Share

SEJARAH

Jenderal Ming mengayunkan pedangnya dengan cepat dan dalam 10 jurus saja, musuh- musuhnya sudah berhasil ia lumpuhkan. Hanya tinggal jenderal Yu yang masih berdiri menantangnya.

"Semua anak buahmu sudah tewas, lalu kau masih terus berdiri disana?"kata Ming dengan pedang yang terhunus. Jenderal Yu sebenarnya sudah terluka parah. Namun, sebagai seorang panglima tertinggi, pantang baginya untuk meninggalkan medan perang, terlebih jika anak buahnya sudah tewas lebih dahulu.

"Aku masih kuat untuk bertarung satu lawan satu denganmu. Jadi, lebih baik kita lanjutkan pertempuran ini."

Jenderal Yu pun maju dan langsung menyerang jenderal Ming dengan sisa kekuatannya. Mereka pun saling menyerang dengan pukulan dan jurus pamungkas mereka. Sebagai Jenderal kepercayaan Kaisar Lee, Jenderal Ming tentu memiliki tenaga dalam yang luar biasa. Terlebih ilmu pedangnya pun belum ada tandingannya. Dalam waktu singkat Jenderal Yu mulai terdesak, dan akhirnya tanpa dapat dihindari lagi, pedang Jenderal Ming pun menebas leher Jenderal Yu tanpa ampun. Dan, pasukan Kaisar Lee di bawah pimpinan Jenderal Ming pun pulang dengan membawa kemenangan.

Dengan mengibarkan panji kerajaan Horio pasukan yang dipimpin Jenderal Ming tiba di alun-alun ibukota disambut langsung oleh Kaisar Lee. Dan, pesta kemenangan pun diadakan untuk menghormati keberhasilan Jenderal Ming.

"Kau memang luar biasa! Hidup Jenderal Ming dari Horio!" puji Kaisar Lee bangga pada Jenderal perang kesayangan sekaligus adik tirinya itu. Jenderal Ming hanya tersenyum kecil. Dia memang terkenal sebagai Jenderal yang berhati es. Sangat jarang tersenyum, selalu serius dan fokus dengan segala titah Kaisar. 

Setelah pesta penyambutan usai, Jenderal Ming pun pamit untuk kembali ke tempat tinggalnya yang terletak tidak jauh dari istana Kaisar. Kediamannya tentu saja di jaga oleh para prajurit khusus. Seperti halnya Kaisar, Jenderal Ming mendapatkan perlakuan istimewa dan juga memiliki dayang yang siap melayani segala kebutuhannya. Malam ini, ia ingin mengunjungi kekasihnya Yue. Yue adalah seorang kepala dayang yang bertugas melayani segala keperluannya. Pertama kali Ming bertemu dengannya, Ming sudah merasa jatuh hati.

Dan, mereka pun menjalin hubungan cinta. Seperti biasa, Yue menghidangkan makan malam untuk Ming. Namun, malam itu Ming menyuruh dayang dan pengawal yang lain untuk keluar. Ia hanya ingin berduaan dengan Yue untuk melepas rindu.

"Aku jadi merasa tidak enak. Bagaimana jika hubungan kita berdua sampai terdengar oleh Kaisar, yang mulia Jenderal?" tanya Yue lirih. Ming tersenyum, lalu mengusap wajah Yue dengan lembut.

"Kaisar tidak akan marah. Aku akan memintamu kepadanya. Dan, aku yakin Kaisar akan merestui hubungan kita ini, sekarang mendekatlah kemari, supaya aku bisa memelukmu," ujar Ming.

Yue pun melangkah mendekati Jenderal Ming. Dan Jenderal berwajah tampan itu langsung membawa Yue ke dalam pelukannya. Menghujani wajah cantik kekasihnya itu dengan kecupan- kecupan penuh cinta.

"Kau jangan terlalu mencintaiku. Aku takut suatu hari kau akan kecewa, Jenderal," ujar Yue lirih. Ming menatap kekasihnya itu

"Adakah yang kau sembunyikan dariku?"

"Aku tidak berani mengatakan sekarang. Tapi, satu hal yang jangan pernah kau ragukan, yaitu cintaku. Aku sangat mencintaimu."

Ming tersenyum penuh cinta. Dia memeluk Yue dengan erat seolah tak ingin terpisahkan lagi.

"Lusa, Kaisar menyuruhku kembali ke medan perang. Aku harus melawan kerajaan Yuan. Kaisar Guan sudah memberikan tantangan. Kaisar sendiri kali ini akan turun tangan. Maukah kau menungguku pulang. Dan, setelah pertempuran selesai aku akan kembali dan menikahimu."

