Share

-4- First Sight

Look into your eyes

Mesmerized and prisoned

Is it magic?

Why is it so unlogic?

“Kau bersenang-senang semalam?” Gabe menyambut Dean di pintu depan ketika Dean baru kembali dari jalan-jalannya di hutan pagi itu.

“Bersenang-senang, huh?” dengus Dean seraya melewati Gabe. “Newborn itu melakukan hal-hal yang mencurigakan.”

“Tapi, kau sudah membunuhnya, kan?” Gabe menyeringai, mengikuti Dean ke dalam.

Dean menggeleng. “Aku bahkan tidak bertemu dengannya,” keluhnya.

“Lalu, apa yang kau dapatkan semalam?” Gabe mulai tak sabar.

“Hanya informasi,” sahut Dean seraya mengempaskan tubuhnya di kursi santai di sisi kabin yang menghadap ke danau Fenske. “Informasi yang cukup berguna, tapi menyesatkan.” Dean mengangkat kakinya ke atas meja di depannya.

“Dan apa artinya itu?” tanya Gabe yang bersandar di dinding.

“Artinya, itu bukan berita yang cukup bagus,” sahut Dean cuek. “Salah seorang saksi mata yang melihatnya, mengatakan bahwa newborn itu menolongnya, meski dengan cara yang kejam. Yah, dia mencabik-cabik tubuh beberapa manusia malang di depan mata gadis itu. Itu pasti mengerikan bagi para manusia. Tapi yang membuatku heran, meskipun newborn itu haus darah dan sangat hobi melakukan pembunuhan brutal, dia sama sekali tidak menyentuh saksi mata itu. Dia hanya mengancam gadis malang itu agar tidak membocorkan tentang kejadian itu. Dan … hanya itu.”

“Jadi menurutmu … newborn ini sedikit tidak biasa? Sedikit … berperikevampiran?” Gabe mengerutkan kening.

Dean mendengus kasar. “Aku tidak mengatakan itu. Gadis malang itu yang tampaknya merasa berutang budi pada newborn itu, hingga memintaku untuk menyampaikan terima kasih pada newborn mengerikan itu.”

Tawa Gabe menyembur mendengarnya. “Vampir yang unik,” katanya geli.

“Bukan berarti aku tidak akan menghancurkannya,” ucap Dean. “Dia sudah membuat keributan besar di sini. Dia bisa membuat keberadaan vampir terbongkar.”

“Yah, toh tidak lama lagi dia akan mati di tanganmu. Santailah sedikit,” Gabe menghampiri Dean dan menepuk bahunya. “Ada baiknya kau mencoba kanonya.”

Dean mendesis kesal pada Gabe yang sudah tertawa lagi seraya meninggalkan Dean. Dean mendesah lelah seraya menatap danau Fenske di hadapannya. Entah kenapa, mendadak ia merasa gelisah menghadapi newborn ini.

***

Dean menutup telepon dari Robert dengan gusar. Robert mengamuk karena newborn ini sudah melakukan tiga penyerangan dalam seminggu, selama Dean berada di Minnesota. Frustrasi Dean karena kasus ini membuatnya mengamuk tak tentu pada Gabe. Dean bahkan pergi tanpa meminum darah yang dikirimkan Robert padanya.

Mengabaikan teriakan panik Gabe, malam itu Dean berlari ke hutan dan melompat ke atas, ke dahan-dahannya. Bagaimana bisa newborn ini kabur tanpa jejak seperti itu? Terakhir kali, Dean sudah nyaris mengejar newborn itu, tapi dia terlambat sedikit. Hanya sedikit. Ia bahkan masih bisa melihat sisa abu di sudut gang malam itu.

Dean kesulitan mengejar newborn ini karena dia tidak seperti newborn lainnya. Newborn yang satu ini, sama sekali tidak ceroboh. Dan dia tidak menyerang dengan pola tertentu. Dia memilih daerah serangan secara random. Saint Cloud, Winona, Milaca, Rochester, Grand Rapids …. Tampaknya dia berniat menetap di Minnesota untuk waktu yang lama.

