Andri melihat dua satpam restoran itu mengeluarkan pistol yang mereka bawa, ia pun mempunyai firasat buruk, ia segera berkata sambil tersenyum kepada mereka, "Tuan-tuan, jangan panik, aku koki di restoran ini."
Mendengar perkataan Andri, kedua satpam tersebut saling memandang satu sama lain, kemudian kembali mengarahkan pandangan penuh curiga kepada Andri. Andri melanjutkan penjelasannya, "Entah siapa orang kurang ajar yang mencuri pisau di dapur, sekarang aku baru membeli pisau lagi." Salah satu satpam mengambil pisau dapur itu dan melihat-lihat, pisau itu memang masih baru, ia dengan teliti melihat Andri, kemudian bertanya, "Kenapa aku tak pernah melihatmu di dapur?" Seketika Andri tertawa, kemudian ia berkata, "Tuan, aku masih baru di sini, namaku Frank, kalau ada waktu aku akan mentraktir kalian minum, sekarang aku harus cepat-cepat ke dapur, kalau tidak manajer akan mengomel, itu akan menyusahkanku." Mendengar perkataannya, satpam tersebut baru mengembalikan pisau itu kepada Andri, mereka melihatnya berjalan ke arah aula. Yuni menunggu di depan lift, tak lama kemudian ia melihat Andri berlari ke arahnya, awalnya ia pikir anak itu pasti tertangkap oleh satpam, tak disangka anak itu baik-baik saja, entah apa yang diucapkannya pada para satpam itu. Andri baru saja datang, Yuni langsung menggodanya, "Bagaimana bisa mereka tidak menangkapmu?" Dalam kesempatan ini, Andri membangga-banggakan dirinya sendiri, ia berkata, "Walaupun aku meminjami mereka 100 keberanian, mereka juga tak akan berani menangkapku." "Apa yang kau katakan pada mereka?" Tanya Yuni dengan agak penasaran. Andri sengaja membuatnya semakin penasaran. "Mau tahu?" "Kalau tidak mau kasih tahu ya sudah!" Kata Yuni, ia tiba-tiba tidak tertarik. Andri menipu Yuni, "Aku bilang pada mereka, pekerjaanku adalah pembunuh." Yuni meremehkannya dan berkata, "Pembunuh? Aku rasa kamu kurang lebih seperti pembunuh babi." "Wah, aku ketahuan olehmu ya?" "Cih," ujar Yuni, ia pun membalikkan badan dan masuk ke dalam lift, mereka berdua sampai di lantai 5, pelayan mengantarkan mereka ke ruang VIP, ini adalah ruang yang sebelumnya telah dipesan oleh Yuni melalui telepon. Ruangan itu begitu besar, kira-kira sebesar ruangan rapat di perusahaan mereka, bisa menampung beberapa puluh orang, dekorasinya pun sangat amat mewah. Setelah memasuki ruangan, Yuni melihat jam di pergelangan tangannya, waktu yang telah dijanjikan dengan kliennya akan segera tiba. Yuni menoleh melihat Andri, ia memperingatkan Andri dengan hati-hati. "Nanti kau jangan banyak omong, mengerti?" "Tentu, tugasku hanya untuk makan saja!" Andri tiba-tiba merasa sedikit lapar. Saat itu juga, pintu ruangan tiba-tiba terbuka, seorang pria paruh baya yang mengenakan jas berjalan memasuki ruangan. Melihatnya, Yuni segera menyambut pria itu dan bersalaman dengannya, kemudian dengan ramah Yuni berkata, "Selamat datang Direktur Zhang, aku adalah Yuni Lin dari Dairy Milk LTD." Ketika pria itu melihat Yuni, ia juga merasa heran dan berkata, "Benar-benar tak kusangka Direktur Lin masih begini muda." Yuni tersenyum dan