Share

4. Pertemuan Kedua

Author: MissCilla
last update Last Updated: 2021-05-07 21:21:41

Di luar dugaan, rupanya pertemuan dengan River terjadi besok sore. Terry langsung meminta pada River untuk mengkosongkan waktunya.

Semuanya terjadi begitu cepat. Telepon Bree pada pagi hari ke nomor ponselnya, undangan langsung ke ruangan River Clayton di CL Headquarters. Sierra tidak sempat berpikir akan mengenakan setelan apa karena langsung berangkat dari kantornya.

Ruangan River terletak di lantai 30. Untuk sampai ke lantai tersebut, butuh kartu akses khusus karena pengamanannya yang amat ketat. Beberapa kali bahkan Bree melakukan konfirmasi wajahnya untuk masuk ke pintu berikutnya.

Satu fakta yang Sierra amati selama masuk ke dalam gedung ini, para pekerja wanitanya didominasi oleh wanita berambut pirang. Muncul rasa tidak percaya diri yang menyelinap dalam dada Sierra.

Namun sedetik kemudian Sierra menggeleng. Tujuannya ke sini adalah mengajak River sebagai narasumbernya.

Setelah lima menit berjalan di koridor lantai tersebut yang tiada habisnya, sampailah Sierra di ruangan paling ujung.

Ini adalah kali pertama keduanya saling menatap satu sama lain dengan jeda waktu yang cukup lama.

Tidak seperti wanita kebanyakkan yang ditemuinya, hanya Sierra yang tidak terlalu berusaha untuk membuatnya terkesan. Sierra hanya mengenakan blus pink pastel dan celana bahan berwarna putih tulang.

Jika para wanita lain cenderung bangga juga percaya diri bisa memasuki ruangannya, Sierra sering terlihat gugup di hadapannya. Beberapa kali River perhatikan wanita itu sudah menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga kirinya.

“Bagaimana kemeja yang kemarin? Aku bisa menghilangkan nodanya,” tanya Sierra dengan nada khawatir.

Please, have a sit,” seru River mempersilakan Sierra duduk terlebih dahulu.

Bree yang baru saja mengantar Sierra masuk ke dalam ruangan River segera mengambil mantel pink coral yang dibawa Sierra, “Anything you want, Miss?” tanya Bree.

Milk tea, boleh,” seru Sierra kemudian duduk dengan kikuk.

Bree mengangguk lalu meminta izin keluar dari ruangan. River hanya menggeleng sambil memiringkan bibirnya. Astaga, hal pertama yang ditanyakan wanita ini adalah keadaan kemejanya?! Yang bahkan River saja sudah lupa bagaimana nasibnya.

“Wah, kau ternyata mengingat pertemuan kita kemarin?” seru River lalu duduk sambil membuka map yang berisi laporan latar belakang Sierra yang baru sempat dilihatnya.

Sierra mengangguk, “Ya meski pun kau bilang tidak apa-apa, a-aku tetap merasa bersalah.”

“Aku akan membicarakan soal kemeja itu di lain hari saja, Nona Harper.” River menaruh laporan tersebut di meja lalu menatap Sierra lekat-lekat. “Apa kau kekasih Terry sampai berhasil melobinya untuk menyiapkan waktu denganmu?” River berdiri lalu duduk di sisi kiri meja yang dekat dengan kursi yang tengah Sierra duduki.

“Apa?” Sierra tersentak kaget. “Bukan seperti itu hubungan kami. Bagaimana ya, aku dan—”

“Baguslah kalau begitu,” potong River di tengah usaha Sierra menjelaskan dengan gugup juga terbata-bata. Pria itu masih menatap Sierra lekat-lekat seolah tengah menginginkan sesuatu darinya.

Sierra sampai kehilangan kata-kata. Apa yang sebenarnya tengah River lakukan padanya? Pria itu tengah menggodanya?

Sekali lagi Sierra menyadarkan dirinya pada kenyataan. Standar wanita River Clayton pasti tinggi. Lihat saja para karyawan wanita yang nampak seperti model Victoria’s Secret. Sierra pasti jauh dari kriteria, bukan?

