Tak mau pusing, Kaila keluar dari kamar mandi masih memakai pakaiannya tadi malam. Dilihatnya Raffa masih tertidur ddengan pulas, selimut menutupi sampai ke lehernya sepertinya Raffa kedinginan pikirnya.
Kaila menatap Raffa yang tertidur dengan tenang, ia tak menyangka akan bisa melihat wajah Raffa dari sedekat ini bahkan sekarang dirinya bisa berstatus sebagai istri dari orang yang selama ini ia kagumi itu.
Kaila selalu merasa bahwa dirinya tidak akan mungkin bisa mendapatkan Raffa ataupun cintanya, karena sebesar apapun usaha Kaila selama ini cinta Raffa kepada Celine tidak goyah sedikitpun.
Apa mungkin Kaila juga akan mendapatkan cinta Raffa nantinya dengan pernikahan ini? tidak Raffa sudah memperingatinya waktu itu agar tidak jatuh cinta kepada dirinya nanti sebelum semuanya jelas.
Kaila tersentak saat bel kamar hotelnya berbunyi, ia berjalan ke arah pintu namun baru beberapa langkah ia kembali membalikkan tubuhnya dan mengambil selimut yang digunakannya tadi malam menyelimuti tubuhnya sebelum ia membuka pintu kamarnya.
"Bunda?"
Devi tersenyum penuh arti saat melihat anaknya membuka pintu dengan selimut yang menutupi tubuhnya. "Iya sayang, bunda mau ngasih baju kamu sama Raffa, nih!"
Kaila mengambil paper bag yang diberikan oleh mamanya dengan susah payah, ia sulit bergerak karena selimut tebal yang ada ditubuhnya.
"Nanti kamu sama Raffa langsung ke apartement aja ya sayang, barang-barang kamu udah bunda taruh disana semua."
"HAH? Kok bisa bun?" tanya Kaila kaget, kapan bundanya memindahkan semua barang-barangnya itu pikirnya.
"Bisa dong, udah jangan banyak mikir, kamu masuk aja sekarang temenin suami kamu oke? nikmati masa-masa pengantin baru kalian berdua, tapi bilang sama Raffa ya sayang."
"Bilang apa bun?" tanya Kaila penasaran.
"Jangan bikin anak bunda hamil dulu." ucap mama Devi kemudian tertawa dengan keras.
Kaila menunduk malu, wajahnya memerah karena perkataam frontal dari bundanya itu.
Raffa yang tadinya tertidur langsung menggeliat, ia merasa terusik saat mendengar tawa dari luar kamar, perlahan Raffa bangun dari tidurnya. Tak lama Kaila masuk sambil menenteng dua bua paper bag ditangannya.
"Udah bangun?" tanya Kaila.
Raffa mengangukkan kepalanya, "Darimana?" tanyanya.
"Dari depan, tadi bunda dateng ngasih ini." Kaila menunjukkan paper bag yang dibawanya.
"Apaan?"
"Baju buat gue sama elo."
"Oh iya gue lupa kalo kita gak bawa baju ganti."
Kaila menganggukkan kepalanya tak tahu harus berkata apa, dan Raffa malah terus memperhatikannya membuat Kaila merasa tak nyaman.
"Lo mau berdiri disitu aja? Mirip kaya ulat kepompong! Gak kepanasan pake selimut begitu? Atau lo mau karna gue liatin?" Cercah Raffa.
Kaila menunduk malu, "Iya, gue malu soalnya-"
"Gak usah malu, gue udah liat semalem! Mending lo mandi sekarang supaya kita bisa pergi ke apartement secepatnya!" Kata Raffa.
Kaila langsung buru-buru masuk ke dalam kamar mandi, ia melepaskan selimut yang tadi membungkus badannya didepan pintu dan menatap ke cermin yang ada dikamar mandi.
Pipinya merah! Ayolah Kaila, apa Raffa benar-benar serius dengan ucapannya? Pikir Kaila.
"Tunggu, apa yang sudah dia lihat? Apa dia melihat-" Kaila langsung membolakan matanya dan berteriak histeris!
"AAAAAAAA!!!!!"
Selesai mandi dan sarapan di hotel, Kaila dan juga Raffa langsung menuju ke gedung apartement yang akan mereka tempati untuk kedepannya.
