Nick melirik ke arah Angel dengan kesal.
"Empat jam, yah, Dad?" tawar Angel dengan manja."Kurangi tiga, Ngel," kata Nick malas."Ya udah deh. Tambah tiga!" seru Angel antusias."Angel Anneliese!" kesal Nick, membuat Angel langsung mendengkus kesal dibuatnya."Ck ... Ya udah! Dua aja deh!" kesal Angel."Hum ... Ya udah. Dua," kata Nick jengah. Dia tak mampu lagi untuk menahan Angel.***Di sisi lain. Lebih tepatnya di mobil Hilde."Vie ... Nanti malam jangan kunci pintu belakang apart, yah? Sekalian juga pintu kamar lo," kata Hilde."..."Evie bergeming saat mendengarkan permintaan Hilde."Vie?" panggil Hilde karena tak direspon oleh Evie."Kenapa?" tanya Evie singkat sambil mengalihkan pandangannya untuk menatap keluar jendela mobil."Gue mau tidur, Vie," jawab Hilde."Ya udah. Tidur aja. Bisa, kan?" jawab Evie sinis."Iya. Emang bisa. Tidur sama lo, tapi," kata Hilde membenarkan."Enggak!" kata Evie men"Waffle, yah?" pinta Angel lembut, dia kali ini ingin menikmati makanan kesukaannya."Lo enggak kenyang, Ngel?" tanya Nick."Bukannya, tadi lo udah makan banyak di resto?" tanya Nick lagi.Angel mengerucutkan bibirnya dan membuat Nick hanya bisa menghela napas panjang."Hum ... Iya. Gue bakalan buatin waffle," kata Nick usai melihat wajah sedih sugar baby-nya.Angel tersenyum dengan begitu lebar. Senang rasanya dituruti sang sugar Daddy."Ya udah. Kalau gitu, aku naik buat ganti baju dulu, yah?!" pinta Angel bahagia."Uhm ..." deham Nick.Muach!Angel mencium ujung bibir Nick sekilas, lalu kemudian berlari cepat menuju kamarnya yang berada di lantai dua.Nich hanya tersenyum tipis melihat tingkah sugar baby-nya. Dia tak menyangka kalau remaja yang berumur hampir dua puluh tahun itu seakan merupakan anak perempuan yang berumur lima tahun.Lain halnya dengan Angel, Nick lebih memilih untuk menuju dapur dan membuat waffle unt
"Daddy ... Beneran pulang, kan?" tanya Angel pelan, membuat Nick langsung melepaskan tautan bibir mereka berdua."Ck ... Kenapa nanya hal itu terus, sih, Ngel?" tanya Nick tak habis pikir."Lo nanya itu udah beberapa kali, Ngel?" tanya Nick lagi."Namanya juga memastikan, Daddy," jawab Angel manja.Nick memutar kedua bola matanya dengan begitu malas."Ck! Habisin waffle lo. Gue mau naik buat mandi di kamar mandi yang ada di kamar lo," kata Nick malas."Bathtub bareng!" seru Angel dengan antusias.Nick menatap Angel dengan sebelah alis yang terangkat."Hehehe ..." cengir Angel.Tuk! Sentilan dari Nick berhasil melayang pada kening Angel. Membuat Angel kesal saja."Ck! Bukannya disayang atau di 'Iya' kan. Ini kenapa malah disiksa, sih?!" tanya Angel dengan kesal sambil mengusap keningnya."Ck! Lo jangan ngaco deh, Ngel! Lo sudah pernah baca artikel, kan?" tanya Nick. Angel menganggukkan kepalanya."Nah! Gue udah p
Nick terbangun dari tidurnya, lalu mengalihkan pandangannya ke arah samping.Objek pertama yang Nick lihat adalah Angel yang berbaring di sampingnya sambil tiarap. Ah ... Dengan tubuh polos dan hanya dilindungi selimut putih pastinya."Ngel, bangun. Nanti telat," kata Nick yang berusaha untuk membangunkan Angel yang sangat lelap dalam tidurnya."Angel ngantuk banget, Dad," balas Angel dengan lemas sambil menggelengkan kepalanya."Bangun, Ngel. Biar gue yang nganterin lo ke sekolah lo," kata Nick malas."Jangan lama! Jangan telat!" tegas Nick."Lo lama. Gue tinggal," lanjutnya lagi mengancam."Enggak! Pokoknya, kamu yang nganterin aku!" tegas Angel sambil memeluk Nick dengan erat."Ngel, siap-siap ke sekolah sekarang, yah? Hum ..." ucap Nick lembut. Dia sedang berusaha untuk membujuk Angel."Ngghh ... Enggak mau ah! Mau tidur aja di sini. Bosan di sekolah kalau akhirnya harus ikut les! Maunya sekolah aja!" seru Angel.Nick y
