Beranda / Romansa / My Perfect Husband / Hari Pernikahan 2

Share

Hari Pernikahan 2

last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-07 22:22:46

Setelah selesai melaksanakan resepsinya, kini Raffa dan juga Kaila tengah beristirahat di dalam kamar hotel milik mereka.

Rencananya besok pagi baik Kaila maupun Raffa akan mulai menempati apartement milik Raffa untuk kedepannya karena Raffa tidak ingin orang tuanya ataupun orang tua Kaila mengawasi mereka terus-menerus.

Kaila berdiri tak bergeming, apa yang akan terjadi setelah ini pikirnya. Apa mereka akan melakukan malam pertamanya? Ah Kaila tidak siap untuk itu.

Raffa yang lebih dulu merebahkan dirinya di atas ranjang menatap Kaila keheranan.

"Kenapa masih berdiri?" Tanyanya.

Kaila tersentak, "Ah gak ada, em.. gue mau bersihin badan duluan ya."

Kaila masuk ke dalam kamar mandi, Raffa kembali merebahkan dirinya. Didalam kamar mandi, Kaila memegang dadanya yang terasa bergemuruh, jantungnya berdetak sangat cepat.

"Aduh kenapa gue gugup begini?" Gumamnya.

"Apa Raffa bakalan ngelakuin itu ke gue?" Gumamnya lagi, kini tersirat rasa khawatir di wajah cantiknya.

Kaila belum siap untuk menyerahkan dirinya kepada Raffa, apalagi mengingat jika Raffa masih berpacaran dengan Celine dan mereka yang masih duduk di bangku SMA.

Kaila menggelengkan kepalanya, mengusir segala rasa khawatir yang ada di dalam dirinya, malam ini ia akan baik-baik saja.

"Raffa gak cinta sama elo Ra, gak mungkin dia berani ngelakuin sesuatu ke elo." Gumam Kaila meyakinkan dirinya sendiri.

Raffa meletakkan ponselnya diatas nakas setelah ia memberi kabar kepada Celine, hampir saja perempuan itu marah kepadanya karena tidak memberikan kabar sejak pagi tadi, namun Raffa dengan lembut memberikan pengertian kepada Celine.

Raffa melirik ke arah pintu kamar mandi yang masih tertutup, ia beralih menatap arlojinya, sudah hampir satu jam Kaila berada di dalam! Apa yang perempuan itu lakukan pikirnya.

Dengan langkah pelan Raffa berjalan ke arah pintu kamar mandi, ia mengetuk pintunya kuat membuat Kaila yang tengah menggunakan bathrobe memekik kaget di dalam sana.

"La! Lama banget, lo ngapain aja di dalem?" Tanya Raffa.

"I-iya ini gue udah siap kok." Sahut Kaila dari dalam.

Ceklek

Kaila muncul dari balik pintu kamar mandi hanya dengan bathrobe yang menutupi tubuh polosnya. Ia menundukkan wajahnya tak berani melihat ke arah Raffa.

"Ma-maaf lama, lo bisa mandi sekarang." Ucap Kaila.

"Lain kali kalo mandi jangan terlalu lama, lo bisa sakit nanti mandi terlalu lama apalagi malam kaya gini." Omel Raffa.

Kaila mengernyitkan dahinya, apa aku tidak salah dengar batinnya. Apakah Raffa marah karena mengkhawatirkanku? Begitulah pikir Kaila.

"Maaf, lain kali gak gini lagi, gue mau pake baju dulu." Kaila buru-buru berjalan menuju ke walk in closet, ia membuka lemari yang ada disana dan matanya membulat kaget.

Apa-apaan ini!

Hanya ada 3 pasang baju untuk dirinya disana, dan semua baju tersebut seperti tidak layak disebut baju tidur. Sangat pendek!

Tidak, Kaila tidak bisa memakainya.. bahkan melihatnya saja Kaila sudah bergidik ngeri.

"Ini kenapa celananya pendek banget.. ini bajunya juga kenapa talinya tipis begini masuk angin ntar gue." Oceh Kaila di dalam walk in closet.

Kaila menggigit-gigit kukunya, masih terpaku di depan lemari dan belum ada niatan untuk menggunakan baju tidur yang ada.

