Share

MAKAN DI RESTORAN

Memegangi rasa sakit di kepalanya, Michelle lalu melihat ke arah Ayu.

    "Kamu tidak apa-apa Yu?" tanya Michelle.

    Dirga benar-benar di buat kesal oleh Ayu, rasanya ingin mengeluarkan dari mobilnya. Tapi kemauan Michelle tidak bisa dia tolak, terlalu sayang Dirga pada Michelle.

    Sesampainya di restoran bintang lima tempat yang bersih dan asri membuat siapapun pengunjung yang datang akan betah termasuk Ayu.

    Michelle menggandeng lengan Dirga, sesekali dia tersenyum melihat ke arah samping.

    "Andai saja si udik tidak ikut, mungkin ini malam yang romantis untukku dan Michelle," keluh Dirga.

    Dari arah belakang terdengar suara memanggil-manggil, sehingga Dirga dan Michelle melihat ke sumber suara.

    "Nona, nona," teriak penjaga keamanan.

   Dirga mengerutkan dahi. "Apa yang terjadi?"

   Penjaga keamanan menahan nafasnya hidungnya yang kembang kempis membuat Dirga menunggu apa yang akan di ucapkannya.

    "Hhhhhhh"

     Menarik nafas untuk menetralisasi tarikan nafasnya.

    "Maaf. Tuan, Nyonya, ini sandalnya," ucap petugas keamanan.

   Mereka berdua mengerutkan dahi karena bingung lalu mereka nelihat kaki Ayu yang tidak memakai alas kaki.

    "A-y-u" ucap Dirga dia menggerakkan dagunya.

   Menarik nafas panjang agar lebih baik.

    "Maaf Pak, ini milik asisten saya," sanggah Dirga.

  Senyuman manis yang di berikan Ayu pada orang-orang, membuatnya tidak sedikit menjadi bahan obrolan.

    "Cantik-cantik kok udik."

    "Konyol sekali."

    "Terlalu kampung."

    Dan banyak obrolan lainnya yang mengarah pada Ayu. Dirga yang mendengarnya merasakan kesal karena mengizinkan Ayu ikut makan malam di restoran. Tidak hanya di situ, saat memilih menu, Ayu begitu aneh saat memilihnya.

    "Kamu mau makan apa sayang?" tanya Michelle.

   "Tenderloin steak," jawab Dirga.

    Restoran tersebut menyediakan makanan dari berbagai negara dan itu membuat Ayu yang membaca menu terasa asing dan saat mengucapkannya kelu di lidah.

    "Yu, kamu mau makan apa?" tanya Michelle.

    Ayo menyipitkan matanya, dia menggaruk tengkuknya yang tak gatal, dan tersenyum di paksakan. Mulutnya mulai terbuka dan menyebutkan makan apa yang dia mau.

    "Kalau aku jawab tenderloin pasti disangkanya meniru makanan Tuan Dirga, pasti dia tambah kesal. Pasti tenderloin itu daging sapi yang di panggang itu," ucap Ayu dalam hati.

    "Mmh aku mau, panzanella," ucap Ayu mengejanya.

    Dirga langsung tertawa terbahak-bahak tidak bisa di tahan. Michelle yang merasa malu lalu menyenggol.

   " Hmmpt"

   Dirga langsung menutup mulutnya dan kembali merapikan duduknya.

   "Sorry, itu menggelikan," bisik Dirga.

   "Tidak sopan," balas Michelle.

   "Arrrgh Ayu, kamu membuat Michelle kesal padaku," ucap Dirga dalam hati dengan tangan yang mengepal erat.

   Kemudian Michelle melihat ke arah pramusaji itu dan meminta tiga tenderloin steak berikut apa yang di inginkan Ayu.

***

    Di tempat lain ...

   "Bu, tadi siang hampir saja Ayah tertabrak," tutur  Prayuda.

    "Ya Tuhan, Ayah baik-baik saja?" 

    Helena yang merasa khawatir dia melihat sekitar anggota tubuh Prayuda.

     "Aku baik-baik saja Bu," jawab Prayuda.

     "Setelah ada gadis baik dan manis yang menolong Ayah," sambungnya.

     Helena yang mendengarnya langsung mendekati Prayuda dan meminta cerita selanjutnya dari suaminya.

    Makan malam mereka di hiasi dengan cerita Prayuda, namun hati Helena begitu sepi.

   "Yah, andai ada Dirga. Mungkin, akan  bahagia sekali," tutur Helena.

   Wajahnya yang sendu kini di hiasi dengan tetesan air mata.

    "Aduh sayang, jangan sedih gitu," ucap Prayuda.

   Tangannya yang sudah keriput mengusap air mata Helena yang membasahi pipinya.

   "Smile."

   Prayuda menarik kedua pipi Helena yang sudah mengkerut termakan usia.

***

    Setelah menunggu lama tersajilah makanan yang dipesan.

     "Ini pesanan kamu, kambing," ucap Dirga menyeringai.

    "Silahkan dinikmati," ucap pramusaji wanita itu.

    Dirga masih menahan tawanya melihat reaksi Ayu.

    "Makanan apa ini? Sayur semua, masih enak gado-gado sepertinya," ucap Ayu yang mengaduk-aduk makan khas Italia itu.

    "Ayo, makanlah. Ada yang bilang masih banyak orang yang tidak bisa makan," ucap Dirga memojokkan Ayu.

    Michelle membuka suaranya. "Ayu kamu tahu apa panz-a-nella?" 

    Ayu hanya menggelengkan kepalanya, lalu mendengar apa yang di jelaskan Michelle.

     "Italia punya salad khas yaitu ini  panzanella, dibuat dari tomat, bawang putih, basil, dan potongan roti yang direndam dalam dressing. Makanlah ini menyegarkan," ucap Michelle.

    "Kalau kamu tidak suka, kamu makan tenderloin ini," sambung Michelle.

   Ayu tidak menyangka kalau majikannya itu begitu baik padanya. Hanya rasa syukur yang Ayu punya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status