Share

Delapan belas

Alfa tiba dikediaman Geindra, memarkirkan motor besar nya di garasi yg menyimpan puluhan mobil dan motor sport milik nya. Lelaki bermata keabuan itu melangkahkan kaki nya memasuki pintu utama.

Kedatangan nya di sambut oleh seluruh pelayan beserta bodygourd yg berbaris rapih. Menyambut tuan muda mereka, setelah sekian lama tinggal di apartemen.

Kepala pelayan disana menghampiri Alfa. "Selamat datang tuan muda, ada yg bisa saya bantu" tanya nya.

Alfa menggeleng. "Bi surti mana?"

"Anu.. tuan"

Merasa janggal dengan tingkah kepala pelayan nya membuat Alfa bingung. "gue tanya sekali lagi. Di mana Bi surti!"

Tubuh lelaki tua itu bergetar hebat, terkena amarah tuan muda nya. "Bi- bi surti di pecat tuan, sama tuan besar"

Mendengar nya membuat Alfa naik pitam, dengan tergesah-gesah. Alfa membawa kaki nya menuju kamar utama yg terletak di lantai dasar.

Bruk

Pintu terbuka memperlihatkan kedua sejoli tengah bercumbu mesra diatas ranjang. Kedua nya menoleh dan terkejut. 

Alfa berdecih "cih! Setelah lo bikin bunda gue pergi, masih berani bawa jalang ke rumah?"

"Aarav Salfano Geindra!" Ujar lelaki berusia 45 tahun yg masih terlihat gagah. Di samping nya wanita penghibur yg sudah telanjang.

Alfa memutar mata nya malas, ia malas harus pulang kerumah nya. Melihat tingkah menjijikan sang papa.

"Kamu pulang nak" ujar lelaki yg diketahui bernama Arkana Geindra. --papa kandung dari Alfa.

Tanpa babibu, Alfa menutup pintu kamar dengan kasar, mengagetkan Arka maupun wanita penghibur tadi. "Kamu boleh pulang, saya tidak mood melakukan nya" ucap nya dingin.

"Tap-tapi mas, mas udah janji kemarin sama aku"

"Pulang steril"

"Engga!" Bantah nya.

"SAYA BILANG PULANG YA PULANG!"  Suara Arka naik 1 oktaf, membentak wanita tadi. Dengan berkaca-kaca wanita yg disewa Arka membenahi penampilan nya kembali. Meninggalkan Arka yg memijat pelipis nya.

Disisi lain Alfa tengah  memperhatikan figura keluarga Geindra dengan tangan yg dimasukan ke saku celana. Keluarga nya dulu begitu harmonis, berbeda dengan sekarang.

Pundak nya ditepuk pelan "Fano, dengarkan penjelasan papa dulu"

Alfa tetap pada posisi nya, tidak menganggap Arka ada. Arka menghela nafas nya. "Tadi pag-" Belum sempat Arka menyelesaikan perkataan nya, ucapan Alfa begitu menohok hati nya.

"Gue gak peduli, sekalipun papa gak ada." Arka terdiam akibat perkataan yg keluar dari bibi jagoan kecil nya.

"Papa tau? Fano cari bunda selama 5 tahun! Gara-gara tingkah bodoh papa, bunda pergi! Bunda pergi ninggalin Fano!!" Suara Alfa meninggi.

Arka terdiam, merenungi kejadian 5 tahun lalu. Di mana ia melakukan kesalahan fatal, hingga membuat istri tercinta nya pergi.  -Aluna Mahendra Geindra. Membawa serta putra sulung nya.

"Maafin papa Fano, papa salah"

Alfa menggeleng "papa selalu bilang maaf!. Tapi papa sama sekali gak cari bunda!"

"Bukan nya papa tidak berusaha mencari Fano! Tapi bunda menutup semua akses yg bersangkutan sama bunda!" Mata yg sama dengan milik Alfa itu berkaca-kaca.

Tangan Alfa terkepal, ingin sekali ia meninju lelaki dihadapan nya saat ini. Tapi perkataan lembut bunda nya meruntuhkan segala amarah nya.

"Fano benci papa"

Seperti ditimpa ribuan ton batu besar, ucapan Alfa menusuk relung hati Arka. Membuat denyutan hebat disana.

"Fano! Fanooo!!"

Alfa tetap berjalan ke kamar nya, mengambil figura bersama dengan Aluna dan membawa nya pergi. Ia tidak akan kembali ke rumah sebelum Aluna ia temukan.

Arka melihat Alfa yg akan mengendarai motor nya pun menghadang jalan Alfa dengan merentangkan kedua tangan nya. "Papa mohon Fano. Papa kesepian disini"

Alfa bergeming terus menambah gas motor nya, jika tidak manarik penal rem, sudah dipastikan Alfa akan menabrak tubuh Arka.

"Minggir!" Ucap nya penuh penekanan.

Para bodygoard yg bertugas melindungi tuan besar mereka pun berusaha membawa tubuh Arka menjauh dari jangkauan Alfa.

