Share

DI PECAT

Kalau kamu tidak suka, kamu makan tenderloin ini," sambung Michelle.

   Ayu tidak menyangka kalau majikannya itu begitu baik padanya. Hanya rasa syukur yang Ayu punya.

   "Kenapa bengong ayo makan," ucap Michelle yang menyodorkan piring berisi daging panggang itu.

    Dirga merasa cemburu, namun bukan Michelle namanya kalau tidak bisa membuat Dirga tersenyum.

    "Buka mulutmu sayang," pinta Michelle yang memegangi garpu di ujungnya sudah ada daging yang menempel.

    Kedua sudut bibir Dirga tersenyum riang dia langsung membuka mulutnya dan hati yang sangat senang.

    "Pluk"

    Daging yang sedang  potong namun terlempar tepat di wajah Dirga. Wajahnya memerah, hidungnya mengembang dan matanya sedikit membola.

    Ayu hanya menyengir, dengan menggigit garpu itu, dia langsung mendekati Dirga yang akan mengusap wajahnya dengan saputangan, namun tangannya menahan lengan Ayu.

    "Jangan sentuh aku," ucap Dirga geram.

   Michelle lalu mendekati Dirga dan membersihkan saus yang ada di wajahnya. Dirga kemudian berdiri dengan Michelle mendongak ke atasnya.

   "Apa Mas?" tanya Michelle.

   "Ayo ikut aku," jawab Dirga yang menarik tangan Michelle menuju ruangan belakang.

    "Apa sih Mas?"

    Dirga mengigit bibirnya dan mengepalkan lengannya.

   "Ayo kita pulang,"  ajak Dirga.

   "Makan malam kita kan belum selesai?" jawab Michelle yang memegangi pundak Dirga.

  "Tapi nafsu makanku hilang gara-gara si udik," ketus Dirga.

    Michelle merayu Dirga sedemikian rupa hingga dia mau mendengarkan apa yang di katakan Michelle.

    "Oke."

   Kemudian mereka kembali ke meja makan itu, di sana mereka bertiga makan bersama. Ayu masih hati-hati memotong daging itu, agar tidak melenting kembali.

    Setelah beberapa saat kemudian makan malam di restoran mewah sudah selesai. Mungkin ini makan pertama dan terakhir untuk Ayu.

   Di dalam mobil tidak ada kata yang keluar dari mulut ketiganya, hanya suara musik yang menghiasi perjalanan mereka.

    "Nyonya, Tuan, terimakasih untuk malam ini, Maafkan aku yang telah membuat repot," ucap Ayu yang menundukkan kepalanya.

   "Rupanya kamu sadari diri. Kamu itu memang membuat kami rusuh," ucap Dirga dalam hati.

    Melihat Ayu begitu sinis membuat Michelle menyenggol Dirga. Merasa dirinya di senggol dia melihat pandangan pada Ayu.

   "Enggak boleh gitu ah," ucap Michelle.

    "Iya sayang, enggak."

   Dalam hati Ayu berfikir, "Apakah aku akan di pecat? Semoga saja enggak, aku harus bisa beradaptasi depan keluarga ini," pikir Ayu dalam hati.

    Melihat Ayu yang melamun Michelle mencolek tubuh Ayu.

     "Hey, kenapa?"

    "Tidak apa-apa Nyonya," jawab Ayu yang sedikit terkejut akan suara Michelle.

   "Nyonya ...." ucap Ayu terpotong Dirga.

   "Mau apa lagi?"

   "Anu Tuan, Nyonya, jangan usir saya."

   Dirga dan Michelle saling berpandangan kemudian melihat Ayu yang meremas pinggiran bajunya.

 "Hahaha"

  "Siapa yang akan memecat kamu?" tanya Michelle.

   "Saya."

   Melihat ke sumber suara dan ternyata itu adalah suara Dirga.

    "Mas, apa yang kamu katakan?"

    "Iya, aku memecatnya," jawab Dirga yang beranjak pergi.

    Michelle kemudian mengejar Dirga yang beranjak pergi.

   "Mas, tidak bisa begitu. Kasih kesempatan Ayu sekali lagi," pinta Michelle.

   Dirga sudah jengah dengan semua ini, dia kesal akan Ayu yang membuat kebersamaan dirinya dan Michelle. Karena jarang istrinya ada di rumah, kadang sebulan 3 kali, kadang tidak bertemu. Karena Michelle seorang model yang banyak jadwal photo shoot.

    "Sayang, aku perlu waktu bersama kamu. Hanya denganmu, tidak dengan yang lain," lirih Dirga.

   "Oke, besok kita habiskan hari bersama, berdua," ucap Michelle.

   "Baiklah, besok kita jadwalkan untuk pergi liburan," pinta Dirga.

    Anggukkan kecil di berikan Michelle. Mereka berdua lalu berpelukan dan Ayu pun tidak jadi di pecat.

   

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status