Dulu apartement itu Raffa gunakan jika dirinya malas pulang kerumah atau jika teman-temannya ingin menginap disana.
Namun sekarang, huh Raffa tidak membayangkan akan membawa seorang gadis yang berstatus sebagai istrinya untuk tinggal disana.
Keduanya sama-sama larut dalam keheningan, baik Kaila maupun Raffa sibuk dengan dunianya masing-masing.
Raffa yang sibuk menyetir dan Kaila yang sibuk melamun membayangkan apa yang dilakukan Raffa kepada dirinya.
Sampai di basement keduanya sama sekali belum ada berbicara, Raffa turun lebih dulu dan diikuti oleh Kaila dibelakangnya dengan langkah gontai.
Raffa menempelkan kartu akses apartementnya di sensor yang ada didepan pintu dan secara otomatis pintu langsung terbuka.
Raffa berjalan masuk lebih dulu, Kaila dengan ragu ikut masuk ke dalam apartement tersebut dan menutup pintunya. Ia disambut oleh desain interior minimalis dari ruangan ini, warna pilihannya juga cerah, cream!
Apartement yang akan mereka tempati tidak mewah seperti apartement milik pengusaha, apartement ini lebih sederhana, hanya ada ruang tv, dapur, kamar mandi dan juga kamar.
"Dimana kamarnya?" Tanya Kaila.
Raffa menunjukkan sebuah pintu di ujung ruangan, ia melanjutkan melihat bahan-bahan makanan dikulkas miliknya.
"Cuma satu? Kamar gue dimana?" Tanya Kaila.
"Iya kamarnya cuma satu, lo tidur sekamar sama gue!" Jawab Raffa.
Sontak Kaila langsung melebarkan kedua matanya kaget, bagaimana ini batinnya. Tanpa disadari oleh Kaila, ia menyilangkan kedua tangannya di depan dada dan membuat Raffa terkekeh melihatnya.
"Lo gak perlu takut, gue gak bakalan nyentuh elo sedikitpun tanpa seizin lo!" Ucap Raffa.
"Tapi tadi lo bilang-"
"Gue bukan tipe laki-laki bejat yang bakal pake kesempatan didalam kesempitan." Raffa menyentil dahi Kaila pelan.
"Awwhh sakit..." Rintihnya.
"Bahan makanan abis, kita belanja! Lo pinter masak kan?" Tanya Raffa lebih dulu.
Karena akan sangat disayangkan nanti saat dirinya sudah berbelanja banyak bahan makanan namun ternyata Kaila tidak pandai memasak.
"Iya, gue bisa masak." Jawab Kaila dan diangguki mantap oleh Raffa.
Raffa mengambil kunci mobilnya yang ada di atas meja di dekat tv lalu memakai sepatunya diikuti oleh Kaila yang mengekor dibelakangnya.
"Oh ya, ini kartu akses buat elo, jadi kalo ada apa-apa lo gak perlu repot!" Raffa menyerahkan salah satu kartu akses unitnya kepada Kaila.
Begitu sampai di supermarket Raffa dan Kaila langsung berbelanja berbagai bahan makanan yang mereka butuhkan seperti daging, ikan, ayam dan juga sayuran segar.
"Apalagi Raff?" Tanya Kaila, ia melirik kearah troli yang sudah penuh.
"Kita beli susu sama jus dulu, buah-buahan juga."
Kaila mengangguk, mereka berjalan beriringan sudah seperti pasangan muda yang serasi, bahkan pengunjung lain yang melihat mereka merasa iri dengan kecocokan diantara keduanya.
"Lo mau jus apa Raf?" Tanya Kaila.
"Apel sama mangga." Jawab Raffa.
Kaila mengangguk, ia mengambil dua kotak jus apel dan juga mangga dan menaruhnya didalam troli.
"Mba sama masnya pengantin baru ya?" Tanya salah satu pengunjung yang berada didekat mereka.
Kaila menganggukkan kepalanya malu-malu membuat ibu tersebut gemas melihatnya.
"Wah kalian berdua serasi sekali, ibu jadi ingat waktu baru menikah dulu." Ucapnya.
"Makasih ya bu.."
"Semoga kalian langgeng ya dan cepet dapet momongan." Doa ibu itu.
Kaila mengangguk sambil tersenyum, begitu pula dengan Raffa ia hanya tersenyum menanggapinya.
