Share

Kehangatan

Happy Reading

Baru kali inilah selama kuliah Alya dijemput oleh sopir yang siap mengantarkannya kemanapun, seminggu yang lalu Alya baru saja pindah kosan ke per komplekan apartemen yang cukup besar serta sangat nyaman.

"Pak Alya mau ke toko buku dulu," ujar Alya yang ingin membeli buku pelajaran penting yang harus Ia kuasai semester ini.

"Tuan langsung meminta pulang nona," tolak laki-laki ini membuat Alya menghela napas akhir-akhir ini mengapa Ia bingung dengan apa yang diinginkan Adam.

"Yaudah tidak apa-apa." sesampainya di apartemen sebelum turun Alya dipanggil oleh pak supir.

"Ini nona es krimnya." seketika Alya tersenyum kembali moodnya jadi sehat lagi.

Alya langsung masuk ke apartemen betapa terkejutnya dia ketika masuk ke dalam ruang belajar.

"Waw," pekik Alya terkejut melihat ruang belajarnya yang pagi tadi masih polos sekarang sudah ditata dengan rapi lengkap bersama buku-buku yang Ia inginkan.

Ntah arsitektur dari mana yang menyusun ini Alya yakin Adam sudah menyiapkan jauh sebelum Alya harus pindah ke sini.

Alya mengambil ponselnya lalu memfoto ruangan tersebut mengirimkan pada seseorang.

"Keren banget ruang belajar Lo," ujar seseorangdi ujung telepon, terdengar dari suaranya yang mengartikan keinginan pula.

Alya terkekeh renyah sambil memakan es krim miliknya.

"Hahahaha makin betah Gue di sini."

"Nikmatilah Alya," ujar gadis itu yang sedang mengelus kepala seorang laki-laki sambil memainkan ponsel.

"Btw Lo nggak ngampus tadi?" tanya Alya yang seharian ini tidak melihat gadis itu ada di di kampus.

"Gue lagi ada kegiatan di luar kampus Alya," balasnya kemudian usai berkomunikasi mereka pun mengakhiri telepon bersamaan dengan itu pula Alya mendapatkan pesan dari bodyguard Adam.

"Silahkan ambil pesanan makanan di pintu setelah makan dan belajar segera tidur." Alya tanpa membalas Ia pun keluar sesuai pesan tersebut.

"Terima kasih," ujar Alya mengambil pesanan lalu langsung ke dapur.

"Kerjaan Gue cuma begini?" tanya Alya bingung hampir tiga minggu Ia menandatangani perjanjian tersebut tapi, kehidupannya berubah seperti ini. Kuliah diantar dan dijemput, belajar, makan di di pesankan tidur yang cukup. Alya merasa Ia menjadi sehat di sini.

Semua kebutuhannya terpenuhi dan tubuhnya semakin sehat sebab makanan yang dipesankan kaya akan kandungan gizi. Alya juga belum bisa bertemu dan berkomunikasi dengan Adam ntahlah laki-laki ini sangat misterius.

****

"Apakah Ia menuruti semua perintah?" tanya laki-laki yang sedang berdiri di depan kaca besar ruangan gelap tersebut.

"Iya Tuan semua yang gadis itu perlukan juga tersedia." laki-laki itu kemudian langsung memintanya keluar dan Ia pun memeriksa CCTV yang tersembunyi di ruang apartemen Alya jadi walaupun Ia tidak bertemu dengan gadis ini secara langsung Adam tau setiap aktivitas yang dilakukan Alya.

Ia juga sudah menyiapkan dan menyarankan Alya untuk berganti pakaian di walk in closet sehingga ketika gadis itu berganti pakaian Adam tidak bisa melihatnya. Adam tidak mau terburu-buru sebab Ia tidak ingin membuat Alya ketakutan dan menganggap dirinya murah. Pendekatan dengan gadis seperti Alya harus dengan perlahan.

Bersama dengan itu pula Adam sedang dikenalkan oleh seorang gadis cina yang diinginkan orang tuanya. Laki-laki berusia sudah matang ini sangat sulit memutuskan suatu hubungan, Ia tidak ingin terlibat dalam hubungan yang serius untuk itu mengapa Ia memilih memutuskan pertunangan.

Ditengah kegelapan Adam Ia melihat Alya tertidur dengan lelap sepertinya sangat nyaman ketika bisa tidur di sampai gadis ini dengan dipeluknya hangat. Alya selalu tidur mengenakan selimut tebal jika berada di ruangan ber AC.

Malam ini Adam hanya ingin melihat Alya secara langsung Ia pun bergegas turun turun dari lantai atas menuju ke apartemen Alya, Ia sangat merindukan gadis ini tidak bisa hanya melihatnya dalam sebuah layar.