Kaila menyesali mengapa ia tidak membawa pakaiannya sendiri diam-diam dan percaya pada kedua mamanya yang mengatakan bahwa pakaiannya sudah disiapkan dikamar hotel.

"Masa gue make ini sih, ada Raffa juga! Tapi-masa iya gue make bathrobe ini buat tidur.." gumamnya lirih.

No! Kaila tidak bisa!

"Kenapa diem aja?" Tanya Raffa yang tiba-tiba masuk ke dalam walk in closet.

Kaila yang tadinya masih bergumam dan bergelut dengan pikirannya langsung terperanjat kaget.

"Astaga!"

"Kenapa?" Tanya Raffa bingung karena Kaila belum juga memakai bajunya.

Sontak Raffa melirik ke arah lemari yang terbuka, dan ia menggeleng-gelengkan kepalanya saat mengetahui alasan Kaila belum mengganti pakaiannya sendiri.

"Pakai aja, toh kita udah sah gak ada salahnya pakai baju begitu di depan suami sendiri." Ucap Raffa.

Ia menggunakan kaos dan celana pendeknya tepat di depan mata Kaila. Sial! Mata suci Kaila ternodai dengan pemandangan tubuh atletis di depannya.

Seakan tak berdosa Raffa melenggang pergi begitu saja, ia membaringkan tubuhnya di atas ranjang dan langsung terlelap tidur.

Kaila mengintip, ia bernafas lega saat melihat Raffa sudah menutup matanya jadi sepertinya tidak akan terjadi apa-apa malam ini.

Secepat mungkin ia memakai pakaiannya, sedikit risih dan merasa kedinginan karena bahannya yang tipis namun Kaila tidak bisa berbuat apa-apa selain menahannya.

Kaila keluar mengendap-endap dari dalam walk in closet, menyilangkan kedua tangannya di depan dada dan mengusap-usap bahu mulusnya yang terekspos jelas.

"Gue tidur dimana? Masa disamping Raffa sih? Gak, gue gak mau!" Ucap Kaila pelan.

Dan bagai bertemu dewi fortuna, mata Kaila langsung berbinar saat melihat sofa di ujung kamar hotel mereka.

"Kenapa tadi gue gak liat ada sofa disini? Apa dia bisa tembus pandang ya?" Gumamnya lalu mematikan lampu menyisakan lampu tidur temaram.

Kaila mengambil selimut tambahan yang ada didalam lemari dan dengan perlahan ia merebahkan tubuhnya di atas sofa yang terasa lumayan empuk walaupun tidak seempuk ranjang yang ada didepan matanya itu.

Menyelimuti tubuhnya dengan hangatnya selimut membuat Kaila mengantuk, tak lama ia langsung tertidur dengan lelap.

Pukul 3 dini hari Raffa terbangun, ia melirik ke ranjang disebelahnya namun Kaila istrinya tidak ada disana.

Raffa duduk diatas ranjang, mengerjapkan kedua matanya untuk menyesuaikan remang cahaya yang ada di dalam ruangannya.

"Astaga kenapa dia tidur disitu?" Batin Raffa saat melihat Kaila tidur diatas sofa.

Raffa berjalan mendekati Kaila, ia menatap sejenak wajah damai Kaila saat sang pemilik tengah tertidur pulas.

"Cantik juga istri gue." Gumamnya.

Raffa menyibakkan perlahan selimut tebal yang menyelimuti tubuh Kaila, ia terperanjat karena melihat tubuh Kaila walaupun penerangan yang minim di dalam kamar.

"Ck, mama ada-ada aja nyuruh Kaila make baju beginian, kalo gue khilaf gimana?" Ocehnya.

Dengan segera Raffa mengangkat tubuh Kaila, perempuan itu tidak terbangun sama sekali dan Raffa langsung menjatuhkannya di atas ranjang.

Saat Raffa akan menjauhkan badannya, Kaila malah melingkarkan tangannya ke leher Raffa membuat Raffa kelabakan karena hampir saja wajahnya bersentuhan dengan Kaila.

Langsung saja Raffa melepaskan tangan Kaila pelan dan bergerak menuju ke sisi ranjang yang lainnya. Ia tertidur dengan membelakangi Kaila yang terlihat masih nyenyak dalan tidurnya.

