Selesai makan, Raffa langsung meminta Kaila untuk masuk ke dalam kamar lebih dulu sedangkan Raffa mencuci piring dan gelas yang mereka pakai untuk makan tadi.
Begitu selesai Raffa langsung menyusul Kaila masuk ke dalam kamarnya, begitu ia membuka pintu kamar terlihat Kaila yang tengah memainkan ponselnya di atas ranjang sambil bersandar di kepala ranjang.
"Kenapa belum tidur?" tanya Raffa.
Kaila mendongakkan kepalanya dan langsung meletakkan ponsel miliknya diatas nakas, Raffa melihat Kaila cukup terkejut dengam suaranya yang tiba-tiba bertanya kepadanya.
"Belum ngantuk." jawab Kaila.
"Gak ada tugas?" tanya Raffa lagi, karena setaunya Kaila adalah murid yang pintar dan rajin.
Kaila menggelengkan kepalanya, "Enggak, tugas gue udah selesai semua. Lo sendiri emangnya gak ada tugas?" tanya Kaila balik.
Raffa mengangkat bahuny acuh, lalu menjatuhkan tubuhnya ke
Kaila masuk ke dalam kelas dengan langkah tertatih, Elisa yang tadinya sibuk dengan liptint miliknya langsung berlari menghampiri Kaila dan tersirat kekhawatiran di wajah cantiknya."Astaga La, elo kenapa?" tanya Elisa khawatir.Elisa membantu Kaila duduk dengan perlahan, padahal Kaila sendiri merasa tidak apa-apa dan tidak merasa sakit."Jawab La, ini dengkul lo trus siku elo dan ini-astaga... bibir lo ini kenapa La?" tanya Elisa, ia memegang sudut bibir Kaila perlahan, masih terlihat bekas luka diujung bibirnya."Gue gak papa Sa, gak papa kok.." jawab Kaila sambil tersenyum manis."La... segini doang kadar persahabatan kita? lo ngerahasiain ini dari gue..." Elisa menatap sendu ke arah Kaila.Kaila menelan salivanya dengan susah payah, ah ayolah Elisa pandai sekali membuat Kaila diam tak berkutik dan akhirnya akan mengatakan segalanya."Elisa..." lirihnya."Kasih tau gue La, kenapa elo bisa kaya gini?" tanya Elisa sekali lagi, rasa khawatirnya tidak surut walau Kaila mengatakan ia ti
Kaila menatap punggung lebar Raffa yang berlalu di depannya, ketiga teman Raffa yang lain ikut berlalu. Kaila hanya menghedikkan bahunya bingung, ia masuk ke dalan kantin juga dan menghampiri Elisa yang tengah menyantap somay dan juga minuman dingin miliknya."Lo gak nungguin gue sih!" protes Kaila, ia duduk di depan Elisa dengan wajah kesal."Eh gue lupa La! hehe.. sorry ya, lo mau makan apa? biar gue aja yang pesenin." ucap Elisa."Serius lo?" tanya Kaila.Elisa menganggukkan kepalanya, "Serius! tapi pake duit lo ya!" katanya sambil tersenyum lebar.Kaila mencebikkan bibirnya namun ia tetap mengeluarkan uang dari dalan dompet miliknya dan memberikannya kepada Elisa."Somay aja kek elo." ucap Kaila.Saat Elisa pergi, Kaila menunggunya sambil bermain ponsel miliknya, saat ia membuka ponselnya ada satu pesan dari Raffa untuknya langsung saja Kaila membacanya."Pulang tunggu diparkiran, jangan kemana-mana "Kaila mengedarkan pandangannya mencari Raffa dan ia menemukan Raffa yang tengah
"Sorry, gue takut ada yang liat." jawab Kaila pelan.Raffa menghela nafasnya kasar, setelah itu ia langsung menjalankan mobilnya keluar dari area sekolah.Saat diperjalanan Raffa fokus menyetir dan Kaila sibuk dengan ponsel miliknya sendiri, membaca novel dengan tenang. Namun tiba-tiba saja, ada telepon masuk dari mamanya.Buru-buru Kaila menjawabnya, "Halo bun...""Assalamualaikum...." salam Devi.Kaila menepuk jidatnya pelan, saking tak sabarnya ia sampai lupa untuk mengucapkan salam kepada bundanya."Waalaikumsalam, bun.." jawab Kaila.Raffa yang tadinya sibuk dengan jalanan yang ada didepannya ikut melirik ke arah Kaila yang tengah menerima telepon dari bundanya.Kaila menatap kearah Raffa saat tahu Raffa seakan bertanya kepadanya."Bunda Devi." jawab Kaila dan Raffa menganggukkan kepalanya."Kalian dimana sayang?" tanya bundanya."Lagi dijalan mah, baru pulang dari sekolah." jawab Kaila.Devi menganggukkan kepalanya mengerti, ia tengah membuat sebuah kue di dapur miliknya karena
