Share

14. Nggak Punya Otak

"Mam, num." Suara Faisal menghentikan aktivitasku. Aku seka sudut mataku yang sudah berembun. Kenapa ini mata tidak bisa diajak kompromi baramg sebentar. Baru lihat begini sajanudah cengeng, rutukku

"Iya, Sayang." Aku lantas beranjak menuju dapur untuk mengambilkan air putih untuk Faisal.

"Sudah makanan, Dek?" tanyaku. Bocah dua tahun itu mengangkat piringnya yang sudah kosong.

"Kalau sudah, kita berangkat ya." Aku usap kepalanya. Selanjutnya aku bopong tubuh Faisal dan mendudukkannya di car seat. Lantas aku ambil tas yang sudah aku siapkan tadi.

Setelah memastikan kompor tidak menyala dan juga jendela dan pintu sudah terkunci, aku langsung masuk ke dalam mobil. Terkadang aku masih suka ceroboh, meninggalkan kompor masih dalam keadaan menyala. Bahkan kemairn pernah aku sedang menghangat sop, kemudian aku tinggal untuk menidurkan anak-anak di kamar dan tak terasa aku tertidur.

Saat aku terbangun, panci yang aku pakai memanaskan sop sudah hitam. Air sop sudah menguap tak tersisa. Isi da
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status