Dan keesokan paginya kedua insan itu terbangun dengan tubuh yang saling memeluk dengan erat, bagi orang lain yang melihatnya mungkin akan mengira jika mereka pasangan yang sangat romantis.

Hal yang paling membahagiakan saat bangun dipagi hari dan melihat wajah natural pasangannya, wajah yang tidak orang lain lihat. Namun tidak bagi Kaila, ia malah berteriak kaget saat melihat wajah Raffa tepat di depan wajahnya sendiri.

"Kenapa sih La? Berisik banget, gue masih ngantuk." Omel Raffa, ia kembali menutup kedua matanya dan tertidur dengan lelap.

Tak memperdulikan sama sekali Kaila yang terlihat syok di atas ranjang, memikirkan segala kemungkinan apalagi seingatnya ia tidur di sofa tadi malam dan mengapa saat ia terbangun sudah berada di atas ranjang?

Langsung saja ia mengecek pakaiannya, masih utuh! Dan tidak terlihat tanda-tanda penyerangan apapun dari Raffa ditubuhnya.

"Huhh syukurlah!" Ucapnya lega.

Kaila langsung turun dari atas ranjang, ia masuk ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Kaila ingin mandi namun ia tidak mempunyai pakaian lagi selain yang ada di walk in closet jadi Kaila tidak ingin memakainya.

"Gue make apa dong? Laper lagi..." Gumamnya sambil meringis.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • My Perfect Husband   Mengatakannya

    "Hai? boleh gue duduk disini?" tanya seseorang dihadapan Kaila.Kaila mendongakkan kepalanya menatap siapa laki-laki yang menghalangi pandangannya itu dan ia melihat seorang laki-laki tampan dengan senyum manis didepannya.Lupakan, Kaila tidak tergoda. Senyum Raffa lebih indah dari senyum siapapun baginya."Kenapa lo mau duduk disini?" tanya Kaila balik.Laki-laki itu tampak berpikir sebelum menjawab pertanyaan dari Kaila, "Karena gue pengen kenalan sama lo?" ucapnya.Kaila mengernyitkan dahinya hingga berkerut, "Gue gak berminat kenalan sama siapapun." jawabnya ketus.Bukannya marah, laki-laki itu malah memilih duduk di depan Kaila dan meletakkan segelas frappe miliknya."Siapa yang nyuruh lo buat duduk?" tanya Kaila."Gue sendiri!" jawabnya.Kaila berdecak sebal, ia tipe orang yang tidak suka diusik dan senang menyendiri karena itu Kaila merasa sebal jika ada orang yang tidak ia kenal dengan gampangnya mengajaknya bicara seperti yang dilakukan oleh laki-laki didepannya sekarang."Ke

  • My Perfect Husband   Cafe

    "Sorry, gue takut ada yang liat." jawab Kaila pelan.Raffa menghela nafasnya kasar, setelah itu ia langsung menjalankan mobilnya keluar dari area sekolah.Saat diperjalanan Raffa fokus menyetir dan Kaila sibuk dengan ponsel miliknya sendiri, membaca novel dengan tenang. Namun tiba-tiba saja, ada telepon masuk dari mamanya.Buru-buru Kaila menjawabnya, "Halo bun...""Assalamualaikum...." salam Devi.Kaila menepuk jidatnya pelan, saking tak sabarnya ia sampai lupa untuk mengucapkan salam kepada bundanya."Waalaikumsalam, bun.." jawab Kaila.Raffa yang tadinya sibuk dengan jalanan yang ada didepannya ikut melirik ke arah Kaila yang tengah menerima telepon dari bundanya.Kaila menatap kearah Raffa saat tahu Raffa seakan bertanya kepadanya."Bunda Devi." jawab Kaila dan Raffa menganggukkan kepalanya."Kalian dimana sayang?" tanya bundanya."Lagi dijalan mah, baru pulang dari sekolah." jawab Kaila.Devi menganggukkan kepalanya mengerti, ia tengah membuat sebuah kue di dapur miliknya karena

