It’s just you
So why can’t I just stop
To think about you?
Gabe tampak cemas ketika Dean baru kembali esok paginya.
“Apa yang terjadi padamu? Kenapa semalam kau tidak pulang?” rentet Gabe.
Dean menggeleng. “Aku bertemu dengannya. Newborn itu, aku bertemu dengannya.”
Gabe membelalak kaget. “Lalu, apa yang terjadi? Dia lolos? Tapi, dia … dia tidak melukaimu, kan?” Gabe menatap tubuh Dean dari atas ke bawah dengan cemas.
Dean duduk di sofa ruang tengah dan mendesah. “Dia tidak melukaiku. Tapi … aku tidak tahu, kenapa di hadapannya … aku menjadi lemah.” Dean menggeleng bingung. “Maksudku … pengaruhnya padaku, nyaris seperti pengaruh matahari,” keluh Dean.
“Tapi, kau baik-baik saja dengan matahari,” ucap Gabe.
“Tapi, semalam aku pergi tanpa meminum darah, kan? Kurasa itu yang membuatku lemah. Entah apa yang dipakai newborn itu, tapi … dia membuatku lumpuh,” cerita Dean. “Dan tak ada yang bisa kulakukan ketika dia membunuh dua orang pria, lalu mengubahnya menjadi newborn, untuk kemudian dihancurkannya juga. Newborn ini … sepertinya selain haus darah, dia juga haus membunuh.”
“Kau benar-benar beruntung karena dia tidak membunuhmu, Dean,” ucap Gabe bergidik.
“Itu karena dia membutuhkan aku. Dia meninggalkan tubuh seorang pria muda padaku dan memintaku membawanya ke rumah sakit. Aku tidak mengerti, kenapa dia menyelamatkan pria muda itu, tapi membunuh dua pria lainnya, dengan begitu kejam?” Dean mengerutkan kening bingung. “Aku benar-benar tak mengerti tujuan newborn itu. Aku tak mengerti … apa yang dia pikirkan?”
“Dia pasti sangat mengerikan,” gumam Gabe. “Wajahnya … matanya …”
“Tidak,” tukas Dean. “Newborn ini … dia perempuan, Gabe.”
“Oh!” kesiap Gabe. “Apakah dia … cantik?”
Kening Dean berkerut semakin dalam. Cantik? Sangat. Pikiran Dean bahkan sempat dibutakan oleh kecantikannya. Kenapa Warren menciptakan newborn itu? Dari mana Warren mendapatkan newborn ini?
“Dia memiliki kecantikan yang menghipnotis. Dan matanya … aku tak tahu apa yang terjadi, tapi ketika aku menatap matanya, aku tak mampu mengalihkan tatapanku darinya,” aku Dean.
Gabe melongo mendengarnya. Tapi, daripada membuat Dean kesal, Gabe mengambil keputusan bijak dengan mengambilkan darah untuk Dean. Yah, sepertinya memang newborn itu bukan newborn biasa.
***
Sepanjang hari itu, Dean berbaring di atas tempat tidurnya, memikirkan segala hal tentang newborn yang sedang diburunya itu. Serangan di Winona itu, dia meninggalkan seorang saksi dan mengancam saksi itu alih-alih membunuhnya. Apakah setelah membunuh Thomas Dough dan teman-temannya, dia sudah kenyang? Sama sekali tidak seperti newborn yang haus darah, bukan?
Namun, di serangan di tepi sungai itu, dia juga membunuh dua pria lainnya dan meninggalkan seorang pria muda yang terluka dan tak sadarkan diri. Apakah tadinya dia berniat membunuh pria muda itu, tapi dua temannya memergokinya, lalu dia membunuh dua pria itu?
Jika seperti itu polanya, itu berarti newborn ini punya keanehan pola membunuh dengan membunuh yang berjumlah lebih banyak dari dua pilihan yang ada. Apa dia menerapkan hukum bagi dirinya sendiri, di mana dia harus meninggalkan yang satu jika menginginkan yang lain, dan dalam kasus ini, dia harus meninggalkan saksi mata, atau korbannya?
