Share

Marah

Author: Hilmiath
last update Huling Na-update: 2021-04-07 13:45:25

Happy Reading.

***

Suara demtuman musik yang begitu keras dengan lampu temeran ataupun yang terus berkelip gemerlap membuat mata terasa sakit jika melihatnya terlalu lama. Bau alkohol dan asap rokok yang begitu menyengat memekak indra penciuman. 

Dilantai tiga yang tak seramai lantai bagian bawah, di lantai tiga tempat kelas VVIP dengan tempat bermain billiar yang terdapat di sana. Di ujung ruangan itu tepat di dekat tempat bermain billiar sekelompok laki-laki kini tengah bermain billar dan ada juga yang hanya sekedar meminum alkohal nya.

Suara notifikasi dari ponsel dalah satu dari mereka membuat sahabat nya yang lain ikut menoleh ke arah laki-laki itu.

"Ada chat noh Fal," ucap Aezar pada sahabatnya yang tengah bermain billiar itu membuat Falix yang di panggil segera menghentikan mainnya dan berjalan ke arah ponselnya yang berada di meja tempat Aezar, Cakra, dan Dion duduk.

Segera Falix membuat chat yang masuk setelah menggenggam ponselnya. Saat melihat chat yang masuk Falix langsung memelototkan matanya dan rahangnya yang mengeras marah melihat foto yang di kirim orang yang mengirimnya pesan itu.

Dengan segera Falix langsung menghubungi orang yang mengirimnya itu pesan, tak membutuhkan waktu lama orang itu langsung menjawab teleponnya.

"Hallo Son" sapa orang di sebrang sana dengan senyumannya.

"Dad mengapa kau mengijinkan Darla untuk datang ke pesta? dan gaun yang di gunakannya? Ayo lah Dad ada apa ini? dan siapa laki-laki itu? dan mengapa kau mengirim foto tersebut," marah Falix dengan memberondongkan banyak pertanyaan pada orang di sebrang sana yang tak lain adalah Daddy Darla.

"Ayo lahSon, putri ku terlihat begitu cantik. Lagi pula aku merasa kasihan jika harus terus melarangnya," ucap Dennis di sebrang sana membuat Falix menggeram marah.

"Bawalah dia bersama mu dan jaga dia, Dad percaya kau bisa menjaganya. Lagi pula kau selalu tega membuat putri ku sedih dan melarangnya melakukan banyak hal," ucap Dennis dengan sedikit menyindir membuat Falix semakin kesal dengan calon mertuanya itu.

"Kau melakukan ini untuk membantu Darla agar aku mengijinkannya untuk ke Indonesia bukan?" tebak Falix yang tepat sasaran membuat Dennis tersenyum geli di sebrang sana.

"Dan kau tahu? kau berhasil Dad, aku akan mengizinkannya untuk ke Indonesia dan aku akan menjaganya dengan baik," ucap Falix akhirnya. Ia tak ingin jika ia tetap melarangnya Dennis akan terus berperilaku sama dan membuat Darla dengan laki-laki lain.

"Pilihan yang tepat Son," ucap Dennis membuat Falix semakin kesal dan segera memetikan teleponnya secara sepihak membuat Dennis semakin tersenyum geli melihat kemarahan Falix. Ia memang sangat suka menggoda tunangan anaknya itu.

Setelah selesai menerima telepon Falix segera berjalan ke arah temannya dan mengambil jaket dan kunci motornya, membuat sahabatnya mengerutkan keningnya melihat Falix yang sudah akan pergi.

"Mau kemana lo?" tanya Cakra pada Falix.

"Balik," ucap Falix singkat membuat sahabatnya semakin bingung karena tak biasanya Falix akan pulang saat jam saja belum pukul dua belas malam.

"Lah tumbenan baru jam sepuluh udah mau balik," ucap Dion yang tengah bermain Billiar bersama Barra.

"Ada urusan," ucap Falix dan langsung pergi tampa menghiraukan sahabatnya lagi.

***

Falix berjalan memasuki rumahnya dengan perasaan kesal. Ia tak suka ada laki-laki lain yang mendekati gadisnya, Darla adalah miliknya dan tak boleh siapapun dekat dengan gadisnya.

"Tuan kau sudah pulang?" tanya seorang laki-laki yang merupakan asisten sekaligus orang kepercayaan Falix, Arthur.

"Cari tahu tentang laki-laki yang bersama Darla saat di pesta," perintah Falix pada Arthur membuat Arthur mengangguk tanpa bantahan.

"Baik Tuan," ucap Arthur sambil mengikuti Falix yang berjalan menuju kamar tuan mudanya itu.

"Dan besok Darla akan ke Indonesia temani aku menjemputnya dan perintahkan maid untuk membersihkan kamar di samping kamar ku, dekor kamar dengan warna pink, dan perintahkan sepuluh maid khusus untuk mengurus keperluan Darla," perintah Falix lagi sebelum masuk ke dalam kamarnya.