  • My Perfect Husband   Kantin

    Kaila menatap punggung lebar Raffa yang berlalu di depannya, ketiga teman Raffa yang lain ikut berlalu. Kaila hanya menghedikkan bahunya bingung, ia masuk ke dalan kantin juga dan menghampiri Elisa yang tengah menyantap somay dan juga minuman dingin miliknya."Lo gak nungguin gue sih!" protes Kaila, ia duduk di depan Elisa dengan wajah kesal."Eh gue lupa La! hehe.. sorry ya, lo mau makan apa? biar gue aja yang pesenin." ucap Elisa."Serius lo?" tanya Kaila.Elisa menganggukkan kepalanya, "Serius! tapi pake duit lo ya!" katanya sambil tersenyum lebar.Kaila mencebikkan bibirnya namun ia tetap mengeluarkan uang dari dalan dompet miliknya dan memberikannya kepada Elisa."Somay aja kek elo." ucap Kaila.Saat Elisa pergi, Kaila menunggunya sambil bermain ponsel miliknya, saat ia membuka ponselnya ada satu pesan dari Raffa untuknya langsung saja Kaila membacanya."Pulang tunggu diparkiran, jangan kemana-mana "Kaila mengedarkan pandangannya mencari Raffa dan ia menemukan Raffa yang tengah

  • My Perfect Husband   Memperhatikan

    Kaila masuk ke dalam kelas dengan langkah tertatih, Elisa yang tadinya sibuk dengan liptint miliknya langsung berlari menghampiri Kaila dan tersirat kekhawatiran di wajah cantiknya."Astaga La, elo kenapa?" tanya Elisa khawatir.Elisa membantu Kaila duduk dengan perlahan, padahal Kaila sendiri merasa tidak apa-apa dan tidak merasa sakit."Jawab La, ini dengkul lo trus siku elo dan ini-astaga... bibir lo ini kenapa La?" tanya Elisa, ia memegang sudut bibir Kaila perlahan, masih terlihat bekas luka diujung bibirnya."Gue gak papa Sa, gak papa kok.." jawab Kaila sambil tersenyum manis."La... segini doang kadar persahabatan kita? lo ngerahasiain ini dari gue..." Elisa menatap sendu ke arah Kaila.Kaila menelan salivanya dengan susah payah, ah ayolah Elisa pandai sekali membuat Kaila diam tak berkutik dan akhirnya akan mengatakan segalanya."Elisa..." lirihnya."Kasih tau gue La, kenapa elo bisa kaya gini?" tanya Elisa sekali lagi, rasa khawatirnya tidak surut walau Kaila mengatakan ia ti

  • My Perfect Husband   Cari Tahu

    Selesai makan, Raffa langsung meminta Kaila untuk masuk ke dalam kamar lebih dulu sedangkan Raffa mencuci piring dan gelas yang mereka pakai untuk makan tadi.Begitu selesai Raffa langsung menyusul Kaila masuk ke dalam kamarnya, begitu ia membuka pintu kamar terlihat Kaila yang tengah memainkan ponselnya di atas ranjang sambil bersandar di kepala ranjang."Kenapa belum tidur?" tanya Raffa.Kaila mendongakkan kepalanya dan langsung meletakkan ponsel miliknya diatas nakas, Raffa melihat Kaila cukup terkejut dengam suaranya yang tiba-tiba bertanya kepadanya."Belum ngantuk." jawab Kaila."Gak ada tugas?" tanya Raffa lagi, karena setaunya Kaila adalah murid yang pintar dan rajin.Kaila menggelengkan kepalanya, "Enggak, tugas gue udah selesai semua. Lo sendiri emangnya gak ada tugas?" tanya Kaila balik.Raffa mengangkat bahuny acuh, lalu menjatuhkan tubuhnya ke

