Share

Bab 3 : Tersesat

"Kak Angga apa maksud postingannya kak Jian?! Kenapa kalian berdua pakai baju pengantin, ha?! Maksudnya apa?!!" Camelia berteriak marah dengan mata yang berkaca- kaca. Setelah melihat postingan itu dia langsung meninggalkan cafe dan menemui Anggara. Meminta penjelasan dari apa yang dilihatnya itu. Camelia benar-benar berharap agar itu semua salah. Anggara tidak mungkin mengkhianatinya dengan menikah dengan Jian. 

Di depannya, Anggara hanya bisa diam dengan kepala yang menunduk ke bawah. Tidak ada penjelasan yang keluar dari mulutnya. Dan itu membuat Camelia semakin marah. 

"Kak Angga jawab! Apa bener kak Angga akan menikah dengan kak Jian?!" 

Lagi, Anggara tetap diam. Camelia menarik napasnya dalam. Melihat kebisuan Anggara, dia yakin jika yang dikatakan Alisya benar. Anggara memang akan menikah dengan Jian. 

Camelia menitikkan air matanya lalu menatap Anggara. "Ternyata benar. Kak Angga memang akan menikah dengan kak Jian." Ujarnya menahan isak tangis. 

Anggara mendongakkan kepalanya. Terkejut melihat Camelia menitikkan air mata. Dadanya langsung terasa sesak melihat wajah cantik dari orang yang dicintainya kini dihiasi air mata. 

"Ca, maafin aku. Aku terpaksa menikahi Jian." Ujar Anggara. 

Bagai tersambar petir. Camelia merasa dirinya akan segera runtuh dan jatuh ke tanah. Pengakuan Anggara padanya benar-benar membuatnya merasa kecewa dan sakit hati. Tapi lebih dari itu rasa marah lah yang paling besar dihatinya. Ia merasa seperti dicampakkan begitu saja oleh Anggara. 

"Terpaksa? Apa maksudnya terpaksa menikahi kak Jian?! Kak Angga bohong! Kak Angga memang mencintai kak Jian dan pengen nikah sama dia, kan?! Kenapa harus bilang terpaksa, ha?! Kak Angga hanya nggak mau terlihat seperti seorang laki-laki brengsek yang ninggalin pacarnya dan tiba-tiba menikah dengan gadis lain!!!" Teriak Camelia dengan kemarahan yang berkobar. 

"Selama ini kak Angga bohong! Kak Angga nggak mencintai aku, kan?! Kak Angga hanya mencintai kak Jian! Selama kita pacaran kak Angga nggak bisa melupakan perasaan kakak sama kak Jian, iya kan?!! Lalu jika kak Angga memang tidak bisa melupakan kak Jian sebagai cinta pertama kakak. Kenapa kakak nembak aku, kak?! Kenapa... Hiksss... " 

Pertahanannya sudah roboh. Camelia tidak bisa menahan isakan tangisnya. Isakan itu lolos begitu saja dari bibirnya. Tanpa bisa dicegah. 

Untuk pertama kalinya, dalam hidupnya. Ia menangis sambil terisak dihadapan seseorang. Dalam ajaran papanya, ia dilarang untuk menangis seperti ini dihadapan seseorang. Karena itu akan menunjukkan kelemahannya. Tapi sekarang lihatlah! Ia menangis seperti wanita di drama indosiar yang tidak terima suaminya menikah lagi. 

"Tidak seperti itu, Ca. Aku sudah melupakan Jian lama sebelum aku mengenal kamu. Aku benar-benar mencintaimu, Ca. Sangat mencintaimu... " 

Sungguh demi apapun di dunia ini. Anggara benar-benar mencintai Camelia. Sangat mencintainya. Tapi, keadaan lah yang membuatnya harus terpaksa menikah dengan Jian. Dan membuat Camelia merasa sakit hati dan marah seperti ini. 