"Hai? boleh gue duduk disini?" tanya seseorang dihadapan Kaila.Kaila mendongakkan kepalanya menatap siapa laki-laki yang menghalangi pandangannya itu dan ia melihat seorang laki-laki tampan dengan senyum manis didepannya.Lupakan, Kaila tidak tergoda. Senyum Raffa lebih indah dari senyum siapapun baginya."Kenapa lo mau duduk disini?" tanya Kaila balik.Laki-laki itu tampak berpikir sebelum menjawab pertanyaan dari Kaila, "Karena gue pengen kenalan sama lo?" ucapnya.Kaila mengernyitkan dahinya hingga berkerut, "Gue gak berminat kenalan sama siapapun." jawabnya ketus.Bukannya marah, laki-laki itu malah memilih duduk di depan Kaila dan meletakkan segelas frappe miliknya."Siapa yang nyuruh lo buat duduk?" tanya Kaila."Gue sendiri!" jawabnya.Kaila berdecak sebal, ia tipe orang yang tidak suka diusik dan senang menyendiri karena itu Kaila merasa sebal jika ada orang yang tidak ia kenal dengan gampangnya mengajaknya bicara seperti yang dilakukan oleh laki-laki didepannya sekarang."Ke
"La, lihat itu, kalian.." kata Elisa, teman dekat Kaila. Kaila melihat ke arah yang ditunjuk Elisa, dan memang benar Raffa sedang berdiri disana bersama kekasihnya, Celine. Kaila sudah menyukai Raffa sejak lama, sejak mereka mengikuti orientasi siswa di SMA ini, ketika Raffa membantunya ketika dia kesulitan berjalan di tengah kerumunan siswa lain. Selama ini Kaila selalu berusaha untuk memenangkan hati Raffa, namun usahanya terus gagal, bukan perkara mudah untuk memenangkan hati Raffa. Bahkan Kaila harus berusaha mati-matian hanya untuk mendapatkan nomor ponsel Raffa. "Biarkan saja Sa, aku tidak mau terlalu jauh dari Raffa, percuma." Kata Kaila. Elisa menatap sahabatnya dengan perasaan sedih, selama hampir 3 tahun Kaila memiliki perasaan terhadap Raffa tapi tidak pernah sedikitpun Raffa meliriknya. "Kau ingin melupakannya La?" Elisa bertanya dengan ragu. Namun
Kaila mengaduk-aduk bubur ayam miliknya, ia tidak berselera sama sekali untuk mengisi perutnya. Elisa yang sedari tadi memperhatikannya hanya mengernyitkan dahinya bingung."Lo kenapa La? kok gak dimakan?" tanya Elisa.Kaila menggelengkan kepalanya, "Gue gak papa kok.""Bohong La, pasti ada sesuatu yang ngeganggu pikiran lo kan? coba cerita sama gue." ajak Elisa, ia tidak bisa membiarkan temannya itu terlihat murung seperti ini."Sebenernya papa gue mau jodohin gue Sa." ucap Kaila.Elisa memekik kaget membuat seisi kantin menatap kearah mereka berdua, "Ma-maksud lo La?" tanyanya."Ya gue bakalan segera menikah Sa.."Elisa menutup mulutnya tak percaya, "Tapikan lo masih SMA La, gimana bisa orang tua lo jodohin disaat lo masih muda kaya gini?" tanya Elisa tak percaya."Gue juga pusing Sa, gue gak tau harus bilang apa. Nanti malam gue bakalan
Kaila masuk ke dalam kamarnya dengan perasaan lesu, ia duduk dilantai bersandar pada ranjangnya. Kaila tidak tahu ia harus bersikap seperti apa saat ini, ia harus merasa senang karena akan menikah dengan Raffa atau merasa sedih karena gagal untuk melupakan Raffa."Dia punya pacar, apa yang harus kulakukan?" gumam Kaila bingung.Kaila tahu Raffa sangat mencintai Celine, mereka saling mencintai satu sama lain dan itulah yang membuat Kaila bingung mengapa Raffa mau menerima pernikahan ini sedangkan ia memiliki Celine disisinya.Tanpa sadar air mata turun dari matanya, Kaila merasakan sesak didadanya saat memikirkannya, kehidupan seperti apa yang tengah ia jalani saat ini. Namun tiba-tiba saja sebuah pesan masuk di ponselnya.Kaila mengambil ponselnya yang masih ada di dalam tas, ia membelalakkan matanya tak percaya saat mengetahui siapa yang mengiriminya pesan malam-malam begini, nomor yang ia sim
Hari ini Raffa dan Kaila akan mengikat janji suci pernikahan, semua persiapan pernikahan dilakukan oleh orang tua mereka.Kaila mengenakan gaun berwarna putih sederhana yang dipadupadankan dengan mahkota kecil diatas kepalanya dan juga makeup natural yang membuatnya semakin menawan bak seorang putri.Begitu pula dengan Raffa, ia mengenakan tuxedo berwarna putih, dan duduk bersampingan dengan Kaila serta berhadapan langsung dengan ayah Kaila, Bram.Pernikahan mereka diadakan di sebuah ballroom hotel dan sangat private. Bahkan yang hadir diacara ini hanya keluarga inti dari pihak Kaila dan juga Raffa, tidak ada tamu undangan lain seperti kolega bisnis ayah ataupun teman-teman mereka, kecuali Elisa yang mendapatkan undangan khusus dari Kaila.Awalnya pernikahan ini diusulkan untuk diadakan saja di rumah keluarga Bram, namun mengingat mereka tinggal di perumahan dan mempunyai beberapa tetangga membuat Bram menolak usulan tersebut. Tahu sendirikan bagaim