berkata, "Direktur Zhang, anda benar-benar pintar bercanda!" Pria itu memujinya lagi, "Direktur Lin tak hanya masih muda, juga sangat cantik!" Begitu selesai berbicara, pria paruh baya itu mengalihan pandangannya pada Andri, Yuni segera memperkenalkannya, "Direktur Zhang, ini adalah manajer departemen pemasaran perusahaan kami, Andri Chen." Andri juga dengan ramah menjabat tangan Direjtur Zhang, "Salam kenal, Direktur Zhang!"Pria paruh baya itu menganggukkan kepalanya, baru saja ia duduk, ia bertanya, "Direktur Lin, mengapa aku tak melihat Direktur Chandra datang bersamamu?" Yuni menjawab, "Direktur Chandra sedang pergi perjalanan dinas." Pria paruh bata itu tak bertanya lagi, ia pun memanggil pelayan di belakangnya. "Pelayan, tolong hidangkan makanannya, dan tolong bawakan 5 botol arak dahulu." Mendengarnya memesan 5 botol arak, Yuni merasa takut, ia minum 1 gelas saja sudah kehilangan kesadaran, namun demi perusahaan, tak ada jalan lain. Tak lama kemudian, para pelayan telah mengidangkan semua masakan dan bir, ada teripang, abalone, lobster, kepiting, dan lain-lain, segala jenis seafood terhidang di atas meja. Direktur Zhang memanggil lagi pelayan di belakangnya, "Tolong tuang birnya." Tiga gelas telah dipenuhi oleh bir, Direktur Zhang mengangkat gelasnya, Yuni dengan malu-malu berkata, "Direktur Zhang, saya…" Belum selesai bicara, pria itu mendahuluinya, "Direktur Lin, jangan khawatir, saya ini orangnya santai, hari ini kita minum sepuasnya, begitu bir di atas meja habis, uang yang harus dibayarkan kepada perusahaan kalian akan kulunasi seluruhnya." Ia mengambil cek dari dalam kantung bajunya, lalu ditaruhnya di bawah gelas bir, dengan terang-terangan ia berkata, "Saya ini suka sekali ditemani minum-minum, mari, walaupun kita baru bertemu, ayo kita bersulang."Direktur Zhang bersulang dengang Yuni, kemudian berkata, "Cheers!" Yuni belum sempat berkata, Direktur Zhang telah meneguk habis bir di gelasnya. Yuni tak bisa menolak, terpaksa meminum habis birnya. Biasanya, ia bisa minum sedikit anggur merah, namun kali ini adalah arak putih, ia pasti tidak kuat meminumnya. Andri lebih tegas lagi, ia mendongak dan meneguk habis birnya. Direktur Zhang melihatnya, dengan sangat gembira memujinya, "Manajer Chen sangat kuat minum!" Ketiga orang itu baru saja menghabiskan bir mereka, pelayan di belakang mereka langsung kembali mengisi penuh ketiga gelas kosong itu, hal ini membuat Yuni semakin merasa sungkan, namun begitu teringat perusahaan, ia hanya bisa berjuang mati-matian meminumnya. Saat itu juga pria paruh baya itu kembali mengangkat gelas, lalu berkata, "Gelas kedua! Aku telah bekerja sama dengan Dairy Milk LTD selama 3 tahun, perusahaan kalian juga telah memberiku banyak keuntungan, jadi cheers kali ini untukmu, Direktur Lin!" Yuni berkata dengan tetap tersenyum, "Direktur Zhang, anda terlalu sungkan, kita saling mendukung dan membantu satu sama lain, semoga perusahaan kita bisa berkembang bersama!" "Mari, bersulang!" Mereka bersulang dan meneguk habis bir masing-masing. Gelas kedua ini sangat menyulitkan bagi Yuni, gelas