Share

Bab 18

Chin Hwa menebar senyuman ramah penuh pesona kepada para awak media itu.

“Tuan Song, malam ini Anda datang tidak sendiri,” ujar seorang wartawan, memulai sesi wawancara. “Apakah itu artinya Anda akan segera mengakhiri masa lajang Anda?”

Senyuman Chin Hwa semakin lebar mendengar pertanyaan yang sangat menjurus itu. Hatinya mendadak berdebar. Diliriknya Qeiza yang tegak mematung di sebelahnya.

Ekspresi gadis itu terlihat datar sehingga menyulitkan dirinya untuk mereka-reka bagaimana perasaan Qeiza sehubungan dengan pertanyaan yang agak tidak mengenakkan itu.

“Ah, masalah itu … lihat bagaimana nanti saja,” jawab Chin Hwa. “Sekarang masih terlalu dini untuk mengungkapkan segalanya.”

“Sedikit saja, Tuan Song!” pinta jurnalis lainnya. “Setidaknya beri kami sedikit bocoran yang menyenangkan.”

Muka Qeiza mulai berubah. Terkurung di tengah gerombolan kuli tinta tak ubahnya bagai terjebak dalam jaring laba-laba. Sulit sekali untuk melepaskan diri.

Tatapan tajam Chin Hwa segera menyadari perubaha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status