Share

MSIAV 2

Author: Amelyaaz
last update Huling Na-update: 2021-08-05 19:36:07

My stalker vampire 2.

Aku merasa dingin sekali di wajahkuku dan mau tak mau, aku membuka mataku yang sudah nyaman dalam posisi terpejam. Saat aku membuka mata, terlihat tangan yang memegang ice cube dan yang pastinya ice cube itu sedang menempel di pipiku sekarang.

Jared. Kakakku yang paling tua. Ia memang kerap sekali memperlakukanku kejam apalagi saat aku susah untuk bangun pagi.

"Hai, my lovely sista. Kau yakin tidak ingin bangun sekarang? Oh atau kau ingin aku menyirammu dengan air es dan pastinya itu akan membuat dirimu segar," sarkasnya.

"Aku bangun sekarang!" jawabku ketus.

"Kau seharusnya tidak menonton film sampai larut malam, lihat sekarang apa yang terjadi padamu, lingkaran hitam di matamu tampak jelas," omelnya sembari bersidekap tangan.

"Oh.. Lihat sekarang! Kau bahkan ingin melampaui mom. Mom bahkan tidak mengomeliku dasar kau! Kau bahkan ternyata menyukai temanmu, Eric!" balasku tak mau kalah dengannya.

Muka Jared memerah, menandakan ia mulai tersulut olehku. "Apa yang kau katakan? Hell! Aku masih straight, dasar sinting, tidak sepertimu yang hanya berkutat pada benda mati! Aku bahkan akan melamar seorang wanita tahun depan dan masa depanku akan cerah tidak sepertimu yang bahkan tidak pernah merasakan cinta!"

"Haha! Baguslah, lamarlah wanita itu dan kuyakin dia akan menyesal jika meng'iya'kan lamaranmu dan cepatlah pergi dari rumah ini, Jared bodoh!" balasku dan segera berlari keluar kamar dan turun ke bawah.

"Mom!" panggilku.

"Ya! Bisakah kau tidak berteriak?" sahut mom dari ruang makan.

Aku langsung menuju tempat mom. Dan memeluknya dari belakang yang kini sedang memasak. Kebiasaanku yang tak pernah hilang sejak kecil adalah hal ini.

"Jangan suruh jared yang membangunkanku, ia kejam dan menyukai teman prianya," aduku pada Mom.

"Hei, dia kakakmu. kau tidak boleh berkata seperti itu, dan honey, dia tidak menyukai teman prianya," tegur mom dan aku malah bergerak tidak setuju.

"Nah lihat, mom saja tau kebenarannya dan kau masih saja menuduhku tidak-tidak," ujar jared yang entah kapan ia datang karena keberadaanya seperti vampire.

Aku melepaskan pelukanku pada mom dan menghadap padanya sembari bersidekap tangan, "Oh ya? Lalu apa yang kau lakukan dengan teman oh.. Atau pacar priamu kemarin?"

"fuck!-"

"Bahasamu, Jared!" peringat mom.

Jared menggaruk lehernya yang tidak gatal sembari memberi cengiran pada Mom. "Sorry mom."

"Oleh karena itu kau mengatakanku seperti itu?" desisnya padaku dan aku mengangguk.

Aku mendekat padanya dan berbisik "bahkan aku tau jika kalian ingin ber--"

"Hentikan," sela Jared dengan cepat dan wajahnya menjadi merah padam.

Aku menyeringai. "Jangan memerah Jared, kau seharusnya sudah tau mana yang kau mau dan tidak tapi kau lebih memilih pria daripada wanita. Tenang saja, aku tidak akan menghakimimu."

Pletak!

Ia menjentik dahiku. "Itu hanya accident bodoh!" setelah itu ia berlalu dari hadapanku menuju meja makan dan meminum susu.

"Jangan mengelak, aku melihat jelas jika kalian akan berci---"

Splash!

Kali ini jared memuntahkan susu yang di minumnya kek mukaku. Ouh! betapa joroknya dia!

"Jared!" desisku tajam padanya sedangkan ia tersenyum meremehkan.

Ia mendekat padaku dan mengusap pundakku yang ikut terkena basah. "Disini terlalu kotor seharusnya kau bersihkan badan jelekmu."

"Kau sialan!" marahku dan berlari ke atas menuju kamar lalu tak sengaja aku menabrak kakakku. Kakak kedua.

Ia terkikik, "Bisakah kau kondisikan mukamu? Kau sedang maskeran?" tanyanya yang entah polos atau memang ingin menyindirku.

"Tidak, ia tadi ingin susu milikku dan aku memberikannya padanya." Suara itu membuatku berbalik dan mendapatkan Jared yang bersender di dinding sembari bersidekap tangan.