pertama saja sudah membuatnya merasa "overload", begitu gelas kedua ini mengalir memasuki perutnya, ia pasti mabuk. Tetapi memikirkan cek di atas meja itu, ia tak berpikir banyak, ia pun segera meminum habis gelas bir keduanya.Kemudian, acara minum-minum pun berlanjut, tak berapa lama, Yuni melambai-lambaikan tangannya kepada Direktur Zhang, kemudian kepalanya langsung tersungkur di atas meja. Andri tak menyangka Yuni akan mabuk secepat ini, begitu memikirkan gajinya bulan depan, ia berlagak angkuh, kemudian mulai menyerang Direktur Zhang, entah sudah berapa banyak ia minum, pokoknya mereka telah menghabiskan 2 botol arak, ia sama sekali belum mabuk. Karena itu, Andri mengambil 1 botol, setelah dibuka, ia meletakkannya di depan pria paruh baya itu, dan ia membuka 1 botol arak lagi untuk dirinya, sambil menggenggam botol arak, ia berkata dengan terang-terangan, "Direktur Zhang, minum bersama seorang kawan, 1000 gelas pun terasa sedikit, hari ini mari kita minum sampai mabuk!"Mendengar itu, pria paruh baya itu seketika berdiri, ia menggenggam erat botol araknya dan berkata pada Andri, "Baik, ayo kita minum sampai mabuk!" Selesainya bicara, kedua orang itu meneguk arak langsung dari botolnya, saat Direktur Zhang meletakkan kembali botolnya, ia bersendawa, kemudian mengacungkan jempolnya, dengan mabuk ia berkata kagum kepada Andri, "Manajer… Chen, kemampuanmu… Minum… Sangat hebat…" Sambil berkata, Direktur Zhang jatuh terduduk di kursinya, kedua kakinya mulai bergetar, ia kelihatan sepertibakan jatuh meluncur ke bawah meja. Setelah Andri menghabiskan 1 botol ini, ia juga merasa dunia berputar, namun kesadarannya masih penuh, melihat cek di atas meja, ia teringat kembali gajinya bulan depan, dengan susah payah ia menopang Direktur Zhang dan membangunkannya. "Direktur Zhang, cek… Ceknya…" Direktur Zhang menggunakan setitik kesadarannya yang terakhir untuk mengambil cek itu, dan langsung menyodorkannya kepada Andri, kemudian berkata dengan tidak jelas, "Ambil… Saja… Ceknya… Bawalah…" Selesai bicara, tubuh Direktur Zhang langsung meluncur begitu saja ke bawah meja. Di ruangan itu dua orang telah mabuk, kebetulan iPhone Direktur Zhang yang diletakkan di atas meja itu berdering, Andri melihat layarnya tertulis "Supir", ia pun mengangkat telepon itu dan menjelaskan keadaan Direktur Zhang yang sedang mabuk kepada sang supir. Sang supir yang terus menunggu di bawah pun dengan cepat memasuki ruangan, kemudian sebelum ia menopang pria paruh baya itu, ia berkata, "Ini pertama kali direktur kami mabuk!" Andri juga tak menyangka dirinya demikian kuat minum, setelah supir dan Direktur Zhang pergi, ia menggendong Yuni yang tak sadarkan diri keluar dari restoran. Saat ia keluar dari restoran, langit sudah gelap, mengira bahwa ia terlalu banyak minum, Andri menggeleng-gelengkan kepala, namun dilihat lagi, langitnya memang benar-benar sudah gelap, melihat Yuni yang mabuk di pelukannya, ia tak tahu ke mana ia harus mengantar perempuan itu, sudah selarut ini, tak mungkin mengantarkannya ke kantor! Setelah berpikir beberapa saat, ia terpaksa