Share

Hari Pernikahan 2

Setelah selesai melaksanakan resepsinya, kini Raffa dan juga Kaila tengah beristirahat di dalam kamar hotel milik mereka.

Rencananya besok pagi baik Kaila maupun Raffa akan mulai menempati apartement milik Raffa untuk kedepannya karena Raffa tidak ingin orang tuanya ataupun orang tua Kaila mengawasi mereka terus-menerus.

Kaila berdiri tak bergeming, apa yang akan terjadi setelah ini pikirnya. Apa mereka akan melakukan malam pertamanya? Ah Kaila tidak siap untuk itu.

Raffa yang lebih dulu merebahkan dirinya di atas ranjang menatap Kaila keheranan.

"Kenapa masih berdiri?" Tanyanya.

Kaila tersentak, "Ah gak ada, em.. gue mau bersihin badan duluan ya."

Kaila masuk ke dalam kamar mandi, Raffa kembali merebahkan dirinya. Didalam kamar mandi, Kaila memegang dadanya yang terasa bergemuruh, jantungnya berdetak sangat cepat.

"Aduh kenapa gue gugup begini?" Gumamnya.

"Apa Raffa bakalan ngelakuin itu ke gue?" Gumamnya lagi, kini tersirat rasa khawatir di wajah cantiknya.

Kaila belum siap untuk menyerahkan dirinya kepada Raffa, apalagi mengingat jika Raffa masih berpacaran dengan Celine dan mereka yang masih duduk di bangku SMA.

Kaila menggelengkan kepalanya, mengusir segala rasa khawatir yang ada di dalam dirinya, malam ini ia akan baik-baik saja.

"Raffa gak cinta sama elo Ra, gak mungkin dia berani ngelakuin sesuatu ke elo." Gumam Kaila meyakinkan dirinya sendiri.

Raffa meletakkan ponselnya diatas nakas setelah ia memberi kabar kepada Celine, hampir saja perempuan itu marah kepadanya karena tidak memberikan kabar sejak pagi tadi, namun Raffa dengan lembut memberikan pengertian kepada Celine.

Raffa melirik ke arah pintu kamar mandi yang masih tertutup, ia beralih menatap arlojinya, sudah hampir satu jam Kaila berada di dalam! Apa yang perempuan itu lakukan pikirnya.

Dengan langkah pelan Raffa berjalan ke arah pintu kamar mandi, ia mengetuk pintunya kuat membuat Kaila yang tengah menggunakan bathrobe memekik kaget di dalam sana.

"La! Lama banget, lo ngapain aja di dalem?" Tanya Raffa.

"I-iya ini gue udah siap kok." Sahut Kaila dari dalam.

Ceklek

Kaila muncul dari balik pintu kamar mandi hanya dengan bathrobe yang menutupi tubuh polosnya. Ia menundukkan wajahnya tak berani melihat ke arah Raffa.

"Ma-maaf lama, lo bisa mandi sekarang." Ucap Kaila.

"Lain kali kalo mandi jangan terlalu lama, lo bisa sakit nanti mandi terlalu lama apalagi malam kaya gini." Omel Raffa.

Kaila mengernyitkan dahinya, apa aku tidak salah dengar batinnya. Apakah Raffa marah karena mengkhawatirkanku? Begitulah pikir Kaila.

"Maaf, lain kali gak gini lagi, gue mau pake baju dulu." Kaila buru-buru berjalan menuju ke walk in closet, ia membuka lemari yang ada disana dan matanya membulat kaget.

Apa-apaan ini!

Hanya ada 3 pasang baju untuk dirinya disana, dan semua baju tersebut seperti tidak layak disebut baju tidur. Sangat pendek!

Tidak, Kaila tidak bisa memakainya.. bahkan melihatnya saja Kaila sudah bergidik ngeri.

"Ini kenapa celananya pendek banget.. ini bajunya juga kenapa talinya tipis begini masuk angin ntar gue." Oceh Kaila di dalam walk in closet.

Kaila menggigit-gigit kukunya, masih terpaku di depan lemari dan belum ada niatan untuk menggunakan baju tidur yang ada.

Kaila menyesali mengapa ia tidak membawa pakaiannya sendiri diam-diam dan percaya pada kedua mamanya yang mengatakan bahwa pakaiannya sudah disiapkan dikamar hotel.

"Masa gue make ini sih, ada Raffa juga! Tapi-masa iya gue make bathrobe ini buat tidur.." gumamnya lirih.

No! Kaila tidak bisa!

"Kenapa diem aja?" Tanya Raffa yang tiba-tiba masuk ke dalam walk in closet.

Kaila yang tadinya masih bergumam dan bergelut dengan pikirannya langsung terperanjat kaget.

"Astaga!"

"Kenapa?" Tanya Raffa bingung karena Kaila belum juga memakai bajunya.

