke dalam mobil kalian. Antarkan aku pulang. Apa kalian tega melihat seorang gadis kecil dan polos sepertiku tersesat di tempat yang seram ini? Apa kalian tega meninggalkan gadis polos sepertiku di tempat yang menakutkan ini?" 

Caesar terbahak melihat perubahan ekspresi gadis di depannya. Bagaimana bisa dia yang tadinya seperti kucing liar yang ingin mencakarnya berubah menjadi kucing manis yang tidak ingin ditinggalkan tuannya? 

"Cih, dasar gadis aneh!" Ujar Caesar membuang muka. 

Camelia semakin takut mendengar ucapan pria itu. Ia lalu menatap pria di sampingnya yang terlihat jauh lebih baik dan manusiawi. 

"Tuan aku mohon antarkan aku pulang. Ya? Ya? Ya?" Rengek Camelia memohon pada Ali. 

Ali yang tidak tega melihatnya langsung mengangguk mengiyakan. "Baiklah. Aku akan mengantarmu pulang." 

"Yesss! Terimakasih tuan. Kau adalah malaikat penolongku." Seru Camelia senang. Ia langsung berlari ke arah mobil dengan semangat dan masuk ke dalam mobil tersebut. Diikuti oleh Ali yang juga masuk ke dalam mobil. 

Sedangkan Caesar langsung melotot kaget menyaksikan hal itu. "Ali, apa yang kau lakukan?! Kau membiarkan gadis aneh ini masuk?!" 

Ali menatap Caesar dengan ekspresi menyesal "Maaf Caesar tapi kasihan gadis itu. Aku tidak tega melihatnya sendirian di tempat yang berbahaya ini. Orangtuanya pasti mencemaskannya." Ujar Ali. 

Sialan! Umpat Caesar kesal.

Caesar memejamkan matanya kesal lalu membuka pintu mobil dan masuk. Lalu dia menutup pintu mobil tersebut dengan keras. Dia menatap gadis yang duduk di sebelahnya itu dengan sorot mata yang tajam. Tapi gadis itu justru menatapnya balik seraya tersenyum mengejek ke arahnya. 

"Dasar gadis aneh!!" Umpat Caesar kesal.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • My Mafia    Bab 17 : Perjanjian

    "Ini cek lima ratus juta. Kau bisa mendapatkannya sekarang jika menyetujui kontrak ini." "Aku tidak yakin lima ratus juta hanya untuk berpura-pura sebagai sepasang kekasih." Kenapa dia sangat pintar? Batin Camelia. Dia benar-benar tidak bisa ditipu. Baiklah, lebih baik mengatakan yang sebenarnya. Camelia menyandarkan punggungnya. "Yah, baiklah. Sebenarnya aku ingin hubungan ini berlanjut bukan hanya untuk balas dendam. Tapi karena hal lain..." Bagaimana mengatakan hal itu? Camelia ragu. Caesar menyeringai. Sudah ia duga, uang sebanyak itu hanya untuk melakukan hal konyol ini? Itu tidak mungkin. Apa yang diinginkan gadis ini darinya? "Apa yang kau inginkan?" Berdeham canggung dengan ragu Camelia menjawab, "Aku ingin kau bersikap sebagai kekasih yang baik dan emm... romantis?" "Romantis?" Bingung Caesar. Camelia menghela napas pasrah. Sepertinya ia harus menjelaskannya dari awal. Mengambil napas dalam-dalam Camelia pun menjelaskan mulai dari cita-citanya yang ingin menjadi p

  • My Mafia    Bab 16 : Cek Lima Ratus Juta

    Sore hari terasa begitu terik. Apalagi saat berada di luar ruangan yang dekat dengan jalanan aspal tempat kendaraan berlalu lalang. Tidak hanya panas tapi juga polusi yang kotor.Diatas semua itu gadis ini justru menunggu di depan cafe sambil memakan es krim rasa coklatnya. Mungkin rasa dingin pada es krim membuatnya mengabaikan terik matahari yang menyengat dan polusi yang bertebaran.Tepat disuapan terakhir, pria yang gadis ini tunggu akhirnya datang. Begitu selesai menelan suapan terakhir es krim miliknya, ia langsung mencampakkannya dengan sedikit keras di tong sampah."Sopankah anda membuat seorang gadis cantik menunggu lama di depan cafe sendirian?" Sindir Camelia."Aku sibuk," jawab Caesar singkat. Tanpa minta maaf. Tentu saja itu membuat Camelia kesal.Tapi lupakan itu, ada hal yang lebih penting yang harus ia bicarakan."Ada yang ingin aku bicarakan denganmu.""Kita bicarakan di dalam," ujar Caesar bergerak ingin masuk ke dalam cafe tapi Camelia buru-buru menarik tangannya. "