memanggil taksi untuk pulang ke rumah kontrakannya sendiri. Baru saja mengambil kunci untuk membuka pintu, Yuni muntah ke seluruh badan Andri, ia secepatnya meletakkan Yuni di sofa ruang tamunya, kebetulan di saat itu, Andri melihat kancing kemeja di bagian dada Yuni terbuka, isinya yang penuh itu seketika terekspos begitu saja di depan matanya, dan bahkan berada di dalam jangkauannya.Godaan yang samar-samar itu membuat kedua mata Andri tertuju padanya, ia tak pernah menduga bahwa Yuni begitu menawan, dada yang montok, tulang selangka yang indah, rambut yang berantakan, tubuh yang seksi, kaki panjang yang cantik dan ramping, pemandangan ini membuat Andri tergiur, yang paling menggodanya terutama adalah yang dipakai di tubuh Yuni itu…Meskipun hanya samar-samar terlihat, namun memberinya dampak visual yang kuat.Ia tak tahan menelan ludah, juga seketika teringat kembali pemandangan indah di atas yang ia lihat dari bawah kantor, Yuni bahkan lebih memesona daripada model dalam pameran mobil, ia merasa model-model ini setingkat jika dibandingkan dengan Yuni.Memikirkannya, berbagai pikiran terus muncul di benaknya…Entah sudah berapa lama Andri tak berhubungan dengan wanita, karena dirinya tak mengingat kejadian yang terjadi bulan la
Andri Chen tidak menanggapinya, Yuni Lin dengan ganasnya menendang pria itu hingga jatuh kebawah kasur, dia tidak menyangka bahwa Yuni sangat kuat saat diatas ranjang, suatu saat jika wanita ini tidur sendiri diranjangnya, dia mungkin akan melempar dirinya kesemua sisi ranjang.Ketika Andri sedang mengelus-elus pantatnya, dia medongak dan melihatnya, Yuni tersadar dan langsung terduduk diatas ranjang tanpa sadar dia mengambil selimut untuk menutupi dirinya, “kau… kenapa kau bisa disini¬?” tanyanya kaget.Andri yang masih memakai piyamanya berdiri sambil mengelus-elus pantatnya berkata “Ini rumahku”“Rumahmu?” Yuni tertegun dan seketika memperhatikan sekeliling kamar dan merasa sangat asing dengan tempat ini.Yuni memperhatikan tempat tidur yang ia tiduri, ia tiba-tiba membungkus dirinya dengan selimut dan bangkit dari ranjang, dengan gegabah mengelilingi kamar dan melihat sebuah gunting yang terletak di atas meja kom
Hanya mendengar suara “bang” , Yuni Lin menutup pintu kamar mandi.Yuni mulai memperhatikan sekeliling kamar mandi, meskipun ruangannya tidak besar, tapi sangat bersih, mengambil handuk milik Andri dan menciumnya, merasa sangat lega karena dia handuknya tidak berbau.Saat itu, Andri berbicara dari luar pintu.“Nona Lin, handuk warna putih untuk mencuci muka, warna orange untuk mandi, dan sabun ada disebelah kotak plastik putih.Yuni menoleh dan mengamati sekelilingnya, di dinding dia melihat kotak plastik putih, “iya, aku sudah mengerti” jawabnya.Tak lama kemudian, Andri yang berdiri di luar kamar mandi mendengar air mulai berguyur, dia meletakkan telinganya dekat pintu dan mendengarkan dengan seksama. Andri berpikir kalau saat ini Yuni sedang tidak mengenakan apa-apa, kalau dia membuka pintunya sekarang ia akan melihat pemandangan yang sangat indah tapi ia tidak memiliki keberanian itu.