Yue mengelus dada Ming dengan lembut. Matanya menatap dengan sayu. Perlahan Ming mengecup bibir mungil Yue dan melumatnya penuh cinta. Yue pun terhanyut dan membalas lumatan sang Jenderal, cinta sudah membutakan keduanya.

"Ming, bolehkan aku memanggilmu begitu?"tanya Yue. Ming mengangguk. "Calon istriku boleh memanggilku apa saja."

"Aku menyerahkan diri kepadamu. Lakukan apa saja terhadapku, aku akan pasrah menerima,"ujar Yue sambil menatap penuh cinta.

"Kau yakin? Apapun yang aku mau? Kau percaya kepadaku?"

"Aku percaya kepadamu. Lakukanlah saja."

Ming pun tanpa menunggu lagi, menggendong Yue dan membawa ke peraduannya. Mereka pun melalui malam itu dengan penyatuan diri. Yue menyerahkan mahkota miliknya ke tangan sang Jenderal dengan penuh sukacita. Menikmati setiap penyatuan dan pelepasan sang Jenderal yang berulang-ulang didalam rahimnya. Pasrah dan menerima. Hingga mereka pun kelelahan dan tertidur sambil berpelukan.

Namun, saat terbangun di pagi hari , Ming tidak menemukan Yue dalam pelukannya. Bahkan tidak menemukannya dimanapun. Bahkan kepala pengawas dayang istana pun sedang mencarinya. Ming merasa Yue memang sengaja memintanya untuk melakukan hal itu semalam. "Dia menyembunyikan sesuatu,"gumam Ming. Namun, Jenderal Ming tidak dapat berlarut- larut karena masalah wanita. Ia harus bersiap untuk penyerbuan ke Kerajaan Yuan. Sejak dulu Horio dan Yuan memang selalu berperang. Namun, kali ini Kaisar Lee bertekad untuk menaklukkan Yuan. Terlebih Jenderal perang mereka yaitu Jenderal Yu sudah terkalahkan.

Dan, ternyata Kaisar Lee mempercepat penyerbuan. Karena menurut kabar ada mata- mata yang sudah menyusup ke istana dan saat ini mata- mata itu pasti sudah menyampaikan rencana penyerbuan ke Yuan. Maka Kaisar memerintahkan hari itu juga mereka berangkat untuk menyerbu Yuan dengan kekuatan penuh. Kali ini, Kaisar langsung yang memimpin penyerbuan.

Dan, benar saja. Saat pasukan mereka tiba, Yuan sudah bersiap-siap. Namun, kekuatan kerajaan Horio jauh lebih kuat. Dalam semalam kerajaan Yuan sudah berhasil di taklukkan. Kaisar Lee pun menangkap semua keluarga kaisar Guan.

"Menyerahlah dan bergabung dibawah pemerintahan Horio maka kalian akan bebas, aku akan mengampuni nyawa kalian. Bahkan, aku akan mengambil adikmu sebagai selir di istanaku," ujar Kaisar Lee.

Namun, Kaisar Guan menatap Kaisar Lee masih dengan keangkuhan nya sebagai seorang Kaisar.

"Sampai kapanpun, aku tidak akan menyerah di bawah kepemimpinan Horio. Kalau kau mau Yuan tunduk artinya kau harus mencari Kaisar yang baru. Dan, itu bukan aku!" seru Kaisar Guan tanpa takut.

"Baiklah kalau itu maumu. Pengawal, bawa seluruh keluarga Kaisar Guan ke alun- alun istana. Disana ada Jenderal Ming yang siap untuk mengeksekusi mereka semua dengan hukuman mati!" titah Kaisar Lee penuh amarah.

Dan, seluruh keluarga Kaisar Guan pun diseret dan diarak menuju alun-alun istana. Wajah mereka ditutupi terlebih dahulu. Setelah di alun-alun nanti penutup wajah mereka akan dibuka supaya semua rakyat bisa melihat.

Kaisar Guan memiliki seorang istri dan seorang selir. Dia memiliki dua orang putra dari permaisuri dan seorang putra dari selirnya. Kaisar juga memiliki seorang adik lelaki dan seorang adik perempuan. Mereka semua dibawa ke alun-alun. Ya,Kaisar Lee memutuskan untuk membunuh semuanya, supaya kelak tidak ada yang menuntut balas dendam karena kematian keluarga mereka.

