Happy reading ;)
***
Mike terdiam melihat luka sayatan dibagian lengan dalam wanita itu, pada akhirnya ia memanggil dokter untuk memeriksa dan berujung dengan menjahit luka tersebut. Kening Mike mengerut saat Emily justru tak berekspresi kesakitan atau bahkan meringis.
Mike menatapnya dengan helaan berat, terlebih ia penasaran dengan apa yang terjadi pada wanita bersurai golden blonde didepannya.
"Luka ini sedikit dalam, kurangi aktivitas berat dengan menggunakan tangan kananmu," dokter itu kembali menusuk needle hecting mengapit dengan navuder (klem) lalu menariknya membuat tali simpul disana.
"Ya, dokter," jawabnya datar. Emily menghembuskan napas berat, membosankan. Sebenarnya ia bisa melakukannya sendiri tanpa bius lokal yang dokter itu berikan. Ini terlalu lama dan memakan waktu baginya.
Dokter itu memotong benang saat semua luka telah tertutup sempurna. Ia meraih kasa yang telah diberi alkohol untuk membersihkan luka disana.
"Kau tak p
Happy reading :)---------------"Aku tak akan membiarkan pria manapun untuk menyentuhnya," desis Emily tajam. Ia bergegas keluar dari mobil dan membuka pintu untuk Mike. Tangan pria itu terkepal kuat, kesal karena wanita itu selalu menolak disaat ia menerima semua masa lalunya yang keji.Mungkin benar, ia perlu suasana tenang untuk berpikir jernih walau sebenarnya ia tak suka mengulur waktu untuk sebuah keputusan. Langkah Mike berderap keras seakan luapan emosi itu dapat luruh seiring hentakan kaki yang menyusuri ruang utama mansion."Son, kau sudah pulang?" Alice melirik Mike dan Emily bergantian. Ia sedang menata beberapa hidangan makan malam."Yeah," jawab Mike malas. Ia menghampiri sang ibu menanamkan kecupan hangat seperti biasa."Kau tampak lelah, sepertinya kau harus ambil cuti dan liburan," Alice meraih gelas berisikan malbec yang terbuat dari anggur lalu memberikannya pada Mike."Maybe," Mike meraih gelas itu menenggaknya hingga ta
Happy reading ;)----------------Wanita cantik itu tak berhenti begitu saja, ia terus menggoda Mike dengan segala keliarannya. Namun pria itu sama sekali tak merespon. Ia hanya membiarkan wanita itu bertindak semaunya tanpa balasan.Mike mengumpat kesal saat rambatan asing kala ia menolak Emily untuk mengikuti. Rasa yang tak pernah ia rasakan sebelumnya, karena bagi Mike semua wanita sama seperti sampah, tetapi ia tak menyangkal mengapa rasa ini begitu berbeda? Sialnya ia menyukai wanita yang sudah jelas menolaknya.Dengan sekali sentak, Mike mendorong wanita itu hingga tersungkur. Ia kembali memakai kaus dan meraih jaket disampingnya. Pekikan wanita tersebut benar benar tak masuk kedalam gendang telinga, Mike hanya bimbang dengan pikiran kalut yang terus menyergap.Saat ini, ia butuh whiskey untuk sekedar menghilangkan penat. Langkah Mike begitu cepat mengisi anak tangga yang menyambungkannya dengan bar.Tak butuh waktu lama ia meraih gela
Happy reading ;)-----------------Emily meraih kotak obat yang diberikan dokter siang tadi. Kali ini ia ingin segera merebahkan tubuhnya, namun sebelum itu ia harus membuka kembali perban yang sempat merobek luka diarea yang sama."Shit!" Wanita itu meringis menahan sakit dan meraih pecahan kaca yang masih menancap pada perban dan menembus hingga dalam lapisan kulit. Ia benar-benar lengah saat pria itu menyerang dengan botol yang telah dipecahkan.Ia memutar perban itu perlahan dan berhasil membuat ringisan.Mike yang saat itu tengah menaiki anak tangga dan ingin kembali ke kamar, tak sengaja mendengar rintihan samar yang berasal dari kamar Emily. Ia bergegas berbelok dan membuka pintu kamar wanita itu."Emily?!" Pria itu melangkah lebar menghampiri Emily yang terduduk diatas bed dengan balutan perban kassa tercampur darah. Mike tak tahu jika wanita itu menahan sakit sedari tadi. Ia merutuki diri dengan melupakan kejadian di club dan mengabaikan
Happy reading ;)----------------Mike benar benar tak dapat memejamkan mata disaat tubuh dan pikirannya berfikir keras. Penerangan redup dan nyamannya sebuah bed berukuran king size tak lagi memanjakan dirinya yang benar-benar kacau.Wanita itu benar, ia tak pernah merasa kekurangan kasih sayang dari seorang ibu dan ayah, terutama materi. Bagaimana bisa ia begitu egois pada keponakannya sendiri. Pantas saja Alice memperlakukan anak itu dengan begitu lembut.Namun, ia sangat terusik saat pernyataan konyol anak remaja itu pada Emily. Ia terkekeh bodoh kala ia begitu tak rela jika seorang pria mengungkap perasaan pada wanita itu termasuk anak bocah tadi. Harusnya ia tak berlebihan seperti itu, ia hanya anak kecil. Dan sudah pasti Emily akan menolaknya.Suara bentakan samar memenuhi gendang telinga pria itu. Ia menghalau pikiran oleh suara yang tak asing baginya, rasa penasaran membuat Mike melangkah menuju arah suara tadi hingga mencapai pintu kamar Emily
