Share

Kepikiran

Happy Reading guys

Perempuan itu tidak mau ribet, Dia ingin sesuatu yang simpel dan mudah salah satunya mengurus keuangan. Banyak sekali perempuan yang tidak mengetahui manajemen keuangan atau manage financial, beberapa tidak tau sama sekali cara mengeluarkan uang dengan baik.

Menjaga emosional tetap aman ketika dihadapkan dengan uang puluhan dolar, salah satunya adalah mahasiswa yang sangat minim pengetahuan tentang mengelola keuangan. Pengeluaran banyak tapi, mereka tidak pernah mencatat hal tersebut alhasil uang yang masih diberikan orang habis ntah kemanapun.

Tapi, mahasiswi sekarang sudah banyak yang cerdas untuk memenuhi kebutuhan mereka yang terbilang cukup membeludak mereka harus kerja part time atau freelance sayangnya tak semua mahasiswa bisa mendapatkan pekerjaan tersebut alhasil mereka memilih jalan yang cukup simpel yaitu menjadi sugar baby.

Alya terus bertopang dagu ketika Nesya sedari dua jam tadi duduk di hadapannya menjelaskan kronologi tawaran dan kejadian yang dialaminya secara jujur.

"Please ya Ya...Dia tuh bukan suami orang kok setau Gue," kata Nesya lagi memegang tangan Alya jika tau begini Alya tak akan memenuhi panggilan Nesya saat menelponnya tadi.

"Gue nggak tau harus gimana lagi," keluh Nesya hati Alya yang baik nan lugu ditambah people pleaser.

"Tapi...Gue nggak bisa Sya." Alya takut orang tuanya sampai tau dan Ia akan dicincang tapi, jika seperti ini Alya pun tidak enak hati dengan Nesya.

Ntah bujukan dari mana melihat wajah memelas Nesya pun Alya mengiyakan untuk mau bertemu dengan laki-laki yang dibicarakan Nesya ini.

"Tapi please Lo jangan bahas ini ya Alya."

"Kok Lo takut banget sih," ujar Alya pusing sendiri Nesya hanya mengerucutkan bibirnya saja.

****

Sepulang dari kampus Alya tak langsung pulang ke kosan melainkan ke kedai es krim terlebih dahulu untuk membeli satu kon es krim kemudian melanjutkan ke sebuah perpustakaan yang ada di kota, jika sedang banyak pikiran Alya memang harus mencari bacaan yang bisa membuatnya berpikir tenang sejalan dengan apa yang sedang Ia pikirkan.

"Aku tidak pernah tau kehidupan ini seperti apa hingga Aku tau bahwa kehidupan kampus bukan hanya tentang belajar lebih dewasa melainkan belajar menjadi pelajar sekaligus pemain di atas ranjang." Alya membaca paragraf novel terjemahan Italia karya salah satu pengarang yang diidolakannya.

Gadis itu terus membaca paragraf demi paragraf sampai Ia menemukan kalimat yang membuatnya sedikit terenyuh.

"Klasik sekali ketika kita menginginkan milik orang lain menjadi milik kita seutuhnya, cinta tidak bisa disamakan dengan nafsu belaka. Aku yakin Ia juga memiliki perasaan lebih dari hanya sekadar birahi."

"Nona Alya?" ujar seseorang membuat Alya yang fokus membaca terkejut.

"Iya...anda siapa?" tanya Alya langsung beringsut menjauh dan melihat ke sekeliling yang sudah sepi.

"Perpustakaan sudah mau tutup nona," ujar laki-laki tersebut membuat Alya menghela napas sedikit lega Ia pikir laki-laki ini siapa.

Gadis itupun berdiri dan tersenyum langsung meletakkan kembali buku yang Ia baca dan berucap terima kasih sembari keluar dari perpustakaan.

Di luar ternyata hujan turun dengan deras gadis yang masih memakai heels tahu berwarna putih itupun hanya melihat ke sekeliling Ia tidak bisa berjalan bersama sepatu putih kesayangannya ini dengan hujan yang cukup deras.

Sambil menunggu hujan reda Alya pun membuka aplikasi baca kembali mencari buku tersebut secara online tapi, Ia tidak menemukannya justru menemukan sebuah artikel yang berhubungan lagi.

****

"Baby...apa yang Kau pikirkan," ujar laki-laki yang sedang berada di bawah Nesya tanpa mengenakan sehelai pakaian pun di luar sedang hujan nikmat sekali mereka memandu kasih di dalam ruangan dengan menghangatkan satu sama lain.

