Share

BAB 03

Author: Diosa
last update Last Updated: 2024-01-15 11:23:08

Rumah sewaan Vera dan Danno berada di pusat kota, dekat dengan jalan raya dan gedung-gedung tinggi lain. Kanan dan kiri bangunannya merupakan ruko dan minimarket, jauh sekali dengan tetangga.

Malam ini, Vera pulang ke rumah sendiri lagi. Suaminya berkata ingin melakukan sesuatu di luar. Jadinya, dia tidur sendiri.

Tepat di jam satu dini hari, ponselnya yang ada di meja nakas terus berbunyi. Awalnya, dia menghiraukannya, tapi lama kelamaan malah menyambung ke telepon rumah. Mau tidak mau, dia mengangkat panggilan itu.

"Hmm?" Vera menelpon dengan mata masih menutup.

Suara Danno terdengar di balik sambungan telepon itu, "Sayang, lama banget kamu angkatnya? Aku ada di kantor polisi, tolong datang terus bebasin aku."

"Kantor polisi? Kamu ngapain?"

"Datang dulu sini. Aku tunggu."

Vera masih malas membuka mata. Dia sudah sering mendengar suaminya dapat masalah. "Kamu mukulin berandalan di jalan 'kan? Bebas sendiri aja lah."

"Ini masalahnya nggak bisa damai sama uang, Ayang-ku, Cinta-ku . Datang ya?"

"Tapi ..."

Sambungan telepon itu dimatikan oleh Danno, dan itu membuat Vera makin kesal.

Terpaksa, Vera turun ranjang, masuk kamar mandi, persiapan sebentar, lalu buru-buru berangkat ke kantor polisi yang tertera di pesan suaminya.

***

Danno tertangkap karena berada di tempat pesta narkoba bersama beberapa wanita. Dia ingin mencari tahu tentang mucikari yang diincar. Tetapi, sialnya— malam itu malah terjadi penggerebekan.

Sepanjang bicara dengan polisi, Vera menahan diri tidak emosi. Dia harus profesional untuk membebaskan Danno. Prosedurnya cukup rumit karena ada narkoba disitu.

Beruntung, hanya Danno terbukti tidak menggunakan bahan illegal. Jadi, dia bisa langsung dibebaskan.

Vera dan Danno kembali ke rumah sekitar jam empat pagi, masih cukup gelap, dingin dan berembun.

Vera dilanda amarah sehingga tak bicara apapun sejak pulang. Dia masuk kamar, menaruh tas di meja, membersihkan wajah di kamar mandi sekaligus ganti pakaian, lalu baik ke atas ranjang lagi. Cepat dan singkat.

Danno melepas kancing atas kemejanya. Dia merasa gerah karena gelisah melihat Vera yang menakutkan.

Dia bertanya, "Sayang, kamu marah?"

"Bebasin suami sendiri karena digerebek pesta sama cewek-cewek nggak jelas. Menurut kamu gimana perasaanku?"

"Maaf, aku cuma mau nyari info. Kamu pasti nggak setuju kalo aku bilang, jadi aku diam-diam. Ini ajakan dari cewek kemarin yang kita temui waktu makan siang."

"Aku mau lanjut tidur aja, jangan ganggu." Vera malas debat. Dia menarik selimutnya ke atas hingga leher.

"Kok ngambek?"

Vera tak menjawab. Dia lanjut tidur, perasaannya kesal sekali sampai ingin rasanya memukuli Danno.

Danno sudah antisipasi. Dia menghempaskan tubuhnya di atas ranjang, lalu merangkak mendekati Vera yang tidur memunggunginya itu.

"Jangan ngambek, dong, aku begini biar dapat informasi," rayu Danno sambil mengelus lengan wanita itu yang masih terselimut.

"Jangan sentuh tanganku!"

"Aku loh ngelus selimut."

"Jangan sentuh!"

"Iya, iya ... tapi lihat dulu ini ..."

"Nggak."

"Ayo buka mata, ini yang kamu mau 'kan?" bisik Danno tepat di telinga istrinya. Dia berusaha agar suaranya semesra mungkin.

Tak ada jawaban.

"Es krim loh ini ... Coklat."

Vera suka sekali es krim. Dia membuka mata. Di depan kini terpampang dua voucher es krim. "Es krim? Coklat?"

"Iya, Voucher makan es krim yang viral itu sepuasnya. Ini voucher terbatas. Dengan ini, kamu bisa makan es krim rasa apapun. Stroberi, coklat, vanilla~" suara Danno lirih seperti iblis yang merayu manusia.

Vera tergoda berat, tapi masih enggan untuk menerima. Dia berusaha kuat.

Danno berbisik, "nggak mau? Yakin? Kalo nggak mau, nggak apa-apa, nanti biar aku kasih ke temanku saja. Kebetulan istrinya ngidam es krim."

"Mau, mau, mau!" Vera tak tahan. Dia merampas dua voucher itu. Dalam sekejap, suasana hatinya menjadi sangat baik. "Enak aja ngasih istri orang!"

