Menikah dengan Bagas adalah hal yang terindah. Namun, semua itu menjadi gelap dan suram ketika bisnis Bagas diambang ke bangkrutan. Ekonomi mereka pun turun drastis. Salsa meminta cerai kepada Bagas ketika pria itu di titik kehancuran. Dan istrinya itu menambah kesusahan pada dirinya. Ia sangat membenci Salsa karena memilih pergi ketika hatinya sudah sangat percaya pada wanita itu. 10 tahun kemudian.. Salsa dan Bagas di pertemukan kembali. Dengan keadaan yang berbeda, Bagas sudah menjadi orangkaya lagi. sebenarnya Bagas terlahir dari orangkaya. Hanya saja, pernikahannya dengan Salsa di tentang oleh sang Dad dan Mom sebab Salsa orang miskin. Sehingga Bagas memilih untuk pergi dan mendirikan perusahaannya sendiri serta mengaku pada Salsa bahwa dirinya tidak memiliki orangtua. Namun, dihatinya sekarang hanya ada sakit hati untuk wanita itu. Salsa bertemu dengan Bagas ketika pria itu sedang mencari pembantu untuk mengurus semua keperluan rumahnya. Dan dendam pun dimulai...
View MoreBagas mondar-mandir didalam ruang tamu rumahnya. Keputusannya sudah bulat, di tangannya sudah ada berkas-berkas akta rumah ini.
"Aku akan menjual rumah ini agar, bisnisku tidak hancur." Ucap Bagas kepada Salsa.
"Terus kita akan tinggal dimana? Rumah ini kita bangun bersama selama 3 tahun lamanya. Dan segampang itu kamu menjualnya?" Tanya Salsa tidak percaya.
Bagas melepar berkas itu ke meja. "Rumah ini dibeli dari hasil kerja kerasku, kamu tidak mungkin bisa membeli rumah ini dan membeli semua perhiasaan itu kalau bukan karenaku. Bahkan setiap hari aku selalu memberikan uang sebesar 10 juta kepadamu hanya untuk kamu shopping." Ucap Bagas kasar.
"Aku tidak pernah memakai sedikit pun uang yang pernah kau berikan padaku. Aku simpan di bank, akan aku berikan semua itu kepada pemiliknya lagi. Karena itu bukan uangku bukan?" Ucap Salsa getar, ini pertama kalinya Bagas memperhitungkan uang yang dikeluarkannya.
"Baguslah mana uang itu? Akan aku pakai untuk bisnisku. Dan akan aku berikan 10 kali lipat kepadamu ketika bisnisku naik. Percayalah." Ucap Bagas mulai mendingin.
Salsa menggelengkan kepalanya. "Tidak perlu, aku minta cerai." Ucap Salsa.
Bagas menatap nyalang pada Salsa. "Apa kau bilang? cerai? Segampang itu mulutmu berkata Cerai? Cinta yang selama ini aku berikan padamu, pengorbanan yang telah aku lakukan padamu, semua itu sia-sia dimatamu HAH!" teriak Bagas.
"Aku sudah lelah Bagas! Lelah! Kamu selalu menyalahkanku ketika kamu kalah dalam bisnis, ketika semua asetmu hilang atau ketika usahamu tidak membuahkan hasil. Padahal aku diam dirumah dan tidak tau apa pun perihal seperti itu, tapi kamu selalu menyalahkanku." jelas Salsa.
"KARENA SEMUA INI ULAHMU. Andai aku tidak menikah denganmu, mungkin aku tidak akan mengalami kesulitan uang seperti ini." Ucap Bagas.
Plak! Salsa manampar Bagas. "Kamu menyalahkan aku lagi! Aku tidak tau apa yang kamu bicarakan Bagas! Kalau memang semua ini salahku, ceraikan aku. Mumpung tidak ada anak di antara kita. Bahkan tuhan pun tau kalau cinta kita tidak bisa bersatu." Ucap Salsa.
