Hai sobat readers, Baca juga karya author lainnya ya; Lelaki yang Terbuang, Istri Sebatas Status, dan Lelaki Dua Wajah. Terima kasih ....
TOK! TOK! TOK!โSiapa?โ tanya Ansel dari dalam kamar.Dia sedang merapikan penampilannya di depan cermin. Hari ini dia ada janji akan bertemu dengan kolega bisnisnya untuk membicarakan proyek kerja sama mereka.โIni aku, Xander.โโMasuk!โXander masuk ke kamar Ansel segera setelah mendapat izin. Sejenak dia mematung tiga langkah dari Ansel.โAda apa?โ tanya Ansel, melirik Xander dari pantulan cermin. โKau terlihat gugup."โIโitu โฆ.โ Xander menyahut ragu. Membuat alis Ansel bertaut. Namun, tangannya tetap saja bekerja memasang dasi pada leher kemeja putihnya. โKau menemukan catatan hitam tentang kolega yang akan kita temui?โXander melambaikan kedua tangannya. โTidak. Bukan itu.โโLalu, kenapa kau terlihat gelisah?โAnsel telah menyelesaikan dandanannya dan berjalan menghampiri Xander. Matanya menyipit ketika dia melihat map di tangan Xander.โAku mau menyerahkan ini,โ ujar Xander, menyodorkan map itu kepada Ansel.โApa ini?โโGugatan cerai dari Nona Qeiza.โMulut Ansel mencebik sinis
Lupakan segala kenangan buruk dan fokuslah mengejar mimpimu!***Seorang lelaki dengan postur tubuh di atas seratus delapan puluh sentimeter menunggu di pintu keluar. Kulitnya putih berseri. Seulas senyuman menawan terukir di bibirnya begitu melihat Qeiza muncul dari pintu itu sembari menarik sebuah koper.Lelaki tersebut berlari menyongsong sosok yang dinantikannya. Sebelah tangannya gesit mengambil alih koper dari pegangan Qeiza.โAku senang kau akhirnya memutuskan untuk bergabung bersamaku, Ae Ri,โ ujarnya.Wajahnya tampak kian bercahaya dengan senyuman yang tak pernah lepas dari bibirnya.Qeiza memperhatikan sosok yang berjalan di sampingnya lewat lirikan sudut matanya. Lelaki itu memakai setelan casual berupa celana berwarna gray dan kemeja putih berbahan lembut dengan lengan yang digulung hingga ke siku. Mempertontonkan otot kekar pemiliknya.Qeiza tidak pernah menduga ia akan seberuntung itu. Dianugerahi seorang kakak laki-laki bernama Dae Hyun. Ketampanan Dae Hyun selalu mengin
โYa, untuk sikap burukku pada awal kehadiranmu dalam keluargaku.โ Dae Hyun menatap lekat wajah Qeiza.โAku tahu, saat itu aku terlalu kekanak-kanakan dan mungkin juga sedikit picik.โQeiza tersenyum manis lewat tatapan matanya. โKau tidak perlu minta maaf,โ jawabnya. โSemua orang mungkin akan bersikap sama mengenai hal itu.โโKau tidak dendam?โ tanya Dae Hyun. Sulit dipercaya bahwa Qeiza ternyata tidak menaruh dendam kepadanya.Qeiza menggeleng. โAku justru sangat berterima kasih, Oppa,โ aku Qeiza. โSejak kecil aku tidak punya siapa-siapa, lalu tiba-tiba saja memiliki orang tua dan kakak yang luar biasa.โQeiza menatap hangat wajah Dae Hyun. โItu anugerah terindah yang Tuhan beri untukku.โMendadak hati Dae Hyun merasa miris. Sekelumit sesal menikam ketenangannya. Dia sungguh menyesal karena pernah menolak kehadiran gadis itu di dalam keluarganya.Penolakan itu menjadi penyebab dalam peningkatan frekuensi kepulangannya ke Korea. Hampir setiap musim dia mengunjungi orang tuanya. Bukan k