"Gitu, dong." Danno tersenyum rambut mengelus poni rambut Vera. Dia sudah tahu cara menaklukkan istrinya, untung saja kali ini berhasil.

"Ini kamu dapat darimana? Kok bisa dapat voucher terbatas?"

"Apa sih yang nggak bisa aku dapatin buat kamu? Surga dunia aja aku kasih buat kamu."

Terlalu bahagia, Vera merangkul leher Danno, lalu mencium pipinya kanan dan kiri. "Makasih!"

"Sama-sama."

Vera masih senyum-senyum melihat tiket dan voucher itu. Hatinya gembira.

Melihat istrinya tak lagi ngamuk, Danno berniat mencium bibirnya.

Tetapi, langsung ditepis mulutnya oleh telapak tangan Vera. Senyum wanita itu lenyap, matanya berubah dingin.

Dia mencubit bibir Danno, lalu mengatakan, "eh ... tetap aja, jangan coba-coba mesra setelah pesta sama cewek open BO sampe ketangkep polisi. Kamu ini keterlaluan!"

Dengan bibir yang masih dicubit, Danno berusaha menjelaskan, "tapi aku nggak ngapa-ngapain, Sayang. Cuma ikutan doang biar dapat info germo yang kita cari. Aku bahkan nggak tau nama ceweknya."

Sebenarnya Vera ingin ketawa melihat bibir Danno yang mengerucut mirip bebek, apalagi kalau bicara. Tetapi, dia tetap menahan diri agar tetap kelihatan jengkel.

"Maafin aku, Vera Cantik."

"Enggak."

"Aku harus apa agar kamu maafin?"

Vera tersenyum manis saat menjawab, "apa yaa ... lusa harus nemenin aku makan krim sepuasnya."

"Oke." Danno ikut tersenyum.

"Ya sudah, kamu bangun, mandi sana— kamu bau. Jangan dekat-dekat kalo masih bau naga." Vera mendorong dada Danno, memaksa pria itu untuk bangkit dari ranjang.

Danno menurut. Dia turun ranjang sambil melonggarkan dasi yang dia pakai.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • My Overprotective Husband   Extra Part #01: Liburan Keluarga

    Danno dan istrinya, Vera, sudah lama menantikan liburan ini.Mereka menjalani hari-hari yang sibuk, penuh dengan komitmen pekerjaan dan keluarga, dan mereka menantikan waktu untuk bersantai dan menikmati liburan ke Bali.Mereka memutuskan untuk membawa serta bayi laki-laki mereka yang kini sudah berusia enam bulan, Daniel, dan anak perempuan mereka, Venny.Pada hari pertama liburan mereka, mereka pergi ke kedai es krim lokal. Hari itu adalah hari yang hangat, dan mereka semua ingin menikmati makanan dingin.Danno dan Vera mengantri bersama Baby Daniel di kereta dorongnya, sementara Venny berdiri di samping mereka.Saat mereka menunggu, Vera mengulurkan tangan dan mengacak-acak rambut Venny."Kamu udah nggak sabar ya pengen makan es krim?" tanya Vera kepada putrinya."Iya, Mama." Venny menjawab dengan penuh semangat. "Venny nggak sabar makan es krim!"Saat mereka menunggu, Baby Daniel mulai rewel di kereta dorongnya, dan Danno menariknya keluar dan menggendongnya."Kamu mau es krim, J

  • My Overprotective Husband   BAB 99 [TAMAT]

    Satu tahun kemudian ...Vera telah melahirkan seorang anak laki-laki yang sehat. Dia, sang suami, dan Venny, keponakan yang sudah jadi anak adopsi mereka, memutuskan untuk kembali ke kota Jakarta.Danno menghentikan mobilnya tepat di depan teras rumah besar bertingkat dua. Usai mematikan mobil, dia keluar dan beranjak ke belakang untuk membuka bagasi.Di saat bersamaan, Vera keluar dari mobil dengan menggendong bayi laki-lakinya.Dia membuka pintu belakang, dan membiarkan Venny keluar. Anak perempuan itu terlihat sangat riang gembira."Hore! Udah sampe!" Katanya yang langsung melongo melihat betapa besar rumah yang ada di hadapannya. "ini rumah Papa?"Dengan bangga, Vera mengatakan, "iya dong, ini rumah kita yang sebenarnya. Kalau rumah di Surabaya itu rumah nyewa sebentar, Sayang. Mulai sekarang kita tinggal di rumah kita yang sebenarnya, rumahnya Papa."Danno masih mengeluarkan beberapa koper dari dalam bagasi. Dia menarik semuanya keluar, lalu menggeretnya mendekat ke dekat sang is

