Share

-5- Thought of You

It’s just you

So why can’t I just stop

To think about you?

Gabe tampak cemas ketika Dean baru kembali esok paginya.

“Apa yang terjadi padamu? Kenapa semalam kau tidak pulang?” rentet Gabe.

Dean menggeleng. “Aku bertemu dengannya. Newborn itu, aku bertemu dengannya.”

Gabe membelalak kaget. “Lalu, apa yang terjadi? Dia lolos? Tapi, dia … dia tidak melukaimu, kan?” Gabe menatap tubuh Dean dari atas ke bawah dengan cemas.

Dean duduk di sofa ruang tengah dan mendesah. “Dia tidak melukaiku. Tapi … aku tidak tahu, kenapa di hadapannya … aku menjadi lemah.” Dean menggeleng bingung. “Maksudku … pengaruhnya padaku, nyaris seperti pengaruh matahari,” keluh Dean.

“Tapi, kau baik-baik saja dengan matahari,” ucap Gabe.

“Tapi, semalam aku pergi tanpa meminum darah, kan? Kurasa itu yang membuatku lemah. Entah apa yang dipakai newborn itu, tapi … dia membuatku lumpuh,” cerita Dean. “Dan tak ada yang bisa kulakukan ketika dia membunuh dua orang pria, lalu mengubahnya menjadi newborn, untuk kemudian dihancurkannya juga. Newborn ini … sepertinya selain haus darah, dia juga haus membunuh.”

“Kau benar-benar beruntung karena dia tidak membunuhmu, Dean,” ucap Gabe bergidik.

“Itu karena dia membutuhkan aku. Dia meninggalkan tubuh seorang pria muda padaku dan memintaku membawanya ke rumah sakit. Aku tidak mengerti, kenapa dia menyelamatkan pria muda itu, tapi membunuh dua pria lainnya, dengan begitu kejam?” Dean mengerutkan kening bingung. “Aku benar-benar tak mengerti tujuan newborn itu. Aku tak mengerti … apa yang dia pikirkan?”

“Dia pasti sangat mengerikan,” gumam Gabe. “Wajahnya … matanya …”

“Tidak,” tukas Dean. “Newborn ini … dia perempuan, Gabe.”

“Oh!” kesiap Gabe. “Apakah dia … cantik?”

Kening Dean berkerut semakin dalam. Cantik? Sangat. Pikiran Dean bahkan sempat dibutakan oleh kecantikannya. Kenapa Warren menciptakan newborn itu? Dari mana Warren mendapatkan newborn ini?

“Dia memiliki kecantikan yang menghipnotis. Dan matanya … aku tak tahu apa yang terjadi, tapi ketika aku menatap matanya, aku tak mampu mengalihkan tatapanku darinya,” aku Dean.

Gabe melongo mendengarnya. Tapi, daripada membuat Dean kesal, Gabe mengambil keputusan bijak dengan mengambilkan darah untuk Dean. Yah, sepertinya memang newborn itu bukan newborn biasa.

***

Sepanjang hari itu, Dean berbaring di atas tempat tidurnya, memikirkan segala hal tentang newborn yang sedang diburunya itu. Serangan di Winona itu, dia meninggalkan seorang saksi dan mengancam saksi itu alih-alih membunuhnya. Apakah setelah membunuh Thomas Dough dan teman-temannya, dia sudah kenyang? Sama sekali tidak seperti newborn yang haus darah, bukan?

Namun, di serangan di tepi sungai itu, dia juga membunuh dua pria lainnya dan meninggalkan seorang pria muda yang terluka dan tak sadarkan diri. Apakah tadinya dia berniat membunuh pria muda itu, tapi dua temannya memergokinya, lalu dia membunuh dua pria itu?

Jika seperti itu polanya, itu berarti newborn ini punya keanehan pola membunuh dengan membunuh yang berjumlah lebih banyak dari dua pilihan yang ada. Apa dia menerapkan hukum bagi dirinya sendiri, di mana dia harus meninggalkan yang satu jika menginginkan yang lain, dan dalam kasus ini, dia harus meninggalkan saksi mata, atau korbannya?