"Tuan. Sudah tuan, tuan bisa saja tertabrak"

Arka melihat kepala bodygoard nya dengan sengit. "Jangan ikut campur urusan saya bodoh!"

Alfa membuka pelindung helm nya. "Oi, lo mau tuan lo gue tabrak?" Ucap nya sarkas.

Arka menggeleng lemah mendengar penuturan Alfa.

"Minggir gue bilang bangsat!" Habis sudah kesabaran Alfa, lelaki bernetra keabuan itu nekat menerobos tubuh Arka. Untung saja para bodygoard Arka cepat bertindak. Sehingga Arka tidak ditabrak oleh putra nya sendiri.

Arka bersimpuh di tanah, memandangi punggung putra nya yg semakin menjauh. "Fano, maafin papa"

••_••

Di tengah padat nya jalanan ibu kota, Alfa melajukan motor sport nya dnegan kecepatan di atas rata-rata. Meliuk-liuk kan motor nya dengan lincah. Tak jarang ia mendapat makian dari pengendara lain.

Mata keabuan nya menatap jalanan dengan tatapan kosong, selalu saja seperti ini jika ia pulang kerumah Geindra. Bertengkar hebat dengan papa nya. Terlalu asik berperang dengan pikiran nya sendiri. Alfa tidak melihat sebuah truk besar melaju ke arahnya.

Tin

Tin

"Shit!" Alfa membelokan stang motor nya menabrak trotoar jalan. Motor besar itu terseret beberapa meter hingga berhenti saat menabrak sebuah pohon pembatas.

Alfa merasakan dada nya seperti terhimpit sesuatu. "Arghhh bangsat! Truk sialan!!" erang nya.

Seorang pengendara motor matic berhenti melihat korban kecelakaan yg terhimpit motor besar.

"Lo gak papa?" Tanya nya.

Alfa melihat seulet manusia pun berusaha mengumpulkan kesadaran nya kembali, namun naas sebelum melihat siapa yg menolong nya kegelapan merengkut kesadaran nya.

Gadis itu mengehela nafas sabar. "masih untung gue tolongin. Malah pingsan".

Pengendara motor metic itu adalah Aira. Ia meminjam motor salah satu anggota nya untuk membeli pembalut di supermarket. Tadi ia melihat kerumunan orang. Dan ia berniat membantu, siapa sangka korban kecelakaan itu adalah Alfa?.

"Neng gimana, mau bawa orang ini ke rumah sakit?" Ujar salah satu warga.

"Ah iya pak, saya yg bakal bawa dia ke rumah sakit. Saya mau telfon abang saya dulu"

"Yauda atuh neng, jangan lama-lama ya takut keabisan darah ini orang". Aira pun mengangguk.

Mengambil handphone nya gadis berkuncir kuda itu menelfon seseorang. "Hallo bang, lu bisa ke jalan mawar deket cafe Rainbow gak?"

"Hah? Lo ngapain ke sono-sono Ra, pulang lo udah malam ini"  omel lelaki di sebrang sana.

Aira berdecak "bantuin gue. Ni ada yg kecelakaan, gak ada identitas nya" Aira berbohong, mana mungkin ia berkata mengenal lelaki ini. Bisa digantung oleh sky nanti.

"Oke, gue kesana sama yg lain. Perlu ambulance gak?" Tawar Sky.

Aira menggeleng "Gak perlu, cuma bocor doang kepala nya" tolak Aira.

"Tunggu 5 menit lagi gue sampe" Aira memutuskan panggilan itu. Setelah 5 menit, sebuah mobil mewah berwarna hitam datang membawa tubuh Alfa yg tidak sadarkan diri sedangkan motor milik Alfa diurus oleh anggota nya yg lain

"Gile berat banget ini anak" ujar Sky.

"Mau di bawa kemana ni Ra?"

Aira berfikir harus kemanakan lelaki ini, sedangkan ia tidak tau rumah ataupun informasi mengenai Alfa. "Bawa aja ke markas, biar nanti Bi Surti yg obatin"

Sky mengangguk, lelaki bermarga mahendra itu pun melajukan mobil mewah nya menuju jalan cempaka. Tempat markas nya berada.

Aira dan Sky sudah sampai di halaman markas mereka, Aira turun meminta tolong kepada anggota nya untuk memapah tubuh besar Alfa.

"Ini mau di taro di mana miss?" Tanya lelaki yg memiliki tato di leher nya.

"Bawa ke kamar tamu aja, terus panggilin Bi Surti ya bang". Lelaki itu mengangguk. Membawa tubuh kekar Alfa menuju kamar tamu, membaring kan nya lalu memanggil Bos besar alias Bi Surti.

"Bosss ada tugas dari miss Al" teriak Salah satu teman nya memanggil Bi surti yg berada di taman belakang.

"Berisik Dimas, kamu mau bibi laporin ke miss Al. Udah buat bibi jantungan"

Lelaki yg dipanggil dimas itu cengengesan. Bi surti menggelengkan kepala nya.