"Baik tuan, apa ada yang anda butuhkan lagi?" tanya Arthur yang Falix balas dengan gelengan.

"Kalau begitu saya pergi dulu tuan," ucap Arthur dan segera menunduk hormat sebelum bernar-benar pergi dari hadapan Falix.

***

"Dad kau serius?" tanya Darla masih tidak percaya dengan ucapan Dadnya membuat Dennis terkekeh mendengar pertanyaan putranya itu. Ia baru saja kembali dari kantor padahal jam masih menunjukkan pukul sebelas siang, Dennis sengaja pulang lebih awal untuk memberitahu putrinya itu kabar bahagia itu.

"Tentu, sudah Dad pastikan bukan rencana ini akan berhasil," ucap Dennies dengan bangganya membuat Darla tersenyum senang mendengarnya dan langsung memeluk Daddy nya itu.

"Ahh thank Dad," ucap Darla yang masih berada dalam pelukan Daddy nya.

"Sebenarnya Dad sulit melepasmu tapi untuk kebahagianmu Dad harus bisa," hembusan napas leleh terdengar dari Dennis, pasti sangat sulit melepaskan putri satu-satu nya yang begitu manja itu untuk pergi jauh darinya.

"Jangan berbicara seperti itu Dad, kau membuatku sedih," ucap Darla dengan mengerucutkan bibirnya lucu.

"Baiklah sekarang kau harus bersiap untuk penerbangan mu," ucap Dennis membuat Darla mengangguk semangat dan langsung berlari menuju kamarnya menghiraukan Mommy dan Daddy nya yang hanya bisa menggeleng melihat tingkah anak nya itu.

Namun baru saja menaiki anak tangga Darla kembali berjalan ke arah kedua orang tuanya membuat kerutan di dahi kedua orang tuanya yang bingung.

"Ada apa hm?" tanya Alberta menatap bingung anaknya itu.

"Kapan jam terbang ku?" tanya Darla pada kedua oarng tuanya.

"Bagaimana jika jam empat empat pagi?" tanya Mommy nya yang langsung di balas anggukan semangat oleh Darla yang langsung pergi kembali berjalan menuju kamarnya. 

Darla sangat tak sabar untuk menemui tunangannya itu dan Darla berniat membuatnya kesal hari ini dengan tidak menjawab panggilan dari tunangannya itu.

***

Hari ini adalah jadwal keberangkatan Darla menuju Indonesia hingga senyum tak pernah luntur dari wajah cantiknya itu. Bahkan kini mentari belum menampakkan sinarnya tapi gadis itu sudah menampakkan senyuman tanpa rasa mengantuk.

"Kau harus menjaga dirimu baik-baik," ucap Alberta sambil memeluk putrinya itu dan tanpa sadar air matanya sudah mengalir.

"Pasti Mom, Mom juga harus menjaga diri baik-baik," ucap Darla yang juga ikut menangis.

"Apa kalian akan terus menangis? Jika seperti ini lebih baik tetap lah tinggal di sini," ucap Dennis sambil menggeleng melihat kedua wanita kesayangannya itu yang menangis.

"Tidak," ucap Darla dengan mengerucutkan bibirnya membuat Daddy nya itu terkekeh.

"Nona kita harus segera berangkat," ucap Ryan yang merupakan orang kepercayaan Falix yang bertugas menjaga Darla selama di New York. Ryan juga merupakan asisten Dennis.

"Baik lah, Mom Dad aku pergi dulu," ucap Darla dan setelah berpamitan dengan memeluk kedua orang tuanya Darla langsung berjalan ke arah pesawat yang merupakan pesawat pribadi miliknya.

***

Thank For Reading.

Hai semua. Salam kenal all.

Aku penulis baru di Goodnovel tapi semoga kalian suka sama karya aku yang satu ini. Jangan lupa buat vote dan koment ya guys. Maaf kalo feel gak dapet dan banyak typo.

Kalau mau tahu karya aku yang lain kalian bisa cek ig aku @wphilmiath_

See You Next Part All

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • My Possessive Bad Guy   End

    Happy Reading. *** Sudah dua hari Falix menyekap Darla di kamar gadis itu. Dan sudah dua hari juga kejadian tersebut berlalu. Kini keadaan Barra masih koma paska oprasi saat itu. Akibat pendarahan yang terus menerus dan Barra yang hampir kehabisan darah laki-laki itu harus menjalankan oprasi dan hingga kini laki-laki itu belum sadarkan diri. Semuanya masih menunggu dengan cemas bagaimana keadaan Barra selanjutnya, doa tak pernah lepas dari mereka yang terus berdoa akan kesembuhan Barra. Yang kini mereka harapkan adalah kesembuhan Barra. Untuk Dino dan Dian, kini kedua orang itu harus melaksanakan penjara di rumah dan tidak di bolehkan melakukan perjalanan jauh. Semua itu karena Dian yang masih di baru saja berumur tujuh belas tahun hingga orang tuanya meminta keringan begitupun dengan Dino yang masih sembilan belas tahun. Saat usia mereka memasuki dua puluh satu tahun maka akan di lakukan persi