Happy reading ;)----------------Wanita itu menghela nafas panjang saat mobil Jeff berhenti disalah satu markas besar milik Vin Hogan Kiel seorang boss Mafia Bratva- Russia (cerita Vin Hogan Kiel ada di novel My Brilliant Doctor). Bratva dan Loginova menjalin kerjasama dalam penjualan senjata. Terutama semua senjata yang Emily miliki berasal dari Bratva.Pria itu sempat membantu Emily dalam latihan menembak dan bela diri. Vin dengan senang hati mengabulkan permintaan Emily menjadikannya wanita tak tertandingi untuk membalas dendam pada keluarga mantan suaminya.Namun untuk bergabung bersama Bratva bukan hal mudah, ia harus menjalankan beberapa misi pembunuhan pada siapapun yang mencoba mengusik dalam bisnis yang mereka jalankan.Vin tak melarang anggota Loginova untuk mendatangi markas latihan seperti yang tengah dilakukan Emily saat ini. Beberapa dari mereka menyapa hormat, tak ada yang ta kenal siapa wanita itu. Selain skill, ia adalah wanita kebangg
Happy reading ;)------------------"Yes you right." Mike kembali menyesap kopi perlahan. Pandangan itu tetap tertuju pada penampakkan kota New York siang hari."Okay, percayakan padaku. Aku akan mengatur semua tempat yang akan kalian kunjungi nanti." Eveline menaruh gelasnya kembali dan segera pamit."Aku selalu menantikan hari dimana hidupmu kacau oleh seorang wanita." Wanita itu tergelak sebelum memeluk kakak sepupunya dengan senyum mengejek."Dan kau telah melihatnya Eve," Mike membalas pelukan itu dengan gemas. Betapa bersyukurnya memiliki adik yang mengerti akan dirinya, selama ini ia begitu bosan hidup sebagai anak tunggal di keluarga Benson.Terlebih ia tak pernah sekalipun bertemu dengan kakak perempuan yang telah meninggal sedari kecil. Kehadiran Eveline benar benar membuka ruang dan sosok adik bagi Mike.Sepeninggalan Eve, Mike hanya duduk termenung kembali mengarah pada bangunan tinggi dan padatnya jalan kota New York. Pikirannya
Happy reading ;)-----------------"Aku tahu masa lalu kita hampir serupa, namun kau harus bisa mengendalikan hal itu Emily, terkadang kau harus mengikut sertakan hatimu untuk sebuah fikiran dan tindakan." kalimat dari sang boss Mafia Bratva terus menyelinap mengisi celah kosong dalam pikirannya.Ia tak menyangka berdua dalam satu ruangan dengan Vin Hogan hanya mendapat sebuah petuah untuknya, bukan lagi meminta menjalankan misi seperti dahulu.Emily menatap punggung tangan yang telah dibalut kassa oleh Fyodor. Ia masih ingat bagaimana amarahnya kembali menguasai diri dengan segala tindakan diluar kendali. Hanya saja, kali ini penyebabnya adalah seorang pria brengsek dengan label CEO Citi Group.Langkah wanita itu terhenti saat berhadapan dengan pintu room office Mike. Ia menggeleng tegas menghempas kalimat Vin yang sedari tadi mengiringi langkah itu hingga mencapai ruang CEO.Seharusnya ia tak perlu gugup, mengapa kalimat itu begitu melemahkan ji
Happy reading ;)-------------Mike benar-benar tak bisa melepaskan pandangan memuja pada wanita bersurai golden blonde yang kini telah memakai gaun yang ia pilih kemarin. Debaran keras kembali bertalu tak seirama ketika langkah Emily menuruni anak tangga dan berakhir dengan pertemuan mereka dibawah sana.Wanita itu bak bidadari dengan segala keistimewaan tersembunyi, namun malam ini semua itu seakan menjadi daya tarik para pria untuk terus mengucap kata pujian. Label wanita angkuh, dingin dan kejam telah berganti menjadi sebuah kata yang tak dapat diucap dengan kalimat serupa bahasa.Keistimewaan itu terlampau kuat untuk sekedar mengagumi cantik atau semacamnya. Ia pun tak dapat menemukan kata yang tepat untuk mendeskripsikan keistimewaan Emily. Makeup flowless yang wanita itu kenakan benar-benar memukau sama sekali tidak menutupi aura cantik alami yang menguar dari dalam dirinya.Sedangkan Emily, ia tak bisa membohongi fakta pria itu yang memang pada