Terlalu sering menoleh ke belakang hanya akan membuatmu jatuh.***โBiarkan dia bekerja untukku!โSeorang lelaki menerobos masuk dan menyela wawancara kerja Qeiza. Dia berjalan menghampiri si pewawancara dan membaca sekilas data diri Qeiza, lalu mengangguk mantap.โTapi ini menyalahi prosedur penerimaan karyawan baru, Monsieur!โโSalahnya di mana?โ protes lelaki itu. โDia sudah mengajukan lamaran dan perusahaan telah memanggilnya untuk ikut wawancara.โโKita butuh desainer yang sudah berpengalaman, Monsieur!โโDia akan punya pengalaman kalau kita memberinya kesempatan.โLelaki itu menatap serius pada Qeiza. โApa Anda mau menjadi asisten pribadiku dan mengikuti masa training selama tiga bulan?โ tanyanya. โTentunya dengan gaji yang sedikit lebih kecil dari karyawan lainnya.โSemangat Qeiza yang tadi sempat mengendur kembali bangkit dan bergelora. Dia memasang senyum terindah yang dimilikinya.โTentu saja, Monsieur,โ sahut Qeiza. โTidak masalah.โLelaki itu menepuk pelan pundak kiri si pe
Ingatan Qeiza segera melayang pada sebuah ajang bergengsi yang pernah ia ikuti. Kontes mendesain pakaian musim semi yang disponsori oleh salah satu perusahaan fesyen ternama negeri ginseng.Dia memang tidak berhasil menjadi juara satu lantaran ia baru saja berada di tahun pertama, tetapi setidaknya dia patut bangga bisa menjadi pemenang ketiga. Sementara lelaki yang duduk di depannya ini keluar sebagai pemenang pertama.โMaafkan aku!โ kata Qeiza. โAku tidak menyangka kita akan bertemu lagi.โโHahaha โฆ ternyata dunia ini begitu sempit, bukan?โโIya. Senang bisa bertemu lagi.โSemenjak menjuarai kompetisi itu, Qeiza memang sempat beberapa kali terlibat dalam proyek yang sama dengan Chin Hwa dan mereka cukup kompak.โAku langsung mengenalimu saat melihatmu di meja resepsionis tadi,โ aku Chin Hwa. โSangat menyedihkan, ternyata kau telah melupakan aku.โChin Hwa pun tertawa sumbang untuk menutupi perasaan canggungnya. Dia merasa sedikit malu dan tak berarti karena dilupakan begitu saja oleh
Tatapan mata dapat melesatkan panah asmara menyamai kecepatan cahaya atau bahkan lebih cepat lagi.***โPastikan semua desainnya sempurna, Ae Ri! Tanpa cela sedikit pun.โ Chin Hwa kembali mengingatkan Qeiza.โAku sudah mengeceknya berkali-kali,โ sahut Qeiza.Chin Hwa masih sibuk memeriksa dokumen yang akan dibawanya. Dia harus benar-benar yakin bahwa tidak ada satu pun yang terlupa.โBy the way, apa orang yang akan kita temui termasuk seseorang yang sangat perfeksionis?โQeiza tak mampu menahan rasa penasarannya. Meskipun baru seminggu ia bersama Chin Hwa, minimal delapan jam sehari, dia melihat lelaki itu adalah sosok yang tenang dan sangat pandai mengontrol ritme kerjanya. Tidak pernah tergesa-gesa seperti ini.Chin Hwa menjeda aktivitasnya. Dia berdiri dan menatap Ae Ri dengan mata sedikit menyipit.โApa aku belum memberitahumu mengenai orang yang akan kita temui?โQeiza menggeleng. โKurasa belum,โ jawabnya.โSorry. Seharusnya aku memberitahumu lebih awal.โ Chin Hwa merasa sedikit b
DEG! DEG!Ansel merasakan jantungnya berdetak cepat. Mata hazel milik wanita yang duduk di sebelah kiri Chin Hwa itu terlihat sangat hidup dan bersinar. Belum pernah ia melihat bola mata sehangat dan seceria itu. Membuat hatinya ikut menghangat dan menjadi lebih bersemangat.โBoleh aku lihat desainnya, Nona โฆ.โAnsel terdiam. Tiba-tiba ia menyesal karena tadi tidak terlalu menaruh perhatian pada perkataan Chin Hwa tatkala lelaki itu memperkenalkan asistennya itu.โKim Ae Ri,โ kata Chin Hwa, mengingatkan Ansel.โAh, ya. Boleh kulihat desainnya, Nona Kim?โAnsel mengulang permintaannya. Matanya yang nyaris hitam kelam dan terkesan misterius itu tak lepas dari wajah cantik Qeiza.โTentu saja, Tuan,โ sahut Qeiza, menyerahkan tabung berisi desain yang masih dipegangnya.Ansel menelan saliva-nya. Bibir mungil nan merah itu sungguh terlihat sangat menggoda saat bergerak mengucap kata. Bahkan, suara wanita itu terdengar amat seksi di telinganya.Selama beberapa waktu Ansel memfokuskan perhatia
