Home / Romansa / My Sugar Daddy, My Angel / Penggoda Dari Bar Sebelah

Share

Penggoda Dari Bar Sebelah

last update Last Updated: 2021-03-11 15:25:12

Angel kini tengah berdiri di balkon apartemen milik Nick dengan kedua bola mata yang memandang dengan begitu kesal ke depan.

"Apa, sih?! Mana ada aku nyusahi?! Aku pergi pun nggak macam-macam karena palingan tidur doang. Udah, kan?! Itu aja dan nggak ada yang lainnya," ucap Angel dengan begitu kesal sambil menghentakkan kedua kakinya diatas lantai dengan begitu gemas.

Nick langsung menarik pinggang gadis mungil itu untuk masuk kembali ke dalam kamar dan berhasil membuat gadis mungil itu semakin merasa kesal.

"Apa, sihhhhh?! Ngapain main tarik-tarik aja?!"

Nick tersenyum miring lalu kemudian perlahan mengelus lembut leher Angel.

"Nanti lehernya berurat kalau teriak mulu," ucapnya dengan nada suara tenang.

Angel perlahan memejamkan matanya saat dia merasakan tangan kekar itu mengelus lembut lehernya.

Nick yang melihat respon sensual dari angel langsung mendecih sinis.

"Cih! Yang kayak gini mau datang ke bar?! Lehernya baru disentuh doang dan langsung perangsang kayak gitu," ucap Nick dengan nada meremehkannya.

Angel yang mendengarkan itu langsung dengan cepat membuka kedua bola matanya sambil menatap tajam pria itu, tetapi beberapa detik berikutnya dia kembali menatap lembut dan manja.

"Ihhhhhh! Nickkkkk!"

Nick tertawa pelan saat melihat tingkah konyol yang diperlihatkan Angel kepada dirinya, terus merengek layaknya anak kecil.

"Pokoknya Angel ikut sama kamu, yahhhhh!"

"Ck, masih dibahas aja masalah itu!"

"Ikut!"

Nick mengusap wajahnya dengan kasar dan perlahan menatap kedua bola mata indah itu dengan tatapannya yang begitu serius.

"Lo datang ke bar bahaya banget, Ngel. Lo nyusahi jadi cewek," ucapnya dengan lembut.

Angel menggelengkan kepalanya dengan cepat sebagai jawaban.

"Enggak ada nyusahin loh. Aku datang ke sana, terus aku natap kamu kerja dan kalaupun aku bosan, aku bisa minta manager kamu untuk buatin aku waffle atau tidur, kan?!" ucapnya dan berusaha untuk mencari alasan agar dia bisa ikut.

"Ck, karena hal itu, gue berasa bahaya kalau lo ikut sama gue!" tegas Nick, kesabarannya sudah perlahan habis.

"Memangnya bahaya bagian di mananya, coba?!" Angel bertanya dengan nada suaranya yang sudah naik satu oktaf.

Nick menggertakkan giginya dan rahangnya mulai mengeras, dia mulai emosi menahan tingkah Angel, tetapi sekuat tenaga dia tidak marah kepada sugar baby-nya itu.

"Lo tidur dan gue serius kerja. Kalau misalnya ada yang bohong lo karena gue serius buat kerja nanti, gimana jadinya?" Nick bertanya dengan nada suaranya yang mulai perlahan greget.

"Bukannya aku bisa teriak dan panggil kamu?!" tanya Angel menantang sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Tapi lo kalau tidur kayak orang mati aja! Bangunnya susah banget!" Nick mengusap wajahnya dengan begitu kasar.

Kedua bola mata pria itu sudah beralih untuk menatap tajam gadis mungil yang ada di depannya itu.

"Alasan apalagi yang mau keluar dari mulut lo?!" Nick bertanya dengan begitu geram.

Angel menghela napas panjang dan langsung menghamburkan pelukannya pada tubuh Nick sambil mengerucutkan bibirnya dengan begitu manja.

"Iya, deh. Angel nggak akan pergi," final Angel dengan nada suaranya yang pasrah karena dia sudah tidak bisa lagi untuk terus berdebat dan beradu argumen dengan Nick.

"Hum..." Nick hanya berdehem pelan sebagai jawaban sambil membalas pelukan Angel.

Angel hanya bisa pasrah begitu saja karena mengingat kalau pastinya dia tidak bisa melawan pria yang ada di dalam pelukannya itu.

***

Nick tengah menghisap rokoknya dengan begitu tenang sambil menatap langit malam dengan tatapannya yang begitu tajam.

Seorang pria dengan badan tegasnya melangkahkan kakinya untuk berjalan mendekati Nick.

"Nick," panggilnya dan berhasil membuat Nick membalikkan badannya.

"Ada yang mau jumpa sama lo," ucap sahabat Nick yang sekaligus bartender di bar-nya, Abdharon Grishilde.

"Siapa?"

"Tamu VIP kemarin, sih."

Nick menghembuskan nafasnya dengan kasar sambil menyunggingkan senyuman tipisnya.

Kedua bola matanya perlahan menatap rokoknya yang kini tinggal tersisa setengah bagian.

