Share

Enam

Bagas kembali mengerjakan beberapa lembar berkasnya saat mendengar suara pintu kamar mandi terbuka.  Ia menahan sekuat tenaga agar tidak menoleh kepada Salsa.  Dan tidak menanyakan apa pun yang menyangkut wanita itu.

"Tuan." Ucap Salsa. 

"Hemm." Sahut Bagas. 

"A.. Aku mau izin pulang kampung Sebentar saja hanya tiga hari.  Ada sesuatu yang harus aku urus disana. Apakah tuan mengizinkan?" Tanya Salsa. 

Bagas menyimpan pulpennya dan menatap Salsa.  "Ada urusan apa kamu disana?" 

"Keluarga." 

"Tidak Boleh!" Tolak Bagas dengan tegas. 

"Tapi tuan..  Aku mohon sekali ini saja.  Ini sangat mendesak." Mohon Salsa. 

Bagas menggelengkan kepalanya. "Tetap jawabannya tidak,  kalau kamu tetap memaksa. Maka kamu aku pecat dan kamu harus mengembalikan semua uang yang telah diberikan Sazkia padamu dua kali lipat!" Ancam Bagas. 

Salsa menggelengkan kepalanya,  uang darimana jika ia harus mengganti rugi uang sebanyak itu.  "Baiklah,  tapi apa tuan tidak bisa mempertimbangkannya lagi?" Tanya Salsa meyakinkan Bagas. 

Bagas tersenyum kecil. "Tidak! Kau membuatku gila Salsa.  Sekarang buka celana dalammu dan naiklah kepangkuanku." Perintah Bagas. 

"Sekarang?" Tanya Salsa. 

"Bulan depan! Sekarang lah!  Kemana otak cerdasmu Salsa.  Cepat naik." Jawab Bagas.

Salsa mengangguk,  dengan perlahan ia membuka celana dalamnya. Salsa yang memakai rok mempemudah dirinya untuk mengeluarkan celana dalamnya.  Pergerakan Salsa tidak lepas dari Pandangan Bagas.  

"Naik sini jalang." Perintah Bagas setelah celana dalam Salsa terlepas. 

Salsa berjalan kearah Bagas dan naik kepahanya. Penis Bagas sudah terbuka dan berdiri dengan tegap.  Bagas menekan pinggang Salsa.  Sehingga penisnya masuk dengan sempurna di vaginanya. 

"Begoyanglah, anggaplah dirimu pelacur disalah satu club. Dan puaskan aku." Perintah Bagas. 

Salsa menaikkan turunkan badannya dan menggesekannya kedepan dan belakang ketika badannya lelah naik turun. 

Tok.. Tok... 

"Masuk!" Teriak Bagas. 

Seorang office boy masuk kedalam ruangan Bagas. Mengantarkan kudapan yang diperintahkan oleh Sazkia. Merasa tidak enak masuk kedalam ruangan ketika bossnya sedang bercinta akhirnya OB itu berdiri kaku. 

"Ngapain kamu hah?!" Teriak Bagas.  

Salsa menghentikkan gerakannya dan menyembunyikan wajahnya.

"Saya hanya mengantarkan ini saja." Ucap OB itu. 

"Simpan disana dan segeralah pergi.  Jangan tatap perempuan ini. Jika kamu mau,  kamu boleh mendaftar ketika saya sudah bosan dengannya." Ucap Bagas. 

Tangan salsa terkepal di samping badannya.  Mendengar hinaan yang dilontarkan oleh Bagas.  Baru kali ini,  ia menjadi pembantu hanya untuk dilecehkan dan dihina.  Bahkan dengan pria yang pernah mengisi hatinya. 

OB itu tersenyum dan mengangguk cepat. "Terima kasih pak, saya permisi."

Setelah OB itu pergi, Bagas menyelipkan rambut Salsa di telingannya. "Kau dengar jalang? Pria itu menginginkanmu. Setelah kontrakmu habis denganku.  Kau boleh mendaftar menjadi jalang OB itu.  Atau mungkin kau bisa meminta pria itu menikahimu." Hina Bagas. 

Salsa hanya diam tidak menyahuti perkataan Bagas.  Percuma, hatinya sudah lelah dan ia tidak ingin membuang tenaga lagi hanya untuk meladeni kelakukan Bagas.  Ia hanya melakukan apa yang diperintahkan pria ini saja. 

"Bergeraklah lebih cepat!" Teriak Bagas. 

🙄🙄🙄

Sore, Bagas sudah selesai dengan pekerjaannya.  Ia mengajak Salsa ke salah satu restoran terkenal sebelum pulang ke apatemennya. 

"Kau pasti sudah lama tidak makan di teman seperti ini bukan? Sekarang makanlah sesuka hatimu jangan pikirkan harganya. Aku akan membayar semua makanan yang kamu makan." Ucap Bagas sombong. 

Salsa menggelengkan kepalanya. "Tidak usah tuan,  aku makan di apartemen saja."

"Kau menghinaku? Kamu kira aku tidak bisa membayar makanan semahal ini? Bahkan harga dirimu saja aku bisa beli 10 kali lipat. Pelayan!!!" Teriak Bagas. Pelayan itu berlari menghampiri meja Bagas. 

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya pelayan itu. 

"Bawakan saya semua menu terbaik disini." Jawab Bagas. 

"Baik tuan." 

"Aku tidak semiskin dulu Salsa.  Kau bisa memakan semua yang kamu mau.  Sekarang duduk manis dan jangan coba-coba menggoda semua pelayan pria disini.  Jika kamu menggodanya maka akan aku lempar saat itu juga kepada mereka." Ancam Bagas. 

Setengah jam kemudian.  Makanan dibawa ke meja Bagas.  Semua makanan dari yang mahal sampai sangat mahal dihidangkan.  Restoran ini terkenal dengan harga fantastis dan makanan yang enak. 

"Silahkan tuan dan silahkan nyonya cantik." Ucap pelayan itu ketika menyimpan satu piring berisikan Lobster di hadapan Salsa. 

Salsa tersenyum menawan. "Terima kasih." Ucap Salsa. 

Brak!!! "Jangan Goda dia sialan!!!" Teriak Bagas. 

"maaf tuan saya tidak bermasud." Ucap pelayan itu. 

"Cium dia Salsa.  Aku sudah katakan jika kamu menggoda pria disini maka aku akan lempar kamu sekarang ke orang itu." Ucap Bagas. 

Salsa menggelengkan kepalanya. "Tidak mau." Ucap Salsa. 

"Cium!!!" Teriak Bagas. 

Salsa berdiri dan menghampiri pelayan itu yang kaku tidak bergerak sama sekali.  Pelayan itu menggelengkan kepalanya dan mengatakan maaf tanpa suara. Salsa tersenyum dan berkata tidak apa-apa tanpa suara. Hampir saja bibir Salsa kena dengan bibir pelayan itu.  

Bagas menarik kerah pelayan itu dan menonjoknya hingga terjatuh dilantai. 

"Pergi dari hadapan saya dan jangan pernah kau goda wanita ini! Dia milikku!" Teriak Bagas. 

Pelayan itu dibantu oleh karyawan lainnya, Bagas kembali duduk. Salsa merasa kasian kepada orang itu yang terkena pukulan Bagas. 

"Sekarang makan!!" intruksi Bagas pada Salsa. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status