“Apa kau yakin tidak ingin ikut denganku?” Tanya Liam sekali lagi.
Liam akan pergi melakukan kunjungan kerja, untuk melihat perkembangan proyek pembangunan pabrik anggur mereka. Menurut laporan pembangunan itu sudah mencapai lima puluh persen pengerjaan, sehingga Liam akan melihat perkembangannya secara langsung.
“Tidak.” Jawab Joly singkat.
Joly terus memasukan beberapa pakaian yang akan di bawah Liam untuk kunjungan kerjanya, sedangkan Liam yang duduk menyandarkan punggungnya di kepala ranjang terus mengamati Joly yang sibuk memasukan pakaiannya ke dalam koper.
Sudah dua hari ini Liam ingin mengajak Joly untuk ikut dengannya, namun Joly mengatakan sedang tidak ingin pergi kemanapun, walaupun Liam sudah merayu Joly dengan berbagai macam cara tetap saja Joly tidak ingin pergi bersama Liam.
“Kenapa kau tidak ingin ikut denganku?” Tanya Liam dengan nada sedikit curiga.
Joly menarik nafasnya sebentar, m
“Hai...namaku Peter.” Sapa Peter kepada Joly dan Leon yang baru memasuki mobil.Joly hanya sedikit tersenyum untuk membalas sapaan dari lelaki muda di depannya, sedangkan Leon tetap memasang wajah datar tidak menaggapi lelaki muda di depannya yang akan mengemudikan mobil mahal itu.“Malam ini sangat menakjudkan...aku tidak menyangka bahwa aku akan membawah istri dari seorang pengusaha yang sangat terkenal untuk melarikan diri, dan karena itu aku menggunakan kemampuanku untuk meretas semua CCTV manshion dan juga sepanjang jalan menuju manshion.” Ujar Peter bangga kepada dirinya sendiri.“Tutup mulutmu bodoh!” Ujar Alex, mendengar Peter yang menyombongkan diri.Peter hanya merenggut malas kepada Alex yang memarahinya, padahal ia hanya bermaksud mencairkan suasana yang dingin di dalam mobil yang ia kendarai.Joly tidak menanggapi pembicaraan di antara dua orang itu, Joly hanya bisa diam mengamati sepanjang jalan, de
Beberapa tubuh nampak sedang meringkuk menahan rasa sakit akibat pukulan yang mereka terima, pukulan keras tongkat bisbol yang menghantam tubuh mereka karena di nilai telah gagal dalam melakukan perkerjaan.Liam memperhatiakn wajah-wajah pengawal dan pelayannya di manshion, wajah yang begiru dingin tidak memiliki rasa iba saat melihat wajah-wajah yang sudah penuh lebam dan luka di depannya.“Pastikan mereka menerima pembelajaran dari kelalaian mereka.” Ujar Liam dingin meninggalkan tempat itu.Suasana manshion terasa sangat mencekam, suasana dingin dan suram begitu mendominasi setiap ruangan. Tidak ada yang berani mengeluarkan suara ataupun bergerak sedikit saja, karena takut akan melakukan kesalahan.Liam memasuki manshionnya menuju ruangan kerjanya yang menjadi pusat ketegangan semua orang di manshion itu. Duduk dengan tenang seolah tidak terjadi apa-apa, namun suasana begitu terlihat mencekam di sekelilingnya.“Apakah sud
Liam masih mendekam dalam kamarnya menyesali setiap harinya atas kematian adiknya, padahal beberapa hari sebelum kematiannya, adiknya terus memohon kepada Liam agar di berikan waktu untuk bertemu.Namun Liam tidak mempedulikan permintaan adiknya, dan terus sibuk dengan dunia sendiri, tindakan yang Liam sesali dan tidak akan bisa ia lupakan.Kematian adiknya menjadi trauma dan juga membuat hubungannya dengan kedua orang tuanya semakin memburuk. Kedua orang tuanya seakan menyalahkannya karena tidak menemui adiknya saat itu.Mereka menganggap Liamlah yang bertanggung jawab atas kematian adiknya, yang saat itu membutuhkannya. Penyesalan kedua orang tuanya yang membeban adiknya kepadanya membuat Liam semakin terluka dan terpuruk karena tidak ada yang berusaha mengapai tangannya yang semakin jauh memasuki kegelapan.Orang tua yang seharusnya membantu dan menguatkannya menghadapi perasaan bersalahnya malah berbalik semakin menyudutkannya dalam perasaan bersalah.
