Enjoy!
-----“Kau baik-baik saja?” tanya Gavriel curiga pada suara Liora di sambungan telepon. Ia tahu sang kekasih tengah berada di Manhattan dan ia sudah merindukan wanita itu, meski mereka selalu bertemu setelah kepulangan dari Pulau Brylee.
Gavriel sama sekali tak mengharapkan suara berat menahan tangis seperti ini ketika ia memutuskan menghubungi Liora di tengah mobil Roll Royce-nya yang melaju membelah jalanan Madison. Meski Liora tampak menahan dan berusaha terdengar biasa, Gavriel sudah cukup dapat membedakan.
Di seberang sana, Liora mengigit bibir. Menyesali karena Gavriel terlalu peka pada suaranya. “Aku baik-baik saja,” jawab Liora berusaha datar. Padahal selama ini tak ada yang bisa menebak semudah itu.
Ia menghapus jejak air matanya di pipi sebelum menoleh sesaat, melihat Jake dan Zerenity yang sedang tertawa bersama Vierra. Liora semakin menjauhkan diri ke pojok ruangan ketika perkataan Gavriel m
Haloo! Akhirnya up lagi setelah ngumpet lebih dari dua mingguan. Ada yang kangen sama LioGav?? Absen sini dulu yuukkk! Jam berapa dan sambil ngapain kalian baca bab ini?Happy Reading-----Private jet bertuliskan Quinton tiba di landasan kota Madison ketika langit telah gelap. Liora hendak keluar ketika langkahnya tertahan di depan pintu. Raut datarnya seketika mengembangkan senyum kala melihat siapa yang sedang menantinya di bawah sana.Tak ada Cadillac Escalade dan sopir pribadinya, tetapi justru Gavriel yang sedang menyandarkan punggung di pintu mobil Bugatti La Voiture Noire. Garis agresif nan berbahaya hypercar hitam itu seolah bentuk lain dari sosok Gavriel. Gelap, berbahaya, dan tak mudah diprediksi di balik kemewahan yang ekslusif.Itulah Gavriel di mata Liora. Ia belum pernah mengenal sosok seperti kekasihnya ini dan itu yang membuat darah Liora t
Happy Reading----- Gavriel baru saja keluar dari kamar mandi setelah membersihkan diri usai percintaan panjangnya bersama Liora ketika ia melihat satu setelan jas pria tergantung di walk in closet sang kekasih. Pakaian itu tampak begitu mencolok di antara sederet pakaian wanita di sana. Gavriel mengambil setelan itu. Dilihatnya masih terdapat label yang menggantung di sana. Seluruh ukuran itu juga persis seperti ukuran yang biasa ia pakai. Ia pun segera mengembalikan jas itu dan berderap keluar walk in closet dengan tubuh telanjangnya. Ini adalah kedua kalinya ia berada di kamar Liora. Saat itu ia tak sempat memperhatikan interior kamar ini dengan saksama, karena perhatiannya tertuju untuk memastikan Anna mengepak pakaian Liora dengan benar tanpa ada yang tertinggal, sekaligus terkunci pada Liora ketika ia menemukan jejak air mata di wajah wanita itu saat tertidur. Namun, kini Gavriel dapat mengamati ruang tidur sang kek
Yuhuuu Bang Gav balik lagiii ….Gimana kabar temen2? Sehat semua kan? Happy Reading----- Gavriel tak bisa melupakan pagi harinya tadi yang terasa begitu berbeda sekaligus luar biasa. Luar biasa? Tidak, kata itu tidak cukup, tetapi ia pun tak tahu kata apa yang sesuai menggambarkan perasaannya. Kehilangan Liora dari rengkuhannya di pagi hari adalah sesuatu yang buruk, tetapi tidak dengan kecupan lembut di pipi setelahnya. Liora menyapanya dengan kondisi sudah memakai jubah tidur sutra sembari menggendong Vierra. Wajah wanita itu cerah dan segar. Siap menyambut hari. Tak ada lagi kesedihan yang membayang di mata perak itu. Liora seolah terlahir kembali dan itu jelas tak bisa menahan diri Gavriel untuk tersenyum lega. Seolah sebongkah batu yang menahan dadanya turut hancur. Terlebih setelahnya melihat Liora dengan sikap yang hangat keibuan dalam mengurus Vierra di tengah bagian diri Liora yang sel