Yuni Lin tidak peduli padanya, di sini kelihatannya sangat akrab, ia berhenti di seberang kamar Andri.Andri Chen tidak tahu Yuni Lin lagi cari apa, jalan kesana, berdiri di depan pintu berkata “aku sudah tinggal disini selama satu bulan, tidak pernah ada orang yang ke sini, tidak tahu kamar ini kosong atau tidak.”Saat dia berbicara, Yuni Lin mengeluarkan kunci dari tasnya, dengan pelan pelan memasukkan ke dalam lubang kunci, dengan lembut memutarnya, setelah kedengaran suara “klik”, pintu di depannya terbuka.Ekspresi Andri Chen, mengerutkan alis dan melihat semua sisi, tidak ada seorang pun di koridor ini, pencuri itu berseru, “aku tidak percaya! Kamu bisa buka pintu ini, Direktur Lin, kamu bersembunyi! Kapan kapan ajarin aku?”Setelah itu, Yuni Lin membalasnya, semalam minum terlalu banyak, jadi otak sedikit tidak berfungsi.Dia denga
“Aiya….” Hendi berbaring di lantai sambil berteriak.Andri segera menghentikan gerakkannya dan dengan terkejutnya bertanya “bagaimana bisa kamu disini?”Setelah selesai berbicara, dia segera membantu Hendy berdiri dan dengan paniknya bertanya “apakah kamu baik baik saja?”Hendy Wang berdiri, meskipun badannya masih sakit. Dia baru mengetahui Andri bisa kongfu dan dia itu penggemar kongfu Bruce Lee sejak kecil.Dia dengan bersemangatnya bertanya “apakah kamu bisa kungfu?”Andri dengan rendah hatinya berkata “bisa dikit dikit.”“Jadi pelatih aku bagaimana?” Hendy dengan antusiasnya memohon.Andri tersenyum dan berkata “kungfu aku biasa biasa saja, bagaimana aku jadi pelatih kamu, itu seperti bohongin anak perempuan.”“Geraka
Di saat Andri Chen memasuki kantor Manajer umum, Yuni Lin dengan tajam bertanya “Apakah kamu yang menjawab teleponku kemarin?” Begitu Andri mendengarnya, ia tahu bahwa Yuni marah karena sesuatu. Tentu saja, pada saat ini, ia tidak akan mengakuinya. Karna hal itu tidak baik, pria bernama Tommy Sun ini sebenarnya adalah pacar dari Yuni Lin, dan permasalahannya menjadi bertambah besar. Dia berpura-pura tidak bersalah dan berkata “telepon? Telepon apa?” “Apakah kamu menjawab telepon tadi malam ketika seseorang menelponku?” Yuni Lin memperingatkan dengan marah. Andri berpura-pura menggaruk kepalanya dan berkata bohong “Nona Lin, aku minum terlalu banyak semalam. Aku tidak bisa mengingatnya sama sekali.” Berbicara tentang hal ini, Yuni Lin tiba-tiba memikirkan sesuatu. Pagi ini, pelanggan besar perusahaan direktur Zhang selalu menelpon dan mengatakan bahwa ia mabuk kemarin.
Yuni Lin tahu bahwa Departemen pemasaran kekurangan staf dan bahwa beberapa karyawan telah mengambil cuti.Dia juga memahami bahwa Departemen pemasaran adalah garis depan perusahaan, dan jika ada yang tidak beres di garis depan, itu akan mempengaruhi operasi seluruh perusahaan.Oleh karena itu, jika ada Jendral di garis depan, seseorang harus memanggil mereka.Yuni Lin tidak menolak, tapi langsung berjanji “Baiklah! Aku akan mentransfer kamu ke departemen pemasaran dulu, sambil menunggu rekrutan dari departemen sumber daya manusia, lalu aku akan membawamu kembali.”“Baiklah, terimakasih, Direktur Lin.”“Pergilah!”Andri Chen meninggalkan kantor Yuni Lin dan kembali ke departemen pemasaran.Hendy Wang berlari dan dengan gugup bertanya “apa yang terjadi ? aku lihat emosi Direktur Lin sedang marah.&r
Ketika Andri Chen meliahat itu, ia tidak bisa menahan untuk berseru “Sial, seseorang menyentuh pantat wanita di siang bolong.”Hendy mendengar itu, takut bahwa ia akan melewatkan adegan yang begitu indah, dia melihat sekitar dengan cemas “Kakak, dimana itu?”“Itu!” Andri Chen melihat kearah bus.Hendy mengikuti mata Andri dan melihat seorang pria tinggi mengikuti seorang wanita seksi. Ada banyak orang di pintu masuk bus, yang tidak mudah di sadari. Andri Chen menemukannya secara kebetulan.Andri memandangnya untuk sementara dan terkejut menemukan bahwa tujuan pria itu sebenarnya bukan untuk menyentuh pantat wanita seksi itu, tapi tasnya yang berwarna mawar merah, dan pria menarik keluar beberapa alat.“Tidak, pencopet!” Andri terkejut.“Pencopet?” Hendy Wang bergumam dan mengerahkan seluruh per