Dan jika korbannya lebih banyak, ia akan membiarkan saksi matanya tetap hidup. Tapi jika saksi matanya lebih banyak, ia membiarkan korban awalnya hidup. Apa itu tidak terlalu aneh? Hukum macam apa yang dianutnya itu? Apakah Warren mengajarkannya seperti itu?
Tidak mungkin. Warren pasti mengajarkan untuk membunuh semuanya. Warren adalah vampir haus darah. Ia menciptakan newborn juga untuk membuat lebih banyak darah tertumpah. Hanya ada dua vampir yang sudah cukup tua yang Dean tahu sangat haus akan darah, dan pertempuran. Salah satunya adalah Warren.
Ya. Haus akan pertempuran. Dean juga mendengar dari Bryan bahwa newborn ini juga membunuh sejenisnya. Itu yang dilihat Dean kemarin. Newborn ini membunuh newborn yang dia ciptakan, padahal sebelumnya dia langsung membunuh korbannya sebelum korbannya sempat berubah menjadi newborn.
Ada apa sebenarnya dengan newborn ini? Haus akan darah, membunuh, dan pertempuran? Tapi, newborn secantik itu …
Dean buru-buru menghapus pikiran terakhirnya. Tapi kemudian, ia kembali bertanya-tanya tentang reaksinya terhadap newborn itu. Pertama, tubuh Dean menjadi lemah. Tubuhnya bereaksi seolah ia adalah newborn yang menghadapi matahari pertamanya. Tapi kemudian, ketika Dean menatap mata merah newborn itu, ia terhipnotis dan tak mampu mengalihkan pandangannya.
Apakah newborn itu punya kemampuan sihir? Tidak. Bukan sihir. Mungkin … bakat. Ya. Dean juga mengenal seorang vampir kejam yang juga punya bakat yang mengerikan. Bakat, biasanya menurun pada vampir dari orang tuanya. Biasanya, orang tuanya adalah penyihir atau memiliki kekuatan supranatural, sehingga ketika menjadi vampir, dia mewarisi bakat orang tuanya dengan kadar yang mengerikan.
Jika memang begitu, itu berarti, newborn ini mempunyai bakat berupa kekuatan melemahkan. Dia bisa melumpuhkan vampir lain karena tatapannya itu. Dan kekuatannya itu melumpuhkan para vampir seperti matahari melumpuhkan mereka. Jika begitu, Dean pasti bisa melawannya, kan? Dean sudah terbiasa dengan matahari. Selain itu, Dean bisa bergerak lebih cepat. Ia bisa menghindar sebelum newborn itu menyerangnya. Dan yang pasti, Dean harus memastikan dirinya meminum darah malam ini sebelum berburu untuk mempertahankan kekuatannya.
Tapi sekarang masalahnya, di mana Dean akan mencari newborn itu. Pertemuan mereka kemarin juga tidak disengaja, bukan? Kebetulan Dean sedang menyusuri sungai Mississippi dan …
Itu dia! Dean nyaris bersorak ketika menyadari pola serangan newborn itu. Dia tidak pernah muncul terlalu jauh dari sungai. Dia menyerang di kota-kota sekitar sungai. Dan setelah melakukan serangan, dia kembali ke hutan. Itulah kenapa dia begitu sulit ditemukan. Dan itu jugalah kenapa dia bisa bertahan selama ini, bertahan dari matahari, dan bersembunyi dari orang-orang. Dia pastilah bersembunyi di hutan dan setiap kali hendak berburu, dia menyusuri sungai.
Dean mengingat-ingat kota-kota tempat terjadinya serangan. Jika sepanjang hari ia menyisiri sungai, itu berarti dia bisa berkali-kali melewati jalur yang sama. Itulah kenapa polanya bisa random. Dia terus berlari melewati hutan, menyusuri sungai, sampai menemukan korbannya di kota.