Bagas mengangguk. "Baik, aku akan menceraikanmu. Tapi, satu yang harus kamu tau. Aku sangat sangat mencintaimu, maka dari itu aku bertahan bersamammu. Namun, apa boleh buat memang takdir tidak memperbolehkan kita bersatu. Dan sekarang juga aku tau. Kamu tidak benar-benar mencintaiku. Karena kamu tidak bisa bertahan denganku ketika keadaanku seperti ini. Mulai sekarang aku talak kamu, kamu bukan lagi istriku. Dan aku membencimu Salsa!" Ucap Bagas panjang lebar, lalu pergi meninggalkan Salsa.
Salsa menangis sejadi-jadinya. Ia mencintai Bagas sebesar Cinta Bagas untuknya. Hanya saja ia tidak tahan dengan tingkah laku suaminya itu. Yang selalu menyalahkannya atas apa pun yang terjadi dalam bisnisnya. Padahal ia tidak tau apa pun. Memang mungkin bercerai, menjadi jalan keluar yang baik bagi mereka. Salsa memegang perutnya seraya tersenyum. Ia hanya berharap, kelak jika bertemu kembali. Mantan suaminya itu akan memaafkannya.
"Dimana Salsa?" Tanya Bagas kepada Renata dan Luis yang sedang berada di depan rumah, lebih tepatnya di teras."Dia ada di kamarnya, katanya sedikit lelah dan pusing." Jawab Luis.Rendy menatap Bagas. "Ayah, aku mau disini saja sama kak Renata. Aku mau main mobil-mobilan." Ucap Rendy.Luis berdiri dan menghalangi Rendy yang ingin memegang tangan Renata. "Lebih baik sama Kak Luis, kak Renata tidak bisa main mobil-mobilan." Ucap Luis."Apaan sih om?! Aku maunya sama kak Renata." Ucap Rendy seraya menatap Luis tajam dan garang."Ayolah, ayo ayo." Luis menggandeng bahu Rendy dan membuka kardus mainan. Bagas berlari masuk kedalam dan masuk kedalam kamar yang ada Salsa didalamnya. Ia melihat Salsa sedang tertidur nyenyak di ranjang besar. Ia berjalan dan duduk di sisi ranjang."Aku mencintaimu lebih dari apa pun. Ternyata selama 10 tahun kebencian yang tidak berarti ini, tid
Keesokan harinya, Delina seperti mendapatkan tamparan keras beberapa kali. Keadaan rumah hening tanpa ada siapa pun. Walau pun memang dari dulu anak-anaknya sudah tidak tinggal disini semenjak memiliki usaha sendiri-sendiri. Namun, kali ini berbeda. Suasananya berbanding terbalik sekali. Atmosfer nya berbeda."Ini semua salahmu! Sudah aku katakan, biarkan mereka memilih jalannya masing-masing. Dan kamu hanya mementingkan ego dan dendammu. Anak-anak bagiku berharga sekali. Cintaku padamu saja akan terkikis jika anak-anak pergi meninggalkanku." Marah Akas.Delina terduduk lemas di sofa. Dihadapannya ada beberapa kartu kredit, debit, dan kunci mobil. Semuanya pemberian darinya untuk anak-anaknya dulu."Maafkan aku." Ucap Delina."Sudah sadar kamu?!" Tanya Akas.Delina mengangguk. "Maafkan aku, tetapi aku sulit untuk menghilangkan rasa sakit ini dan dendam." Jawab Delina sedi
Kini Salsa berada dikamar bersama anaknya, Rendy. Anak itu sedang mamainkan gadget yang baru saja dibelikan oleh Bagas. Pria itu tidak tanggung-tanggung, langsung membelikan iPhone 11 Pro Max 64GB. Ia ngiler, anaknya diberi hp yang begitu mahal. Sedangkan ia hanya memakai hp biasa aja. Ah apaan sih!Ceklek.. Bagas masuk kedalam kamar, dan duduk disebelah Rendy. Salsa berpura-pura tidak memperhatikan Bagas yang baru saja masuk."Anak ayah main hp terus." Ucap Bagas seraya mengusap kepala Rendy.Rendy menjauh dan memeluk Salsa, ia menyusupkan kepalanya dalam pelukan mamahnya."Om itu jahat." Bisik Rendy, ia melemparkan hp iPhonenya ke lantai.Salsa menatap Bagas. "Kenapa? Apa yang dia lakukan?" Tanya Salsa.Rendy menggelengkan kepalanya tidak ingin berbicara. "Dia jahat." Jawab Rendy.Salsa menatap Bagas tidak suka. "Apa yang kamu lakukan kepada Rendy? Dia membencimu." Tanya Salsa.
