Happy reading ;)
-----------------
Emily meraih kotak obat yang diberikan dokter siang tadi. Kali ini ia ingin segera merebahkan tubuhnya, namun sebelum itu ia harus membuka kembali perban yang sempat merobek luka diarea yang sama.
"Shit!" Wanita itu meringis menahan sakit dan meraih pecahan kaca yang masih menancap pada perban dan menembus hingga dalam lapisan kulit. Ia benar-benar lengah saat pria itu menyerang dengan botol yang telah dipecahkan.
Ia memutar perban itu perlahan dan berhasil membuat ringisan.
Mike yang saat itu tengah menaiki anak tangga dan ingin kembali ke kamar, tak sengaja mendengar rintihan samar yang berasal dari kamar Emily. Ia bergegas berbelok dan membuka pintu kamar wanita itu.
"Emily?!" Pria itu melangkah lebar menghampiri Emily yang terduduk diatas bed dengan balutan perban kassa tercampur darah. Mike tak tahu jika wanita itu menahan sakit sedari tadi. Ia merutuki diri dengan melupakan kejadian di club dan mengabaikan
Happy reading ;)----------------Mike benar benar tak dapat memejamkan mata disaat tubuh dan pikirannya berfikir keras. Penerangan redup dan nyamannya sebuah bed berukuran king size tak lagi memanjakan dirinya yang benar-benar kacau.Wanita itu benar, ia tak pernah merasa kekurangan kasih sayang dari seorang ibu dan ayah, terutama materi. Bagaimana bisa ia begitu egois pada keponakannya sendiri. Pantas saja Alice memperlakukan anak itu dengan begitu lembut.Namun, ia sangat terusik saat pernyataan konyol anak remaja itu pada Emily. Ia terkekeh bodoh kala ia begitu tak rela jika seorang pria mengungkap perasaan pada wanita itu termasuk anak bocah tadi. Harusnya ia tak berlebihan seperti itu, ia hanya anak kecil. Dan sudah pasti Emily akan menolaknya.Suara bentakan samar memenuhi gendang telinga pria itu. Ia menghalau pikiran oleh suara yang tak asing baginya, rasa penasaran membuat Mike melangkah menuju arah suara tadi hingga mencapai pintu kamar Emily
Happy reading ;)----------------Wanita itu menghela nafas panjang saat mobil Jeff berhenti disalah satu markas besar milik Vin Hogan Kiel seorang boss Mafia Bratva- Russia (cerita Vin Hogan Kiel ada di novel My Brilliant Doctor). Bratva dan Loginova menjalin kerjasama dalam penjualan senjata. Terutama semua senjata yang Emily miliki berasal dari Bratva.Pria itu sempat membantu Emily dalam latihan menembak dan bela diri. Vin dengan senang hati mengabulkan permintaan Emily menjadikannya wanita tak tertandingi untuk membalas dendam pada keluarga mantan suaminya.Namun untuk bergabung bersama Bratva bukan hal mudah, ia harus menjalankan beberapa misi pembunuhan pada siapapun yang mencoba mengusik dalam bisnis yang mereka jalankan.Vin tak melarang anggota Loginova untuk mendatangi markas latihan seperti yang tengah dilakukan Emily saat ini. Beberapa dari mereka menyapa hormat, tak ada yang ta kenal siapa wanita itu. Selain skill, ia adalah wanita kebangg
Happy reading ;)------------------"Yes you right." Mike kembali menyesap kopi perlahan. Pandangan itu tetap tertuju pada penampakkan kota New York siang hari."Okay, percayakan padaku. Aku akan mengatur semua tempat yang akan kalian kunjungi nanti." Eveline menaruh gelasnya kembali dan segera pamit."Aku selalu menantikan hari dimana hidupmu kacau oleh seorang wanita." Wanita itu tergelak sebelum memeluk kakak sepupunya dengan senyum mengejek."Dan kau telah melihatnya Eve," Mike membalas pelukan itu dengan gemas. Betapa bersyukurnya memiliki adik yang mengerti akan dirinya, selama ini ia begitu bosan hidup sebagai anak tunggal di keluarga Benson.Terlebih ia tak pernah sekalipun bertemu dengan kakak perempuan yang telah meninggal sedari kecil. Kehadiran Eveline benar benar membuka ruang dan sosok adik bagi Mike.Sepeninggalan Eve, Mike hanya duduk termenung kembali mengarah pada bangunan tinggi dan padatnya jalan kota New York. Pikirannya
