Share

MSIAV 1

Penulis: Amelyaaz
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-05 19:31:58

My stalker Vampire 1.

 

Aku kembali ke mall yang sering aku kunjungi. Disini ada sebuah toko yang menjual barang atau miniatur vampire dan tentu saja aku yang menyukai segalanya tentang vampire tertarik.

Poster vampire pria yang sedang menggigit leher seorang wanita menarik perhatianku.

"Aku ingin membeli poster itu" tunjukku pada pelayan wanita yang melihat arah yang kutunjuk.

"Baik, ada yang lain?" tanya pelayan itu dan aku menggeleng.

Pelayan itu membungkus pesananku dan membawanya kekasir, harganya lumayan mahal karena toko ini satu-satunya toko yang menjual hal-hal berbau vampire.

Aku berjalan melewati kios-kios mall mencari sesuatu yang menarik. Tidak ada yang bisa menarik perhatianku, aku lalu duduk disalah satu bangku panjang untuk istirahat yang disediakan mall ini.

"Permisi nona, bolehkah aku duduk disampingmu?" pinta seorang pria yang berkulit pucat, memakai pakaian serba hitam dan ada sedikit noda merah disekitar bibirnya.

"Silahkan" jawabku dengan pelan karena aku tidak terlalu ingin berinteraksi.

Pria itu tersenyum padaku, wajahnya yang lumayan membuat ia pasti disukai oleh wanita tapi aku tidak tertarik karena aku tau jika tidak memungkinkan menyukai hal yang tidak bisa kuraih.

Aku balas tersenyum namun noda merah di sekitar bibirnya membuatku tidak nyaman.

"Kenapa?" tanya pria itu sembari memegang sekitar dagunya yang mungkin menyadariku melihat bibirnya.

"Ada noda merah dibibirmu" jawabku dan ia langsung mengelap bibirnya namun karena noda itu sudah terlalu kering jadi susah dibersihkan.

"Kalau boleh, biar aku bantu bersihkan" tawarku padanya yang menjawab dengan anggukan.

Jariku menuju bibirnya. lembut, itulah yang aku rasakan namun aku tidak terlena dengan bibir lembut itu dan segera membersihkan noda merah itu.

"Sudah bersih" ujarku.

"Terima kasih" balas pria itu dan kembali tersenyum.

"Sama-sama"

"Apa yang nona beli?" tanya pria itu dan melihat tas berisi barang yang kubeli.

"Hanya poster" jawabku singkat.

"Poster apa?" tanyanya lagi dan itu membuatku kesal karena aku sedang tidak mood dalam berbicara.

"vampire"

"Kenapa nona menyukai hal semacam itu?"  tanyanya lagi dan aku hanya menatapnya datar tanda aku tidak ingin membahas apapun.

"Maaf" ujarnya dengan wajah tidak enak dan membuatku merasa bersalah.

"Tidak apa. Tidak usah formal, aku Mika" ujarku memperkenalkan diriku padanya dan disambut baik olehnya.

"Aku--"

"Hai, bisakah kita foto bersama?" tanya beberapa wanita pada pria itu yang tadinya sudah mengawasi pria itu seperti ingin menerkamnya, aku juga tidak akan menyangkal jika tidak ada yang tahan melihat pria setampan itu.

Ucapannya yang terpotong tadi tidakku pedulikan dan segera pergi dari tempat itu, aku tidak suka keramaian dan pria tadi membuat keramaian yang aku benci maka lebih baik aku segera pulang dan menonton film vampire yang belum aku selesaikan.

'Vampire diaries' adalah tontonan yang sangat menarik minatku saat ini, apalagi para pemainnya yang benar-benar membuatku merasa ikut memainkan peran.

Jam menunjukkan angka 00.56 namun saat ini bahkan rasa kantuk pun tidak terasa karena aku sangat menikmati film ini. Dengan lampu kamar yang aku matikan dan hanya gorden kaca balkon yang kubuka itu sudah cukup menerangiku, apalagi hari ini bulan purnama, kamarku yang berada di lantai atas sangat bagus untuk menerima cahaya rembulan.

Knock!

Knock!

"Aaaaa!"

Aku kaget karena suara ketukan itu, jika itu berasal dari pintu maka aku tidak akan sekaget ini tetapi ketukan itu berasal dari pintu kaca balkon kamarku yang berada dilantai atas.

Aku berdiri dari dari kasur menuju pintu kaca kamarku. Yakinlah saat ini aku seperti sedang bermain film horror, aku paling tidak suka dengan jumpscare yang kerap kali menakutiku. Aku dengan napas yang berat melihat pintu kaca itu dan pastinya TIDAK, tidak akan membukanya.