"Tuh kan dimas lupa bi, itu miss Al panggil bibi. Katanya ada cowo yg luka."

"Astaghfiruallah siapa dimas kenapa engga dari tau kasih tau bibi nya"

Dimas menghela nafas gusar serba salah berurusan dengan wanita. Walaupun wanita lanjut usia.

"Udah ah bi, salah terus dimas mah di mata bibi, gak pernah bener" ujar Dimas dengan dramatis. Bi surti tersenyum kecil.

Dimas membawa Bi Surti ke kamar utama, lalu meninggalkan nya sendirian di dalam kamar. Wanita paruh baya sekitar berumur 52 tahun itu pun terkejut, melihat tuan muda nya yg tengah berbaring dengan luka di pelipis nya.

"Ya allah den Fano" jerit nya ssambil memeluk tubuh Alfa.

Jeritan Bi surti terdengar hingga ke luar kamar, membuat semua orang berbondong-bondong masuk ke dalam nya. Terutama Aira. Gadis itu yg paling menjaga Bi Surti.

"Kenapa bi?" Tanya Aira.

Bi Surti yg tengah memeluk Alfa pun mendongak, menghapus Air mata nya yg mengalir. "Anu miss. Ini tuan muda saya."

Semua orang yg berada di ruangan itu terdiam mencerna dengan baik. Bi Surti yg melihat kebingunan mereka pun kembali menjelaskan nya.

"Iya ini Fano, tuan muda dari keluarga Geindra. Tempat bibi dulu kerja" jelas Bi Surti. Aira mengganguk. Jadi Alfa adalah Fano yg diceritakan oleh bi surti? Tuan muda nya yg kesepian.

"Yauda bi, bibi obatin dulu ya nanti kalo mau ganti baju nya Alf-mm Fano minta aja ama dimas atau gak Sky"

"Lah ko gue miss? Abang Sky aja no" ucap dimas tidak terima.

Sky yg melihat nya pun menatap tajam dimas "lo mau bantah perintah miss hm"

Dimas bergedik ngeri. "Engga bang ampun.. iyaa miss gue gantiin nanti". Sky menepuk pelan kepala dimas yg notebene nya sebagai anggota termuda di rumah mewah itu.

Bi Surti tersenyum kecil, dan memulai membasuh luka-luka Alfa dengan telaten. Lalu dimas mengganti baju kotor Alfa dengan yg baru.

••_••

Usapan lembut di rasakan Alfa di rambut nya, usapan yg begitu ia rindukan sejak ia keluar dari rumah Geindra. Perlahan tapi pasti mata lentik itu mengerjap pelan. Menampilkan mata keabuan yg meneduhkan.

"Tuan muda" suara khas keibuan menyambut kesadaran Alfa. Bola mata nya membesar melihat siapa yg tengah mengusap nya.

"Bibi.."

Bi Surti langsung memeluk tubuh bergetar Alfa, mengusap punggung kekar itu dengan tangan keriput nya.

Alfa nangis tersedu-sedu, memeluk erat tubuh renta eanita yg ia anggap sebagai bunda nya.

Lelaki bernetra keabuan itu melepaskan pelukan nyan memandang dengan tatapan rindu. "Bibi kemana aja? Fano cariin Bibi kemana-mana"

"Bibi disini tuan, setelah di pecat sama wanita penghibur tuan Arka. Bibi bekerja di rumah ini." Penjelasan yg ia dengar membuat urat-urat di leher Alfa menonjol

"Wanita penghibur?" Desak Alfa

Bi Surti mengangguk dengan derai air mata. " iya tuan, waktu itu tuan besar sedang mabuk parah. Beliau yg tidak sadar mengiayakan permintaan wanita penghibur itu" ujar Bi surti sambil mengelus rahang kokoh tuan muda nya.

Alfa memejamkan kedua mata nya, menikmati sentuhan yg sudah lama ia rindukan. "Bibi jangan panggil Fano tuan lagi ya. Panggil Fano aja"

Bi Surti mengangguk dan memeluk tubuh kekar Alfa kembali.

Acara reuni antara mereka berdua disaksiikan langsung oleh Aira. Aira mendengar semua nya di balik daun pintu yg tidak tertutup rapat.

Pundak nya di tepuk pelan. "Ra.. gue tau lo kenal kan ama dia"

Aira terkejut dengan pertanyaan Sky, tapi ia kembali menetralkan ekspresi nya. "Hm. Gue kenal, 1 sekolah"

Sky tidak percaya, Sky mengenal baik Aira. Adik nya tidak pernah memperhatikan sekitar apa lagi seorang lelaki

Sky merasa janggal "lo bohong, gue kenal lo gimana. Jelasin sejelas-jelas nya Naira Zanna!"

Aira meneguk ludah nya susah payah, jika Sky sudah memanggil nya seperti itu ia harus menjawab dengan jujur.

Mengambil nafas perlahan. "Dia...

|•TBC•|

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status