  • My Mafia    Bab 15 : Saran Alisya

    "Really?? Hanya segini pembacaku?!" Camelia berteriak frustasi melihat layar laptopnya. Ini sudah hampir setengah tahun tapi ceritanya selalu sepi pembaca. Yah sepi bukannya tidak ada pembaca maksudnya hanya puluhan orang yang tertarik membaca ceritanya. Tapi tetap saja puluhan itu sangat sedikit! "Perasaan cerita gue bagus, malahan bagus banget. Update juga nggak lama-lama banget. Tapi kenapa jumlah pembacanya sedikit begini?" Tanya Camelia bingung. Camelia mengetuk meja sembari memikirkan ceritanya. "Gue harus apa coba? Promosi? Udah. Apa lagi??" Menjatuhkan kepalanya di meja, Camelia menatap sendu tong sampah yang penuh oleh kertas-kertas. Itu semua adalah cerita buatannya yang ia ajukan kepada penerbit. Tapi satupun tidak ada yang lolos. Benar-benar menyebalkan. "Tunggu, Alisya mungkin bisa membantu." Camelia meraih hp nya dan mulai menelpon temannya. "Alisyaaa..." Bukan sapaan halo melainkan suara rengekan yang keluar. Tampaknya Camelia benar-benar putus asa. "Lo, kenapa?"

  • My Mafia    Bab 14 : Rumah Sakit

    Sepasang kekasih yang tengah bergandengan tangan itu akhirnya melepaskan tautan tangan mereka saat tiba di parkiran. Camelia berjalan mundur ke samping begitu juga dengan Caesar."Kenapa tiba-tiba rencananya berubah?" Caesar bertanya sambil bersedekap dada menatap Camelia dengan tajam.Rencana mereka Camelia akan memperkenalkannya sebagai seorang kekasih. Tapi mendadak Camelia mengganti kata-kata itu menjadi 'calon suami'. Bahkan mengatakan mereka sudah bertunangan. Benar-benar tidak seperti yang direncanakan.Camelia berdeham singkat. "Karena pria brengsek itu aku jadi tidak dapat mengontrol ucapanku. Melihat wajahnya langsung membuatku jengkel. Saat melihat tatapan cemburunya aku merasa senang lalu mengatakan kalimat itu tanpa pikir panjang," jelas Camelia sedikit gugup.Tatapan mata Caesar masih tajam. Camelia mendesah kesal melihat itu. "Mau aku bilang pacar atau calon suami, itu tidak ada bedanya. Tujuannya kan sama. Yaitu membuat pria brengsek itu cemburu.""Ngomong-ngomong, ken

  • My Mafia    Bab 13 : Calon Suami

    "Selamat atas kehamilannya, kak Jian." Deg! Semua orang yang berada di pesta terkejut mendengarnya. "KAU!" Tuan Thomas berteriak marah, "Beraninya gadis rendahan sepertimu mengatakan omong kosong seperti itu!!" Tuan Thomas mengangkat tangannya dengan tinggi bersiap menampar Camelia. "Dasar gadis rendahan!" Drep! Sebuah tangan lebih dulu menahan tangan kasar tuan Thomas. Bahkan tangan itu sekarang mencengkram tangan tuan Thomas dengan kuat. Pemilik tangan itu menatap dengan tajam dan dingin pada tuan Thomas. Aura tidak menyenangkan keluar dari tubuhnya membawa ketakutan pada sosok tua di depannya. "Mengangkat tangan pada seorang perempuan, bukankah itu kasar?" suara dingin Caesar terdengar sangat menakutkan. Siapa yang tidak akan merasa merinding saat mendengar suaranya. Ta

  • My Mafia    Bab 12 : Ucapan Selamat

    Sebuah pesta pernikahan digelar dengan megah di sebuah hotel bintang lima. Tamu-tamu undangan berbondong-bondong memasuki aula pesta. Semuanya menggunakan jas dan gaun pesta yang mewah. Berbaur dengan sesama tamu undangan yang ikut menikmati pesta. Sepasang pengantin berdiri di pelaminan sambil menyalami para tamu undangan. Sepasang pengantin itu adalah Angga dan Jian. Kedua pengantin yang baru menikah itu menampilkan senyum ramah saat menyalami para tamu undangan. Atau lebih tepatnya, hanya Jian saja yang selalu menampilkan senyum ramah dan bahagianya. Sedangkan Angga malah sebaliknya. Berusaha menampilkan senyum ramah yang justru berbanding terbalik dengan sorot matanya yang redup. Jian bukannya tidak menyadari ekspresi ganjil itu. Dia tentu saja tau jika Angga sama sekali tidak bahagia dengan pernikahan ini. Tapi, dia tidak peduli. Keegoisan hatinya untuk bisa memiliki Angga mengalahkan hati nuraninya sendiri. Apapun akan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status