Joly melangkah keluar dari kamarnya, walaupun ia sangat tidak bersemangat hari ini namun demi anaknya ia harus tetap membuat beberapa makanan untuk ia makan agar calon anaknya tidak kekurangan nutrisi sedikitpun.Saat Joly sampai pantry rumahnya, ia di kejutkan dengan menu sarapan sederhana yang telah siap untuk di komsumsi, belum selesai Joly dengan keterkejutannya ia mendengar suara pintu yang di buka dan melihat Leon keluar dari kamarnya lalu melangkah ke arahnya.Lelaki itu nampak sudah rapi dengan baju rumahannya lalu duduk di meja makan dengan tenang, sangat berbeda dengan Joly yang nampak hanya mencuci wajahnya, dan megikat rambutnya dengan asal hanya berdiri binggung di dekat meja yang tersaji berbagai makanan.“Apa kau akan terus berdiri?” Tanya Leon datar.“He! Ha? ...baiklah.” Jawab Joly binggung karena Leon membuka pembicaraan di antara mereka.Nampak Leon mengambil beberapa roti panggang dan jus jeruk y
Alex memainkan gelas alkohol yang ada di tangannya, kenyataan yang ia ketahui beberapa hari yang lalu tentang wanita yang ia sukai cukup membuatnya terkejut, namun fakta itu nyatanya tidak bisa mengubah kenyataan bahwa ia masih memiliki perasaan yang sama kepada wanita bersuami itu.Rasa ingin memiliki dan melindungi wanita itu, di tambah lagi dengan fakta bahwa wanita itu akan semakin dalam bahaya karena kehamilannya. Alex takut lelaki bernama Toni juga akan memburuh Joly untuk menghilangkannya karena telah berani hamil anak Liam.“Ha...Sial!” Umpat Alex kesal dengan semua yang terjadi.Jika kehamilan Joly di ketahui oleh Liam, Alex yakin lelaki itu tidak akan pernah membiarkan Joly keluar dari rumahnya sedikitpun, dan Jika kehamilan ini di ketahui oleh Toni maka lelaki itu akan memburuh Joly sampai ke lubang semut sekalipun.Sekarang Alex tidak tahu, siapakah yang malang di antara mereka. Apa yang sebenarnya terjadi dengan takdir merek
Bugh!!!Bugh!!!Bugh!!!Terdengar suara pukulan yang berulang-ulang sejak tadi, nampak seorang lelaki mengenakan kemeja putih dengan lengan kemeja yang sudah ia gulung sampai batas siku dan celana hitam yang membalut kaki panjangnya.Nampak beberapa keringat yang mengalir melalui pelipisnya, menandakan bahwa ia telah cukup lama melakukan kegiatannya. Wajah lelaki itu di penuhi dengan kumis dan jambang yang sudah cukup panjang, menandakan ia belum bercukur untuk merapikan wajahnya.Sorotan matanya sangat tajam dan wajah dinginnya mampu membuat orang-orang saling menunduk tidak berani menatap wajah itu.“Sebenarnya apa yang kalian kerjakan?! Aku sudah membayar kalian mahal!... ,namun sampai sekarang kalian tidak bisa menemukan istriku!” Teriak Liam marah.Semua bawahan Liam merasa sangat tertekan sekarang terhadap amukan bos mereka, kepergian istri yang sangat di cinta membuat emosi tuannya sering meledak dan membuat semua b
Sepasang lengan kekar memijit bahu Liam dari belakang, membuat lelaki itu sedikit tersentak karena tidak menyadari kehadiran orang lain di ruangannya, namun dengan cepat Liam kembali bersikap dingin karena ia tahu siapa yang berani masuk dan menyentuhnya tampa ijin darinya.“Bukankah kau akan mati dengan mudah jika kau tidak menjaga tubuhmu.” Ujar lelaki itu memperingatkan Liam.“Bukan urusanmu, dan bisakah kau tidak menyentuhku.” Jawab Liam dingin.Toni tersentak mendengar jawaban dingin Liam yang sejak dulu telah bersamanya itu, apakah dirinya benar-benar tidak memiliki arti lagi di mata Liam.“Kau sangat dingin ...” Jawab Toni tertawa hambar berusaha mencairkan suasana yang kaku di antara mereka berdua.Toni dengan perlahan menarik kembali tangannya dan memilih duduk di sofa yang ada di dalam ruang kerja Liam dan tepat menghadap langsung kepada lelaki itu.“Apa mau mu?” Tanya Liam dingin, Li
Alex berdiri menhadap jendela besar yang ada di ruangannya, dari ruangannya yang berada di lantai tertinngi gedung itu Alex dapat melihat puncak-puncak gedung-gedung yang tidak lebih tinggi dari gedung tempatnya berdiri sekarang.Namun saat ini Alex tidak sedang membanggakan apa yang telah ia peroleh, namun ia sedang memikirkan seorang wanita yang menarik perhatiannya sejak pertama melihatnya. Seorang wanita yang tidak melihat kepadanya sedikitpun walaupun ia telah berkerja keras untuk menarik simpati dan juga hatinya.Padahal wanita lain biasanya selalu berlomba-lomba untuk bisa dekat dengan nya dan juga ingin menghabiskan malam dengan lelaki sepertinya yang merupakan salah satu bujangan paling diminati sekarang, namun semua itu tidak berlaku bagi Joly yang sekarang ada di dekatnya.Wanita itu walaupun berada di dekatnya, namun terasa semakin sulit untuk di miliki. Beberapa bulan yang Alex habiskan untuk menarik perhatian dan juga simpatinya belum sekalip