"Kalian rakyat Yuan. Kaisar kalian dan keluarganya sudah menentang perdamaian yang aku tawarkan. Maka, aku akan menjatuhi mereka dengan hukuman mati saat ini juga. Jenderal Ming akan memimpin eksekusinya di depan kalian saat ini juga sebagai peringatan jika masih ada di antara kalian yang melawan, maka kalian akan mendapatkan hukuman yang sama!!"seru Kaisar Lee.

Jenderal Ming langsung menghampiri Kaisar dan memerintahkan pengawal untuk membuka penutup wajah mereka semua. Dan alangkah terkejutnya saat penutup wajah adik bungsu Kaisar Guan terbuka. Jenderal Ming merasa dunianya runtuh seketika. "Yue..."gumamnya perlahan yang hanya bisa ia dengar sendiri. Ya, Yue lah ternyata mata-mata itu. Sang Kaisar rupanya memerintahkan adik bungsunya sendiri untuk menyusup dan menjadi mata-mata. Pandangan mereka bertemu. Hanya Ming yang tau bagaimana sesak dadanya saat ini.

Sesuai perintah yang di berikan Kaisar , eksekusi pun dimulai. Kaisar Lee terlebih dulu memenggal kepala Kaisar Guan. Dan menyerahkan sisanya pada Jenderal Ming. Satu persatu pedang Jenderal Ming mencabut nyawa seluruh anggota keluarga Kaisar Guan. Dan,tibalah saat akhirnya ia berada di hadapan Yue. Dengan air mata, di hampirinya gadis pujaan hati yang sangat ia cintai itu.

"Jika cinta kita tidak bisa bersatu di kehidupan sekarang, maka biarlah, menyatu di kehidupan mendatang, bunuhlah aku sekarang,Ming," ujar Yue. Kaisar Lee yang mendengar perkataan Yue sontak menoleh pada jenderal kesayangannya itu.

"Kau menjalin cinta dengan dia?" tanya kaisar Lee. Jenderal Ming hanya membungkuk memberi hormat. Dan dengan gerakan yang cepat tanpa di duga siapapun, dia memeluk Yue dan menusukkan pedangnya, sehingga mereka berdua menemui ajal bersamaan.

Jenderal Ming mengayunkan pedangnya dengan cepat dan dalam 10 jurus saja, musuh- musuhnya sudah berhasil ia lumpuhkan. Hanya tinggal jenderal Yu yang masih berdiri menantangnya.

"Semua anak buahmu sudah tewas, lalu kau masih terus berdiri disana?"kata Ming dengan pedang yang terhunus. Jenderal Yu sebenarnya sudah terluka parah. Namun, sebagai seorang panglima tertinggi, pantang baginya untuk meninggalkan medan perang, terlebih jika anak buahnya sudah tewas lebih dahulu.

"Aku masih kuat untuk bertarung satu lawan satu denganmu. Jadi, lebih baik kita lanjutkan pertempuran ini."

Jenderal Yu pun maju dan langsung menyerang jenderal Ming dengan sisa kekuatannya. Mereka pun saling menyerang dengan pukulan dan jurus pamungkas mereka. Sebagai Jenderal kepercayaan Kaisar Lee, Jenderal Ming tentu memiliki tenaga dalam yang luar biasa. Terlebih ilmu pedangnya pun belum ada tandingannya. Dalam waktu singkat Jenderal Yu mulai terdesak, dan akhirnya tanpa dapat dihindari lagi, pedang Jenderal Ming pun menebas leher Jenderal Yu tanpa ampun. Dan, pasukan Kaisar Lee di bawah pimpinan Jenderal Ming pun pulang dengan membawa kemenangan.

Dengan mengibarkan panji kerajaan Horio pasukan yang dipimpin Jenderal Ming tiba di alun-alun ibukota disambut langsung oleh Kaisar Lee. Dan, pesta kemenangan pun diadakan untuk menghormati keberhasilan Jenderal Ming.

"Kau memang luar biasa! Hidup Jenderal Ming dari Horio!" puji Kaisar Lee bangga pada Jenderal perang kesayangan sekaligus adik tirinya itu. Jenderal Ming hanya tersenyum kecil. Dia memang terkenal sebagai Jenderal yang berhati es. Sangat jarang tersenyum, selalu serius dan fokus dengan segala titah Kaisar. 

