Jika dunia tidak bisa
Menjadi tempat yang aman bagimu
Maka aku akan menciptakan
Dunia yang aman bagimu
“Aunt Jane, hari ini kau makan apa?” tanya Owen lewat telepon sembari berlatih melompat di halaman kastil.
“Teman dari temanmu,” jawab Jane dari seberang.
Owen seketika berhenti melompat. “Apa dia menjahatimu, Aunt Jane?” tanya Owen.
“Tidak, akulah yang jahat,” Jane membalas. “Ah, dia titip salam untuk temanmu yang bernama Teddy. Duh, beruang yang malang.”
Owen mencebik, tampak akan menangis.
“Aunt Jane hanya bercanda, Sayang,” Annabeth segera menghibur Owen. “Kau tahu, Aunt Jane tidak minum darah binatang.”
“Kemarikan ponselnya, Owen.” Dean yang baru mendarat di depan Owen mengulurkan tangan pada anak itu. “Dad harus bicara dengan Aunt Jane.”
Owen mengangguk dan menyerahkan ponsel di tangannya pada Dean. Dean lantas
Dear Beloved Readers, Thanks a lot, so much thanks to you, untuk semua dukungannya. Hope you enjoy reading the story. I'm thinking about writing the next series with story of Jane. So, see you in the next story. Have a great day, Everyone.
Go as far as you canI’ll find you wherever you are “Cari dia di setiap sudut Minnesota. Bunuh dia, sebelum dia menciptakan monster lain,” perintah suara di telepon itu.“Aku mengerti,” jawab Dean enteng. “Tapi, jika aku mengurusi newborn–vampir baru ini, bagaimana dengan Warren?”“Untuk saat ini, bunuh dulu monster ini. Sepertinya Warren memang menciptakan monster ini untuk mengacaukan kita. Entah bagaimana, tampaknya dia mengajari monster yang satu ini dengan sangat baik. Tapi, aku sudah mengirim Hunter lain untuk mengikuti jejaknya. Sementara itu, segera beresi monster ini sebelum keadaan bertambah kacau. Sudah banyak warga yang dilaporkan hilang di sana. Jika kita tidak segera bergerak, monster ini akan mengosongkan negara itu,” kata suara itu.“Baiklah, aku mengerti. Aku akan bergerak secepat mungkin begitu aku tiba di
No one can stop meNot even my self“Apa yang kalian bicarakan?” tanya Gabe yang melongok penasaran ke tempat lenyapnya Bryan.“Newborn itu,” sahut Dean seraya membuka sisi kemudi untuk Gabe. Dean lantas memasukkan barang-barang bawaan mereka ke bagasi dengan mudah, sebelum berusaha untuk berjalan normal ke sisi kemudi.“Aku benci jika kalian saling berbisik seperti itu,” keluh Gabe ketika Dean menyalakan mesin mobil. “Seolah kalian merencanakan kematianku.”Dean kontan tertawa mendengarnya. “Yah, seperti yang kau tahu, kami tidak perlu berbicara keras untuk didengar satu sama lain. Kau bahkan punya bakat yang lumayan dalam hal mendengarkan, bukan?” Dean mengerdip jail. “Dan, kau juga tahu kan, kami tidak suka darah yang beracun?”Gabe mendengus kasar sebagai balasannya.“Seharusnya kau senang karena kam
If I can’t find you nowI stil have forever toMalam itu, Dean memulai perburuan pertamanya. Berlari cepat melewati hutan di sekitar danau Fenske, melewati Virginia, Duluth, Cloquet, lalu terus ke selatan. Dia akan memulai pencarian dari bagian selatan Minnesota. Dean memulai pencariannya dari Preston. Ia menyisiri perbatasan, terus hingga ke Worthington.Ia sempat mencari tahu di beberapa kedai minum lokal dan mendengar para penduduk juga membicarakan tentang menghilangnya orang-orang secara misterius. Beberapa orang berpikir itu perbuatan beruang yang terlepas dari hutan penangkaran, tapi sejauh ini, tak ada seorang pun yang melihat penampakan beruang itu.Ketika tiba di Winona, Dean berhenti di sebuah kedai minum dan mendengarkan percakapan tiga orang pria yang duduk di seberang ruangan tentang serangan-serangan itu. Minggu lalu ada penyerangan di daerah ini. Tapi, tak ada satu pun yang menyaksikan apa yang terjadi