"Bagus kalau lo langsung terima aja tawarannya, Nick. Mumpung dia mau bayar besar dan bahkan bayarannya dia lebih besar dari harga aslinya," jelas Hilde.

Nick tersenyum tipis dan kembali menghisap rokoknya dan juga tidak lupa tatapannya kembali menatap tajam ke depan.

"Nick-"

"Kalau gue ladeni dia. Emangnya lo udah yakin banget kalau dia bisa memuaskan gue daripada baby gue?" tanya Nick usai memotong ucapan Hilde.

"Yah..." Hilde menatap sahabatnya itu dengan kecewa.

"Untuk masalah itu gue nggak tahu, sih. Gue nggak pernah coba soalnya," ucap Hilde sambil tersenyum tipis.

Nick menghembuskan nafasnya dengan kasar dan perlahan mematikan rokoknya dan tidak lupa dia membuangnya ke sembarang arah.

Nick menatap sahabatnya itu dengan tatapan yang begitu kesal.

"Rela naik ke lantai dua cuma menyampaikan ini?!" Nick bertanya dengan tidak habis pikir.

Note : Lantai 2 yang ada di bar Nick, terkhusus untuk Nick dan juga teman-temannya tanpa ada pengunjung bar lain yang menggunakan lantai 2 itu.

"Hum... Mumpung bayarannya lumayan banyak, kan?" Hilde menaikkan alis kanan nya dengan tinggi.

Nick tersenyum sinis lalu kemudian melangkahkan kakinya untuk berjalan masuk dan tidak peduli dengan tawaran yang diberikan oleh sahabatnya itu.

"Nick! Ayolah..." rengek Hilde sambil mengikuti pria itu dari belakang.

"Emangnya jalang itu di mana sekarang?"

Hilde langsung tersenyum dengan begitu lebar saat mendengarkan pertanyaan yang dia tunggu-tunggu keluar dari mulut Nick.

"Dance floor," jawabnya singkat tetapi sudah bisa dimengerti oleh Nick.

Nick menghembuskan nafasnya kesal sambil menatap Hilde dengan tatapannya yang begitu datar.

"Lo cukup duduk di sofa, pas dekat dengan bartender, dia pasti langsung jumpa dengan lo," ucap Hilde.

Nick berdehem pelan dan kemudian melangkahkan kakinya untuk berjalan turun menuju lantai 1.

Hilde menggelengkan kepalanya perlahan saat dia melihat kepergian sahabatnya itu.

"Ck, dikasih daging segar yang pernah dirasain banyak orang dan juga banyak diincar orang-orang. Tapi, dia nggak pernah peduli hal itu dan lebih memilih daging kelinci yang nyatanya itu kecil banget," gumam Hilde sambil tersenyum tipis dan melangkahkan kakinya untuk berjalan turun menuju lantai 1.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • My Sugar Daddy, My Angel   Seperti Mama

    Sekolah, 17:23 -"Lo tadi bilang kalau hari ini lo mau pulang bareng gue, kan?" tanya Evie sambil melirik ke arah Angel yang tengah memasukkan beberapa alat tulisnya ke dalam tas.Angel hanya menganggukkan kepalanya sambil berdeham malas sebagai jawaban."Tumben sekali kamu menawarkan aku untuk pulang bersama. Apa kamu sudah sadar kalau aku tidak sebodoh dengan apa yang kamu pikirkan?" tanya Angel dengan sinis dan menyindir sambil melirik ke arah sahabatnya.Evie hanya bisa tertawa bodoh sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal."Bukannya gue nggak tahu kalau lo ternyata tahu yang sebenarnya. Tapi, gue cuma berusaha buat lo biar lo bisa dekat dan kembali lagi sama Nick," ujar Evie tanpa rasa takutnya.Angel memutar kedua bola matanya dengan begitu malas saat mendengarkan penuturan dari sahabatnya itu."Aku tahu kalau kamu melakukan semua itu hanya untuk bonus mu yang bertambah tinggi, kan? Aku tahu kalau pria tua itu menjanjikan ka

  • My Sugar Daddy, My Angel   Katakan Kalau Kalian Saling Mengenal

    Besoknya -Sekolah, 12:36 -"Ngel, mau ke kantin bareng gue enggak?" tanya Evie.Angel yang memasukkan semua alat tulisnya di dalam tas langsung mengalihkan pandangannya ke arah Evie."Uhm ... Aku mau kerjakan beberapa soal dulu baru mau ke kantin, Vie. Lagi pula, aku belum ada rasa lapar sedikitpun," jawab Angel lembut."Ya udah deh kalau gitu. Gue nungguin lo aja dulu buat kerja soalnya, habis itu kita ke kantin sama-sama," ujar Evie.Angel menatap ke arah Evie dengan sebelah alis yang terangkat."Tumben banget kamu asal terima saja, Vie. Biasanya kamu enggak bisa banget kalau aku tolak kamu untuk ke kantin. Ada apa ini?" tanya Angel curiga.Evie memutar kedua bola matanya dengan begitu malas saat mendengarkan pertanyaan curiga dari Angel."Jadi, di sini gue salah lagi, anjir?! Gue nolak mau lo salah. Gue terima mau lo, salah juga. Serba salah banget gue!" kesal Evie.Angel terkekeh."Habisnya aku cuma he

