Jika Marcus sudah turun tangan, segala urusan sudah pasti menjadi jauh lebih mudah. Jika selama satu tahun ini Dominic masih bersabar menanti waktu yang tepat untuk mewujudkan perceraiannya dengan Reina, hari ini Marcus membuat semuanya terjadi begitu saja tanpa adanya masalah yang berarti. Siapa sangka uang memang bisa membeli segalanya bahkan sebuah harga diri?
Saat Reina dipanggil masuk ke dalam rumahnya, di sana sudah ada dua orang kuasa hukum keluarga Louis. Entah sejak kapan mereka datang. Setahu Reina, tidak ada orang lain yang masuk ke dalam rumah setelah mereka sampai tadi. Apakah kedua orang itu justru sudah tiba duluan sebelum Reina dan yang lainnya datang? Sepertinya iya.
Reina dipanggil masuk hanya untuk menandatangani dokumen perceraiannya dengan Dominic. Dia sama sekali tidak tahu apa-apa. Ibunya, yang tadinya dia kira akan bersedih atau akan menentang keputusan Dominic, justru terlihat biasa saja. Atau bisakah Reina menilai jika sikap ibunya sekarang se
Malam harinya, di kamar penginapan milik Chalondra. Gadis itu terlihat sedang duduk bersandar di kepala kasur. Kedua kakinya sedikit ditekuk dan sikunya bertumpu di atas kedua lututnya. Telapak tangannya sedari tadi dibuat menutupi area wajah. Dia menyukai kegelapan yang terjadi di dalam alam pikirannya. Gadis kecil itu sedang ingin menenangkan pikirannya yang tak kunjung berhenti bergejolak sejak meninggalkan Museum Affandi tadi sore. Sejak mereka kembali dan dia mandi, lalu mereka makan malam, Chalondra masih seperti orang linglung. Lalu sekarang, saat waktunya semua orang seharusnya tidur, dia justru masih terjaga. Iya, dia memikirkan lukisan itu. Dia seperti sedang diperhadapkan dengan sebuah teka-teki yang sangat misterius. Jadi, lukisan yang ada tanda tangan si pelukis justru yang palsu, alias replika. Itu artinya, lukisan yang sebelumnya ada di ruangan Dominic adalah lukisan palsu. Lalu, jika kemarin Dominic bilang, lukisan yang ada di sana sekarang adalah luk
"Dad nggak pakai kolor????????" Pertanyaan absurd Chalondra terlontar begitu saja dari bibirnya di saat dia tidak merasakan ada kain tambahan berbahan tipis di bawah celana jins Dominic. Matanya terbelalak lebar lantaran kaget, tidak percaya. Dominic sempat berpikir sebentar, namun setelah itu dia menyunggingkan senyum angker yang membuat Chalondra bergidik ngeri. "Iya, memangnya kenapa?" jawabnya santai. "Haissss!!!!!!!!!" Chalondra refleks mengeluarkan tangannya dan mendorong dada Dominic dengan ekspresi jijik. Tangan Dom yang sedang bertengger di dalam celana piyamanya pun otomatis keluar dengan paksa lantaran tubuhnya terdorong ke belakang. "Whyyy? Apa salahnya dengan tidak memakain kolor?" pria tidak tahu malu itu malah balik bertanya tanpa punya rasa bersalah sambil memasukkan jari tengahnya ke dalam mulut. "Gila! Jadi selama di pesawat itunya Dad gobal-gabel dong kayak terong? Asli ya nggak ada otak!" Dominic berlutut di atas ka
Keesokan paginya di sebuah apartemen kecil dan minimalis. Seorang wanita tersungkur di atas lantai sambil menangis tersedu-sedu. Barusan kekasihnya meninggalkannya begitu saja setelah perkelahian besar terjadi di antara mereka. Jadi, hubungan yang mereka jalin selama ini hanyalah sebuah kedok karena dia adalah istri dari seorang Dominic Ethan Louis. Lalu, setelah dia resmi bercerai dengan pria itu, berakhir pula lah hubungan mereka, dengan alasan karena dia sudah tidak berguna. Rasanya masih seperti mimpi dan sangat sulit untuk dipercaya. Bukankah selama ini laki-laki itu berjanji akan menikahinya jika kelak dia dan Dominic bercerai? Mengapa yang terjadi justru sebaliknya? Sekarang dia juga dibuang, tidak ada bedanya seperti yang dilakukan Dominic dan keluarga Louis. Bahkan, rasanya ini lebih menyakitkan karena dia sudah terlanjur menambatkan seluruh hatinya kepada laki-laki itu. Reina. Jika ada wanita yang paling menyedihkan di muka bumi saat ini, mungkin di