“Aku ingin memintamu hadir sebagai narasumber di acara TV Be Inspire. Kau tahu tidak acara yang tayang setiap jumat dan sabtu pukul tujuh malam di ABC?” terang Sierra yang mulai menunjukkan ekspresi serius dan tidak gugup seperti beberapa saat lalu. “Apa kau bersedia Tuan Clayton?”

River nampak berpikir sesaat. Tangan kiri pria itu diletakkan pada dagu terbelahnya yang kerap menjadi salah satu pesonanya yang sulit ditolak wanita. Tapi Sierra tidak sedikit pun bergeming.

Ajaibnya lagi, River tidak menemukan tatapan penuh gairah seakan ingin menerkamnya seperti wanita lainnya. Sierra nampak tenang seperti danau di rumah musim panasnya.

“Biasanya aku selalu menolak wawancara seperti ini. Apalagi untuk acara TV yang kerap menggunakan omong-kosong untuk memojokanku.”

“Aku akan memastikan itu tidak akan terjadi, Tuan Clayton. Program yang kupegang ini tidak berisi gosip semata, tapi fakta sebenarnya. Tujuan program ini juga untuk menginspirasi banyak orang.”

River terkekeh, “Apa aku terlihat sudah memberi perdamaian dunia secara cuma-cuma?”

Di luar dugaan rupanya River memilik sisi humoris seperti ini. Setidaknya begitu yang dipikirkan Sierra. Jadi wanita itu menanggapinya dengan tersenyum juga.

Sumpah, River sampai tidak mengedip karena menyaksikan senyum manis Sierra. Cekungan khas yang terbentuk pada bibir tipis wanita itu. River merasa ingin menyentuh bibir itu dan menghisapnya.

Sierra tidak sadar tengah ditatapi penuh hasrat oleh River. Wanita itu malah mengeluarkan buku notes berwarna cokelat tua dari dalam tasnya berikut pulpen.

Interupsi Bree yang muncul dengan segelas milk tea dan kopi hitam segera menyentakkan River kembali pada kenyataan.

“Terima kasih,” seru Sierra sambil mengambil gelas yang disodorkan Bree.

“Aku akan menyetujui permintaanmu, Nona Harper.” Sergah River setelah menyesap kopi hitam dan duduk di kursinya kembali. “Tapi dengan beberapa kondisi tertentu.”

Sierra mengangguk dan nampak antusias membuka lembaran notesnya. River semakin dibuat menggila dengan keadaan ini.

“Baiklah, kalau begitu aku mencatat hal-hal apa yang kau inginkan. Aku akan mendiskusikannya dengan atasanku lalu mengatur jadwalnya.”

“Aku ingin secara khusus ditangani hanya olehmu saja, Nona Harper. Dari awal hingga selesai.”

“Maaf, harus mengecewakanmu, Tuan Clayton. Bukan aku yang akan mewawancaraimu nanti saat siaran langsung.”

River mengangguk, “Baiklah, kalau gitu aku ingin kau mengadakan gladi resik terlebih dahulu. Aku ingin kau secara khusus mewawancarainya. Lalu berikutnya, aku ingin kau yang menanganiku. Memastikan segala keperluanku terpenuhi dengan baik.”

Sierra mencatat segala kalimat yang River ucapkan dengan cekatan pada notesnya.

“Aku percaya padamu, Nona Harper. Tolong jangan membuatku kecewa.”

Sierra mengangguk lalu menatap River dengan sebuah keyakinan, “Aku tidak akan merusak kepercayaanmu, Tuan Clayton. Aku akan mencatat setiap fakta mengenai dirimu juga memastikan disiarkan. Aku tidak akan menulis omong-kosong yang dapat berpotensi merusak reputasi juga citramu.”

“Bagus, Harper. Aku suka mendengar keteguhanmu berjanji padaku seperti itu.”

“Bolehkah aku bertanya pada sekretarismu mengenai jadwalmu? Supaya kita bisa mencari waktu yang tepat.”

“Astaga, kau wanita yang cepat melakukan pergerakan.”

“Ah, ma-maksudku untuk gla-gladi resik wawancara dan tanggal siarannya, Tuan Clayton. Aku tidak ingin merusak jadwalmu.”

“Tidak usah khawatir mengenai jadwalku, Harper.” River tersenyum kemudian mengibaskan tangannya. “Katakan saja tanggal berapa yang kau inginkan pada Bree. Aku akan menyuruhnya untuk mengosongkan jadwalku.”