"Hell, Jared! Bagaimana kau bisa langsung datang tiba-tiba, apakah kau vampir, iblis, roh terkutuk, mahluk dunia lain?" singgungku padanya.

Dan ia berdiri tegap dari senderannya. Lalu membentangkan tangannya. "Aku adalah malaikat." Dia mengatakan hal memalukan itu dengan wajah yang bisa dikatakan bodoh.

Aku dan kakak keduaku a.k.a Logan hanya ternganga melihat kelakuan Jared yang seharusnya diumurnya sekarang ia harus bersikap dewasa.

"Pfft...wuahahaa," tawa pecah itu keluar dari Logan dan aku juga tertarik ingin tertawa, entah mengapa aku tertawa. "Wuahahaha."

Jared kesal kentara sekali tampak dari wajahnya yang memerah. "Jangan tertawa, Bodoh!" kesalnya.

Kami tidak menanggapi perkataannya dan kembali tertawa bahkan perutku terasa sakit sekali, aku tak dapat menahan air mata yang jatuh dari sudut mataku karena tidak bisa menahan tawa ini.

Jared menghampiri kami dan... Pletak! Pletak!

Ia menjentik kepalaku dan itu sangat sakit. Kenapa ia selalu melakukan hal kejam seperti ini pada kami, para adik-adiknya?

Aku mulai mengomel. "Pergilah kau ke neraka Jared dan bawa jentikan tanganmu yang menyakitkan itu bersamamu dan terbakarlah di sana." Setelah berkata itu aku memasuki kamarku meninggalkan Logan yang masih tertawa dan Jared masih dengan rasa kesalnya.

Aku merebahkan tubuhku di kasur. Ah... Aku kurang tidur, lebih baik aku kembali tidur. Oh sial! Tapi susu bekas semburan Jared sangat lengket di mukaku membuatku jijik sendiri, aku yakin jika aku tidak mencuci mukaku sekarang juga wajahku aku terinfeksi karena virus semburan Jared.

Aku mencuci mukaku dan setelah itu merasa segar sekali. Rasa lengket menjijikan itu hilang sudah dari muka suciku. Aku keluar dari kamar mandi dan sangat-sangat berniat untuk berbaring memeluk bantal kesayanganku dan kembali terlelap.

"Mika," panggil seseorang membuatku berhenti dari arah jalanku yang menuju kasur dan melihat pintu balkon asal suara panggilan itu.

Apa aku salah dengar? Atau mungkin itu panggilan dari Jared dan Logan? Kurasa aku hanya halusinasi karena kekurangan tidur.

"Mika."

Deg! Ini bukan halusinasi, aku mendengarnya lagi dan kini aku yakin jika suara itu benar-benar berasal dari balkon kamarku.

Aku takut sekaligus penasaran. Aku sejak tadi malam tidak membuka pintu balkon itu dan Jared tidak mungkin sebaik itu membuka pintu balkon kamarku, tapi yang sekarang kulihat pintu balkon itu terbuka lebar dan angin memasuki kamarku.

"Siapa?" tanyaku gemetaran.

"Kemari," panggil suara itu lagi.

Aku mundur dari arah balkon dengan tangan yang dingin. "Kemana?" tanyaku lagi.

"Majulah," perintahnya dan aku maju sedikit.

"Ayolah, itu sedikit sekali, maju ke arah balkon," kesal suara itu dan aku hampir saja terkikik kalau tidak ingat jika itu suara asing.

Aku lalu maju dan sampai ke balkon dan tidak menemukan siapa-siapa. Sial! Aku yakin pasti Jared yang mempermainkanku. Aku langsung menutup balkon itu dan menuju kasur.

Knock!

Ada ketukan di pintu balkon membuatku menoleh dan mendapatkan seseorang yang pastinya tidak aku sangka dan kucuriga sebelumnya.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • My Stalker is a Vampire   MSIAV 31

    My Stalker is a Vampire 31Aku memasuki kelas. Semua orang yang berada di ruangan ini menatapku heran, tentu saja. Dengan luka yang terlihat menyakitkan ini pasti mereka bertanya-tanya apa yang telah terjadi."Mika, apa yang terjadi padamu?" tanya salah satu teman palsuku. Ya, dia hanya ingin berteman karena aku terkenal disosial media."Hanya kecelakaan kecil," jawabku.Kini wajahnya terlihat sok sedih. Aku begitu muak melihat wajahnya, kenapa ia tidak mengikuticastinguntukfilmorsomethinglikethat.Ia mengeluarkan ponselnya. Sudah kutebak, ia pasti ingin berfoto denganku dan menulis captionyang seolah-

