Share

03

Brak ...

Suara dobrakan pintu dari salah satu kamar calon pengantin wanita kini dibuka paksa oleh beberapa pria bertubuh besar dan seorang pria berpakaian seperti seorang pengantin pria. Jas hitam lengkap dengan tokedo nya mampu memberi kesan begitu tampan seorang Devano Mahendra Wijaya.

“Tuan dia tidak ada didalam” seru salah seorang yang sedang memastikan sesuatu didalam.

“Sial !” umpatnya.

Acara pernikahan itu harus terpaksa dibatalkan karena pengantin wanita dinyatakan telah kabur. Dengan rasa kecewa dan penuh tanya para tamu undangan dibuat kesal oleh keputusan Dev yang sangat mengejutkan banyak orang. Bukan hanya itu hal mengejutkan lain nya terjadi uang mahar senilai 1 miliar dan cicin berlian raip dibawa kabur oleh calon istrinya.

Merasa dikhianati dan tertipu. Dev dengan segera mencari keberandaan calon istrinya dan meminta anak buahnya segera berpencar untuk mencari gadis itu. Namun nihil usahanya gagal Velary Monalisa tak ditemukan bahkan polisi sampai tak bisa menemukan jejak keberadaan Velary sekarang. Kini hanya sisa amarah yang masih tertanam begitu dalam oleh kebencian terhadap Velary. Apa yang membuat gadis itu bisa mengkhianati dirinya? 4 tahun bukanlah waktu yang sebentar baginya untuk mengenal siapa Velary. Namun kali ini Dev tak bisa mengenali siapa Velary yang sebenarnya.

Hubungan nya berjalan begitu baik sebelum nya bahkan sehari sebelum pernikahan Velary lah yang mengatakan jika ia tak akan pernah meninggalkan Devano apapun yang terjadi. Dan itu adalah kebohongan terbesar yang pernah ia dengar seumur hidupnya. Ia tak pernah main-main soal mencintai. Dilihat bagaimana Dev begitu tulus dengan Velary yang notabane adalah kalangan bawah sedangkan Dev adalah seorang kaya raya. Pria itu dengan tulus menerima semua kekurangan gadis itu, mengangkat derajatnya hingga namanya kini terkenal sebagai model papan atas. Itu semua jelas berkat ketulusan dev kepada Velary. Namun nyatanya usaha nya selama ini hanya sia-sia.

“Ku harap kau cepat melupakan gadis tidak tau diri itu dev.” ucap ibu dev seraya mengusap lembut pundak putranya.

Sudah 2 minggu sejak kejadian pernikahan yang gagal. Dev mengunci dirinya di kamar tanpa mau bertemu siapa pun. Selena Wijaya, ibu Dev cukup mengerti betapa menyakitkan kejadian ini bagai Dev. Namun nasi sudah menjadi bubur, yang terjadi tidak bisa diulang kembali. Selena hanya berharap putranya bisa cepat melupakan gadis itu dan menerukan masa depan nya. Sedang Dev yang tak bisa melupakan kejadian ini memilih menahan dirinya dari khalayak publik. Sudah berapa banyak wartawan dan kabar hoax yang menyebar di media tentang gagalnya pernikahan Dev semakin membuat nya putus harapan.

Untuk jatuh cinta lagi rasanya itu tidak mungkin.

Baginya semua wanita hanya ingin uangnya saja bukan dirinya. Sejak itu kepribadian Dev yang hangat dan Hubble kini berubah menjadi Dev yang dingin dan keras kepala. Seperti hal nya peraturan perusahaan yang diubah secara total sesuai dengan keinginan nya. Bahkan Dev tak segan untuk memecat siapa aja yang melanggar tanpa toleransi. Bukan hanya itu trauma terhadap wanita membuat nya memecat karyawan wanita tanpa terkecuali walaupun banyak diantara meraka protes dan tidak terima.

Dev seakan tak peduli dan menutup rapat-rapat pendengaran nya. Ketidakadilan mulai menguasai Dev yang berubah kejam. Banyak karyawan yang berhenti karena tak tahan dengan sikap Dev Yang terlebih Kejam dan semena-mena pada meraka.

Jeremy Cold, sahabat sekaligus sekestaris pribadi Dev merasa dirinya tak bisa melakukan apapun. Disaat netranya hanya bisa melihat keegoisan Dev pada semua karyawan nya. Jeremy memilih diam. Kembali nya Dev setelah 2 bulan membuat Jeremy tak bisa mengenali siapa Dev sekarang. Sedang Selena yang semakin khawatir akan kondisi anaknya meminta bantuan Jeremy untuk membantu Dev keluar dari masa terpuruknya. Selena bisa melihat jika Dev sudah terlalu jauh melangkah dari diri yang sebenarnya. Wanita itu ingin anaknya kembali seperti dulu memiliki kehangatan dan penuh kasih sayang.

“Dev ada yang ingin aku bicarakan pada mu.” Jeremy yang duduk berseberangan dengan Dev masih bisa melihat Ekspresi datar nya.

“Prihal?”

“Aku memiliki tawaran yang bagus untuk mu. Mungkin kau akan menyukai ini.”

Pria blesteran Rusia- Korea ini merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah brosur dan meletakan dihadapan Dev.

Dev hanya melirik namun ia bisa melihat apa isi brosur itu. Seraya menutup laptop yang masih menyala menatap sekilas Jeremy dan beralih lagi pada brosur itu.

“Bayi tabung? Lelucon apa yang sedang kau bicarakan Jeremy?!” bentak Dev.

Jeremy sedikit tersentak oleh ulah Dev. Untungnya ia bisa mengontrol dirinya disaat situasi seperti ini. Seharusnya Dev beruntung memiliki sahabat yang begitu sabar pada nya yang selalu berubah- ubah.

“Tenang Dev, biar aku jelaskan. Kau bisa mendengarkan penjelasan ku dulu ok?”

Dev hanya mengangguk acuh. Ia fikir tak ada guna juga mendengarkan sahabat konyol nya ini. Bagaimana bisa ia memberi brosur bayi tabung itu padanya sedang ia taku bahwa dirinya tak memiliki istri bahkan hanya sekedar wanita lain. Cih yang benar saja. Batin Dev tak henti mengumpat Jeremy jika ia tak ingat bahwa ia adalah sahabatnya. Mungkin saja sejak tadi Dev bisa saja memukulnya habis.

“Kau pernah mengatakan padaku bukan jika kau ingin memiliki anak tetapi tak harus memiliki istri dan hubungan biologis? Dan brosur itu adalah solusi tepat semua keinginan mu.” Jelas Jeremy percaya diri.

Dev hanya tersenyum remeh. “Kau memang terlalu pintar hingga hal seperti ini saja kau sangat bodoh. Kau fikir janin itu akan diletakan dimana? Diperut mu? Dasar bodoh!” ultimatum Dev.

Jeremy menggaruk tengkuknya tak gatal. Ia fikir yang dikatakan Dev memang lah benar.

“Pinjam saja rahim seorang wanita lalu kau bisa membayar ia setelah nya.”

“Kau fikir mudah mencari wanita yang mau dijadikan seperti itu. Mungkin saja ada tetapi bagaimana jika ia hanya memanfaatkan diri ku? Ck. Aku tidak mau!” tolak dev mentah-mentah.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status