Tapi yang masih Dean tak mengerti, korban yang seperti apa yang dia cari? Jika memang dia menyusuri sungai, seharusnya dia menjatuhkan korban di setiap kota. Tapi jika dia tidak meninggalkan korban di kota dengan pola berurutan, itu berarti, dia memilih korbannya juga. Dan itu jugalah kenapa polanya jadi random. Dia tidak menemukan korban yang dia inginkan di setiap kota.
Newborn ini benar-benar aneh. Dia memilih korbannya dan membuat pola serangan sendiri. Apa yang sebenarnya dia pikirkan? Apa yang dia rencanakan?
***
“Apa kau sudah menyiapkan senjata yang kuminta?” Dean menghampiri Gabe yang sedang menonton televisi di ruang tengah.
Gabe mengangguk seraya menunjuk kantong kain di meja depan televisi. “Tapi aku tidak mengerti, kenapa kau memerlukan rantai dengan efek sinar matahari itu? Kau berniat menangkap newborn itu?” interogasinya.
Dean mengambil kantong kain di meja untuk memeriksanya dan duduk di seberang Gabe. “Aku ingin mencari tahu sebanyak mungkin informasi yang dia tahu tentang Warren,” jawab Dean.
“Kau yakin?” Gabe menatap Dean dengan ragu. “Newborn itu berbahaya, Dean. Jika kau tidak membunuhnya lebih dulu, dia yang akan membunuhmu. Bukankah lebih mudah jika kau menggunakan peluru sinar matahari itu?”
Dean menatap pistol yang ada di tangannya, lalu meninggalkannya dan mengambil rantainya.
“Sial, Dean, setidaknya kau …”
“Aku tidak bisa membunuhnya, Gabe,” sela Dean.
“Tapi, dia akan membunuhmu!” seru Gabe kesal.
Dean mendesah. “Tidak, jika aku lebih cepat,” sahutnya santai.
“Ini bukan permainan lagi, Dean,” Gabe mengingatkan. “Newborn itu haus darah, dan dia …”
“Tetaplah newborn,” Dean kembali menyela. “Tenanglah, Gabe. Aku sudah jauh lebih baik daripada terakhir kali bertemu dengannya. Aku bisa menghadapi kekuatan istimewanya itu.” Dean merapikan rantainya dan menyimpannya di saku jaket ketika ia berdiri.
“Jika sampai kau mati, kau tahu dia akan mengamuk dan membantai banyak nyawa,” Gabe mengingatkan.
Dean yang tadinya hendak pergi, mengurungkan langkahnya. Dia yang dimaksud Gabe memang sangat mengerikan jika sudah mengamuk. Dan Dean tidak bisa mengabaikan nasib orang-orang di sekitarnya begitu saja jika dia mengamuk. Terutama Gabe.
“Aku tidak akan mati dengan mudah, Gabe,” Dean berkata mantap. “Sebelum fajar, akan kubawa newborn itu kemari.”
“Jangan berani-berani kau membawanya kemari,” ucap Gabe penuh peringatan.
“Kenapa tidak?” Dean mengangkat alis.
“Bagaimana jika dia memangsaku?!” sembur Gabe.
“Dia hanya akan melakukan itu jika datang sendiri kemari tanpaku. Tenanglah,” Dean berkata.
“Apa itu kata-kata yang akan membuat seseorang tenang?” desis Gabe. “Pokoknya, tidak! Ikat dia di hutan atau di mana pun, tapi jangan bawa dia kemari.”
Dean hanya menghela napas. “Aku pergi dulu,” pamitnya.
“Kau sudah meminum darah lagi?” Gabe memastikan.
Dean mengangguk. “Karena itu, jangan khawatir.”
Gabe hanya bisa menatap pasrah ketika Dean benar-benar meninggalkan kabin mereka dan mulai berburu.