  • My Possessive Bad Guy   Ancaman

    Happy Reading. *** Menatap kesekeliling dengan tatapan menerawang, kini Darla merasa merasa bingung dengan tampat yang ia tempati saat ini. Kini ia bukan lagi berada di sebuah gedung kosong tapi berada di sebuah kamar. Tangannya tak lagi terikan begitupun kakinya namun di kamar ini seperti tak ada cara untuk keluar. Darla sudah mengelilingi kamar itu dan pintu sudah di kunci, jendela pun sudah di kunci mati. Bisa Darla tebak saat ini ia tengah berada di ketinggian saat melihat di jendala dan kamar ini memiliki tinggi yang lebih tinggi dari pohon besar di bawahnya. Suara kunci di buka membuat Darla mengalihkan pandangannya yang semula tertuju pada jendela kini teralihkan oleh seorang laki-laki yang memasuki kamar tersebut yang tak lain adalah Dino.

  • My Possessive Bad Guy   D

    Happy Reading. *** "Lo serius?" tanya Cakra yang masih tak percaya akan info yang baru saja ia terima dari Falix. "Apa ada untungnya kalo gue ngarang cerita?" tanya Falix dengan begitu sinis. Mereka semua menggeleng memang tak ada untungnya bagi Falix untuk mengarang cerita. Lagi pula untuk apa Falix melakukan itu? Tentu saja itu bukanlah hal yang patut untuk di karang. "Jadi kita bener-bener kehilangan Dion?" tanya Barra dengan senyuman sendunya. Kini mereka memang tengah membicarakan tentang Dion. Lebih tepatnya Falix yang tengah bercerita dan memberikan info tentang siapa sebenarnya Dion yang kini bersama mereka, dia bukanlah Dion dari Dino kembaran Dion yang m

  • My Possessive Bad Guy   Dion

    Happy Reading. *** Darla mengerjampak matanya berkali-kali merasakan silau yang masuk ke dalam matanya, ia begitu merasa asing dengan tempat nya saat ini. Melihat ke sekeliling ia pikir kini ia tengah berada di sebuah gedung tak terpakai di lihat dari bagaimana kondisi gedung yang ia tempati saat ini. Bisa gadis itu rasakan kini tangan dan kakinya teringat dan di ruangan yang begitu luas itu hanya terdapat satu kursi yang kini ia duduki, tak ada penerangan selain mentari yang masuk melalui jendela yang berada begitu tinggi. Sebisa mungkin Darla berusaha melepaskan tangannya dari ikutan yang begitu menyakitinya bahkan bisa ia tebak kini tangannya sudah memerah dan memar at

  • My Possessive Bad Guy   Darla diculik

    Happy Reading. *** Pukulan yang begitu keras Falix dapatkan dari ayahnya, tadi saat ia baru saja sampai di rumah bersama dengan Ryan dalam ke adaan berantakan dan memar serta luka di wajahnya tak ia sangka ternyata orang tuanya yang jarang pulang itu sedang ada dirumah. Saat Falix dan Ryan sampai di rumah, ibu Falix langsung menanyakan ada apa dengan wajah Falix serta Ryan dan di mana Darla? "Apa kau gila mengajak Darla ke club malam?" tanya Hanry sambil memberikan pukulan mentah pada Falix yang hanya bisa terdiam menerima setiap pukulan yang di dapatnya dari ayahnya yang terus melampiaskan amarahnya pada dirinya. "Lihatlah apa yang sekarang kau dapat Falix," ucap Hanry yang kembali memberikan pukulan untuk Falix yang hanya terdiam. Ryan yang melihat itu ingin membant

  • My Possessive Bad Guy   Insiden Club

    Happy Reading. *** "Tar malam ke club kuy dah lama nih gak kumpul di sana sambil main billiard," ajak Dion dengan begitu bersemangat. Kini mereka tengah berada rooftop sambil sebat, rooftop memang selalu menjadi tempat yang pas bagi mereka untuk menghisap sebatang rokok yang mengandung nikotin tersebut. Kini hanya ada kelima laki-laki tersebut mengingat gadis mereka sudah pulang lebih dulu karena kini para laki-laki itu harus mengikuti jam pelajaran tambahan. "Yuk lah udah lama nih," kompor Cakra yang juga terlihat begitu bersemangat mengingat mereka sudah sangat lama tidak nongkrong bersama. "Ok deh tar malam, tapi gue ngajak Darla," ucap Falix memberitahu sahabat nya jika ia harus mengajak tunangannya itu.

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status