Setelah pesta penyambutan usai, Jenderal Ming pun pamit untuk kembali ke tempat tinggalnya yang terletak tidak jauh dari istana Kaisar. Kediamannya tentu saja di jaga oleh para prajurit khusus. Seperti halnya Kaisar, Jenderal Ming mendapatkan perlakuan istimewa dan juga memiliki dayang yang siap melayani segala kebutuhannya. Malam ini, ia ingin mengunjungi kekasihnya Yue. Yue adalah seorang kepala dayang yang bertugas melayani segala keperluannya. Pertama kali Ming bertemu dengannya, Ming sudah merasa jatuh hati.

Dan, mereka pun menjalin hubungan cinta. Seperti biasa, Yue menghidangkan makan malam untuk Ming. Namun, malam itu Ming menyuruh dayang dan pengawal yang lain untuk keluar. Ia hanya ingin berduaan dengan Yue untuk melepas rindu.

"Aku jadi merasa tidak enak. Bagaimana jika hubungan kita berdua sampai terdengar oleh Kaisar, yang mulia Jenderal?" tanya Yue lirih. Ming tersenyum, lalu mengusap wajah Yue dengan lembut.

"Kaisar tidak akan marah. Aku akan memintamu kepadanya. Dan, aku yakin Kaisar akan merestui hubungan kita ini, sekarang mendekatlah kemari, supaya aku bisa memelukmu," ujar Ming.

Yue pun melangkah mendekati Jenderal Ming. Dan Jenderal berwajah tampan itu langsung membawa Yue ke dalam pelukannya. Menghujani wajah cantik kekasihnya itu dengan kecupan- kecupan penuh cinta.

"Kau jangan terlalu mencintaiku. Aku takut suatu hari kau akan kecewa, Jenderal," ujar Yue lirih. Ming menatap kekasihnya itu

"Adakah yang kau sembunyikan dariku?"

"Aku tidak berani mengatakan sekarang. Tapi, satu hal yang jangan pernah kau ragukan, yaitu cintaku. Aku sangat mencintaimu."

Ming tersenyum penuh cinta. Dia memeluk Yue dengan erat seolah tak ingin terpisahkan lagi.

"Lusa, Kaisar menyuruhku kembali ke medan perang. Aku harus melawan kerajaan Yuan. Kaisar Guan sudah memberikan tantangan. Kaisar sendiri kali ini akan turun tangan. Maukah kau menungguku pulang. Dan, setelah pertempuran selesai aku akan kembali dan menikahimu."

Yue mengelus dada Ming dengan lembut. Matanya menatap dengan sayu. Perlahan Ming mengecup bibir mungil Yue dan melumatnya penuh cinta. Yue pun terhanyut dan membalas lumatan sang Jenderal, cinta sudah membutakan keduanya.

"Ming, bolehkan aku memanggilmu begitu?"tanya Yue. Ming mengangguk. "Calon istriku boleh memanggilku apa saja."

"Aku menyerahkan diri kepadamu. Lakukan apa saja terhadapku, aku akan pasrah menerima,"ujar Yue sambil menatap penuh cinta.

"Kau yakin? Apapun yang aku mau? Kau percaya kepadaku?"

"Aku percaya kepadamu. Lakukanlah saja."

Ming pun tanpa menunggu lagi, menggendong Yue dan membawa ke peraduannya. Mereka pun melalui malam itu dengan penyatuan diri. Yue menyerahkan mahkota miliknya ke tangan sang Jenderal dengan penuh sukacita. Menikmati setiap penyatuan dan pelepasan sang Jenderal yang berulang-ulang didalam rahimnya. Pasrah dan menerima. Hingga mereka pun kelelahan dan tertidur sambil berpelukan.

Namun, saat terbangun di pagi hari , Ming tidak menemukan Yue dalam pelukannya. Bahkan tidak menemukannya dimanapun. Bahkan kepala pengawas dayang istana pun sedang mencarinya. Ming merasa Yue memang sengaja memintanya untuk melakukan hal itu semalam. "Dia menyembunyikan sesuatu,"gumam Ming. Namun, Jenderal Ming tidak dapat berlarut- larut karena masalah wanita. Ia harus bersiap untuk penyerbuan ke Kerajaan Yuan. Sejak dulu Horio dan Yuan memang selalu berperang. Namun, kali ini Kaisar Lee bertekad untuk menaklukkan Yuan. Terlebih Jenderal perang mereka yaitu Jenderal Yu sudah terkalahkan.

