Share

Marah

Happy Reading.

***

Suara demtuman musik yang begitu keras dengan lampu temeran ataupun yang terus berkelip gemerlap membuat mata terasa sakit jika melihatnya terlalu lama. Bau alkohol dan asap rokok yang begitu menyengat memekak indra penciuman. 

Dilantai tiga yang tak seramai lantai bagian bawah, di lantai tiga tempat kelas VVIP dengan tempat bermain billiar yang terdapat di sana. Di ujung ruangan itu tepat di dekat tempat bermain billiar sekelompok laki-laki kini tengah bermain billar dan ada juga yang hanya sekedar meminum alkohal nya.

Suara notifikasi dari ponsel dalah satu dari mereka membuat sahabat nya yang lain ikut menoleh ke arah laki-laki itu.

"Ada chat noh Fal," ucap Aezar pada sahabatnya yang tengah bermain billiar itu membuat Falix yang di panggil segera menghentikan mainnya dan berjalan ke arah ponselnya yang berada di meja tempat Aezar, Cakra, dan Dion duduk.

Segera Falix membuat chat yang masuk setelah menggenggam ponselnya. Saat melihat chat yang masuk Falix langsung memelototkan matanya dan rahangnya yang mengeras marah melihat foto yang di kirim orang yang mengirimnya pesan itu.

Dengan segera Falix langsung menghubungi orang yang mengirimnya itu pesan, tak membutuhkan waktu lama orang itu langsung menjawab teleponnya.

"Hallo Son" sapa orang di sebrang sana dengan senyumannya.

"Dad mengapa kau mengijinkan Darla untuk datang ke pesta? dan gaun yang di gunakannya? Ayo lah Dad ada apa ini? dan siapa laki-laki itu? dan mengapa kau mengirim foto tersebut," marah Falix dengan memberondongkan banyak pertanyaan pada orang di sebrang sana yang tak lain adalah Daddy Darla.

"Ayo lahSon, putri ku terlihat begitu cantik. Lagi pula aku merasa kasihan jika harus terus melarangnya," ucap Dennis di sebrang sana membuat Falix menggeram marah.

"Bawalah dia bersama mu dan jaga dia, Dad percaya kau bisa menjaganya. Lagi pula kau selalu tega membuat putri ku sedih dan melarangnya melakukan banyak hal," ucap Dennis dengan sedikit menyindir membuat Falix semakin kesal dengan calon mertuanya itu.

"Kau melakukan ini untuk membantu Darla agar aku mengijinkannya untuk ke Indonesia bukan?" tebak Falix yang tepat sasaran membuat Dennis tersenyum geli di sebrang sana.

"Dan kau tahu? kau berhasil Dad, aku akan mengizinkannya untuk ke Indonesia dan aku akan menjaganya dengan baik," ucap Falix akhirnya. Ia tak ingin jika ia tetap melarangnya Dennis akan terus berperilaku sama dan membuat Darla dengan laki-laki lain.

"Pilihan yang tepat Son," ucap Dennis membuat Falix semakin kesal dan segera memetikan teleponnya secara sepihak membuat Dennis semakin tersenyum geli melihat kemarahan Falix. Ia memang sangat suka menggoda tunangan anaknya itu.

Setelah selesai menerima telepon Falix segera berjalan ke arah temannya dan mengambil jaket dan kunci motornya, membuat sahabatnya mengerutkan keningnya melihat Falix yang sudah akan pergi.

"Mau kemana lo?" tanya Cakra pada Falix.

"Balik," ucap Falix singkat membuat sahabatnya semakin bingung karena tak biasanya Falix akan pulang saat jam saja belum pukul dua belas malam.

"Lah tumbenan baru jam sepuluh udah mau balik," ucap Dion yang tengah bermain Billiar bersama Barra.

"Ada urusan," ucap Falix dan langsung pergi tampa menghiraukan sahabatnya lagi.

***

Falix berjalan memasuki rumahnya dengan perasaan kesal. Ia tak suka ada laki-laki lain yang mendekati gadisnya, Darla adalah miliknya dan tak boleh siapapun dekat dengan gadisnya.

"Tuan kau sudah pulang?" tanya seorang laki-laki yang merupakan asisten sekaligus orang kepercayaan Falix, Arthur.

"Cari tahu tentang laki-laki yang bersama Darla saat di pesta," perintah Falix pada Arthur membuat Arthur mengangguk tanpa bantahan.