Hidup itu penuh tantangan, hadapi saja walau dengan sangat terpaksa.***โAku tidak mengerti apa yang Anda bicarakan, Tuan Song,โ sanggah Ansel. โAku hanya ingin memastikan semuanya berjalan lancar.โAnsel memasang wajah dingin dan acuh tak acuh, seperti tak butuh. Memandangi Chin Hwa dan Qeiza silih berganti.โJika masih ada yang ingin diubah, bukankah akan lebih cepat kalau Nona Kim berada di kantor yang sama denganku?โ tanyanya. โAku tidak perlu repot-repot menghubungi Anda dan dia tidak perlu bersusah payah, bolak-balik ke sana kemari dengan tujuan yang sama. Cukup simpel, bukan?โAlasan yang dikemukakan Ansel terdengar logis sehingga Chin Hwa dan Qeiza sama-sama dibuat tak berkutik. Meskipun hati keduanya masih diliputi keraguan, mereka tidak layak untuk menuruti prasangka buruk itu.โAtau โฆ jangan-jangan desain ini bukan hasil karya Nona Kim?โ tuding Ansel, sengaja menyerang ego dan harga diri rekan bisnis di depannya itu, terutama Qeiza.Qeiza mengepal erat kedua tangannya. Dia
Hati Qeiza berdebar-debar. Ini adalah malam pertamanya dengan Dae Hyun. Dia salah memilih waktu untuk mandi. Seharusnya dia membersihkan diri lebih awal, bukan selepas isya begini. Ah, kalau saja dia tidak ketiduran karena kelelahan. โTapi, kitaโโ Sanggahan Qeiza terputus lantaran Dae Hyun telah membungkam mulutnya dengan lumatan lembut. Qeiza gelagapan. Detak jantungnya semakin berpacu. Dia baru saja kehilangan ciuman pertamanya. Terdengar konyol memang. Di saat teman-teman seusianya sudah kaya dengan pengalaman tentang hubungan lawan jenis, Qeiza malah belum tahu apa-apa. Dia buta akan segala hal tentang cinta. Fokusnya hanya mengejar mimpi untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Wajahnya memerah ketika Dae Hyun memberinya kesempatan untuk bernapas. Pipinya memanas karena malu, tetapi dia juga sangat menyukai sensasi rasa yang diperkenalkan Dae Hyun kepadanya. โApa itu tadi ciuman pertamamu?โ Dae Hyun kaget mendapati Qeiza masih sangat kaku. Wanita itu tak merespons perlaku
โKau cantik sekali, Sayang โฆ.โ Sorot mata Nyonya Kim memancarkan bias kekaguman dan rasa bangga akan status baru Qeiza sebagai menantunya. โDae Hyun sangat beruntung mendapatkanmu sebagai istri.โ โEomma โฆ.โ Qeiza tersipu malu. Tamu undangan sudah membubarkan diri. Kini tinggallah keluarga Tuan Kim. Bersiap untuk meninggalkan aula pernikahan itu. Tuan Kim menepuk pundak kiri Dae Hyun. โAe Ri sekarang sepenuhnya menjadi tanggung jawabmu.โ โTentu, Appa. Aku janji akan menjaga dan membahagiakannya.โ Dae Hyun meyakinkan Tuan Kim disertai tangannya yang refleks merangkul pinggang Qeiza. Sebuah mobil pengantin bergerak pelan dan berhenti tepat di hadapan Dae Hyun dan keluarganya. โPergilah!โ ujar Nyonya Kim ketika Qeiza pamit dengan pandangan mata. Dae Hyun segera menggandeng tangan Qeiza, siap berjalan menuju mobil. Ansel menepuk pundak Xander. Memaksa lelaki itu berhenti saat dia melihat Qeiza dan Dae Hyun semakin dekat ke mobil mereka. Buru-buru Ansel turun dari mobil dan berlari