"Iya bu, kami permisi dulu ya bu." Ucap Kaila, mereka berdua pergi setelah permisi dengan ibu itu.
"La, gue ambil susu dulu disana, lo ambil buah yang lo mau." Ucap Raffa.
Kaila mengangguk, iya pergi mengambil buah-buahan begitu pula dengan Raffa ia mengambil beberapa kotak susu.
"Raffa!!" Pekik Celine.
Raffa melihat ke arah Celine memanggilnya, ia terkejut saat mengetahui pacarnya itu ada disini dan disana ada Kaila istrinya!
"Ce-celine?"
"Kamu ngapain disini sayang?" Tanya Celine, ia melingkarkan tangannya di lengan Raffa.
"Em.. aku-aku beli ini." Raffa menunjukkan susu kotak yang ia genggam.
"Kamu gak sekolah sayang?" Tanya Raffa, ini hari senin pagi bagaimana bisa ia bertemu dengan Celine di supermarket begini.
"Iya, aku habis check up sama mama, jadi besok aku baru sekolah lagi." Jawabnya.
"Check up? Kamu sakit apa sayang?" Tanya Raffa khawatir.
"Kemarin aku jatoh dari tangga dan kaki aku bengkak jadi aku tadi pergi buat ngecek kondisi kaki aku." Celine menunjukkan kaki kanannya yang diperban.
"Hah kamu jatoh?" Pekik Raffa kaget.
"Hai? boleh gue duduk disini?" tanya seseorang dihadapan Kaila.Kaila mendongakkan kepalanya menatap siapa laki-laki yang menghalangi pandangannya itu dan ia melihat seorang laki-laki tampan dengan senyum manis didepannya.Lupakan, Kaila tidak tergoda. Senyum Raffa lebih indah dari senyum siapapun baginya."Kenapa lo mau duduk disini?" tanya Kaila balik.Laki-laki itu tampak berpikir sebelum menjawab pertanyaan dari Kaila, "Karena gue pengen kenalan sama lo?" ucapnya.Kaila mengernyitkan dahinya hingga berkerut, "Gue gak berminat kenalan sama siapapun." jawabnya ketus.Bukannya marah, laki-laki itu malah memilih duduk di depan Kaila dan meletakkan segelas frappe miliknya."Siapa yang nyuruh lo buat duduk?" tanya Kaila."Gue sendiri!" jawabnya.Kaila berdecak sebal, ia tipe orang yang tidak suka diusik dan senang menyendiri karena itu Kaila merasa sebal jika ada orang yang tidak ia kenal dengan gampangnya mengajaknya bicara seperti yang dilakukan oleh laki-laki didepannya sekarang."Ke
"Sorry, gue takut ada yang liat." jawab Kaila pelan.Raffa menghela nafasnya kasar, setelah itu ia langsung menjalankan mobilnya keluar dari area sekolah.Saat diperjalanan Raffa fokus menyetir dan Kaila sibuk dengan ponsel miliknya sendiri, membaca novel dengan tenang. Namun tiba-tiba saja, ada telepon masuk dari mamanya.Buru-buru Kaila menjawabnya, "Halo bun...""Assalamualaikum...." salam Devi.Kaila menepuk jidatnya pelan, saking tak sabarnya ia sampai lupa untuk mengucapkan salam kepada bundanya."Waalaikumsalam, bun.." jawab Kaila.Raffa yang tadinya sibuk dengan jalanan yang ada didepannya ikut melirik ke arah Kaila yang tengah menerima telepon dari bundanya.Kaila menatap kearah Raffa saat tahu Raffa seakan bertanya kepadanya."Bunda Devi." jawab Kaila dan Raffa menganggukkan kepalanya."Kalian dimana sayang?" tanya bundanya."Lagi dijalan mah, baru pulang dari sekolah." jawab Kaila.Devi menganggukkan kepalanya mengerti, ia tengah membuat sebuah kue di dapur miliknya karena