Look into your eyesMesmerized and prisoned Is it magic?Why is it so unlogic?“Kau bersenang-senang semalam?” Gabe menyambut Dean di pintu depan ketika Dean baru kembali dari jalan-jalannya di hutan pagi itu.“Bersenang-senang, huh?” dengus Dean seraya melewati Gabe. “Newborn itu melakukan hal-hal yang mencurigakan.”“Tapi, kau sudah membunuhnya, kan?” Gabe menyeringai, mengikuti Dean ke dalam.Dean menggeleng. “Aku bahkan tidak bertemu dengannya,” keluhnya.“Lalu, apa yang kau dapatkan semalam?” Gabe mulai tak sabar.“Hanya informasi,” sahut Dean seraya mengempaskan tubuhnya di kursi santai di sisi kabin yang menghadap ke danau Fenske. “Informasi yang cukup berguna, tapi menyesatkan.” Dean mengangkat kakinya ke atas meja di depannya.“
It’s just youSo why can’t I just stopTo think about you?Gabe tampak cemas ketika Dean baru kembali esok paginya.“Apa yang terjadi padamu? Kenapa semalam kau tidak pulang?” rentet Gabe.Dean menggeleng. “Aku bertemu dengannya. Newborn itu, aku bertemu dengannya.”Gabe membelalak kaget. “Lalu, apa yang terjadi? Dia lolos? Tapi, dia … dia tidak melukaimu, kan?” Gabe menatap tubuh Dean dari atas ke bawah dengan cemas.Dean duduk di sofa ruang tengah dan mendesah. “Dia tidak melukaiku. Tapi … aku tidak tahu, kenapa di hadapannya … aku menjadi lemah.” Dean menggeleng bingung. “Maksudku … pengaruhnya padaku, nyaris seperti pengaruh matahari,” keluh Dean.“Tapi, kau baik-baik saja dengan matahari,” ucap Gabe.“Tapi, semalam aku pergi tanpa meminum dar
Under your attackI could do nothingEverytime I got your lookI’m frozenSejak jam delapan malam, Dean sudah menyusuri sepanjang sungai, dan tak sampai dua jam, ia sudah kembali menyusuri arah sebaliknya. Tapi, ia belum juga menemukan keberadaan newborn itu. Ke mana perginya newborn itu?Dean akhirnya memutuskan untuk berjalan-jalan ke kota-kota di sekitar sungai. Di Minneapolis, Dean menggagalkan perampokan lima pria. Mereka beruntung, Dean tidak sedang berminat memberi mereka pelajaran, karena perhatiannya sepenuhnya tersita pada perburuannya.Dari Minneapolis, Dean berjalan hingga ke Bloomington. Sebelum kemudian berlari ke arah hutan hingga ke tepi sungai. Dean berlari kembali ke arah Minneapolis. Ketika ia tiba di Brooklyn Park, salah satu kota di sekitar Minneapolis yang berada tepat di sisi barat sungai Mississippi, Dean menyeberang ke S
Kenapa kita bertemu?Apakah itu sebuah pertanyaan?Karena … adakah alasan untuk takdir bekerja?“Kenapa …” newborn itu kembali bertanya, “kau memburuku?”Dean mendengus pelan. “Kenapa kau membunuh makhluk sejenismu sendiri?” balas Dean.“Karena mereka akan membuat masalah jika aku tidak membunuh mereka,” sahut newborn itu.“Kau juga membuat masalah, tidakkah kau sadar?” dengus Dean. Dan itulah alasan Dean memburunya.“Bukan tanpa alasan,” newborn itu membela diri. “Tapi, kau juga tidak bereaksi seperti vampir lainnya ketika kuserang,” lanjutnya.“Dan bukan tanpa alasan,” Dean memakai kalimat pembelaan newborn itu. Dean tersenyum tipis mendengar dengusan mengejek newborn itu.“Sebelumnya kau tampak selemah vampir lainnya. T
Never knew it would be this longTo see you in front of meDean mendapati tubuhnya terhipnotis ketika mata merah itu menatapnya. Ia tak bisa bergerak, tak bisa bernapas. Newborn itu berjalan ke arahnya, semakin dekat. Lalu, Dean merasakan tangan newborn itu di rambutnya.“Apa rambutmu selalu seberantakan ini?” tanya newborn itu.Dean tak bisa menjawab. Lidahnya kelu, seolah membeku di bawah pengaruh hipnotis newborn itu. Apa yang dilakukannya pada tubuh Dean?Lalu, tangan newborn itu bergerak turun ke leher Dean.“Hentikan,” Dean mendesis.Newborn itu tersenyum miring. “Aku tahu kau menginginkan ini, Hunter. Aku tahu … kau menginginkanku.”Dean mengernyit. Ia masih tak bisa bergerak ketika tangan newborn itu menyusuri lengannya turun, lalu naik lagi dan mendarat di dadanya.“Apa