Pupil mata Dae Hyun membesar melihat penampilan Qeiza. Memancarkan kehangatan cinta dari lubuk hati. Ribuan kupu-kupu seperti beterbangan di perut Dae Hyun ketika Qeiza tiba di dekatnya. Nyonya Kim mengarahkan gadis itu untuk langsung duduk tanpa menoleh kepada calon suaminya. Dae Hyun bergegas ikut duduk di sisi kanan Qeiza. Penghulu siap mengulurkan tangan kepada Dae Hyun untuk memulai prosesi ijab kabul. Dengan keringat bercucuran, Dae Hyun menyambut uluran tangan penghulu. Qeiza sengaja tak menghubungi pamannya dengan alasan jauh. โSaya terima nikah dan kawinnya Anindira Qeiza Pratista binti Pratista Bumantara dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.โ โSaaah!โ Helaan napas lega dan teriakan kata sah bergema memenuhi aula pernikahan tersebut setelah Dae Hyun berhasil melafalkan ucapan kabul tanpa hambatan. Tangan-tangan dari jiwa para perindu rida Allah segera menadah ke langit begitu penghulu memimpin doa. Dae Hyun dan Qeiza memutar tubuh agar saling berhadapan. Detak jantun
โKenapa kau terobsesi sekali sama aku?โ โAku tergila-gila padamu. Aku โฆ tak bisa hidup tanpamu.โ โKau baik-baik saja selama empat tahun,โ ujar Qeiza. โKau pasti juga akan hidup dengan baik untuk selanjutnya.โ โQei, please โฆ beri aku kesempatan!โ โAku tak bisa.โ โKenapa? Apa kau benar-benar sangat membenciku?โ โAku telah melarung pecahan hatiku di lautan air mata,โ kata Qeiza. โSia-sia bila kau bersikeras ingin menyatukannya lagi.โ Ansel merasa hatinya seakan baru saja dikoyak oleh taring-taring tajam hewan buas. Sangat sakit dan perih. Langit mendadak mendung. Cuaca di musim gugur memang tak menentu. Hujan bisa turun kapan saja. Sama seperti hati Ansel yang juga tersaput awan kelabu kesedihan. โMaaf, Ansel!โ ujar Qeiza. โMulai sekarang, berhentilah mengejarku!โ โTapi โฆ aku benar-benar tertarik padamu, Qei,โ sahut Ansel. Masih berjuang meyakinkan Qeiza akan kesungguhan perasaannya terhadap wanita itu. โTerima kasih. Aku merasa tersanjung.โ โJadi, apa kau mau mempertimbangka
โSekarang sebaiknya nikmati sarapan kalian,โ ujar Nyonya Kim, menghentikan obrolan Dae Hyun dan Qeiza. Dia menyodorkan piring yang sudah terisi penuh kepada suaminya. Di saat bersamaan, Dae Hyun juga melakukan hal yang sama untuk Qeiza. โAigoo โฆ aku senang sekali melihat kaliar akur begini.โ Mata Nyonya Kim berbinar terang tatkala memandangi Dae Hyun dan Qeiza silih berganti. โKita harus secepatnya menikahkan mereka,โ timpal Tuan Kim. โAku takut Dae Hyun akan selalu mencuri kesempatan untuk melewati batas.โ Ucapan Tuan Kim sukses membuat pipi Dae Hyun memerah laksana kepiting rebus. Dia masih belum berhasil mengungkapkan perasaannya pada Qeiza, tetapi ayahnya sudah menyinggung soal pernikahan. Dae Hyun terbatuk gara-gara menelan makanannya dengan tergesa-gesa. Bergegas dia menyambar gelas yang disodorkan Qeiza. โPelan-pelan makannya,โ tegur Nyonya Kim. โKau juga masih harus menunggu appa-mu, kan?โ Hari itu, Tuan Kim berencana untuk memperkenalkan Dae Hyun sebagai calon penggant
Mendengar gumaman Qeiza, Nyonya Kim menarik album foto tersebut dari tangan Qeiza. Dia juga ingin melihat foto yang menyebabkan air mata Qeiza semakin membanjiri wajahnya. โJangan ambil, Eomma!โ Qeiza berusaha merebut kembali album itu dari tangan Nyonya Kim. โAku sangat merindukan mama sama papa.โ Nyonya Kim memandangi wajah gadis kecil di foto tersebut, lalu beralih pada muka Qeiza. Membandingkan keduanya. Tiba-tiba, dia menghambur memeluk Qeiza. โAnakku โฆ.โ Cairan hangat membanjiri pipinya. โMaafkan aku! Ternyata kau sangat dekat selama ini, tapi โฆ aku tak mengenalimu.โ Setelah cukup lama berpelukan dalam tangis, Nyonya Kim mengangkat wajah Qeiza. Dia menyeka air mata gadis itu dengan jari. โTerima kasih kau kembali pada kami, Sayang!โ Nyonya Kim mengecup kening Qeiza. Tuan Kim juga menyeka air matanya. Dae Hyun tertegun. Dia kehilangan kata-kata. Perasaannya campur adukโantara senang dan haru. Entah berapa lama Qeiza terus memandangi wajah kedua orang tuanya dengan tatapan