***
Under your attackI could do nothingEverytime I got your lookI’m frozenSejak jam delapan malam, Dean sudah menyusuri sepanjang sungai, dan tak sampai dua jam, ia sudah kembali menyusuri arah sebaliknya. Tapi, ia belum juga menemukan keberadaan newborn itu. Ke mana perginya newborn itu?Dean akhirnya memutuskan untuk berjalan-jalan ke kota-kota di sekitar sungai. Di Minneapolis, Dean menggagalkan perampokan lima pria. Mereka beruntung, Dean tidak sedang berminat memberi mereka pelajaran, karena perhatiannya sepenuhnya tersita pada perburuannya.Dari Minneapolis, Dean berjalan hingga ke Bloomington. Sebelum kemudian berlari ke arah hutan hingga ke tepi sungai. Dean berlari kembali ke arah Minneapolis. Ketika ia tiba di Brooklyn Park, salah satu kota di sekitar Minneapolis yang berada tepat di sisi barat sungai Mississippi, Dean menyeberang ke S
Kenapa kita bertemu?Apakah itu sebuah pertanyaan?Karena … adakah alasan untuk takdir bekerja?“Kenapa …” newborn itu kembali bertanya, “kau memburuku?”Dean mendengus pelan. “Kenapa kau membunuh makhluk sejenismu sendiri?” balas Dean.“Karena mereka akan membuat masalah jika aku tidak membunuh mereka,” sahut newborn itu.“Kau juga membuat masalah, tidakkah kau sadar?” dengus Dean. Dan itulah alasan Dean memburunya.“Bukan tanpa alasan,” newborn itu membela diri. “Tapi, kau juga tidak bereaksi seperti vampir lainnya ketika kuserang,” lanjutnya.“Dan bukan tanpa alasan,” Dean memakai kalimat pembelaan newborn itu. Dean tersenyum tipis mendengar dengusan mengejek newborn itu.“Sebelumnya kau tampak selemah vampir lainnya. T
Never knew it would be this longTo see you in front of meDean mendapati tubuhnya terhipnotis ketika mata merah itu menatapnya. Ia tak bisa bergerak, tak bisa bernapas. Newborn itu berjalan ke arahnya, semakin dekat. Lalu, Dean merasakan tangan newborn itu di rambutnya.“Apa rambutmu selalu seberantakan ini?” tanya newborn itu.Dean tak bisa menjawab. Lidahnya kelu, seolah membeku di bawah pengaruh hipnotis newborn itu. Apa yang dilakukannya pada tubuh Dean?Lalu, tangan newborn itu bergerak turun ke leher Dean.“Hentikan,” Dean mendesis.Newborn itu tersenyum miring. “Aku tahu kau menginginkan ini, Hunter. Aku tahu … kau menginginkanku.”Dean mengernyit. Ia masih tak bisa bergerak ketika tangan newborn itu menyusuri lengannya turun, lalu naik lagi dan mendarat di dadanya.“Apa
Never knew it would be this longTo take you by my side“Aku hanya akan menonton, kalau begitu,” ucap Dean seraya berjalan ke tembok dan bersandar di sana.“Jika kau menyerangku saat aku sibuk dengan mereka, aku tidak akan …”“Aku bukan jenis orang yang menyerang dari belakang,” Dean menyela. “Silakan menikmati makan malammu,” lanjutnya seraya mengedikkan kepala ke arah lima orang pria yang berdiri tak lebih dari dua meter di depan newborn itu.Newborn itu mendecih kesal, sebelum kemudian, dengan kecepatan yang menakjubkan, menancapkan taringnya di leher korban pertamanya. Empat pria lainnya tampak terkejut, tapi kemudian, newborn itu kembali menyerang pria lainnya sebelum mereka tersadar dari keterkejutan mereka. Tiga pria lainnya yang tampak ketakutan, berlari ke arah Dean. Tapi, salah seorang dari mereka berhasil ditahan newborn