Dan, ternyata Kaisar Lee mempercepat penyerbuan. Karena menurut kabar ada mata- mata yang sudah menyusup ke istana dan saat ini mata- mata itu pasti sudah menyampaikan rencana penyerbuan ke Yuan. Maka Kaisar memerintahkan hari itu juga mereka berangkat untuk menyerbu Yuan dengan kekuatan penuh. Kali ini, Kaisar langsung yang memimpin penyerbuan.

Dan, benar saja. Saat pasukan mereka tiba, Yuan sudah bersiap-siap. Namun, kekuatan kerajaan Horio jauh lebih kuat. Dalam semalam kerajaan Yuan sudah berhasil di taklukkan. Kaisar Lee pun menangkap semua keluarga kaisar Guan.

"Menyerahlah dan bergabung dibawah pemerintahan Horio maka kalian akan bebas, aku akan mengampuni nyawa kalian. Bahkan, aku akan mengambil adikmu sebagai selir di istanaku," ujar Kaisar Lee.

Namun, Kaisar Guan menatap Kaisar Lee masih dengan keangkuhan nya sebagai seorang Kaisar.

"Sampai kapanpun, aku tidak akan menyerah di bawah kepemimpinan Horio. Kalau kau mau Yuan tunduk artinya kau harus mencari Kaisar yang baru. Dan, itu bukan aku!" seru Kaisar Guan tanpa takut.

"Baiklah kalau itu maumu. Pengawal, bawa seluruh keluarga Kaisar Guan ke alun- alun istana. Disana ada Jenderal Ming yang siap untuk mengeksekusi mereka semua dengan hukuman mati!" titah Kaisar Lee penuh amarah.

Dan, seluruh keluarga Kaisar Guan pun diseret dan diarak menuju alun-alun istana. Wajah mereka ditutupi terlebih dahulu. Setelah di alun-alun nanti penutup wajah mereka akan dibuka supaya semua rakyat bisa melihat.

Kaisar Guan memiliki seorang istri dan seorang selir. Dia memiliki dua orang putra dari permaisuri dan seorang putra dari selirnya. Kaisar juga memiliki seorang adik lelaki dan seorang adik perempuan. Mereka semua dibawa ke alun-alun. Ya,Kaisar Lee memutuskan untuk membunuh semuanya, supaya kelak tidak ada yang menuntut balas dendam karena kematian keluarga mereka.

"Kalian rakyat Yuan. Kaisar kalian dan keluarganya sudah menentang perdamaian yang aku tawarkan. Maka, aku akan menjatuhi mereka dengan hukuman mati saat ini juga. Jenderal Ming akan memimpin eksekusinya di depan kalian saat ini juga sebagai peringatan jika masih ada di antara kalian yang melawan, maka kalian akan mendapatkan hukuman yang sama!!"seru Kaisar Lee.

Jenderal Ming langsung menghampiri Kaisar dan memerintahkan pengawal untuk membuka penutup wajah mereka semua. Dan alangkah terkejutnya saat penutup wajah adik bungsu Kaisar Guan terbuka. Jenderal Ming merasa dunianya runtuh seketika. "Yue..."gumamnya perlahan yang hanya bisa ia dengar sendiri. Ya, Yue lah ternyata mata-mata itu. Sang Kaisar rupanya memerintahkan adik bungsunya sendiri untuk menyusup dan menjadi mata-mata. Pandangan mereka bertemu. Hanya Ming yang tau bagaimana sesak dadanya saat ini.

Sesuai perintah yang di berikan Kaisar , eksekusi pun dimulai. Kaisar Lee terlebih dulu memenggal kepala Kaisar Guan. Dan menyerahkan sisanya pada Jenderal Ming. Satu persatu pedang Jenderal Ming mencabut nyawa seluruh anggota keluarga Kaisar Guan. Dan,tibalah saat akhirnya ia berada di hadapan Yue. Dengan air mata, di hampirinya gadis pujaan hati yang sangat ia cintai itu.

"Jika cinta kita tidak bisa bersatu di kehidupan sekarang, maka biarlah, menyatu di kehidupan mendatang, bunuhlah aku sekarang,Ming," ujar Yue. Kaisar Lee yang mendengar perkataan Yue sontak menoleh pada jenderal kesayangannya itu.

"Kau menjalin cinta dengan dia?" tanya kaisar Lee. Jenderal Ming hanya membungkuk memberi hormat. Dan dengan gerakan yang cepat tanpa di duga siapapun, dia memeluk Yue dan menusukkan pedangnya, sehingga mereka berdua menemui ajal bersamaan.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Noetha
Keren2 banget...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status