Share

BAB 46

Diraya terdiam, menatap jalan yang lengang namun beberapa mobil masih berkeliaran. Dia menyesap kopi di dalam gelas plastik bekas aqua yang tadi dia terima dari penjual kopi keliling, dia tengah berada di pinggir jalan. Duduk diatas trotoar, menikmati kopi murahan serta rokoknya. Pikirannya tengah semrawut, dari sejak menikah dengan Yara tidak ada sedikitpun rasa bahagia dia rasakan, ya terus menerus meneriakinya ketika mereka sedang adu argumen, atau menyakitinya dengan mendorong, menampar, dia juga beberapa kali memergoki Yara mengecek ponselnya bahkan menguntit kemanapun dia pergi. Lama-lama ini menjadi memuakkan. Lama-lama dia merasa menjadi tidak bebas akan hal itu.

Apa yang dia harapkan sudah tercapai, mobil dan rumah mewah, uang yang seperti tidak ada habisnya di dalam rekening bank. Itu semua yang dia inginkan, yang dia harapkan setelah pernikahannya dengan Geya dulu.

Pernikahan yang diawali dengan cinta itu lama-lama menjadi membosankan, melihat Geya yang begitu menurut pa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status