Share

18. Kuasa Allah

Nasi Berkat 18

Pak Kasno masuk ke dalam rumah, setelah punggung istri dan putrinya tak lagi terlihat dipandangan di ujung jalan.

Duduk di kursi ruang tamu dengan segelas besar teh tawar hangat sebagai teman, yang sengaja disiapkan istrinya sebelum berangkat tadi. Menyalakan radio tuanya sekedar untuk menghilangkan keheningan pagi itu.

Matanya menerawang jauh, mengingat kembali kehidupan rumah tangganya. Asam garam kehidupan telah ia rasakan. Begitu banyak ujian kesabaran dari segala penjuru arah. Bagai kapal kecil yang terombang-ambing ditengah badai lautan.

Pak Kasno pernah ingin menyerah akan kerasnya kehidupan, tapi Mak Siti istrinya begitu sabar dan selalu menguatkan. Sebagai manusia biasa, Mak Siti pun merasakan lelahnya kehidupan yang ia jalani. Hidup ditengah keterbatasan dan kekurangan, tapi lelah dan keluhannya tak pernah ia tampakkan.

Mak Siti juga tak menampik, dirinya tak luput dari salah dan dosa. Ada kala
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status