Share

MSDiaM - 04

Lylia POV

Tok.

Tok.

"Masuk!"

"Dad, aku membawakan kopi untukmu." Nico melangkah masuk dengan santai ke dalam ruang kerja Ayahnya.

"Pe-permisi Tuan." Bisikku.

Sontak sang monster melirikku yang berjalan di belakang anaknya sembari membawa secangkir kopi hitam. Begitu pula dengan Kai dan dua orang asing yang sedang duduk di ruangan itu.

"Silahkan, Tuan." Aku menyimpan secangkir kopi di meja kerjanya lalu berjalan mundur menunggu perintah selanjutnya.

"Cobalah Dad, kau akan menyukainya." Nico mencoba menenangkanku dengan ucapannya.

Dante hanya mendengus mendengar ucapan anaknya, lalu mengambil dan menyeruput kopi itu perlahan.

"Not bad. Good job, Ly. From now on, make a cup of coffee for me."  Ucapnya saat menyimpan kembali cangkir kopi itu di tempatnya.

"See? Nilainya tertinggi di kelas Dad, jadi wajar. Akhirnya kita punya barista sekarang, jadi aku tidak perlu keluar lagi hanya utuk mencari kopi yang enak atau meminum kopi buatan Harley. Ugh!" Ucap Nico cekikikan di balas tawa kecil oleh sang Ayah.

"A-anu..." Selaku.

Seketika candaan itu berubah menjadi tatapan langsung ke arahku.

"Terima kasih telah membelikan baju ganti untukku, Tuan Dante." Aku membungkuk.

"Apapun yang kamu butuhkan katakan saja pada Harley. Dia kepala pelayan di rumah ini." Jawab Dante.

"Apa kamu sudah mendapatkan kelas darinya tentang beberapa aturan di rumah ini?" Tanyanya.

Aku menggelengkan kepalaku dengan cepat.

"Baiklah selanjutnya kamu harus meminta Harley untuk mengajarimu tentang beberapa aturan yang harus kamu taati—"

"Sayang!!!"

Kata kata Dante terputus saat setelah pintu ruang kerjanya di buka lebar oleh sesosok wanita yang sangat menawan menurutku. Badannya tidak terlau tinggi namun proporsional. Dadanya yang padat dan lekukan tubuh yang melebihi sempurna di usianya. Rambut panjang yang tertata sedemikian rupa dan baju branded-nya yang elegan, membuatnya mampu menarik perhatian setiap lawan jenis di luar sana.

"ALICIA! Sudah kubilang aku tidak suka kalau kau membuka pintu tanpa mengetuk!! Kau melanggar privasiku!!!!" Bentak sang monster.

Aku bergidik ngeri melihat ekspresinya, lalu tertunduk ketakutan.

"Ayolah sayang, aku lelah dengan aturanmu itu. Mau sampai kapan kau mengaturku, hah?" Ucapnya melenggang santai melewatiku dan memeluk Nico.

"Hai sayang, kenapa tidak mengabari Mommy kalau kamu mengambil cuti kampus dan balik dari London? Setidaknya Mom bisa menjemputmu di bandara."

"Ayolah Mom, aku sudah dewasa. Malu di lihat orang!" Nico melepaskan pelukan sang ibu dengan ekspresi tidak sukanya.

Wanita yang di panggil Alicia itu melirikku sekilas.

"Kau..."

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanyanya melihatku dari atas ke bawah.

"Aku membuatkan secangkir kopi untuk Tuan Dante, Nyonya." Balasku.

"Kau baru? Aku baru melihatmu. Yakin tidak memberikan suamiku racun?" Dia menurunkan kacamata fashion-nya sembari melihatku.

"Alicia!"

"Mom!"

Dante dan Nico bersamaan menegur wanita tersebut.

"Oh ayolah! Aku hanya waspada sayangku." Belanya.

"Tidak, Nyonya. Aku tidak akan berani melakukannya. Tuan Dante begitu baik mau menerimaku dengan tangan terbuka. Begitu juga Tuan Nico." Aku mencoba memberikan senyum terbaikku untuk membela diri.

"Jangan mencoba menjadi sok manis di sini wahai pembantu kecil! Tidak ada yang menyuruhmu tersenyum! Aku akan terus memperhatikanmu. Begitu kau melakukan satu kesalahan saja... out! Kau akan kubuang dari istana ini dan kembali menjadi gembel!" Ancamnya kemudian membelakangiku.

"Keluar!" Perintahnya.

Aku hanya bisa menunduk pamit lalu melangkah pergi meninggalkan ruangan mengerikan itu. Lagi lagi aku mempunyai memori yang jelek di ruangan itu.

  

  Lylia POV END  

  .

  .

  .

  

  Author POV

  

"Mom, tolong jangan berkata kasar pada Lylia. Dia masih baru disini dan aku baru saja menganggapnya sebagai teman karena kita hampir seumuran, Mom." Nicholas mencoba mengalihkan perhatian Alicia.

"Bertemanlah dengan orang lain Nico! Pembantu seperti dia tidak perlu kau jadikan teman! Cari teman yang bisa menguntungkanmu suatu saat nanti. Teman yang akan menjadi relasi bisnismu." Sentak Alicia.

"Hentikan kalian berdua!" Bentak Dante dengan suara khasnya.

"Keluar dari ruanganku!" Titahnya yang disusul oleh langkah kaki Nico yang berlari menyusul Lylia.

Alicia masih tetap bergeming di tempatnya semula, masih menatap Dante dengan kedua lengannya yang bersilang di perut rata miliknya.

"Jadi? Kau pungut dimana gembel itu? Bukankah dia terlalu muda untuk bekerja? Dan pastinya dia tidak berpengalaman kan?" Alice mengintrogasi Dante berharap ada jawaban atas segala pertanyannya.

Dante kembali menatap tablet miliknya mengacuhkan seluruh pertanyaan bahkan keberadaan istrinya dihadaannya. Alicia yang melihat sikap suaminya lalu melepaskan kedua tangannya lalu berdecak malas meninggalkan ke tiga orang tersebut. Kai memperhatikan tingkah laku sang Nyonya rumah kemudian berjalan ke arah pintu dan menutup kembali kedua pintu besar itu saat sang Nyonya rumah telah meninggalkan ruangan tersebut, lalu berjalan kembali ke tempat duduknya semula.

Dante terlihat tanpa ekspresi saat menggeser geser layar tabletnya dan tangan kanannya kini mulai meraih secangkir kopi di mejanya yang masih mengelurkan asap hangat. Di sesapinya sedikit demi sedikit, dan matanya melirik ke arah kopi dalam cangkir tersebut. Seuntai garis melengkung keatas keluar dari ujung bibirnya.

'Pahit' Batinnya.

Author POV

  

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status