"Nah, benar! Gue mau ke kelas!" seru Bryan."Siapa juga yang mau ngikutin lo?" tanya Bryan sinis sambil menatap Evie dengan tajam."Lo kayak Angel, dong. Bisa positif thinking," kata Bryan lagi.Bryan menggerakkan tangannya untuk merangkul pundak Angel, membuat Angel kaget saja."Bryan. Tanganmu tolong diturunkan," kata Angel pelan dan sedikit kaku."Kan, kita teman, Ngel. Gimana, sih?!" tanya Bryan kesal."..."Angel langsung bergeming di tempatnya saat mendengarkan penuturan dari Bryan."Ck! Menurut lo, kita teman. Tapi, menurut kita berdua kalau lo itu bukan teman kita!" seru Evie tegas."Lo harus ingat kalau lo itu cuma cowok asing yang tiba-tiba datang di dalam kehidupan kita!" tegas Evie lagi."Hanya orang asing! Yang kerjanya cuma nempel mulu sama gue atau sama si Angel!" tegas Evie lagi.Bryan mengerjapkan matanya saat mendengarkan ucapan sarkas yang keluar dari mulut Evie."Bye cowok asing!" ledek Evie,
Bryan masih menatap Angel dengan tatapannya yang penuh tanda tanya, sesekali dia menebak-nebak juga."Kalau emang lo bilang, mau pulang bareng pacar lo. Setahu gue, lo enggak punya pacar, kan?" tanya Bryan sambil menaik turunkan alisnya secara bergantian."Ah ... Aku dijemput sama-""Pokoknya, lo pulang bareng gue!" potong Bryan cepat. Dia tak ingin apabila Angel menolak tawaran pulang bersamanya."Ah ... Maaf. Aku enggak bisa, Bry. Aku udah ada yang jemput nantinya," kata Angel pelan.Bryan tersenyum menyeringai, lalu kemudian menatap Angel sambil memiringkan kepalanya."Lo punya pacar, kan?" tanya Bryan dengan nada mengintimidasinya."Enggak. Aku enggak ada pacar;" tegas Angel."Terus?" tanya Bryan meledek karena merasa menang dengan jawaban Angel."Pokoknya, emang enggak bisa, Bry," kata Angel."Kumohon. Aku beneran enggak bisa pulang bareng kamu. Jangan buat aku merasa risih, Bry ..." lanjut Angel lagi dengan
Bryan menatap Evie dengan malas."Kenapa kalau gue sok tahu sama kesukaan Angel? Yang penting, gue enggak nanya sama lo, kan?" tanya Bryan sinis.Evie mengepalkan kedua tangannya dengan begitu kuat saat mendengarkan penuturan dari Bryan. Dia amat benci Bryan."Udah ih! Kalian berdua diam aja deh!" seru Angel melerai."Bagus kalau kalian berdua makan sekarang. Makan yang tenang," lanjut Angel."Makan yang baik-baik! Enggak boleh bertengkar di depan makanan! Enggak baik! Makan aja!" kesal Angel lagi."Ya ... Ibu negara," gumam Evie malas dan meledek.Bryan melirik ke arah Angel dan perlahan dia tersenyum tipis saat pandangan matanya terarah tepat pada wajah mungil Angel.Berbeda dengan tatapan Bryan yang penuh misteri. Evie malah menatap pria itu dengan tatapannya yang begitu benci dan emosi."Ck! Sialan! Siapa sebenarnya cowok ini, s
Malam ini, Nick dan Angel menikmati kebersamaan mereka dengan menonton acara televisi yang ada di hadapan mereka berdua. Sesekali Angel terkekeh kecil saat melihat tayangan yang ada di hadapannya, sedangkan Nick hanya menatap sugar baby-nya itu dengan tatapan yang begitu datar."Kucingnya, kenapa bego banget, sih?! Hahaha! Masa nangkap tikus aja enggak bisa?! Hahaha!" seru Angel mengomentari film kartun Tom And Jerry yang ada di hadapannya."Jangan berisik, Ngel," kata Nick memperingati."Enggak bisa kalau aku enggak berisik, Daddy. Aku lagi serius sama mereka berdua, Daddy. Jadi, enggak bisa diam. Mulut aku maunya ngoceh terus!" kata Angel."Terus komentar ... Tuh, kan! Emang bego dia!" seru Angel histeris saat melihat tayangan kartun itu lagi.Nick menggelengkan kepalanya dengan pelan saat melihat tingkah sugar baby-nya itu."Gue bosan, Ngel. Ngantuk juga, si
Seperti biasa, Nick membangunkan Angel di pagi hari untuk meminta Sugar Baby-nya itu siap-siap ke sekolah. Dan seperti biasa pula Angel menolak perintah Nick yang satu itu dengan begitu malas. Karena Angel yang tak kunjung bangun, akhirnya Nick memilih untuk menyerah dan mengirimkan pesan untuk seseorang.From Nick Brechtje :Lo di mana?From Abdharon Grishilde :Gue lagi di Bar.From Abdharon Grishilde :Gue nginap di sini, soalnya.From Nick Brechtje :Si Evie?From Abdharon Grishilde :Sama.From Abdharon Grishilde :Dia juga nginep di sini.From Nick Brechtje :Tanpa izin gue, Anjing?!From Abdharon Grishilde :Hahaha ...From Abdharon Grishilde :Enggak apa-apa, kan?From Abdharon Grishilde :Kan, dia cewek gue.From Abdharon Grishilde :Dia juga pacar gue.From Abdharon Grishilde :Jadi, enggak apa-apa kalau nginap bareng gue.Fr