Camelia mengusap air matanya dengan kasar. Lalu menatap tajam ke Anggara. "Aku nggak peduli semua yang kak Angga katakan. Semua yang kak Angga katakan hanya bullshit!!" 

Camelia mengambil tasnya di meja lalu berbalik pergi dari tempat itu. Tapi tiba-tiba saja Anggara meraih tangannya. "Tunggu Camelia. Dengarkan aku dulu. Kamu harus mendengar alasan kenapa aku terpaksa menikah dengan Jian." 

Camelia menghempaskan tangan Anggara dari tangannya. "Aku nggak mau dengar apa-apa lagi. Dan mulai sekarang, kita putus!!" 

Deg!

Jantung Anggara seakan ingin copot mendengar dua kata yang keluar dari mulut Camelia. Dadanya yang tadi terasa sesak kini semakin sesak mendengar dua kata itu. 

Tidak! Ia tidak ingin putus dengan Camelia! Anggara menggelengkan kepala tidak terima. "Enggak. Sampai kapanpun aku nggak mau putus sama kamu!" Tegas Anggara. 

Camelia tersenyum sinis. "Kak Angga benar-benar laki-laki brengsek!! Sebentar lagi kakak akan menikah dengan kak Jian! Untuk apa kita masih berhubungan lagi!!" Sentak Camelia marah. 

Tapi Anggara tidak peduli. Dia kembali menggenggam tangan Camelia dengan kuat. Sekuat tenaga Camelia berusaha melepaskan cekalan Anggara dari tangannya. Tapi usahanya sia-sia saja. Anggara jelas lebih kuat darinya. 

"Aku nggak peduli! Aku hanya mencintaimu, Ca. Aku nggak peduli dengan Jian." 

"Dasar laki-laki brengsek!!" Maki Camelia. 

"Terserah kamu mau bilang apa. Aku nggak peduli. Yang perlu kamu tau aku mencintaimu, Ca. Kamu tenang aja. Setelah Jian selesai melahirkan aku akan segera menikahimu. Lalu kita akan hidup bahagia selamanya." 

Camelia terkejut mendengar kalimat Anggara. "Kak Jian hamil?" 

"Iya, Jian hamil Ca. Karena itu aku terpaksa menikahinya. Tapi tenang saja. Setelah Jian melahirkan aku akan segera menceraikannya lalu menikah denganmu." Ujar Anggara tanpa rasa bersalah. Bahkan dia tersenyum membayangkan hari dimana dia akan menceraikan Jian dan menikah dengan Camelia. 

PLAK! 

Camelia menampar wajah Anggara dengan kuat. Menimbulkan suara tamparan yang begitu besar. Camelia menatap Anggara dengan wajah yang merah karena marah. Sekarang dia bukan hanya marah pada Anggara tapi jijik sekaligus benci padanya. 

"Setelah menghamili kak Jian, kak Angga tega ingin menceraikannya dan menikah lagi!!! Dasar bajingan!! Kakak benar-benar laki-laki bajingan dan brengsek!!" 

BUK! 

Dengan kesal Camelia menendang kaki kiri Anggara dengan kuat. Dan Anggara langsung terjatuh ke tanah setelah menerima tendangan menyakitkan itu. Anggara menatap Camelia kaget dengan aksi tak terduga dari Camelia. 

Sedangkan Camelia hanya tersenyum sinis lalu berlari meninggalkan tempat itu. Anggara yang melihat Camelia pergi berteriak marah. 

"CAMELIAAAA!!!" 

***

Camelia berjalan dengan perasaan kesal dan sakit hati. Sumpah serapah terus dilontarkannya sepanjang jalan yang dia lalui. Beberapa orang di jalan menatapnya dengan tatapan bingung dan aneh melihat seorang gadis cantik sepertinya berjalan kaki dengan raut wajah yang tidak bersahabat. 

"Dasar laki-laki bajingan!!! Brengsek!!" Maki Camelia. 