“Aku semakin merasa tidak enak padamu, Tuan Clayton.” Sierra menatap lirih pada River.

“Tidak perlu merasa demikian, Harper.” River kembali pada tumpukan dokumen di menjanya lalu membubuhkan tanda tangannya pada beberapa kertas.

“Tapi—”

“Kalau kau bersikeras merasa tidak enak, kita bisa membicarakannya di kedai kopi kemarin. Berikut kabar kemeja malangku yang tadi kau tanyakan di awal tadi,” sergah River menatap Sierra dengan intens.

Sierra menelan ludah lantas terkejut dengan pernyataan River barusan. Apa River sedang mengajaknya kencan?!

Sekali lagi, Sierra menggeleng. Menyangkal segala dugaan bodoh yang berkeliaran di kepalanya. Pasti maksud River tadi untuk kepentingan wawancara, kan?

“Aku ingin mengenalmu lebih jauh, Harper.”

“Boleh aku tahu alasannya?” tanya Sierra yang entah mendapatkan kekuatan dari mana.

“Karena aku ingin memastikan apakah sedang mengajakmu berkencan atau sekedar pembicaraan bisnis semata,” sergah River dengan santai yang langsung membuat Sierra tergelak.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • My Protective CEO (Indonesia)   22. Bath Tub Moments (21+)

    Pergulatan panas tersebut berlangsung sampai empat puluh lima menit lamanya! Baik River mau pun Sierra tidak menyadarinya.Mereka berhenti juga karena security mansion sudah menghubungi telepon di unit River yang mengabarkan jika ada pengantar pizza.“Astaga, kau sudah kelaparan sekali?” sergah River sambil terperangah melihat Sierra yang baru saja menghabiskan potongan kedua pizzanya.Sierra mengangguk, “Untung saja kau memesan dua kotak. Sepertinya aku bisa menghabiskan satu kotak,” terang Sierra kemudian menelan lagi potongan pizzanya.River menggeleng penuh takjub,”Kau hanya mengkhawatirkan perutmu saja?”“Seharian ini aku hanya memakan steik saat makan siang. Aku melewatkan sarapan bahkan untuk menegak sekotak susu untuk menghilangkan rasa lapar karena pekerjaanku yang tidak ada habisnya!” keluh Sierra kemudian menggigit lagi pizzanya. “Sudah sepatutnya aku memikirkan kondisi perutku.&rdquo

  • My Protective CEO (Indonesia)   21. Gejolak Hasrat yang Terlepas

    Jika wanita lain akan melonjak kegirangan diberikan akses ke mansion mewah dengan fasilitas serba ada juga eksklusif milik River Clayton.Namun berbeda dengan Sierra Harper. Justru tanggapan pertama wanita itu malah menghembuskan napas dengan kesal selama beberapa kali.“Kau tidak menyukainya?” tanya River.Sierra menggeleng sambil menghentakkan kakinya dengan kesal, “Bohong banget kalau aku bilang tidak menyukainya.”“Lalu?”“Begini ya, Riv.” Sierra menghentikan langkahnya kemudian menatap kedua mata River lekat-lekat. “Jangan berikan hal berlebihan begini. Aku bukan siapa-siapamu… Kau harusnya juga tahu, aku tidak akan pernah bisa membalasnya.” Sierra mengedarkan seluruh pandangannya terhadap mansion mewah tersebut dengan tatapan menyindir.Pada sekali kerjapan mata, River menarik wajah Sierra kemudian melumat bibirnya tanpa ampun. Sierra nyaris tidak bisa bernapas akibat m