Kaila menatap punggung lebar Raffa yang berlalu di depannya, ketiga teman Raffa yang lain ikut berlalu. Kaila hanya menghedikkan bahunya bingung, ia masuk ke dalan kantin juga dan menghampiri Elisa yang tengah menyantap somay dan juga minuman dingin miliknya."Lo gak nungguin gue sih!" protes Kaila, ia duduk di depan Elisa dengan wajah kesal."Eh gue lupa La! hehe.. sorry ya, lo mau makan apa? biar gue aja yang pesenin." ucap Elisa."Serius lo?" tanya Kaila.Elisa menganggukkan kepalanya, "Serius! tapi pake duit lo ya!" katanya sambil tersenyum lebar.Kaila mencebikkan bibirnya namun ia tetap mengeluarkan uang dari dalan dompet miliknya dan memberikannya kepada Elisa."Somay aja kek elo." ucap Kaila.Saat Elisa pergi, Kaila menunggunya sambil bermain ponsel miliknya, saat ia membuka ponselnya ada satu pesan dari Raffa untuknya langsung saja Kaila membacanya."Pulang tunggu diparkiran, jangan kemana-mana "Kaila mengedarkan pandangannya mencari Raffa dan ia menemukan Raffa yang tengah
Kaila masuk ke dalam kelas dengan langkah tertatih, Elisa yang tadinya sibuk dengan liptint miliknya langsung berlari menghampiri Kaila dan tersirat kekhawatiran di wajah cantiknya."Astaga La, elo kenapa?" tanya Elisa khawatir.Elisa membantu Kaila duduk dengan perlahan, padahal Kaila sendiri merasa tidak apa-apa dan tidak merasa sakit."Jawab La, ini dengkul lo trus siku elo dan ini-astaga... bibir lo ini kenapa La?" tanya Elisa, ia memegang sudut bibir Kaila perlahan, masih terlihat bekas luka diujung bibirnya."Gue gak papa Sa, gak papa kok.." jawab Kaila sambil tersenyum manis."La... segini doang kadar persahabatan kita? lo ngerahasiain ini dari gue..." Elisa menatap sendu ke arah Kaila.Kaila menelan salivanya dengan susah payah, ah ayolah Elisa pandai sekali membuat Kaila diam tak berkutik dan akhirnya akan mengatakan segalanya."Elisa..." lirihnya."Kasih tau gue La, kenapa elo bisa kaya gini?" tanya Elisa sekali lagi, rasa khawatirnya tidak surut walau Kaila mengatakan ia ti
Selesai makan, Raffa langsung meminta Kaila untuk masuk ke dalam kamar lebih dulu sedangkan Raffa mencuci piring dan gelas yang mereka pakai untuk makan tadi.Begitu selesai Raffa langsung menyusul Kaila masuk ke dalam kamarnya, begitu ia membuka pintu kamar terlihat Kaila yang tengah memainkan ponselnya di atas ranjang sambil bersandar di kepala ranjang."Kenapa belum tidur?" tanya Raffa.Kaila mendongakkan kepalanya dan langsung meletakkan ponsel miliknya diatas nakas, Raffa melihat Kaila cukup terkejut dengam suaranya yang tiba-tiba bertanya kepadanya."Belum ngantuk." jawab Kaila."Gak ada tugas?" tanya Raffa lagi, karena setaunya Kaila adalah murid yang pintar dan rajin.Kaila menggelengkan kepalanya, "Enggak, tugas gue udah selesai semua. Lo sendiri emangnya gak ada tugas?" tanya Kaila balik.Raffa mengangkat bahuny acuh, lalu menjatuhkan tubuhnya ke
Raffa berjalan keluar dari kamar, ia mendudukkan tubuhnya di sofa ruang tengah sembari bermain game di ponselnya.Saat Raffa asik bermain tiba-tiba saja Celine mengirimkannya pesan yang mengatakan jika is merindukan Raffa dan itu membuat Raffa senang bukan main.Langsung saja Raffa membalas pesan yang dikirimkan oleh kekasih tercintanya itu, menyunggingkan senyuman bahagia di wajah tampannya.Saat Raffa tengah asik berbalas pesan dengan Celine, bel apartementnya berbunyi beberapa kali."Ah itu pasti makanannya udah dateng." gumamnya.Raffa membuka pintu apartementnya, terlihat seorang pria berjaket hijau tengah menenteng plastik berisi makanan di tangannya.Raffa mengambil pesanannya dan memberikan beberapa lembar uang kepada bapak yang membawakan makanan yang ia order.Bapak itu itu langsung terkejut dengan uang yang diberikan oleh Raffa, "Maaf mas uangnya berlebih." ucapnya, ia hendak mengembalikan sisa uang Raffa namun Raffa langsu