  • My Perfect Husband   Makan Bersama

    Raffa berjalan keluar dari kamar, ia mendudukkan tubuhnya di sofa ruang tengah sembari bermain game di ponselnya.Saat Raffa asik bermain tiba-tiba saja Celine mengirimkannya pesan yang mengatakan jika is merindukan Raffa dan itu membuat Raffa senang bukan main.Langsung saja Raffa membalas pesan yang dikirimkan oleh kekasih tercintanya itu, menyunggingkan senyuman bahagia di wajah tampannya.Saat Raffa tengah asik berbalas pesan dengan Celine, bel apartementnya berbunyi beberapa kali."Ah itu pasti makanannya udah dateng." gumamnya.Raffa membuka pintu apartementnya, terlihat seorang pria berjaket hijau tengah menenteng plastik berisi makanan di tangannya.Raffa mengambil pesanannya dan memberikan beberapa lembar uang kepada bapak yang membawakan makanan yang ia order.Bapak itu itu langsung terkejut dengan uang yang diberikan oleh Raffa, "Maaf mas uangnya berlebih." ucapnya, ia hendak mengembalikan sisa uang Raffa namun Raffa langsu

  • My Perfect Husband   Merasa Bersalah

    Kaila masuk ke dalam apartementnya, melepaskan dan meletakkan sepatunya di rak dengan hati-hati. Saat Kaila masuk ke ruang tengah, ia merasakan kesunyian dari apartement itu."Raffa belum pulang?" gumamnya.Kaila berjalan agak tertatih menahan rasa nyeri di lututnya, ia masuk ke dalam kamar dan meletakkan tas sekolahnya lalu duduk di sofa kamar."Udah jam segini, Raffa kemana sih sebenernya?" gumam Kaila lagi, ia merasa agak khawatir karena tidak ada kabar apapun dari Raffa, saat pulang juga Raffa sama sekali tidak menemuinya menemuinya untuk mengatakan sesuatu."Apa Raffa pergi ke cafe lagi?" tebaknya."Oh iya ponsel aku!" Kaila baru teringat jika ponsel miliknya mati kehabisan baterai.Kaila bangkit, mengeluarkan ponselnya dari dalam roknya dan mengisi daya ponselnya. Dan disaat yang bersamaan pintu kamar terbuka, Raffa masuk dengan wajah agak kelelahan."Raffa!" pekiknya.Raffa mendongakkan kepalanya menatap Kail

  • My Perfect Husband   Rumah Sakit

    Raffa dan Celine menghabiskan waktu mereka berdua, mereka pergi ke mall untuk bermain di timezone dan setelahnya mereka pergi untuk menonton bioskop berdua.Sungguh Celine terlihat sangat bahagia, senyuman terus terpantri diwajah cantiknya membuat Raffa lupa akan Kaila dan hanya fokus dengan Celine yang tengah berada disampingnya.Saat pintu teather dibuka, Raffa dan Celine langsung masuk ke dalam dengan Raffa yang memegang secup minuman dingin dan juga popcorn ukuran jumbo sedangkan Celine mencari tempat duduk mereka sesuai dengan yang tertulis di tiket yang mereka beli.Celine dan Raffa terlihat sangat romantis, mereka seperti dua pasangan baru yang masih dimabuk cinta, menonton film dengan senyum merekah dan perlakuan-perlakuan mesra seperti sekarang, Raffa tengah merangkulkan tangannya dibahu Celine, sedangkan Celine menyandarkan kepalanya dibahu Raffa.Sesekali Celine menyuapi Raffa dengan popcorn milik mereka, menonton film dengan wajah serius dan s

  • My Perfect Husband   Preman

    Sampai satu jam lamanya Kaila menunggu, berulang kali ia melirik kearah arloji miliknya bergantian menatap ke arah sekolah, menunggu Raffa yang tak kunjung terlihat.Kaila duduk sendirian, tidak ada lagi siswa yang terlihat disana bahkan sangat jarang ada warga ataupun masyarakat yang hanya sekesar melintas di depannya, hanya ada dirinya dan hembusan semilir angin yang menerpa tubuhnya."Raff, lo dimana sih." gumam Kaila.Menghentak-hentakkan kakinya, menunggu sambil menghitung menit hingga menit namun nihil, penantiannya tak kunjung membuahkan hasil hingga Kaila jenuh dengan sendirinya."Raffa lo kemana sih kenapa belum muncul juga?" tanyanya."Apa jangan-jangan Raffa lagi sama Celine?" tebaknya dalam hati.Terlihat wajah Kaila yang langsung terlihat murung, mungkin benar jika Raffa tengah bersama dengan Celine dan melupakan dirinya yang hanya berstatus sebagai istrinya diatas kertas bukan istri yang dicintainya."Eh ada

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status