Sontak Raffa melirik ke arah lemari yang terbuka, dan ia menggeleng-gelengkan kepalanya saat mengetahui alasan Kaila belum mengganti pakaiannya sendiri.

"Pakai aja, toh kita udah sah gak ada salahnya pakai baju begitu di depan suami sendiri." Ucap Raffa.

Ia menggunakan kaos dan celana pendeknya tepat di depan mata Kaila. Sial! Mata suci Kaila ternodai dengan pemandangan tubuh atletis di depannya.

Seakan tak berdosa Raffa melenggang pergi begitu saja, ia membaringkan tubuhnya di atas ranjang dan langsung terlelap tidur.

Kaila mengintip, ia bernafas lega saat melihat Raffa sudah menutup matanya jadi sepertinya tidak akan terjadi apa-apa malam ini.

Secepat mungkin ia memakai pakaiannya, sedikit risih dan merasa kedinginan karena bahannya yang tipis namun Kaila tidak bisa berbuat apa-apa selain menahannya.

Kaila keluar mengendap-endap dari dalam walk in closet, menyilangkan kedua tangannya di depan dada dan mengusap-usap bahu mulusnya yang terekspos jelas.

"Gue tidur dimana? Masa disamping Raffa sih? Gak, gue gak mau!" Ucap Kaila pelan.

Dan bagai bertemu dewi fortuna, mata Kaila langsung berbinar saat melihat sofa di ujung kamar hotel mereka.

"Kenapa tadi gue gak liat ada sofa disini? Apa dia bisa tembus pandang ya?" Gumamnya lalu mematikan lampu menyisakan lampu tidur temaram.

Kaila mengambil selimut tambahan yang ada didalam lemari dan dengan perlahan ia merebahkan tubuhnya di atas sofa yang terasa lumayan empuk walaupun tidak seempuk ranjang yang ada didepan matanya itu.

Menyelimuti tubuhnya dengan hangatnya selimut membuat Kaila mengantuk, tak lama ia langsung tertidur dengan lelap.

Pukul 3 dini hari Raffa terbangun, ia melirik ke ranjang disebelahnya namun Kaila istrinya tidak ada disana.

Raffa duduk diatas ranjang, mengerjapkan kedua matanya untuk menyesuaikan remang cahaya yang ada di dalam ruangannya.

"Astaga kenapa dia tidur disitu?" Batin Raffa saat melihat Kaila tidur diatas sofa.

Raffa berjalan mendekati Kaila, ia menatap sejenak wajah damai Kaila saat sang pemilik tengah tertidur pulas.

"Cantik juga istri gue." Gumamnya.

Raffa menyibakkan perlahan selimut tebal yang menyelimuti tubuh Kaila, ia terperanjat karena melihat tubuh Kaila walaupun penerangan yang minim di dalam kamar.

"Ck, mama ada-ada aja nyuruh Kaila make baju beginian, kalo gue khilaf gimana?" Ocehnya.

Dengan segera Raffa mengangkat tubuh Kaila, perempuan itu tidak terbangun sama sekali dan Raffa langsung menjatuhkannya di atas ranjang.

Saat Raffa akan menjauhkan badannya, Kaila malah melingkarkan tangannya ke leher Raffa membuat Raffa kelabakan karena hampir saja wajahnya bersentuhan dengan Kaila.

Langsung saja Raffa melepaskan tangan Kaila pelan dan bergerak menuju ke sisi ranjang yang lainnya. Ia tertidur dengan membelakangi Kaila yang terlihat masih nyenyak dalan tidurnya.

Dan keesokan paginya kedua insan itu terbangun dengan tubuh yang saling memeluk dengan erat, bagi orang lain yang melihatnya mungkin akan mengira jika mereka pasangan yang sangat romantis.

Hal yang paling membahagiakan saat bangun dipagi hari dan melihat wajah natural pasangannya, wajah yang tidak orang lain lihat. Namun tidak bagi Kaila, ia malah berteriak kaget saat melihat wajah Raffa tepat di depan wajahnya sendiri.

"Kenapa sih La? Berisik banget, gue masih ngantuk." Omel Raffa, ia kembali menutup kedua matanya dan tertidur dengan lelap.

Tak memperdulikan sama sekali Kaila yang terlihat syok di atas ranjang, memikirkan segala kemungkinan apalagi seingatnya ia tidur di sofa tadi malam dan mengapa saat ia terbangun sudah berada di atas ranjang?

Langsung saja ia mengecek pakaiannya, masih utuh! Dan tidak terlihat tanda-tanda penyerangan apapun dari Raffa ditubuhnya.

"Huhh syukurlah!" Ucapnya lega.

Kaila langsung turun dari atas ranjang, ia masuk ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Kaila ingin mandi namun ia tidak mempunyai pakaian lagi selain yang ada di walk in closet jadi Kaila tidak ingin memakainya.

"Gue make apa dong? Laper lagi..." Gumamnya sambil meringis.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status