"Kau membuatku seperti sampah yang dicampakkan begitu saja Anggara!!! Dasar kau laki-laki kejam!!! Aku membencimu!!!" Teriak Camelia lantang. Untung saja jalan sedang sepi. Jika tidak maka Camelia akan dianggap sebagai perempuan gila. 

Hari ini adalah hari yang buruk baginya. Hari ini ia benar-benar merasa seperti gadis yang sudah dicampakkan oleh kekasihnya! Anggara tega sekali mengkhianatinya dengan menghamili Jian. Lalu Anggara dengan tanpa berdosanya memaksanya untuk tetap melanjutkan hubungan mereka disaat dia akan menjadi suami orang. 

Yang benar saja! Camelia tidak akan pernah mau menjadi selingkuhan Anggara!! 

Camelia tidak sudi memiliki hubungan dengan laki-laki sebrengsek Anggara!! 

Camelia menyesal telah menerima Anggara menjadi pacarnya!! 

Dan Camelia menyesal mengakui jika Anggara adalah mantannya!! Sangat malu rasanya mengingat laki-laki brengsek itu dulunya adalah mantan pacarnya!! 

"Cih, apa kau pikir aku menerimamu menjadi pacarku karena aku mencintaimu?! Tentu saja tidak! Aku menerimamu karena aku tidak tega padamu! Jika aku tau kalau kau akan mencampakanku seperti ini. Lebih baik aku menolakmu dan mempermalukan dirimu dihadapan seluruh kampus!!" 

Yah, Camelia sebenarnya tidak pernah mencintai Anggara ataupun menyukainya. Camelia hanya merasa tidak enak pada Anggara yang selalu mengejar dirinya selama 1 tahun di kampus. Walaupun Camelia terus-terusan menolak Anggara tapi Anggara tetap bersikeras mengajarnya. 

Puncaknya, saat hari dimana Anggara tiba-tiba menembaknya di tengah lapangan. Disana semua penghuni kampus berkumpul dengan heboh menyaksikan Anggara menembak dirinya. Saat itu Camelia merasa tidak tega menolak Anggara dihadapan semua orang. Anggara pasti akan merasa sangat malu. Karena itulah, Camelia menerima pernyataan cinta Anggara dan menjadi pacarnya. 

Camelia pikir tidak ada salahnya menerima Anggara sebagai pacarnya. Karena Camelia tau jika Anggara adalah laki-laki baik dan bertanggung jawab. Tapi, mengingat bagaimana sikap Anggara saat kejadian sore tadi membuat Camelia merasa jijik dan marah. 

Karena larut dalam kemarahan dan kegalauannya Camelia tidak sadar jika dirinya berjalan di jalan yang sepi dan gelap. 

"Lihat saja! Aku akan membuat perhitungan padamu!! Aku akan datang ke pesta pernikahan kalian dan... eh?" Camelia tersadar jika ia sudah salah jalan. Dia terkejut melihat tempat di sekitarnya yang gelap dan sepi. 

"Eh ini dimana? Kok jalannya tiba-tiba sepi? Aku dimana?!" Tanya Camelia panik. 

Dia celingak-celinguk mencari kendaraan atau orang-orang yang mungkin berjalan disekitar sini. Tapi nihil. Tidak ada siapapun dijalan yang sepi. 

Hari sudah malam. Dan gadis cantik sepertinya malah berkeliaran di jalan yang sepi. Camelia tidak takut jika ada begal ataupun penjahat disini. Tapi yang dia takutkan adalah hantu! 

"Huaaa papa.... Camelia takut!!" Ucap Camelia ketakutan. Dia tidak membawa ponsel. Ponselnya ada di mobil jemputannya. Karena kesal dengan kejadian sore tadi bersama Anggara. Dia lupa jika mobil jemputannya sudah menunggunya. 

Bagaimana ini? Apa yang harus dilakukan Camelia? 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status