Dean bahkan tidak sempat bersantai menikmati perjalanan malam dengan Ford Falcon-nya karena ulah newborn ini. Jika nanti Dean bertemu dengannya, dia akan membuat newborn ini menyesal karena membuatnya kesal. Memasuki Duluth, Dean memilih berjalan di jalanan. Hingga ia tiba di Grand Rapids, tempat terjadinya serangan terakhir. Akhirnya Dean memutuskan untuk berlari menyusuri sungai Mississippi hingga Red Wing.

Dean mulai bosan ketika ia tiba di Red Wing. Dean baru saja hendak mencari kedai minum dan mencari informasi ketika ia mendengar suara teriakan tak jauh dari tepian sungai. Secepat mungkin Dean kembali ke sungai dan dia terkejut ketika melihat dua orang pria berlari ke arahnya. Dean sudah hendak menolong mereka, tapi ketika ia berlari, ia sempat melihat sepasang mata merah menatap matanya, lalu mendadak ia kehilangan kekuatannya.

Tubuh Dean terasa lemas seketika. Ia pun jatuh berlutut di jalan berkerikil ke arah sungai. Lalu, Dean melihat bayangan gelap menarik dua orang pria itu kembali ke tepi sungai. Dean mengepalkan tangannya geram ketika newborn itu memangsa dua  orang pria itu. Setelah memangsa dua orang pria itu, newborn itu beralih pada tubuh yang terbaring tak jauh dari tepi sungai. Mengejutkan Dean, newborn itu membawa tubuh itu pergi, dan dalam hitungan detik, newborn itu sudah berada di depan Dean.

Dia menurunkan tubuh yang ternyata adalah tubuh seorang pria muda yang mungkin belum genap dua puluh tahun. Ketika newborn itu kembali berdiri tegak, dia menatap Dean dengan mata merah gelapnya. Mata yang tadi sempat menatap Dean sebelum ia kehilangan tenaganya. Matanya berwarna merah, gelap. Dan wajahnya … astaga, newborn itu seorang perempuan. Dan dia … sangat cantik.

Dean berusaha menggerakkan tangannya, ingin menahan newborn itu, tapi ketika tangannya berhasil meraih pergelangan tangan newborn itu, ia tak bisa menggenggamnya. Dean benar-benar kehilangan tenaganya.

Mata merah gelap newborn itu menatap Dean, seolah menyihirnya. Bibirnya menyunggingkan senyum miring.

“Kau … sama sepertiku, bukan?” tanya newborn itu seraya menepis tangan Dean dengan mudah.

Dean tak menjawab dan hanya menatap newborn itu. Entah kenapa, ia tak bisa mengalihkan tatapan dari newborn itu.

“Aku sudah diingatkan tentang kau, vampir yang memburu vampir lainnya,” ucap newborn itu lagi.

Suaranya bahkan terdengar begitu indah di telinga Dean. Dean memejamkan mata, berusaha mengusir mantra sihir apa pun yang mungkin dilakukan newborn itu. Tidak, Dean menghadapi newborn, bukan penyihir. Tapi lantas … apa ini? Kenapa Dean bereaksi seperti ini?

Newborn ini mempengaruhi tubuh Dean seperti pengaruh matahari baginya saat ia belum sekuat saat ini. Yang membedakan newborn ini dengan matahari adalah; jika Dean enggan menatap matahari, tapi newborn ini … Dean tak bisa mengalihkan tatapan darinya. Dean seolah tersihir …

“Kudengar, kau tidak memburu manusia, dan aku tidak tertarik dengan bagaimana kau bertahan hidup selama ini. Tapi saat ini, kurasa aku harus meminta bantuanmu untuk membawa pria ini ke kota. Dia masih bisa diselamatkan, terutama karena kau tidak akan memangsanya. Mungkin dia hanya akan mengalami gegar otak karena luka pukul di kepalanya, tapi selebihnya, dia akan tetap hidup jika kau membawanya ke kota,” newborn itu berbicara.