Soraya pamit pulang, ketika berbincang sebentar bersama Salsa dan Bagas. Dimata Bagas dan Salsa, Soraya adalah wanita yang ramah, baik, dan sopan. Tidak terlihat wajah Jahatnya sama sekali. Mungkin dari awal hanya pikirannya saja yang sudah menuduh yang tidak-tidak."Salsa, malam ini kamu tidur disini ya bersamaku." Ucap Bagas.Tubuh Salsa menegang. "Satu kamar?" Tanya Salsa."Kamu memang mau satu kamar denganku?" Tanya Bagas balik.Salsa menggelengkan kepalanya. "Aku akan tidur bersama Rendy." Jawab Salsa, seraya berdiri dan membawa gelas serta makanan itu kedapur."Padahal aku mau tidur sekamar denganmu." Gumam Bagas.Delina keluar dari kamar dan menghampiri Bagas yang sedang duduk diruang tamu. "Bagaimana dengan Soraya?" Tanya Delina.Bagas mengkerutkan dahinya. "Bagaimana apanya mom?" Tanya Bagas tidak mengerti."Kamu tertarik padanya? Dia wanita
Bagas dan Salsa mengunjungi kediaman orangtua Bagas. Ada mobil daddy nya yang terparkir di depan rumah. Mereka keluar dari mobil dan masuk kedalam rumah. Kalau ada daddynya, mommy tidak bisa menyakiti Rendy."Mom Dad!" teriak Bagas, "Kamu duduk diruang tamu sementara aku mencari Rendy." Salsa mengangguk.Bagas mencari Rendy di semua kamar yang ada di rumah orangtuanya ini. Dan ternyata Rendy ada dikamar tamu bersama Daddynya. Anaknya sedang tertidur dikamar.Akas melihat kedatangan Bagas, ia mengarahkan tangannya ke Bagas agar tidak berisik. Ia turun dari ranjang dan berjalan keluar kamar. Ditutupnya pintu dengan hati-hati."Ada apa?" Tanya Akas."Aku dan Salsa mencari Rendy, takut terjadi apa-apa padanya dad. Dan ternyata dia baik-baik saja bersama Daddy disini. Mana mommy?" Tanyanya."Mom lagi pergi bersama seseorang, entahla sekarang Dad tidak peduli mommy mu mau pergi deng
Salsa sudah makan dan ia disuapi oleh Bagas, pria itu memanjakan dirinya. Dan ia sekarang baru saja beres mandi, Bagas sedang mengurus pekerjaannya dulu sebelum pergi dengannya bertemu Rendy.Ia melihat-lihat kamar Bagas, dan membuka satu persatu lemari dikamar ini. Ada satu kotak merah yang ia temukan dilemari baju Bagas. Ia membawanya ke ranjang dan membuka kotak itu.Ternyata kotak itu berisikan surat-surat penting seperti surat buku nikah dengannya dulu, surat perceraian pun ada, dan banyak foto-foto dirinya dan Bagas. Mengingat masa seperti ini, ia merindukan hari itu. Dimana cinta dan sayangnya Bagas melimpah dan dicurahkan kepadanya. Namun, seiring berjalannya waktu. Cinta itu memudar oleh keegoisan masing-masing. Menjalankan rumah tangga tidak segampang yang dipikirkan, kita bisa gagal kalau tidak benar-benar membangun keluarga yang penuh kejujuran, saling sayang, setia, dan hilangkan
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments