Share

MSIAV 3

‌My stalker vampire 3.

"Aaaaaaa!!!" itulah yang bisa kulakukan sekarang, berteriak dengan kencang.

Brak!

Pintu didobrak oleh Logan dan Jared. Mereka menghampiriku dengan cemas dan menarik tanganku yang kugunakan untuk menutup mulut karena berteriak.

"Hei, ada apa mika?!" tanya Logan yang berhasil membuka tanganku.

"Ada seseorang di balkon!" teriakku sembari menujuk arah balkon

Logan memelukku erat yang kini gemetaran dan Jared dengan beraninya berjalan ke arah balkon dan mengelilingi balkon tersebut. Setelah itu ia kembali masuk ke kamarku dan melihat kesekeliling.

"Kau berbohong? Disana tidak ada apa-apa," ujar Jared, menatapku dengan tidak percaya.

Aku melepas pelukanku pada Logan dan berjalan pelan sembari menarik tangan Jared ke arah balkon. "Aku melihat di sini, ada bentuk tubuh seseorang yang terbentuk dengan kain gorden putih ini," jelasku.

"Kau pikir aku percaya? Kau bodoh! mana mungkin ada seseorang yang bisa memanjat ke lantai dua dan pergi secepat kilat, makanya kubilang berhenti tidur larut malam dan bersosialisasilah." Setelah berkata seperti itu Jared meninggalkan kamarku.

Logan di ujung sana, menatapku lelah. Apakah mereka begitu tidak percayanya padaku? Hell! Aku benar-benar melihat hal itu.

Logan mendekat padaku dan memelukku. "Kau harus berisitirahat penuh Mika, aku tau kau hanya lelah." dan Logan kini juga pergi dengan ketidak percayaannya padaku.

"Sial!" umpatku yang tak bisa kutahan.

Aku mengambil sweater besarku dan memakainya lalu memakai legging hitam, mengambil beberapa uang di lemariku lalu beranjak pergi dari kamar.

Saat turun ke bawah aku berpapasan dengan Mom. "Kemana kau ingin pergi Mika?" tanya mom heran.

"Aku ingin berbelanja sebentar," jawabku dan langsung pergi ke garasi lalu mengambil sepedaku.

Menggiring sepedaku selama berjalan menuju kemana saja yang penting bukan di rumah. Aku kemudian naik ke sepeda dan mengayuhnya sekuat tenaga hingga sampai pada tempat yang benar-benar kubutuhkan, taman.

Aku turun dari sepedaku dan kembali menggiringnya mengelilingi danau yang terletak di taman ini hingga sampai aku lelah dan duduk di salah satu bangku taman. Huh, hari yang sangat cerah, matahari seolah tidak malu-malu untuk bersinar.

Panas siang ini tak tertahankan, aku mengipas mukaku dengan tanganku berharap gerahnya berkurang. Aku merasa dehidrasi dan disini tidak ada yang menjual minuman. Ouh, aku merasa meleleh sekarang.

Botol air mineral dingin teracung di hadapanku. Aku melihat tangan yang memberikannya padaku lalu melihat mukanya. Dan yang kulihat adalah pria bibir lembut yang kutemui di mall kemarin.

"Kau hampir meleleh, minumlah," ujar pria itu dan aku tanpa malu mengambil botol air mineral tersebut, meneguknya dengan rakus.

Pria itu terkekeh, "Kau seperti tidak minum seminggu saja," candanya dan aku hanya bisa tersenyum malu.

"Terima kasih, air ini sangat membantuku," ujarku dan ia mengangguk sembari melihat danau.

Aku menatap pria yang sedang duduk di sampingku ini. Sejak pertemuan di mall kemarin ia sepertinya sudah tidak berbicara formal. saat pertama bertemu di mall ia memakai baju yang kini dikenakannya. Tetap dengan warna hitam.

"Hmm maaf, bukannya aku menyinggungmu tapi apakah hanya baju ini yang kau punya?" tanyaku dan ia yang tadinya menghadap danau kini menatapku.

"Tentu tidak, kenapa?" tanyanya.

"Kau tidak mandi?" tanyaku lagi dan ia tersenyum kecil, "Tentu saja" jawabnya.