“Dan karena ini sudah lewat tengah malam, kusarankan kau mengetuk pintu rumah penduduk, atau lebih baik lagi, kau membawanya langsung ke rumah sakit. Karena aku harus segera pergi, sebelum tenagamu pulih dan kau menangkapku,” lanjutnya seraya tersenyum.

Bahkan meskipun Dean tak perlu bernapas, mendadak ia merasa tak bisa bernapas. Pasokan udara ke dalam tubuhnya berhenti–meski ia tak butuh itu untuk hidup, ketika newborn itu berlutut di depannya, wajahnya begitu dekat dengan wajah Dean, mata merahnya membuat Dean tenggelam di sana.

“Bagaimana kau bisa bertingkah begitu mirip dengan manusia?” Newborn itu terdengar heran. “Apa kau membutuhkan oksigen seperti mereka?”

Dean menggeleng, hampir tak kentara. Newborn itu mengedikkan bahu santai seraya kembali berdiri, lalu tiba-tiba dia terbang kembali ke tepi sungai, tepat ketika dua pria tadi berubah menjadi newborn. Menghadapi dua newborn yang haus darah, newborn itu bisa celaka. Dean berusaha berdiri, tapi tenaganya belum pulih. Entah apa yang dilakukan newborn itu padanya, tapi kini ia kehilangan tenaganya.

Dean menyesal karena tidak meminum darah dari Robert tadi, karena saat ini, pasti tubuhnya sudah lemah. Biasanya, Dean bisa bertahan di bawah matahari. Mungkin jika tadi Dean meminum darah itu, ia akan bisa menghadapi apa pun yang dilakukan newborn itu padanya.

Dean mengepalkan tangan, berusaha mengumpulkan sisa tenaganya. Bagaimanapun, dia harus menolong newborn itu. Tapi sepertinya, tanpa bantuan Dean pun, newborn itu bisa mengalahkan dua newborn lainnya dengan mudah. Dia tampak … mengerikan. Cara newborn itu membantai dua newborn yang ia ciptakan itu, mengingatkan Dean pada seseorang.

Dean akhirnya bernapas lagi, bahkan meskipun ia tak perlu. Entah kenapa, ia lega karena newborn itu tidak terluka. Newborn itu kini sedang mengoyak tubuh dua newborn ciptaaannya tadi dan menumpuknya menjadi satu, sebelum kemudian membakarnya.

Ketika angin malam menerbangkan abu dari tubuh dua newborn itu, newborn bermata merah itu menoleh ke belakang, menatap ke mata Dean, dan lagi-lagi menghipnotis Dean hingga ia tak bisa berpaling dari newborn itu. Rambut cokelat kemerahannya yang tergerai lurus hingga punggungnya tersibak karena angin.

“Sampai jumpa lagi, Hunter,” newborn itu berkata, sebelum kemudian, dia melompati sungai dan menghilang ke hutan.

Sementara itu, Dean masih membeku di tempatnya, terlalu terkejut dengan apa yang baru saja terjadi. Ia bertahan di sana selama beberapa menit kemudian, sampai tenaganya pulih. Ia menunduk menatap tubuh pria muda itu. Ia sama sekali tak mengerti, kenapa newborn itu membiarkan pria muda ini tetap hidup, tapi membunuh dua yang lainnya? Apa alasannya?

Berusaha memikirkan semua kejadian malam itu, Dean mengangkat tubuh pria muda itu dan berlari menembus hutan untuk membawanya ke kota. Newborn itu semakin membuat Dean penasaran. Sebenarnya, apa tujuannya? Apakah dia melakukan ini dengan maksud tertentu?

***

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kikiw
keren sih. oke lanjuttt
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status