"Baik Tuan," ucap Arthur sambil mengikuti Falix yang berjalan menuju kamar tuan mudanya itu.

"Dan besok Darla akan ke Indonesia temani aku menjemputnya dan perintahkan maid untuk membersihkan kamar di samping kamar ku, dekor kamar dengan warna pink, dan perintahkan sepuluh maid khusus untuk mengurus keperluan Darla," perintah Falix lagi sebelum masuk ke dalam kamarnya.

"Baik tuan, apa ada yang anda butuhkan lagi?" tanya Arthur yang Falix balas dengan gelengan.

"Kalau begitu saya pergi dulu tuan," ucap Arthur dan segera menunduk hormat sebelum bernar-benar pergi dari hadapan Falix.

***

"Dad kau serius?" tanya Darla masih tidak percaya dengan ucapan Dadnya membuat Dennis terkekeh mendengar pertanyaan putranya itu. Ia baru saja kembali dari kantor padahal jam masih menunjukkan pukul sebelas siang, Dennis sengaja pulang lebih awal untuk memberitahu putrinya itu kabar bahagia itu.

"Tentu, sudah Dad pastikan bukan rencana ini akan berhasil," ucap Dennies dengan bangganya membuat Darla tersenyum senang mendengarnya dan langsung memeluk Daddy nya itu.

"Ahh thank Dad," ucap Darla yang masih berada dalam pelukan Daddy nya.

"Sebenarnya Dad sulit melepasmu tapi untuk kebahagianmu Dad harus bisa," hembusan napas leleh terdengar dari Dennis, pasti sangat sulit melepaskan putri satu-satu nya yang begitu manja itu untuk pergi jauh darinya.

"Jangan berbicara seperti itu Dad, kau membuatku sedih," ucap Darla dengan mengerucutkan bibirnya lucu.

"Baiklah sekarang kau harus bersiap untuk penerbangan mu," ucap Dennis membuat Darla mengangguk semangat dan langsung berlari menuju kamarnya menghiraukan Mommy dan Daddy nya yang hanya bisa menggeleng melihat tingkah anak nya itu.

Namun baru saja menaiki anak tangga Darla kembali berjalan ke arah kedua orang tuanya membuat kerutan di dahi kedua orang tuanya yang bingung.

"Ada apa hm?" tanya Alberta menatap bingung anaknya itu.

"Kapan jam terbang ku?" tanya Darla pada kedua oarng tuanya.

"Bagaimana jika jam empat empat pagi?" tanya Mommy nya yang langsung di balas anggukan semangat oleh Darla yang langsung pergi kembali berjalan menuju kamarnya. 

Darla sangat tak sabar untuk menemui tunangannya itu dan Darla berniat membuatnya kesal hari ini dengan tidak menjawab panggilan dari tunangannya itu.

***

Hari ini adalah jadwal keberangkatan Darla menuju Indonesia hingga senyum tak pernah luntur dari wajah cantiknya itu. Bahkan kini mentari belum menampakkan sinarnya tapi gadis itu sudah menampakkan senyuman tanpa rasa mengantuk.

"Kau harus menjaga dirimu baik-baik," ucap Alberta sambil memeluk putrinya itu dan tanpa sadar air matanya sudah mengalir.

"Pasti Mom, Mom juga harus menjaga diri baik-baik," ucap Darla yang juga ikut menangis.

"Apa kalian akan terus menangis? Jika seperti ini lebih baik tetap lah tinggal di sini," ucap Dennis sambil menggeleng melihat kedua wanita kesayangannya itu yang menangis.

"Tidak," ucap Darla dengan mengerucutkan bibirnya membuat Daddy nya itu terkekeh.

"Nona kita harus segera berangkat," ucap Ryan yang merupakan orang kepercayaan Falix yang bertugas menjaga Darla selama di New York. Ryan juga merupakan asisten Dennis.

"Baik lah, Mom Dad aku pergi dulu," ucap Darla dan setelah berpamitan dengan memeluk kedua orang tuanya Darla langsung berjalan ke arah pesawat yang merupakan pesawat pribadi miliknya.

***

Thank For Reading.

Hai semua. Salam kenal all.

Aku penulis baru di Goodnovel tapi semoga kalian suka sama karya aku yang satu ini. Jangan lupa buat vote dan koment ya guys. Maaf kalo feel gak dapet dan banyak typo.

Kalau mau tahu karya aku yang lain kalian bisa cek ig aku @wphilmiath_

See You Next Part All

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status