Aku kembali dihantui dengan pertanyaan yang penasaran dan aku ingin ia menjawabnya "Apakah bajumu tidak bau jika memakai ini terus atau kau memang tidak menggantinya?"

"Hmm," bergumam pelan, dia terlihat berpikir.

"Aku harus memakai baju hitam ini karena dapat menutupi noda," jawabnya.

Aku tidak merasa ia menjawab pertanyaanku tadi dan malah menjawab hal lain. Tanpa malu aku mendekatinya dan mencium bajunya, memang ini sangat vulgar, apalagi ia terkejut dengan tingkahku.

Setelah mengendus bajunya, aku mencium bau amis yang kuat "Hell! Apakah kau tidak pernah mengganti bajumu?"

Dia terlihat murung lalu menjawab pertanyaanku "Aku mengganti bajuku, hanya saja aku cuma mempunyai model seperti ini semua."

"Tapi kenapa baunya amis? Seperti darah," ujarku dan dia mulai menampakan muka seriusnya.

Guk! Guk! Guk!

Suara anjing itu membuatku menoleh karena aku takut dengan anjing. namun, setelah kulihat dari arah datangnya suara, aku tidak melihat satupun anjing padahal gonggongannya cukup keras seperti hanya berjarak 5 meter dariku.

Aku berbalik menghadap pria tadi dan pria tadi hilang entah kemana, padahal aku hanya menoleh sebentar tidak sampai 10 detik. Gosh, ia seperti Jared, hilang-timbul tanpa ada bunyi layaknya vampire.

Oh sial! Aku baru ingat, miniatur vampire limited edision hari ini dijual dan hanya dijual satu kali, aku harus mendapatkannya!

•••

"Mom i'm home!" teriakku sembari tersenyum senang.

Aku memasukkan sepedaku ke garasi dan masuk ke dalam rumah. Yang pertama kali kulihat adalah Logan dan Jared sedang menonton film dan saat mendengar suaraku mereka menatapku horror, ada apa dengan mereka aneh sekali.

Mom datang dari arah dapur sembari memegang gelas yg berisikan jus jeruk dan saat melihatku, gelas yang dipegangnya terjatuh dan pecah. Muka mom menampakkan cemas dan bingung.

"Ada apa?" tanyaku polos.

Mom berlari ke arahku. "Apa yang terjadi padamu Mika? Apakah ada yang berbuat jahat padamu?" tanya mom cemas sekali dan memegang mukaku yang saat dipegangnya sakit sekali.

"Ouch mom, itu sakit sekali," rintihku.

Logan dan Jared ikut mendekatiku, "Jangan bilang kau habis diganggu gangster? Siapa nama gangster itu? akan kuhabisi mereka!" tanya Jared.

"Ouh bukan, kau pasti habis dipukuli pacarmu, beraninya ia memukul adik kesayanganku," ujar Logan mengada-ngada.

"Huh." Aku menghela napas.

"Mom, Logan, Jared aku akan jelaskan. pertama, aku tidak diganggu gangster dan aku bahkan tidak pernah berbicara pada gangster. Dua, Logan apa kau mengejekku? Aku tau aku tidak mempunyai pacar tapi tidak usah dikatakan dengan frontal. Dan untuk Mom, aku tadi hanya bertengkar dengan beberapa anak remaja karena miniatur vampire  ini tapi tenang aku tetaplah si pemenang," ujarku dengan bangga pada akhir kalimat.

"Kau gila!"

"kau gila!"

"Kamu gila Mika!"

Ujar mereka berbarengan, bahkan mom juga mengatakanku gila.

Mereka lalu bubar, Jared dan Logan kembali menonton sedangkan mom membersihkan pecahan gelas tadi. Dan aku tidak peduli, aku memilih ke kamarku dan memajang miniatur ini di rak. Ah! terlihat cantik sekali tidak salah aku membelinya walaupun menguras tabunganku, ugh kurasa aku harus menabung kembali.

Ouh, hari ini panas sekali. Aku menyeka keringatku dan tak sengaja menekan luka yang lebam mungkin. Aku mengambil cermin dan, Hell! Banyak sekali lebam dimukaku pantas saja mom dan kakakku bertanya seperti itu. Dan satu kesialan lagi yaitu besok sekolah!

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status