Happy reading ;)-----------------"Aku tahu masa lalu kita hampir serupa, namun kau harus bisa mengendalikan hal itu Emily, terkadang kau harus mengikut sertakan hatimu untuk sebuah fikiran dan tindakan." kalimat dari sang boss Mafia Bratva terus menyelinap mengisi celah kosong dalam pikirannya.Ia tak menyangka berdua dalam satu ruangan dengan Vin Hogan hanya mendapat sebuah petuah untuknya, bukan lagi meminta menjalankan misi seperti dahulu.Emily menatap punggung tangan yang telah dibalut kassa oleh Fyodor. Ia masih ingat bagaimana amarahnya kembali menguasai diri dengan segala tindakan diluar kendali. Hanya saja, kali ini penyebabnya adalah seorang pria brengsek dengan label CEO Citi Group.Langkah wanita itu terhenti saat berhadapan dengan pintu room office Mike. Ia menggeleng tegas menghempas kalimat Vin yang sedari tadi mengiringi langkah itu hingga mencapai ruang CEO.Seharusnya ia tak perlu gugup, mengapa kalimat itu begitu melemahkan ji
Happy reading ;)-------------Mike benar-benar tak bisa melepaskan pandangan memuja pada wanita bersurai golden blonde yang kini telah memakai gaun yang ia pilih kemarin. Debaran keras kembali bertalu tak seirama ketika langkah Emily menuruni anak tangga dan berakhir dengan pertemuan mereka dibawah sana.Wanita itu bak bidadari dengan segala keistimewaan tersembunyi, namun malam ini semua itu seakan menjadi daya tarik para pria untuk terus mengucap kata pujian. Label wanita angkuh, dingin dan kejam telah berganti menjadi sebuah kata yang tak dapat diucap dengan kalimat serupa bahasa.Keistimewaan itu terlampau kuat untuk sekedar mengagumi cantik atau semacamnya. Ia pun tak dapat menemukan kata yang tepat untuk mendeskripsikan keistimewaan Emily. Makeup flowless yang wanita itu kenakan benar-benar memukau sama sekali tidak menutupi aura cantik alami yang menguar dari dalam dirinya.Sedangkan Emily, ia tak bisa membohongi fakta pria itu yang memang pada
Happy reading ;) -------------- Senyum seringai wanita itu mampu mengerutkan kening Mike saat pandangannya jatuh pada Emily. Walnut cokelat Mike mengikuti arah pandang Wanita Itu Emily yang tertuju pada seorang pria, Christian. Mengapa pria itu memakai crutch cruck? apa ia mengalami kecelakaan? Namun segala pertanyaan itu teralih pada senyum sinis Emily dan tatapan tajam yang ia berikan pada Christian. Mike menghela nafas berat saat dugaannya justru tertuju pada wanita yang ia cintai. "My Cheri, kau ingin minum sesuatu?" Mike meraih jemari Emily hingga berada di atas pahanya. "Tidak, thank you." Ia tersenyum dan kembali melempar pandangan, tepat saat itu juga manik legam Emily bertubrukan dengan Christian. Sedang Christian ia menyipit mempertegas dugaan, ia tak menyangka Emily akan hadir bersama Mike dalam acara ini, terlebih ia tak menyangka wanita itu lebih cantik dari Emily yang ia kenal dulu. Tanpa ia sadari, langkah itu me
Happy reading ;)Mohon maaf baru up chapter ini, aku butuh berkhayal tinggi hihi ;DHave you fun enjoy it !------------------Lengan wanita itu kian melingkar erat menyuarakan rasa yang menyiksa selama ini, sesapan itu teramat dalam hingga ia melayang tak menapaki bumi. Sejujurnya ia lelah menghindar, jika pada akhirnya ia pun sakit.Sensasi ini berbeda, seakan menyuarakan pendambaan yang memuncak. Ia benar benar hanyut bersama gulungan rasa yang kian memanas.Sedang Mike merengkuh wanita itu kuat, ia tak ingin momen ini berakhir sia sia. Terlebih ia tak ingin wanita itu menjauh untuk ke sekian kali. Semua rasa ini begitu membelenggu, berkali-kali ia menepis namun berkali kali pula ia terjatuh.Emily adalah sebuah pembuktian dalam keinginan yang berpacu kuat. Ia tak pernah seharu ini mendapat apa yang ia inginkan. Tidak, lebih dari apapun ia menyadari kebutuhan diri akan wanita ini.Mereka sama sama harus berpisah saat k
Happy reading ;)----------------Mike menghentak kuat seiring deru nafas kian memacu adrenalin yang mulai menguasai diri. Ia tak pernah merasa se sempurna ini, himpitan di bawah sana membuat ia semakin menggila dalam percikan api berbalut hasrat.Wanita itu terus mengerang bersama peluh yang membuat tubuhnya berkilau indah. Jika ini sebuah mimpi, ia berharap tak ingin terbangun dan kembali mendapati sikap angkuh nan dingin dari sosok wanita yang tengah berada dalam kuasanya saat ini.Mike kembali menajamkan walnutnya menegaskan bahwa ini bukan sekedar angan bahkan mimpi semata. Namun ini adalah nyata yang istimewa bagi hidupnya. Mike kembali mempertemukan bibir mereka dan membiarkan lidah Emily mengeksplorasi rongga mulutnya.Mike kembali menangkup puncak lembut Emily dan membawa tubuh itu kian merapat memberi sensasi. Sedang di bawah sana ia sama sekali tak memberi jeda atas hentakan yang kian menjadi.Sedang Emily, ia ingin menangis haru