Share

My Sugar Mommy
My Sugar Mommy
Penulis: Mini Yuet

Episode 1 : Malam Pertama

"Pram! " panggil mom Sarah yang sudah berada di ranjang hotel tempat kami menginap.

Aku masih tidak percaya dengan kejadian hari ini. Kucubit tangan kekarku.

"Aaaauuh!" Ternyata sakit dan ini  tidak mimpi. 

Kupandangi wajahku yang terpias dari pantulan cermin kamar mandi hotel.

Ganteng, kumis tipis, potongan rambut cepak seperti artis- artis Korea. 

Dengan hidung yang mancung dan bibir yang agak seksi menggoda semua wanita untuk melumatnya.

Aku mondar mandir di dalam kamar mandi. Terus terang ada kegelisahan yang kurasakan dan  sedikit grogi.

Sambil terus mengacak-ngacak rambutku dan tidak tahu harus bagaimana.

Malam ini adalah malam pertamaku  dengan seorang wanita yang usianya lebih tua dariku

 Siang tadi, kami menggelar pernikahan yang diselenggarakan di rumahnya. Pernikahan kami hanya pernikahan siri. Semua ini atas permintaan wanita cantik itu.

Pernikahan kami tidak dihadiri banyak orang. Hanya pamannya  dan ustad yang dipanggil datang ke rumah. Wanita cantik itu menghendaki pernikahan yang tidak diketahui banyak orang.

 Siangnya, kita berangkat ke pulau Bali untuk bulan madu. Terkesan sangat mendadak dan tidak direncanakan sebelumnya.

Bahkan semua karyawannya tidak megetahui kepergian kami ke pulau Bali.  Dia ingin menjaga nama baikku agar tidak dihina di kantor.  Wanita cantik itu adalah mom Sarah, istriku yang juga bosku.   Aku bekerja sebagai cleaning service di  restorannya. 

Duuuh. Aku seperti tidak rela melepas keperjakaanku  pada wanita yang sudah berada sekamar denganku. 

Tidak tau ini merupakan musibah atau berkah dalam hidupku. Tapi memang ini sudah terjadi. Bahkan ibuku tidak mengetahui.

Dulu pas masih remaja,  aku menghayalkan bisa melakukannya dengan pacarku, Santi. 

Tetapi ketika sedang berdua dengan Santi selalu terngiang kata- kata pak ustad.

Jangan berduaan Pram, sebab yang ketiga adalah setan.

Ketika teringat pesan itu, aku langsung berdiri, malu  dan mencari sesuatu. Aku  mencari setan maksutnya, orang ketiga diantara kami. Akhirnya Santi tertawa ngikik.

Kupandangi badanku yang kekar dan senjataku yang belum pernah aku pakai.

Akankah aku rela semua ini disentuh wanita itu?

Aku ingin menangis, tapi malu sama cicak yang mengintipku di atap kamar mandi. 

Eh ada cicak. Kupandangi atap kamar mandi. Heran di hotel kok ada cicak. 

Yah, maklum kita menginap di Jimbaran hotel yang suasananya masih asri. Masih dengan suasana alam. Terdengar suara gemercik air dari pegunungan.

"Praaaam," suara lembut mom Sarah membuyarkan lamunanku. 

Ternyata dia sudah berdiri di depan pintu toilet. Aku melompat kaget. Wanita cantik itu seperti hantu yang tiba-tiba hadir di depanku.

"Ayolah, " ajaknya tidak sabar.

Aku tersenyum kecut memandangi wanita itu. Dia memakai baju tidur warna biru muda tembus pandang nampak semua lekuk tubuhnya.

Aku menelan ludah. Baru pertama kali ini aku melihat wanita dengan busana seperti itu. Biasanya aku melihat dia memakai hijab yang rapi dan sopan.

Sekarang terlihat di depanku seorang wanita dengan rambut hitam panjang tergerai, polesan lipstick warna merah marun,  serta harum minyak wangi yang menggoda jiwa laki lakiku .

"Sayang… lama banget. Aku sudah menunggu lo…,"  katanya manja.

"Eeeh iya sebentar ya  saaa.." kataku gugup. Lidah ini seperti tercekat ketika mau mengucapkan kata sayang. 

"Pramono sekarang kamu sudah menjadi suaminya ," kata cicak yang diatap.

"Stttttt. Cicak jangan ikut campur. Aku sedang menguasai detak jantungku yang berdegup kencang."

Aku belum mempunyai pengalaman soal ini. Jangan sampai terjadi sesuatu yang memalukan diatas ranjang.

Kubalut bagian bawah tubuhku dengan kain sarung pemberian ibuku. Tanpa menggunakan sesuatu. Mungkin lebih leluasa untuk bergerak. Seperti orang kampung saja. 

Cicak di atas masih mengintipku seolah menertawakanku. Mungkin cicak tertawa geli dengan semua tingkah lakuku.

Namaku Agung Pramono. Biasa dipanggil Pram.  Hobbyku  memasak. Aku suka bercanda atau humoris. Sekarang  aku kuliah di Fakultas Kuliner di Jakarta. 