Happy Reading-----Tak ubahnya seperti Gavriel, Liora merasa hari ini adalah hari terbaik yang pernah ia rasakan setelah merasa hampa bertahun-tahun. Sulit dipercaya jika mengingat bahwa ini adalah hubungan serius mereka yang pertama.Gavriel adalah kekasih pertama Liora, begitu pula sebaliknya. Namun, bagi Gavriel, Liora juga sekaligus cinta pertamanya. Liora tak bisa lebih sekadar tersanjung mengetahui fakta itu.Mereka tahu ini terlambat jika mengingat usia yang bukan lagi remaja, tetapi pada kenyataannya semua tak terasa buruk. Menemukan orang yang tepat adalah bagian terbaik dalam hidup, meski ada rasa penyesalan yang bercokol untuk mengeluhkan takdir. Mengapa mereka baru bertemu sekarang? Ke mana saja mereka selama 33 dan 28 tahun ini?Takdir selalu memiliki rahasia dan jalannya sendiri. Hal itu pula yang membawa Liora menyadari bahwa ini bukanlah sebuah akhir bahagia. Tak ada akhir selama ia masih mampu menarik napas. Maka da
Happy Reading-----Untuk beberapa saat Liora tertegun dengan ucapan Gavriel. Ia tak menyangka kekasihnya dapat mengalah dengan cepat.“Terima kasih. Namun, ada satu hal lagi.”“Dan apa itu?” Gavriel melirik pada Daniel yang sudah berbalik badan kembali ke ruang kerja.“Aku ingin mengundang Hunter juga di acara ulang tahun Vierra. Ia sangat baik pada Vierra selama ini. Apakah kau tak masalah dengan itu?”Meskipun Liora tak yakin Hunter nantinya tetap mau datang jika ia sudah mengatakan tentang hubungannya dengan Gavriel. Liora mengerti pasti sangat menyakitkan jika Hunter melihatnya bersama Gavriel saat acara itu. Namun, tak mengundang Hunter setelah melihat kedekatan pria itu dengan Vierra, membuat itu terasa salah.“Tidak masalah. Undanglah dia, sudah seharusnya. Kau melakukan hal yang benar, Cara mia,” ujar Gavriel lugas dan mantap, seolah tanpa perlu menimbang
LioGav kembali!! :) Happy Reading----- “Kita akan mengunjungi kediaman Mr. Arvezio lagi, Nyonya?” tanya Anna berbinar ketika babysitter itu membantu Liora menyiapkan perlengkapan Vierra selepas majikannya pulang bekerja. “Ya, mengapa kau selalu terlihat begitu senang?” balas Liora dengan sedikit nada geli yang terselip. Wajah Anna saat itu langsung berubah merona malu. “Saya selalu senang ketika melihat Anda dan Mr. Arvezio bersama. Terlebih saat itu keluarganya turut sangat baik terhadap saya.” Anna memang tak pernah terlalu dekat dengan sang Nyonya. Ia tak bisa melakukan apa pun selama ini ketika mendapati wanita berparas cantik itu muram dan tersiksa atas bayangan sosok mendiang Alex dan Rose. Orang di luar sana tak akan ada yang mengetahui di balik wajah datar dan dingin itu selalu menjerit tangis di tengah kesunyian penghujung malam. Sungguh, Anna benar-benar
Happy Reading-----Pesawat pribadi bertuliskan Arshvero telah mengudara lebih dari setengah jam lalu, meninggalkan Bandara Dane Country Regional—Madison menuju Bandara LaGuardia. Bandara terdekat untuk mencapai mansion tempat Starley dan Zevander tinggal yang berada di Brooklyn.Starley secara khusus meminta ulang tahun ponakannya itu untuk diadakan di mansionnya dan Liora dengan senang hati mengabulkan hal itu. Starley memang membutuhkan keriuhan untuk menghidupkan mansionnya yang sunyi. Menghidupkan pula suasana hati wanita hamil itu yang tak bisa bebas keluar sesuka hati di New York tanpa penyamaran, meski telah memiliki identitas baru.Hanya ada dua pilihan untuk seorang desainer besar seperti Starley, yaitu operasi plastik atau tinggal di negara terpencil. Dan tentunya Starley tak bisa memilih di antara pilihan gila itu. Gemerlap New York adalah bagian dari jati diri Starley, sehingga ia butuh terus berusaha untuk beradaptasi de
Kita santai-santai dulu ya di bab ini :DHappy Reading-----Crossleight Mansion, Brooklyn-USA. 04.13 PM“Akhirnya kalian datang!!” teriak Starley berbinar lebar ketika menyambut kedatangan Liora dan Gavriel yang baru saja memasuki mansionnya yang berdesain seperti benteng kastil. Klasik, tetapi tak terlihat tua sedikit pun karena pilihan cat putih yang justru mengesankan kelasnya sendiri.Bagi Gavriel, ini adalah pertama kali ia berkunjung kemari. Ia dan Liora akan menginap di mansion ini sampai besok sore dan harus langsung kembali ke Madison setelahnya. Cukup melelahkan, tetapi Liora dan Gavriel sudah terbiasa dengan aktivitas lintas negara bagian seperti ini untuk pekerjaan mereka.Vierra langsung beralih kegendongan Starley dengan riang. Bayi yang esok akan menginjak usia satu tahun itu segera menunjuk-nunjuk jendela lebar tak jauh mereka. Sebuah pemandangan taman yan