Share

Tujuh belas

Keesokan harinya, Delina seperti mendapatkan tamparan keras beberapa kali. Keadaan rumah hening tanpa ada siapa pun.  Walau pun memang dari dulu anak-anaknya sudah tidak tinggal disini semenjak memiliki usaha sendiri-sendiri. Namun,  kali ini berbeda.  Suasananya berbanding terbalik sekali. Atmosfer nya berbeda.

"Ini semua salahmu!  Sudah aku katakan,  biarkan mereka memilih jalannya masing-masing.  Dan kamu hanya mementingkan ego dan dendammu. Anak-anak bagiku berharga sekali. Cintaku padamu saja akan terkikis jika anak-anak pergi meninggalkanku." Marah Akas. 

Delina terduduk lemas di sofa. Dihadapannya ada beberapa kartu kredit, debit,  dan kunci mobil.  Semuanya pemberian darinya untuk anak-anaknya dulu. 

"Maafkan aku." Ucap Delina. 

"Sudah sadar kamu?!" Tanya Akas. 

Delina mengangguk. "Maafkan aku,  tetapi aku sulit untuk menghilangkan rasa sakit ini dan dendam." Jawab Delina sedi

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status