Umurku dua puluh lima tahun dan masih perjaka tulen. Mungkin orang mengira aku adalah playboy. Sebenarnya aku sangat takut pacaran. Hanya Santy yang mampu menaklukkan hatiku. Sekarang Aku tidak pernah tahu keberadaan Santy.

Perlahan aku keluar dari toilet menuju ranjang yang indah. Penampilanku memang keren seperti Riski Billar sang artis yang lagi terkenal namanya. Tapi sebenarnya aku itu orang kampung yang tidak tahu apa-apa.Terkesan lugu dan polos. 

Apalagi liburan kelas mewah menginap di hotel yang masih berkenan asri dan alami. Seperti mimpi saja.

Mom Sarah duduk ditengah ranjang dengan posisi menantang.  Aku kalut dan gugup. Tidak tahu apa yang harus aku lakukan.

Mom Sarah tersenyum manis. Semanis gulali yang selalu diberikan ibuku waktu kecil. Manis dan legit.  Aku juga ikut tersenyum.

"Pram , " kata Mom Sarah memegang tanganku. 

Tiba tiba keringat dingin keluar dari seluruh tubuhku. Detak jantungku berdegup sangat kencang. 

Deeg deg deg. 

"Kita sudah sah menjadi suami istri. Walaupun kita menikah secara siri. Kamu boleh menyentuh bagian tubuhku yang kamu suka. Kamu bisa melakukan apa saja yang kamu suka, " desah nada mom Sarah manja.

"Aaaa….ku," kataku gugup. 

"Ayo dong. Lakukan seperti di film romantis yang pernah kamu lihat." Sisi lain hatiku berkata.

Tapi badanku kok jadi gemetaran tidak karuan. Kakiku tiba-tiba menjadi dingin.

Aku tidak percaya dan seperti mimpi.  Bosku yang selalu ramah, supel, baik hati dan tidak pernah marah sudah berada disampingku. 

Mom Sarah mendekatiku, membelaiku dalam khayalan yang indah. Seakan membawaku ke nirwana. 

Aku tidak berdaya. Bibirnya mulai mendekati bibirku. Mataku terpejam. Dan tangan lembutnya mulai bergerilya ke tempat yang dia suka. 

"Pram," desah nafas Mom Sarah ditelingaku. 

"Ayo dong. Jangan kaku seperti ini, " pintanya lagi.

"Iya sayang ," jawabku mencoba menenangkan perasaan yang bergejolak dan meletup-letup di hatiku.

Aku mulai terpancing dengan permainan Mom Sarah. Aku membalas setiap sentuhan tangannya. 

Tapi tiba-tiba perutku mulas dan terdengar suara yang aneh di perutku. Aku berusaha menahan tetapi tidak bisa. 

Akhirnya keluar juga.

Duuuuut. 

Terdengar keras keluar dari bagian bawah perutku.

Mom Sarah berjingkat dan melepaskan pelukannya ditubuhku.

"Pram. Kamu kentut  ya? " tanya istriku sambil menutup hidungnya.

Senyumnya merekah bukannya marah. Nafas yang sudah memburu kembali normal. 

Dia mencubit pahaku dengan gemas. Aku nyengir kuda. 

"Perutku sakit, Mom," kataku sambil memegang perut.

Ini pasti gara-gara tadi sebelum tidur makan bakso yang super pedas di hotel. Kuahnya yang pedas membuat mulutku seperti ikan lohan.

Sementara mom Sarah sampai tertawa ngakak,  melihat  tingkahku. Mungkin menurutnya aku adalah laki-laki yang lucu.

Penampilan dan wajah memang keren tetapi tingkah laku seperti anak kecil.  Beruntung wanita dewasa di depanku seperti malaikat yang tidak pernah bisa marah melihatku.

Aku berjingkat menuju ke kamar mandi. Jangan sampai suasana yang romantis berubah tidak mengenakkan karena perutku.

Sekitar lima belas menit,  aku berada di kamar mandi. Perutku rasanya lega setelah mengeluarkan isinya.

Mom Sarah masih menunggu di ranjang dengan sabar. Dia sibuk memainkan ponselnya. Rambutnya yang indah tergerai di pundaknya. Kini kelihatan dadanya yang hanya ditutup dengan selimut hotel. 

Dag dig dug 

Kembali hatiku berdegup kencang. Aku berjalan pelan-pelan menuju ranjang. Mom Sarah sudah menyambutku. Ketika dengan tiba-tiba tangan halusnya menarik tanganku ke dalam pelukannya. Ciuman mesra sudah mendarat di bibirku.

Aaaau.

Ibu…. tolong aku. Aku terjebak bersama singa yang sedang kelaparan. 

Deet…..deet

Tiba tiba ponsel mom Sarah berbunyi.

Bersambung..

Kira kira Pram sama mom Sarah sukses tidak ?

Komen (8)
goodnovel comment avatar
Normawati Juhumat
cerita bagus
goodnovel comment avatar
Wanda Sp
Baru tau aku kalau ada fakultas kuliner. Tauku tata boga, pariwisata, perhotelan ...
goodnovel comment avatar
Hafidz Nursalam04
hahahhahahah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status