Share

Lima

Bagas membuka bagasi ketika sudah sampai di bassment kantor.  Ia mengajak mantan istrinya itu untuk masuk keruangannya. 

"Selamat datang pak." Ucap Sazkia melihat Bagas datang melewati mejanya. 

Bagas hanya tersenyum dan berjalan lurus masuk kedalam ruangannya.  Salsa tersenyum kaku saat berhadapan dengan Sazkia. 

Bagas duduk di kursi kebesarannya dan Salsa hanya diam mematung. Pria itu mengabaikan dirinya.  Salsa berinisiatif duduk disalah satu sofa.

"Siapa suruh kamu duduk." Ucap Bagas melihat Salsa duduk di sofa. 

Salsa berdiri lagi. "Aku lelah tuan." Ucap Salsa. 

"Aku heran,  kenapa dulu aku bisa jatuh cinta padamu dan memilih menikah denganmu.  Padahal sekarang,  kalau diliat-liat.  Kamu sama sekali tidak menarik dan tidak cantik. Kamu melakukan ilmu hitam ya?" Tanya Bagas curiga.

Salsa menggelengkan kepalanya. "Tidak tuan. Sama sekali tidak,  lupakan semua masa lalu itu tuan." Ucap Salsa. 

Bagas menaikkan alisnya satu. "Lagipula siapa yang akan mengingat itu semua.  Dasar jalang! Terlalu percaya diri sekali dirimu. Sekarang kemarilah." Perintah Bagas. 

Salsa menghampiri Bagas hingga sampai di depan meja besar Bagas.  "Aku bilang kemari." Ucap Bagas. 

Salsa berjalan memutari meja dan diam di sebelah kiri Bagas.  "Ada apa tuan." 

Bagas menarik Salsa, kursinya ia mundurkan dan Ia menyuruh Salsa diam di hadapannya. "Sekarang duduk dan bukakan celana serta ikat pinggangku." Perintah Bagas. 

Salsa membuka ikat pinggang Bagas dengan tangan gemetar.  Dengan keadaan sadar 100% baru kali ini Bagas memerintahkannya melakukan hal diluar kerjaan. 

"su.. Sudah." Ucap Salsa. 

"Jangan berdiri.  Sekarang keluarkan penisnya." Ucap Bagas. 

Salsa membuka celana dalam Bagas dan mengeluarkan Penis besarnya itu dengan tangan yang terasa dingin,  ia menahan nafasnya ketika mengeluarkan penis itu. 

"Suusuudah tuan." Ucap Salsa. 

"Bagus." Bagas menyilangkan kakinya dan diangkat keatas meja,  kakinya seolah melingkari leher Salsa. Kini wanita itu terkurung diantara kedua kakinya. "Sekarang oral." Perintah Bagas. 

"Ak... Ak" 

"LAKUKAN!" teriak Bagas.

Salsa meraih penis itu dan melahapnya dengan ragu. Desahan demi desahan di lontarkan oleh Bagas,  ia terus melakukan itu. Bagas tidak juga mendapatkan puncaknya. 

Tok.. Tok.. 

"Masuk!" Teriak Bagas seraya menahan kepala Salsa agar terus melakukan tugasnya disana.  Ia memperdalam kuluman wanita itu. 

Sazkia masuk dengan beberapa dokumen penting ditangannya. "Selamat siang boss,  saya ada berkas yang harus diperiksa oleh boss." Ucap Sazkia. 

"kemarilah." Ucap Bagas. 

Sazkia berjalan kearah Bagas, ia melihat sesuatu disana. "Apakah itu Salsa?" Tanya Sazkia. 

"Jangan terlalu mengurusi kehidupan saya Sazkia.  Karena itu akan membunuhmu. Saya mau kamu keluar setelah mendapatkan tanda tangan saya." Ancam Bagas secara halus. 

Sazkia mengangguk. "Maafkan saya pak,  hanya saja.  Kenapa bapak tidak menggunakan layanan saya?" Tanya Sazkia lagi. 

Brak! 

"SAYA BILANG JANGAN TERLALU MENGURUSI HIDUP SAYA!" Teriak Bagas. Salsa terlihat kaget dan tanpa sengaja mengingit kecil penis Bagas.  

Plak!! Bagas memukul pipi Salsa sampai merah. 

"Jangan digigit jalang!" Teriak Bagas,  "Kamu keluar sebelum saya murka." Perintah Bagas pada Sazkia. 

Sazkia berlalu pergi meninggalkan ruangan Bagas,  hatinya terasa sakit dan tidak ingin lagi di rendahkan oleh Bagas terlalu dalam. 

"Kau jangan menggigit lagi!" Ucap Bagas. 

Salsa mengangguk dan terus melakukan kulumannya sampai sepuluh menit, Bagas mendapatkan puncaknya dan mengeluarkannya didalam mulut Salsa. 

"Telan!" Perintah Bagas. Salsa menggelengkan kepalanya. "Telan!!!" Teriak Bagas. 

Mau tidak mau Salsa menelan sperma itu. Baru kali ini,  Bagas menyuruhnya menelan sperma yang rasanya sangat aneh. 

Bagas menurunkan kakinya dan menyuruh Salsa untuk membersihkan mulutnya dikamar mandi. 

"Bersihkan mulutmu." Ucap Bagas.

"Tuan, apakah aku boleh meminta permen?" Tanya Salsa. 

Bagas tersenyum. "Tidak boleh! Kau harus merasakan sperma itu sampai nanti kita pulang ke apartemen. Jangan makan apa pun.  Dan jangan minum.  Biarkan bau sperma itu ada didalam mulutmu." Ucap Bagas. 

"Kau berubah." Ucap Salsa. 

"Manusia memang selalu berubah setiap waktunya. Bahkan ini sudah sepuluh tahun kita tidak bertemu dan pasti akan ada perubahan yang sangat signifikan." Ucap Bagas. 

Drt.. Drt..  Dering telepon Salsa berbunyi. "Maafkan saya tuan,  saya menerima telepon dulu." Ucap Salsa,  lalu masuk kedalam kamar mandi. 

"Ada apa?" Tanya Salsa. 

"Rendy kak,  dia masuk kerumah sakit." Jawab Renata.

"Rendy sakit apa?" Tanya Salsa panik. 

"Keracunan makanan kak." Jawab Renata. 

"Baiklah,  kakak akan kesana besok atau lusa.  Kakak akan minta boss kakak untuk izin pulang sebentar." Ucap salsa. 

"Baik kak." Ucap Renata. 

"Tolong jaga baik-baik Rendy.  Jangan biarkan dia sendirian." Ucap Salsa. 

"Baik kak." 

Dari luar,  Bagas mendegar semua percakapan Salsa.  Siapa Rendy? Kekasihnya Salsa kah? Atau suaminya?  Bisa-bisanya wanita itu memiliki suami baru setelah bercerai dengannya.  Dan siapa lagi yang menghubungi Salsa? Setaunya Salsa tidak memiliki saudara di negara ini. Ia tidak akan membiarkan Salsa bertemu dengan suaminya itu.  Tidak akan pernah!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status