Share

BAB 14

“Lilis! Bayi itu anakku, darah dagingku! Bukan Fadli! Kenapa semua yang ada di kehidupanmu harus tentang Fadli hah??? Aku suamimu, Wildan Ramadhani, bukan Fadli!!” bentakku sebelum Lilis menyelesaikan kalimatnya.

Kulihat Lilis terkejut mendengarku membentaknya, air matanya menetes, dadanya kembang kempis menahan perasaannya. Aku sudah tak peduli, kepergian Alana sudah membuatku pusing sekarang wanita di hadapanku ini malah menambahnya dengan kalimat-kalimat konyolnya.

Hahh ... Fadli lagi ... Lilis benar-benar hidup dalam bayang-bayang Fadli. Mungkin benar apa yang dikatakannya, dia hidup namun terasa mati. Kurasa perasaan Lilis sudah mati terkubur bersama jasad Fadli, kekasihnya.

“Ada apa ini? Kenapa teriak-teriak Wildan?” Ibu tiba-tiba muncul dari balik pintu kamarnya.

“Nggak apa-apa, Bu. Wildan hanya sedang pusing,” jawabku.

“Wil, Lilis baru saja melahirkan putramu, Nak. Dia bahkan masih dalam masa nifasnya. Jangan membentaknya seperti itu. Harusnya kamu menjadi orang nomor satu yan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
biarkan Alana pergi km dg Lilis aja
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status