"Aku sedang memikirkan sahabatku," balas Nesya tak fokus melayani laki-laki ini. Bukannya marah laki-laki inipun memeluk tubuh Nesya kemudian ikut duduk.

"Ceritalah," katanya lagi. Nesya selalu dibuat terkejut dengan perilaku dan sikap dari laki-laki ini yang bisa sekali menenangkan dirinya dan hadir dikala Ia membutuhkan.

Nesya pun langsung bercerita kronologi apa yang terjadi tanpa melibatkan Adam sebab Ia tau bahwa Adam dan sugar daddy-nya ini merupakan kolega bisnis.

"Kau tidak perlu khawatir, Kau akan selalu aman,"ujarnya mengelus kepala Nesya sembari terus memaju mundurkan tubuhnya menikmati sentuhan hangat miliknya dengan miss v gadis ini.

****

Hampir seminggu ini Alya tidak fokus belajar Ia harus memutuskan apa yang sudah Ia pikirkan ini, gadis itupun beranjak keluar dari kamar kosan menuju sebuah tempat yang sudah diberikan oleh Nesya.

Di perjalanan Alya memegang tangannya erat-erat semoga setelah melihat aslinya Alya laki-laki ini tidak ada minat, Alya hanya mengenakan pakaian biasa yang tertutup memakai jeans dan kemeja putih oversize. Dan tidak memakai make up sedikitpun kecuali lip balm.

"Sudah sampai nona," ujar sopir grab car yang dipesan Alya tadi.

Sebuah gedung perusahaan yang tidak semua orang bisa memasukinya tapi, mereka tau apa isi gedung ini hanya dari artikel-artikel yang bertebaran setiap hari.

Alya langsung diarahkan oleh resepsionis dibantu dengan satpam yang bertugas sesampai di lantai atas gedung ini Alya diantar oleh laki-laki berpakaian serba hitam. Alya hanya menurut kemudian diminta duduk oleh laki-laki ini, di depan seorang laki-laki yang sibuk dengan komputernya. Tidak sampai dua menit komputer tersebut dialihkan sehingga tidak mengganggu laki-laki ini untuk berbicara dengan lawannya.

Alya diperhatikan dari ujung kaki hingga ujung kepala membuatnya risih sendiri dan ingin menutupi tubuh dengan tas tapi, tidak enak sekali. Bersamaan dengan itu pula Alya terheran-heran bahkan laki-laki ini tidak ingin memperkenalkan dirinya sendiri lantas Alya pun bertanya.

"Lantas kenapa Kamu mencari sugar baby?" pertanyaan Alya itupun membuat senyum sarkas di wajah Adam.

Laki-laki berperawakan gagah itupun meminta bodyguardnya keluar. Kini hanya ada Alya dan Adam. Mereka saling menatap satu sama lain dengan kedua mata yang tidak berkedip menantang siapa yang akan kalah dalam hal ini.

Alya memperhatikan Adam yang berdiri kemudian melingkari kursinya bersama dengan aura mendominasi.

"Aroma Kau sangat nikmat," bisik Adam membuat Alya ingin berdiri tapi, Ia sudah lebih dulu memegang pundak gadis ini untuk tetap duduk.

"Saya sudah lama menunggu Kau," ujar Adam lagi membuat gelengan kepala pada Alya.

Ingin sekali mencibir laki-laki ini yang membuatnya muak, langsung saja to the point apa maunya.

"Dasar laki-laki." Alya keceplosan mengatakan hal ini.

Sambil tersenyum Adam pun tertawa.

"Hahahaha." Ia pun sedikit menjauh dari tubuh Alya mengambil secarik amplop berukuran A4 dan langsung mengeluarkan isinya.

"Silahkan dibaca!" perintah Adam Alya sedikit takut mengambil kertas tersebut tapi, Ia pun akhirnya membaca sampai selesai dan semuanya membuat Ia menggeleng.

"Menjadi penurut dan semua yang diinginkan akan terwujud." baca Alya sampai akhir dalam otaknya kenapa tidak ada pembahasan tentang ranjang malah lebih ke peraturan yang tidak berlaku.

"Setuju?" tanya laki-laki ini berdiri bersandar di meja depan Alya.

Gadis itu masih ragu untuk mengiyakan atau tidak. Pasalnya Ia ragu tapi, tidak masalah untuk mencobanya toh juga tidak ada pembahasan yang aneh-aneh.

*****

Thanks guys

Komen guys

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status