Dan jika korbannya lebih banyak, ia akan membiarkan saksi matanya tetap hidup. Tapi jika saksi matanya lebih banyak, ia membiarkan korban awalnya hidup. Apa itu tidak terlalu aneh? Hukum macam apa yang dianutnya itu? Apakah Warren mengajarkannya seperti itu?

Tidak mungkin. Warren pasti mengajarkan untuk membunuh semuanya. Warren adalah vampir haus darah. Ia menciptakan newborn juga untuk membuat lebih banyak darah tertumpah. Hanya ada dua vampir yang sudah cukup tua yang Dean tahu sangat haus akan darah, dan pertempuran. Salah satunya adalah Warren.

Ya. Haus akan pertempuran. Dean juga mendengar dari Bryan bahwa newborn ini juga membunuh sejenisnya. Itu yang dilihat Dean kemarin. Newborn ini membunuh newborn yang dia ciptakan, padahal sebelumnya dia langsung membunuh korbannya sebelum korbannya sempat berubah menjadi newborn.

Ada apa sebenarnya dengan newborn ini? Haus akan darah, membunuh, dan pertempuran? Tapi, newborn secantik itu …

Dean buru-buru menghapus pikiran terakhirnya. Tapi kemudian, ia kembali bertanya-tanya tentang reaksinya terhadap newborn itu. Pertama, tubuh Dean menjadi lemah. Tubuhnya bereaksi seolah ia adalah newborn yang menghadapi matahari pertamanya. Tapi kemudian, ketika Dean menatap mata merah newborn itu, ia terhipnotis dan tak mampu mengalihkan pandangannya.

Apakah newborn itu punya kemampuan sihir? Tidak. Bukan sihir. Mungkin … bakat. Ya. Dean juga mengenal seorang vampir kejam yang juga punya bakat yang mengerikan. Bakat, biasanya menurun pada vampir dari orang tuanya. Biasanya, orang tuanya adalah penyihir atau memiliki kekuatan supranatural, sehingga ketika menjadi vampir, dia mewarisi bakat orang tuanya dengan kadar yang mengerikan.

Jika memang begitu, itu berarti, newborn ini mempunyai bakat berupa kekuatan melemahkan. Dia bisa melumpuhkan vampir lain karena tatapannya itu. Dan kekuatannya itu melumpuhkan para vampir seperti matahari melumpuhkan mereka. Jika begitu, Dean pasti bisa melawannya, kan? Dean sudah terbiasa dengan matahari. Selain itu, Dean bisa bergerak lebih cepat. Ia bisa menghindar sebelum newborn itu menyerangnya. Dan yang pasti, Dean harus memastikan dirinya meminum darah malam ini sebelum berburu untuk mempertahankan kekuatannya.

Tapi sekarang masalahnya, di mana Dean akan mencari newborn itu. Pertemuan mereka kemarin juga tidak disengaja, bukan? Kebetulan Dean sedang menyusuri sungai Mississippi dan …

Itu dia! Dean nyaris bersorak ketika menyadari pola serangan newborn itu. Dia tidak pernah muncul terlalu jauh dari sungai. Dia menyerang di kota-kota sekitar sungai. Dan setelah melakukan serangan, dia kembali ke hutan. Itulah kenapa dia begitu sulit ditemukan. Dan itu jugalah kenapa dia bisa bertahan selama ini, bertahan dari matahari, dan bersembunyi dari orang-orang. Dia pastilah bersembunyi di hutan dan setiap kali hendak berburu, dia menyusuri sungai.

Dean mengingat-ingat kota-kota tempat terjadinya serangan. Jika sepanjang hari ia menyisiri sungai, itu berarti dia bisa berkali-kali melewati jalur yang sama. Itulah kenapa polanya bisa random. Dia terus berlari melewati hutan, menyusuri sungai, sampai menemukan korbannya di kota.