  • My Protective CEO (Indonesia)   20. Tempat Istimewa untuk Sierra

    “A-Ak Aku harus—” sergah Sierra terbata-bata. River tersenyum jenaka menangkap kegugupan Sierra. Kini wanita itu mengedipkan matanya berkali-kali dan napasnya belum teratur. Sierra merapikan bajunya usai kedua kakinya bisa kembali menapak di trotoar. Sementara kedua mata River langsung terarah pada bibir Sierra yang noda lipstiknya berantakan. “Aku akan mengantarmu ke kantor,” seru River kemudian mengelap noda lipstick yang berantakan tersebut dengan saputangannya. Belum sempat menarik napas, Sierra terkesiap lagi oleh sikap santai River mengelap sisa-sisa lipsticknya yang berantakan akibat ulah adiknya! Beberapa orang di sekitar tentu memperhatikan aksi mereka. Bahkan, diam-diam ada yang memotret mereka. Sierra hanya bisa mengangguk tanpa mengatakan apa pun lagi. Pikirannya Sierra dipenuhi beragam rasa yang sulit dijelaskan. Rasa bersalah juga bingung yang paling mendominasi. “Kau tidak menanyakan kabarku?” tanya River yang be

  • My Protective CEO (Indonesia)   19. Ciuman Pengalihan

    Kepala River berdenyut-denyut tiada henti kala menatap jadwal bekerja yang baru saja disodorkan sekretarisnya. Belum pulih dari jet lag, namun sekarang River harus menyapa rekan bisnis ayahnya yang sedang berada di New York.Begitu tiba waktu makan siang, River izin pamit dengan alasan ada lunch meeting padahal sebenarnya mampir ke Paul’s Time. Salah satu bistro favoritnya di New York yang dikelola oleh Paul Martinez, sahabat lama ayah River.River menyetir sendirian karena sedang tidak ingin diganggu oleh siapa pun. Ia butuh waktu untuk bernapas sejenak saja dari business trip selama seminggu belakangan.Mungkin memang River membutuhkan waktu untuk berlibur. Bersama seseorang yang dirindukannya begitu dalam selama beberapa waktu.Seseorang itu tentu saja wanita yang memiliki senyum manis sehangat matahari pagi di bulan Desember. Seperti Sierra Harper.Sementara itu di tempat dan waktu yang sama Sierra masi

  • My Protective CEO (Indonesia)   18. Kontrak Raven Clayton

    “Untuk hal konyol seperti ini kau membuat kontraknya?! Tak kusangka, kau serius juga!” cibir Sierra sambil menggelengkan kepala.Dalam hati wanita itu sebenarnya meneriakkan frustrasi dan kekesalan berkali-kali. Lantaran, kejadian yang coba dilupakan Sierra dua hari lalu berujung sia-sia.Tadi pagi ketika Sierra dalam perjalanan menuju kantor ada sebuah nomor tidak dikenal yang menelepon ponsel khusus pekerjaannya. Tanpa berpikir aneh-aneh, Sierra mengangkat saja.Si penelepon rupanya Raven Clayton! Entah bagaimana caranya pria itu mendapatkan kontak pribadinya. Jadi begini, Sierra punya dua ponsel dan dua nomor. Ponsel yang satunya hanya dinyalakan pukul enam sore sampai pagi dan dikhususkan untuk para kliennya.Sementara ponsel satunya selalu Sierra nyalakan dua puluh empat jam penuh. Karena semua kerabat, rekan kerja bahkan rumah sakit tempat ibunya dirawat mengetahui nomornya itu.Kalau sedang bersama kliennya, Sierra akan meninggal

  • My Protective CEO (Indonesia)   17. Kesepakatan Sebelah Pihak

    “Seingatku sih Billy Harrison sudah memiliki istri yang cantik, baik dan menyenangkan. Dia juga memiliki seorang anak laki-laki yang—” “Apa maumu sebenarnya, Raven?!” potong Sierra karena jengah dengan nada Raven yang terdengar seperti pembaca berita membosankan ketika menyebutkan fakta soal kliennya. Raven menyunggingkan senyum tengilnya dan memiringkan alis kanannya. Sumpah, Sierra rasanya ingin menamparnya detik ini juga. Ini lebih memalukan ketimbang kepergok dengan keluarga Billy Harison. Ya, setidaknya Sierra bakal langsung mendapatkan hukuman seketika. Ditampar minimal atau disiram air. Lain halnya kalau Raven Clayton yang malah memergoki dirinya telah menghabiskan malam bersama Billy Harison. “Kau tahu kan, aku punya bukti jika kau berkelit.” “Kau ingin menyebarkan apa yang baru saja kau lihat kepada publik?” “Sierra, tolonglah bersikap baik padaku sedikit saja. Kau sedang berada di posisi tidak bisa berbuat banyak,” se

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status