I know I have to kill youI just can’tYou got me hypnotizedTeriakan histeris Gabe menyambut kedatangan Dean dengan seorang newborn cantik dalam gendongannya.“Sialan, Dean! Kau membawa monster itu kemari?!” amuk Gabe.“Tutup mulutmu, Gabe. Suaramu membuat telingaku sakit,” balas Dean kesal.“Kau masih mengkhawatirkan telingamu padahal kau sedang menggendong monster yang sudah membunuh begitu banyak nyawa dengan kejam?!” raung Gabe.Dean mendengus seraya berjalan melewati Gabe, –yang tanpa diperintah sudah memberi jalan selebar mungkin, menuju kamarnya. Gabe mengikuti di belakang Dean dengan hati-hati. Gabe bersembunyi di balik dinding dan hanya berani memunculkan kepalanya untuk melihat newborn itu.“Dia akan membunuh kita,” gumam Gabe ngeri.“Tidak akan,” sahut Dean enteng.Namun, k
The sweetest appleCould be a poisoned one“Siapa namamu?” Dean mengajukan pertanyaan pertamanya seraya berdiri di sisi jendela. Tatapannya tertuju pada newborn itu.Newborn itu memalingkan wajah dengan kasar, tak berniat memberikan informasi apa pun pada Dean. Gabe yang duduk di luar kamar Dean mengedikkan bahu.“Baiklah jika kau tak mau mengatakannya dengan cara baik-baik,” desah Dean. “Sambutlah matahari pertamamu di kabinku yang hangat ini, Newborn.” Tangan Dean bergerak untuk menyibak tirai jendela kamarnya.Newborn itu mengernyit kesakitan ketika sinar matahari menerobos masuk ke kamar itu. Newborn itu beringsut ke ujung tempat tidur hingga menabrak dinding di belakangnya. Sinar matahari ini tidak hanya melumpuhkan newborn itu, tapi juga menyakitinya. Mungkin itu juga karena pengaruh rantai yang sudah melemahkannya sejak d
Apa yang akan kau lakukanKetika musuh mendapatkan kelemahanmu?“Dean …” Panggilan Gabe itu membuat Dean membenci dirinya sendiri. Bagaimana mungkin dia membiarkan Gabe berada dalam bahaya karena dirinya seperti ini?“Newborn itu tidak bersalah, omong-omong,” ucap Gabe. “Dia tidak membunuhku, kan? Lagipula, aku tahu dia hanya bercanda,” lanjutnya.Dean memejamkan mata. Ia tahu Gabe mengatakan itu karena tidak ingin membuat Dean merasa bersalah. Mereka sudah bersama selama hampir dua puluh tahun. Sejak Gabe masih sekolah, saat ia masih berumur enam belas tahun, hingga saat ini. Mereka pernah membicarakan masalah ini, Dean bahkan sudah tak menghitung berapa kali ia mengusir Gabe karena tidak ingin Gabe terluka karena dirinya. Namun, berapa kali pun Dean mengusirnya, Gabe tetap bertahan dan berkeras bahwa Dean tidak berhak mengatur hidupnya. Mereka baru berhenti mendebatkan t
I know you’re a dangerI just can’t help myselfTo not killing you“Aku berusaha mencari beberapa laporan tentang gadis yang hilang dengan nama Annabeth selama tiga bulan terakhir,” lapor Gabe ketika ia keluar dari kamarnya malam itu, membawa serta laptopnya, dan bergabung dengan Dean di ruang tengah. “Ada beberapa korban bernama Annabeth di seluruh dunia, omong-omong, tapi aku tidak bisa memastikan apakah mereka semua menghilang karena ulah Warren,” sambung Gabe.“Coba telusuri nama Annabeth dari San Jose hingga Kanada, di daerah-daerah sepanjang pantainya,” perintah Dean. “Jika mendengar cerita Annabeth, seharusnya dia diserang Warren ketika Warren lolos dariku di San Jose.”Gabe mem-filter lagi data yang ia peroleh. “Ada empat Annabeth yang dilaporkan hilang. Salah seorangnya anak kecil berumur sepuluh tahun, seorangnya lagi wanita