'Tidak ada siapa-siapa' batinku. Aku segera menutup gorden pintu itu, aku juga merutuki mengapa harus kaca kenapa tidak pintu kayu saja yang diletakkan disana. Sesudah itu aku kembali ke kasurku dan kembali menonton walau rasanya tidak senikmat tadi.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • My Stalker is a Vampire   MSIAV 31

    My Stalker is a Vampire 31Aku memasuki kelas. Semua orang yang berada di ruangan ini menatapku heran, tentu saja. Dengan luka yang terlihat menyakitkan ini pasti mereka bertanya-tanya apa yang telah terjadi."Mika, apa yang terjadi padamu?" tanya salah satu teman palsuku. Ya, dia hanya ingin berteman karena aku terkenal disosial media."Hanya kecelakaan kecil," jawabku.Kini wajahnya terlihat sok sedih. Aku begitu muak melihat wajahnya, kenapa ia tidak mengikuticastinguntukfilmorsomethinglikethat.Ia mengeluarkan ponselnya. Sudah kutebak, ia pasti ingin berfoto denganku dan menulis captionyang seolah-

  • My Stalker is a Vampire   MSIAV 30

    My Stalker Is a Vampire 30"Kau sadar?"Aku hanya bisa melenguh saat membuka mataku. Benar-benar sakit sekali untuk membuka mata.Aku menemukan atap bewarna abu-abu. Ini sudah jelas bukan kamarku. Lantas dimana aku?"Selamat pagi, Mika."Aku menoleh sedikit karena sakit yang sialan dileher menyiksaku. "Jordan?" tanyaku ragu.Jordan tersenyum. "Ya, ini aku."Aku mengedipkan mataku, berharap penglihatanku salah. Namun, mau berapa kalipun aku mengedipkannya, mahluk yang berada di depanku memanglah Jordan.Aku berusaha bangkit, namun satu tanganku tidak bisa kugerakkan sedikitpun. Aku lantas menunduk melihat tanganku yang sudah diberi gips."Tanganmu patah, kepalamu geger otak. Itu luka yang lumayan mengerikan," ujar Jordan."Aku tidak butuh rasa kasihanmu," balasku yang entah kenapa berubah tiba-tiba menjadi dingin, dan tanpa melihatnya."Tapi kau sendiri yang mengharapkanku menolongmu, kan?"Aku langsung mengalihkan perhatianku kepadanya. "Kapan aku berkata seperti itu?"Jordan mengedik

  • My Stalker is a Vampire   MSIAV 29

    My Stalker is a Vampire 29Aku mengusap mataku saat Mom membangunkanku. "Ada apa, Mom?" tanyaku.Mom berjalan ke arah balkon dan terlihat seperti mengintip dari sana. Aku bingung dan bangkit dari kasur menuju tempat Mom saat ini. Diluar sana tampak Harry sedang menunggu di depan pagar bersama mobilnya."Mom, kau tidak menyuruhnya masuk?" tanyaku.Mom menggeleng. "Ia bahkan tidak mengetuk atau apapun itu," jawab Mom.Aku heran, lalu berlari mengambil tasku yang didalamnya terdapat ponselku. Terdapat banyak panggilan saat aku menghidupkan layar ponselku. Itu semua dari Harry.Aku lalu keluar ke arah balkon dan melihatnya masih menunggu. "Harry!" teriakk

  • My Stalker is a Vampire   MSIAV 28

    My Stalker is a Vampire 28Aku memasuki kelasku kembali dan mendapatkan Jordan sedang duduk di atas meja sembari menerangkan sesuatu dari alat infokus yang menyorot papan putih hingga menampilkan beberapa data.Jordan terlihat berhenti menerangkan pejarannya dan menatapku datar."Siapa yang menyuruhmu masuk, nona Mika?" tanyanya dengan nada sindiran."Eh?"Jordan melihat pergelangan tangannya yang dililit oleh jam. "Ini sudah lewat dari 10 menit. Apa yang kau lakukan di toilet selama 30 menit?" tanyanya dingin. "Kau buang air besar?" lanjutnya lagi.Semua orang yang berada di kelas tiba-tiba menahan tawa. Jordan sialan! Bisa-bisanya i

  • My Stalker is a Vampire   MSIAV 27

    My Stalker is a Vampire 27Bunyi pesan dari kertas kemarin terus mengangguku hingga kini. Bagaimana bisa ia tahu dan bertingkah selayaknya pengajarku. Padahal, aku harus mati-matian menghindarinya. Dan juga, kenapa mata kuliah hari ini diisi olehnya. Kenapa hidupku tiba-tiba dipenuhi olehnya?"Mika, jangan melamun jika masih mengikuti kelas ini."Aku tersentak, mendapatkan Jordan berkata seperti itu padaku diikuti oleh pandangan semuanya tertuju padaku.Aku berdehem, menetralisirkan perasaanku saat ini. "Maaf,Sir.""Lain kali jangan ulang perbuatanmu itu, Mika," tegasnya dan aku mengangguk tanpa melihat padanya.Jordan kembali berbicara

  • My Stalker is a Vampire   MSIAV 26

    My Stalker is a Vampire 26Sudah dua tahun semenjak kejadian itu dan aku sudah sepenuhnya bisa menjalani hidup dengan tenang dan normal tanpa memikirkan pria itu lagi.Aku sudah menjadi mahasiswi di salah satu kampus dan tentunya terkenal. Bahkan aku sudah tidak seperti Mika yang dulu, introvertdan anti sosial.Aku mempunyaifollowerratusan ribu di-insta. Bahkan, aku mempunyaiFans clubku sendiri. Juga, aku mempunyai kekasih yang tampan yang serasi denganku. Benar-benar beruntung, bukan?Aku berlari memeluk Harry saat ia sedang berjalan di koridor kampus. Jalannya terhenti, ia berbalik dan mendekap leherku lalu mengapitnya. Aku tertawa dan minta dilepaskan, ia menyanggupi.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status