  • My Overprotective Husband   BAB 98

    Keesokan harinya ...Ibu Vida bertamu di rumah sewaan keluarga pendonor mata yang dia sewa untuk melakukan akting di depan Danno. Dia kesal karena waktu sudah berlalu, tapi tak mendapatkan kabar tentang yang yang diminta.Dia duduk di sofa panjang ruang tamu bersama Delia juga. Di situ, ada wanita yang sebelumnya memotret kemesraan Delia, lalu seorang pria paruh baya, ayah dari anggota keluarga pendonor yang telah meninggal dunia.Delia resah. Dia masih kepikiran sejak melihat kemesraan Danno dan Vera. Saking resahnya, dia sudah tak peduli dengan dirinya yang tak menggunakan kontak lensa. Alhasil, dia tidak kelihatan seperti buta."Ini maksudnya apa? Kok Danno nggak ngirim-ngirim uangnya?" Ibu Vida meminta kejelasan.Delia cemberut. "Nggak tahu, Tante. Padahal pas terakhir pulang dari sini, dia udah bilang kalau bakalan transfer uangnya. Tapi, pas aku ke rumahnya— eh dia malah mesra sama istrinya. Aneh banget. Sebenarnya mereka itu lagi bertengkar atau enggak, sih?“Ibu Vida melihat l

  • My Overprotective Husband   BAB 97

    Alarik terdiam pasrah.Dia bahkan tak punya kekuatan untuk bangkit. Ini adalah salahnya, salahnya karena buang-buang waktu. Seharusnya dia langsung membakar rumah ini beserta Vera di dalam selagi ada waktu.Selain itu, seharusnya dia juga membawa anak buahnya yang masih setia. Sekarang?Semua akan sia-sia. Dia melihat Sean yang menyeringai melihatnya tersungkur di trotoar. Orang yang menjadi kepercayaan Danno. Selain itu, ada pria lain yang datang di belakangnya— orang yang menghasutnya tentang Johan alias Rey, saudara kandung Sean.Rey tertawa melihat Alarik yang sudah tak berdaya, tak punya kekuatan dan keberanian untuk bangkit lagi. Dia sengaja menendang tongkat bisbol dari dari tangannya.Alhasil, sekarang— Alarik tak punya kuasa lagi. Meski begitu, dia bangkit, masih menguatkan diri untuk bisa kabur.Rey memperingatkan dengan nada sarkas, “ Bos Alarik— jangan coba-coba kabur. Polisi udah datang, loh.""Brengsek, kalian emang sekumpulan pengkhianat brengsek.” Alarik melihat Sean

  • My Overprotective Husband   BAB 96

    Saat hendak membakar sofa, tiba-tiba terdengar suara kaca pecah dari belakang. Sontak saja Alarik menoleh— "Siapa ..." Dia waspada, takut kalau polisi yang datang. Tapi, dia sangat yakin kalau keberadaannya di sini sangat rahasia.Lalu, dalam sejekap, seorang datang berlari menuju ke arahnya. Iya, tanpa diduga itu adalah Danno.Vera membuka mata, melihatnya datang. Dia berusaha berteriak, "MMM!"Danno tampak seperti singa yang sudah siap menerkam musuh. Raut wajahnya menjadi gelap dan mengerikan, terlebih saat melihat istrinya diperlakukan seperti itu."Kamu—" Alarik panik, hendak melempar korek yang sudah dinyalakan ke arah Vera.Akan tetapi, ketika koreknya hampir jatuh— tubuhnya keburu ditendang oleh Danno sehingga korek tersebut jatuh ke tempat lain, lalu padam.Sangat menegangkan. Detak jantung Vera sampai menjadi tidak karuhan. Dia ketakutan bukan main."Brengsek!" bentak Alarik yang tubuhnya terhuyung-huyung, nyaris terjungkal ke lantai. Tapi, dia berhasil mempertahankan kesei

  • My Overprotective Husband   BAB 95

    Usai mendapatkan telepon singkat yang mengkhawatirkan dari salah satu satpam, Danno langsung berdiri. Raut wajahnya berubah panik dan gelisah. Meski belum tahu siapa 'orang mencurigakan' yang didengar barusan, tapi dia sudah bisa menduga.Iya, siapa lagi yang yang akan menyakiti satpamnya seperti itu. Berita tentangnya sudah menyebar di mana-mana— Alarik."Si brengsek itu ... Pasti di brengsek itu ..." Ucap Danno sembari menyambar kunci mobil dari atas meja. Dia memberi pesan ke Dino. "Tolong kamu telpon polisi, minta datang langsung ke rumahku. Aku mau balik dulu sekarang.""Ada apa, Pak?“ Dino ikutan panik sehingga berdiri pula. Dia bingung dengan reaksi wajah Danno yang berubah setelah menerima panggilan sebentar itu. "Terus ini gimana?”"Udah nggak usah ngurusin Delia dulu— telpon atau langsung pergi aja ke kantor polisi, minta ke rumahku. Ada penjahat yang datang.“ Danno mengatakan itu, dan tak ingin berkata apapun lagi. Dia segera meninggalkan tempat itu, keluar dari sana dengan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status