  • My Sugar Daddy, My Angel   Apapun Kejadiannya Artinya Itu Hanya Masa Lalu

    Sekolah, 16:26 -Bryan tengah berjalan di koridor sekolah sambil memegang tas ranselnya. Ada sedikit luka pada bagian punggungnya sehingga dia tak bisa memakai tas ranselnya dengan baik.Bryan meringis pelan saat merasakan ngilu pada punggungnya, tetapi dia berusaha meredam suara ringisannya walaupun kadang tanpa sadar dia meringis pelan.Saat dia hendak keluar dari pintu utama sekolah, dia tak sengaja bertemu dengan Angel."Sore, Angel!" sapa Bryan dengan ramahnya kepada Angel.Angel yang tengah memegang setumpuk buku paket langsung menghentikan langkah kakinya dan tersenyum ramah ke arah Bryan."Selamat sore juga, Bry," sapa Angel balik."Lo kenapa enggak balik? Sekolah udah mulai mau sepi nih," tanya Bryan.Bryan heran, biasanya Angel akan pulang lebih cepat bersama Evie kalau sudah selesai bel berbunyi."Ah ... Aku mau ke perpustakaan dulu, Bry," jawab Angel sambil mengangkat buku paket yang dia pegang.

  • My Sugar Daddy, My Angel   Jadi, Namanya Angela Jolie

    Beberapa hari berlalu. Semua sibuk di keadaan mereka masing-masing.Angel yang sibuk di dunia sekolahnya yang satu bulan lagi akan berakhir. Evie yang sibuk sekolah di pagi hari hingga siang hari dan berakhir bekerja di malam harinya. Hilde yang sibuk bekerja sebagai bartender terpercaya Nick hampir dua puluh empat jam. Sedangkan Nick, dia sangat sibuk untuk meminta maaf kepada Angel, walau dia tahu kalau bukan dia yang bersalah di sini."Ngel ... Lo mau balik sama gue nanti pas lo pulang sekolah?" tawar Nick."Enggak usah," jawab Angel datar.Nick menghela napas panjang, Angel benar-benar berbeda dari sebelumnya. Angel sangat dingin kepadanya, padahal wanita itu dulunya sangat cerewet kepadanya. Tapi, kenapa sekarang malah berbanding terbalik?"Jadi, lo mau pulang sekolah sama siapa?" tanya Nick."Sama Evie," jawab Angel datar."Bukannya Evie-""Aku tahu kalau kamu yang meminta Evie untuk tidak pulang sekolah bersama denganku.

  • My Sugar Daddy, My Angel   Penyusup Itu Nick

    20:31 -Langkah kaki seseorang baru saja terdengar pada kedua daun telinga Angel.Malam ini terasa begitu sunyi bagi Angel. Ya, walaupun kadang semasa hidupnya, Choi sang mama selalu giat bekerja dan pulang dikala subuh. Tapi, memang suasana kali ini sangat berbeda bagi Angel. Apalagi, papa Angel juga bahkan tak tinggal satu atap lagi dengan dirinya. Pihak keluarga papa Angel, lebih tepatnya sepupu papa Angel memaksa agar papa Angel kembali ke rumahnya saja dibandingkan tinggal di satu atap yang sama dengan Angel.Alasan keluarga papa Angel sangat klasik.Angel anak durhaka.Angel anak yang tidak tahu diuntungkan.Yang paling sering diingat oleh Angel yang tak lain adalah hal yang menyakitkan bagi Angel, mereka menganggap kalau Angel-lah yang merupakan seorang pembunuh di sini.Uhm ... Untuk masalah Evie yang tinggal di apartemen Angel. Evie sudah tidak tinggal di apartemen Angel, karena dia sudah memiliki pekerjaan sen

  • My Sugar Daddy, My Angel   Selimut Amarah Dan Kebencian

    07:23 AM -"Wah! Langsung masuk sekolah aja lo, Ngel?! Gue kan udah bilang, lo enggak usah masuk sekolah dulu!" seru Evie kesal.Angel tersenyum tipis."Mana bisa kalau aku enggak masuk sekolah cepat, Vie. Apa kabar sama nilai aku?" gumam Angel.Evie menghela napas panjang."Kan, guru tahu kalau lo enggak masuk sekolah karena masih berduka cita sama kepergian mama lo," kata Evie pelan.Angel menggelengkan kepalanya."Enggak, Vie. Kematian mama aku enggak boleh jadi alasan buat aku down kayak gini. Kematian mama aku bukan alasan yang bagus, Vie," jawab Angel lembut.Evie mendengkus lalu menganggukkan kepalanya karena tak bisa melawan Angel.Evie memeluk Angel dengan lembut dan berharap kalau dia bisa membuat sahabatnya itu sedikit merasa sembuh dan tenang dari permasalahannya."Yang lo bilang emang benar banget, Ngel. Jangan down cuma gara-gara masalah kayak gini. Gue tahu kalau lo anaknya baik dan enggak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status