"SIAL!!"Suara daun pintu yang digebrak cukup keras membuat seseorang yang berada di dalam ruangan tersebut terkejut setengah mati. Tangannya yang sedari tadi menahan selembar koran tepat di hadapan wajahnya, turun dengan spontan demi bisa melihat ke arah pintu."Kau mengejutkanku!""Sial sial sial!!" laki-laki itu masih mengumpat penuh amarah seraya melayangkan tinjunya ke udara."Ada apa? Kau bertelepon dengan siapa barusan??""Papa. Dominic benar-benar mengunjungi papa ke Yogyakarta dan sekarang beliau sudah mengetahui perihal Inti Global!!"Itu adalah Anjar, bersama sekutunya. Setelah mendapat kabar mengenai perceraian Dominic dan Reina, mereka berdua bertemu untuk membahas rencana lanjutan tanpa melibatkan mantan istri Dominic tersebut. Namun di pertengahan perbincangan mereka, tiba-tiba ayah Anjar menelepon.Dialah Tuan Sagara Theodor. Owner dari Sagara Natural yang sebelumnya menjadi supplier bahan baku di perusahaan Dominic, y
Dominic baru saja akan menyeruput minuman dinginnya. Namun gerakan tangannya tiba-tiba terhenti lantaran mendengar suara menggelegar dari ponsel Chalondra yang tidak sedang mengaktifkan fitur speaker. Dominic dengan begitu jelas mendengar Chris meneriakkan nama Chalondra dan menyuruh gadis itu pulang sekarang. "Ke ... kena ... kenapa ... P ... Pa?" Chalondra mempertanyakan perintah ayahnya sambil menatap Dominic yang sepertinya sedang bertanya 'ada apa?'. "PULANG SEKARANG. DALAM WAKTU SATU JAM KAMU HARUS SUDAH DI BANDARA." "Tapi, Pa, study tourku belum--" "KAMU KIRA PAPA NGGAK TAU KAMU LAGI BERSAMA SIAPA DI SANA CHALONDRA??!!" DHUARRRR!!!!!!!! Ponsel mahal itu terlepas begitu saja dari genggaman tangan kecil Chalondra. Jantungnya terasa mau copot. Ayahnya sudah mengetahui hubungan mereka??? OH TUHAN!! Dominic tidak kalah kaget melihat refleks kekasihnya. Dia pun memungut ponsel Chalondra dari lantai restoran, kemudian dengan ce
Perih. Saat Dominic tersadar dari tidur panjangnya, dia merasa seluruh wajahnya perih. Sekujur tubuhnya serasa patah tulang. Dia tidak bisa bergerak bahkan hanya untuk sekedar membuka mata. Dia kaku, raganya seakan mati, sama seperti hatinya.Aroma obat-obatan memenuhi penciumannya. Walau netranya masih terpejam, Dom cukup sadar kalau saat ini dia berada di sebuah ruangan rawat inap. Dominic juga lama-lama bisa merasakan jarum infus yang menancap di pergelangan tangannya. Fix, dia memang berada di unit kesehatan yang entah di mana, dia tidak tau.Bagaimana dia bisa berujung di sini? Bukankah tadi siang dia dibuang begitu saja di pinggir jalan? Siapa yang sudah berbaik hati memungut sampah sepertinya?"Argggggghh," desis Dom saat dia merasa pusing kepala yang luar biasa."Kamu sudah sadar, Dom?"Suara itu? Ayahnya??Dominic berusaha membuka kedua matanya. Rasa pegal di sekitaran indera penglihatannya begitu terasa lantaran tadi siang Chris ju
Chris Ellordi sudah memikirkan ini sejak siang tadi. Dia sangat marah melihat Dominic yang dengan beraninya datang ke hadapannya. Laki-laki itu pun sama sekali tidak tahu malu dengan masih menggenggam tangan Chalondra. Lupakah dia jika dia dan Chalondra itu ibarat om dan keponakan? Lagian dia sudah menikah! Sangat kurang ajar jika dia masih menjalin hubungan dengan wanita lain. Chris tidak peduli dia adalah putera dari Marcus, sahabat papanya. Dominic sudah melewati batas yang selama ini sudah terjaga dengan baik. Sekali pun Cakrawala dan Inti Global adalah rival di dunia bisnis, mereka tetap bisa berjalan berdampingan karena pendiri-pendiri keduanya memiliki ikatan persahabatan. Sekali pun tidak ada batasan secara tertulis, namun mereka cukup sadar bahwa ada hal-hal yang tidak pantas dilakukan demi menjaga keharmonisan hubungan mereka. Dalam kasus hubungan Dominic dan Chalondra, Chris sangat yakin kalau Dominic lah yang patut dipersalahkan. Chris sangat mengenal put
Keesokan paginya ... "HAHAHAHAHAHA ..." Tawa menggelegar yang nyaris mampu membelah langit terdengar dalam sebuah ruangan kerja yang cukup luas. Dua orang yang sudah lama bekerja sama untuk menghancurkan keluarga Louis dan Ellordi itu tertawa puas mengetahui rencana mereka sudah berhasil. Mereka adalah Anjar dan ... Ares Alexander. "Ide kamu yang menyuruh saya untuk mengantar langsung foto-foto itu ke hadapan Fransisco ternyata sangat jitu. Dampaknya begitu luar biasa." Ares meneguk wine-nya dengan perlahan dan penuh penghayatan. "Hahaha, karena untuk apa menunggu papa merusak segalanya kalau kita bisa lebih dulu melumpuhkan si pengacau? Setelah ini Dominic pasti akan sibuk mengurus kekasihnya dan melupakan kasus pemutusan kontrak itu," balas Anjar dengan tidak kalah bangga. Dia sangat senang mengetahui saat ini keluarga Chris Ellordi sedang kacau dan Dominic adalah penyebabnya. Berdasarkan informan mereka yang ada di kediaman Chris El