Qeiza menepuk kedua pundak Dae Hyun. โTurunkan aku di sini!โ pintanya ketika tiba di depan pintu kamar orang tua angkatnya. Dia tidak mau Nyonya dan Tuan Kim melihat Dae Hyun menggendongnya. Dae Hyun segera berjongkok memenuhi permintaan Qeiza. Dia membimbing wanita itu masuk ke kamar orang tuanya. Nyonya Kim bergegas menyongsong Qeiza. โKau tidak harus datang ke sini,โ ujarnya. โKau juga perlu istirahat.โ Qeiza mengangkat kakinya sedikit. โIni hanya cedera ringan, Eomma,โ sahutnya. โAkan segera membaik.โ Qeiza berjalan dengan sebelah kaki mendekati kursi yang disediakan Dae Hyun di dekat tempat tidur ayahnya. โWajah Appa tampak lebih cerah setelah tiba di rumah.โ Qeiza mencandai Tuan Kim yang melayangkan senyum kepadanya. โTentu saja! Tak ada tempat yang lebih nyaman daripada rumah sendiri.โ โAigoo โฆ kalau begitu, kau harus menjaga kesehatanmu dengan baik,โ timpal Nyonya Kim. โBenar, Appa!โ sambut Qeiza. โSudah saatnya Appa bersantai di rumah.โ Tuan Kim melirik Dae Hyun. โIt
Ansel berjalan dengan mengendap-endap, keluar dari tempat persembunyiannya menuju pintu masuk rumah Dae Hyun. Sesekali dia menoleh ke belakang, memastikan tak seorang pun memergoki aksinya. Ujung jari Ansel baru saja hendak menyentuh gagang pintu ketika dia merasakan sebuah tangan kekar menarik kerah bajunya dari belakang. Ansel memutar kepala ke kanan. Penjaga rumah Dae Hyun langsung menyambutnya dengan tatapan garang. โBukankah seharusnya Anda sudah pulang?โ Ansel tersenyum kecut. โAku belum pamit sama Ae Ri,โ sahutnya. โTuan Muda Kim meminta saya untuk tidak membolehkan siapa pun masuk rumah sebelum dia pulang,โ balas penjaga rumah itu, masih dengan wajah tak bersahabat. โJadi, silakan pulang sekarang!โ Ansel memasang wajah memelas. โSebentar saja โฆ biarkan aku ketemu Ae Ri sebelum pergi.โ โNona Muda Kim butuh istirahat. Dia tidak boleh diganggu.โ Air muka Ansel berubah keruh karena putus asa. Penjaga rumah itu tidak mempan dirayu. Dia hanya bisa menoleh ke lantai atas saat
Qeiza terlonjak duduk. Dia berpegangan pada kedua lengan kursi lantaran kaget mendengar suara gelegar pintu didorong dengan kasar. Mulutnya ternganga ketika melihat Ansel muncul di kamarnya. Roman muka Ansel yang semula memerah karena marah, mendadak berubah risau tatkala melihat Qeiza meringis kesakitan. โKโkakimu kenapa?โ Ansel mendatangi Qeiza. Matanya terpaku pada pergelangan kaki Qeiza yang terbalut perban elastis. Qeiza menyandarkan lagi punggungnya. Dia mendesah seraya memejamkan mata. โSebaiknya kau keluar sekarang!โ Ansel tak menggubris perintah Qeiza. Dia berjongkok di samping meja. โJangan sentuh!โ larang Qeiza ketika Ansel mengulurkan tangan untuk meraih kakinya. โKenapa? Sakit sekali ya?โ Ansel menoleh pada Qeiza. โKalau kau sudah tahu, harusnya kau membiarkan aku istirahat.โ Qeiza menjawab acuh tak acuh. Meskipun dia tak lagi membenci mantan suaminya itu, dia juga tidak berharap untuk bertemu kembali dengannya. Alih-alih menuruti pergi dari kamar itu, Ansel mal