Sesampainya di sana Adam langsung masuk kamar dengan pelan melepaskan sepatu dan juga jasnya kemudian langsung bergabung dengan Alya, gadis yang sudah terlelap itupun tidak akan sadar jika ada Adam di sini. Memeluknya dari belakang dengan sangat hangat.

Kini Adam merasakan tubuh aroma strawberry yang membuatnya candu, Adam memeluk Alya seraya menenggelamkan kepala gadis ini di dadanya. Mereka kemudian terlelap.

*****

Alya menggerakkan tubuhnya ketika bangun di pagi hari saat alarmnya sudah berbunyi, sambil menguap Ia pun membuka mata masih dengan mengumpulkan nyawa Alya merasa tidurnya semalam sangat nyenyak dan Ia bermimpi Adam tidur di sebelahnya.

Alya mengelus tempat tidur di sampingnya dan menghirup aroma tubuh Adam tapi, Ia tidak menemukan laki-laki ini.

"Hmm..." Alya pun bangkit kemudian menuju kamar mandi.

"Lo yakin Dia nggak nginap di apartemen semalam?" tanya Nesya pada Alya yang menompangkan dagu di atas meja.

"Nggak...kayaknya Gue ngehalu deh," keluh Alya bingung sendiri pasalnya Ia pun tidak tau bagaimana ceritanya bermimpi Adam semalam.

"Lo mungkin akhir-akhir ini kepikiran dia."

"Gimana nggak kepikiran kalau setiap hari ada aja yang dia lakukan untuk Gue sya," ujar Alya bingung sendiri masalahnya juga Adam ini tidak memperlihatkan batang hidungnya semenjak Alya menyetujui perjanjian tersebut.

Hanya satu kali itulah mengapa seorang Adam sangatlah misterius, membuat Alya bingung sekaligus kacau seperti ini.

"Lo mau ketemu Dia? bukannya aman kalau dia nggak ada di dekat Lo," ujar Nesya yang ada benarnya juga.

Bukankah aman bagi anak remaja berusia 18 tahun tersebut jauh dari pria dewasa, aduh Alya sangat kepikiran dengan ini masalahnya seperti nyata sentuhan Adam di tubuhnya semalam dan Alya menginginkannya lagi.

"Arghh...kenapa Gue jadi kacau kayak gini," rengek Alya membuat Nesya terkikik geli.

Tidak biasanya gadis ini berperilaku seperti ini dan seperti yang dipikirkan Nesya Alya pun bingung dengan dirinya sendiri.

"Lo harus menyiapkan mental Lo dari sekarang kalau sewaktu-waktu ketemu dengan Dia," saran Nesya kembali menyadarkan sifat asli dari presdir tersebut.

"Lo masih aman kalau belum ketemu sama dia," lanjut Nesya kembali dan itu membuat Alya berpikir lagi dan lagi.

Mereka berdua pun menghabiskan berjam-jam untuk apa yang harus Alya lakukan ketika Adam tiba-tiba ke tempat dirinya atau ketika laki-laki itu menginginkan sesuatu.

Peraturan pertama Alya tidak bisa menolak atau mencegahnya dengan cara yang sangat halus hingga tidak terlihat oleh Adam. Tapi, jika Alya sudah siap tidak masalah.

Pasalnya Alya pun sudah lebih dari 17 tahun artinya sudah cukup usia. Dilain tempat Adam sedang sibuk dengan persiapan launcing produk terbaru yang akan di luncurkan awal bulan ini, menjadi Presdir membuatnya cukup sibuk hingga lupa akan apa kebutuhan seorang laki-laki. Adam tidak pernah ada pikiran kotor yang memenuhi kepalanya sebab setiap hari Ia diisi dengan pekerjaan.

Sebaliknya Alya yang akhir-akhir ini justru kepikiran dengan apa yang dikatakan Nesya, Alya pun ntah memilih apa di dalam ruang gantinya yang sudah dua jam ini Ia jelajahi.

"Merah atau hitam ya," ujar Alya yang bahkan melupakan jam makannya.

"Tuan Nona Alya belum makan?"

"Kenapa?"

"Tidak tau Tuan, kurir sudah satu jam lebih menunggu di pintu."

Adam pun memeriksa ponselnya yang tidak menemukan Alya di setiap ruangan kecuali ruang ganti.

"Telepon dia sekarang atau saya akan menghukumnya," ujar Adam dingin Ia tidak tau saja apa yang Alya lakukan di dalam ruangan tersebut.

****

Thanks guys

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status