  • My Stalker is a Vampire   MSIAV 30

    My Stalker Is a Vampire 30"Kau sadar?"Aku hanya bisa melenguh saat membuka mataku. Benar-benar sakit sekali untuk membuka mata.Aku menemukan atap bewarna abu-abu. Ini sudah jelas bukan kamarku. Lantas dimana aku?"Selamat pagi, Mika."Aku menoleh sedikit karena sakit yang sialan dileher menyiksaku. "Jordan?" tanyaku ragu.Jordan tersenyum. "Ya, ini aku."Aku mengedipkan mataku, berharap penglihatanku salah. Namun, mau berapa kalipun aku mengedipkannya, mahluk yang berada di depanku memanglah Jordan.Aku berusaha bangkit, namun satu tanganku tidak bisa kugerakkan sedikitpun. Aku lantas menunduk melihat tanganku yang sudah diberi gips."Tanganmu patah, kepalamu geger otak. Itu luka yang lumayan mengerikan," ujar Jordan."Aku tidak butuh rasa kasihanmu," balasku yang entah kenapa berubah tiba-tiba menjadi dingin, dan tanpa melihatnya."Tapi kau sendiri yang mengharapkanku menolongmu, kan?"Aku langsung mengalihkan perhatianku kepadanya. "Kapan aku berkata seperti itu?"Jordan mengedik

  • My Stalker is a Vampire   MSIAV 29

    My Stalker is a Vampire 29Aku mengusap mataku saat Mom membangunkanku. "Ada apa, Mom?" tanyaku.Mom berjalan ke arah balkon dan terlihat seperti mengintip dari sana. Aku bingung dan bangkit dari kasur menuju tempat Mom saat ini. Diluar sana tampak Harry sedang menunggu di depan pagar bersama mobilnya."Mom, kau tidak menyuruhnya masuk?" tanyaku.Mom menggeleng. "Ia bahkan tidak mengetuk atau apapun itu," jawab Mom.Aku heran, lalu berlari mengambil tasku yang didalamnya terdapat ponselku. Terdapat banyak panggilan saat aku menghidupkan layar ponselku. Itu semua dari Harry.Aku lalu keluar ke arah balkon dan melihatnya masih menunggu. "Harry!" teriakk

  • My Stalker is a Vampire   MSIAV 28

    My Stalker is a Vampire 28Aku memasuki kelasku kembali dan mendapatkan Jordan sedang duduk di atas meja sembari menerangkan sesuatu dari alat infokus yang menyorot papan putih hingga menampilkan beberapa data.Jordan terlihat berhenti menerangkan pejarannya dan menatapku datar."Siapa yang menyuruhmu masuk, nona Mika?" tanyanya dengan nada sindiran."Eh?"Jordan melihat pergelangan tangannya yang dililit oleh jam. "Ini sudah lewat dari 10 menit. Apa yang kau lakukan di toilet selama 30 menit?" tanyanya dingin. "Kau buang air besar?" lanjutnya lagi.Semua orang yang berada di kelas tiba-tiba menahan tawa. Jordan sialan! Bisa-bisanya i

  • My Stalker is a Vampire   MSIAV 27

    My Stalker is a Vampire 27Bunyi pesan dari kertas kemarin terus mengangguku hingga kini. Bagaimana bisa ia tahu dan bertingkah selayaknya pengajarku. Padahal, aku harus mati-matian menghindarinya. Dan juga, kenapa mata kuliah hari ini diisi olehnya. Kenapa hidupku tiba-tiba dipenuhi olehnya?"Mika, jangan melamun jika masih mengikuti kelas ini."Aku tersentak, mendapatkan Jordan berkata seperti itu padaku diikuti oleh pandangan semuanya tertuju padaku.Aku berdehem, menetralisirkan perasaanku saat ini. "Maaf,Sir.""Lain kali jangan ulang perbuatanmu itu, Mika," tegasnya dan aku mengangguk tanpa melihat padanya.Jordan kembali berbicara

  • My Stalker is a Vampire   MSIAV 26

    My Stalker is a Vampire 26Sudah dua tahun semenjak kejadian itu dan aku sudah sepenuhnya bisa menjalani hidup dengan tenang dan normal tanpa memikirkan pria itu lagi.Aku sudah menjadi mahasiswi di salah satu kampus dan tentunya terkenal. Bahkan aku sudah tidak seperti Mika yang dulu, introvertdan anti sosial.Aku mempunyaifollowerratusan ribu di-insta. Bahkan, aku mempunyaiFans clubku sendiri. Juga, aku mempunyai kekasih yang tampan yang serasi denganku. Benar-benar beruntung, bukan?Aku berlari memeluk Harry saat ia sedang berjalan di koridor kampus. Jalannya terhenti, ia berbalik dan mendekap leherku lalu mengapitnya. Aku tertawa dan minta dilepaskan, ia menyanggupi.

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status