Tapi yang masih Dean tak mengerti, korban yang seperti apa yang dia cari? Jika memang dia menyusuri sungai, seharusnya dia menjatuhkan korban di setiap kota. Tapi jika dia tidak meninggalkan korban di kota dengan pola berurutan, itu berarti, dia memilih korbannya juga. Dan itu jugalah kenapa polanya jadi random. Dia tidak menemukan korban yang dia inginkan di setiap kota.

Newborn ini benar-benar aneh. Dia memilih korbannya dan membuat pola serangan sendiri. Apa yang sebenarnya dia pikirkan? Apa yang dia rencanakan?

***

“Apa kau sudah menyiapkan senjata yang kuminta?” Dean menghampiri Gabe yang sedang menonton televisi di ruang tengah.

Gabe mengangguk seraya menunjuk kantong kain di meja depan televisi. “Tapi aku tidak mengerti, kenapa kau memerlukan rantai dengan efek sinar matahari itu? Kau berniat menangkap newborn itu?” interogasinya.

Dean mengambil kantong kain di meja untuk memeriksanya dan duduk di seberang Gabe. “Aku ingin mencari tahu sebanyak mungkin informasi yang dia tahu tentang Warren,” jawab Dean.

“Kau yakin?” Gabe menatap Dean dengan ragu. “Newborn itu berbahaya, Dean. Jika kau tidak membunuhnya lebih dulu, dia yang akan membunuhmu. Bukankah lebih mudah jika kau menggunakan peluru sinar matahari itu?”

Dean menatap pistol yang ada di tangannya, lalu meninggalkannya dan mengambil rantainya.

“Sial, Dean, setidaknya kau …”

“Aku tidak bisa membunuhnya, Gabe,” sela Dean.

“Tapi, dia akan membunuhmu!” seru Gabe kesal.

Dean mendesah. “Tidak, jika aku lebih cepat,” sahutnya santai.

“Ini bukan permainan lagi, Dean,” Gabe mengingatkan. “Newborn itu haus darah, dan dia …”

“Tetaplah newborn,” Dean kembali menyela. “Tenanglah, Gabe. Aku sudah jauh lebih baik daripada terakhir kali bertemu dengannya. Aku bisa menghadapi kekuatan istimewanya itu.” Dean merapikan rantainya dan menyimpannya di saku jaket ketika ia berdiri.

“Jika sampai kau mati, kau tahu dia akan mengamuk dan membantai banyak nyawa,” Gabe mengingatkan.

Dean yang tadinya hendak pergi, mengurungkan langkahnya. Dia yang dimaksud Gabe memang sangat mengerikan jika sudah mengamuk. Dan Dean tidak bisa mengabaikan nasib orang-orang di sekitarnya begitu saja jika dia mengamuk. Terutama Gabe.

“Aku tidak akan mati dengan mudah, Gabe,” Dean berkata mantap. “Sebelum fajar, akan kubawa newborn itu kemari.”

“Jangan berani-berani kau membawanya kemari,” ucap Gabe penuh peringatan.

“Kenapa tidak?” Dean mengangkat alis.

“Bagaimana jika dia memangsaku?!” sembur Gabe.

“Dia hanya akan melakukan itu jika datang sendiri kemari tanpaku. Tenanglah,” Dean berkata.

“Apa itu kata-kata yang akan membuat seseorang tenang?” desis Gabe. “Pokoknya, tidak! Ikat dia di hutan atau di mana pun, tapi jangan bawa dia kemari.” 

Dean hanya menghela napas. “Aku pergi dulu,” pamitnya. 

“Kau sudah meminum darah lagi?” Gabe memastikan.

Dean mengangguk. “Karena itu, jangan khawatir.”

Gabe hanya bisa menatap pasrah ketika Dean benar-benar meninggalkan kabin mereka dan mulai berburu.

***

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status