Share

Pernikahan

last update Last Updated: 2025-06-26 07:18:39

"Maria?"

Maria mendongak. "Bu Laila?"

"MasyaAllah ... cantik sekali kamu, Nak." Bu Laila memeluk menantunya yang kini telah sah menjadi istri Arfan. Penampilan Maria kali ini cukup manglingi, cantik dan mempesona dengan balutan gaun berwarna biru. Mirip seperti gaun Cinderella. Sebentar lagi acara resepsi akan berlangsung.

"Terima kasih, Bu." Maria tersenyum.

Bu Laila nampak mengusap sudut matanya. Ia kembali menatap Maria dengan sorot bahagia. "Akhirnya, kamu sama Arfan menikah hari ini. Terima kasih karena sudah menerima anak Ibu, ya, Nak. Ibu yakin kalau kamu adalah wanita yang tepat untuk Arfan. Kelak, saat kalian menjalani pernikahan, mungkin awalnya tidak akan enak. Tapi, Ibu minta bertahanlah ... jangan sampai ada kata pisah di antara kalian."

Maria mengangguk. Ia paham, paham sekali. Bayangan pernikahan bahagia hanyalah keinginannya saja. Bagaimana ia dan Arfan bisa bahagia jika pernikahan yang mereka bangun bukan karena cinta? Melainkan simbiosis mutualisme.

"Arfan memang cu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Nafkah Yang Salah   Sadar

    "Sudahlah, Bu. Mungkin memang sudah jalannya seperti ini." Bu Mayang menatap Dani yang menunduk. Setelah sekian lama Dani menjadi seorang suami, untuk pertama kalinya Bu Mayang merasa bersalah karena selalu ikut campur dalam masalah rumah tangga Dani dan Maria."Dani?" Dani menoleh."Apa kamu menyesal sudah menceraikan Maria?"Dani terhenyak. Ia kembali menunduk. Apakah ia menyesal? Entahlah, ia terlalu munafik jika berkata tidak. Namun, egonya terlalu tinggi untuk mengakuinya. Bu Mayang merangkul pundak Dani. "Melihat kamu diam saja, Ibu sudah tau," ucapnya. Lalu, menarik napas dalam dan mengembuskannya, pelan. "Maafkan Ibu. Ibu sudah jadi ibu yang egois, Dani. Ibu sudah salah mengarahkanmu. Ibu terlalu takut jika kamu lupa sama Ibu karena kamu lebih peduli pada Maria saja. Maaf ...." Air mata Bu Mayang mengalir deras. Tak peduli di mana dirinya sekarang berada. Rasa sesak dalam dadanya yang terus bertambah ingin sekali ia tuntaskan saat ini juga. Ya, ia akui semua yang terjadi a

  • Nafkah Yang Salah   Karma Dina

    Dina dilarikan ke rumah sakit. Wanita itu ternyata baru saja mengonsumsi obat keras untuk menggugurkan kandungan. Reaksi yang ditimbulkan ternyata membuat Dian tak kuat, karena darah yang terus mengalir dari jalan lahirnya dan membuatnya lemas dan tak sadarkan diri.Dani dan Bu Mayang yang menunggu di rumah sakit hanya saling diam. Tak menyangka bahwa ujung dari permainan Dina dengan suami orang adalah kehamilan."Apa Dokter masih lama, ya menangani Mbakmu?" Bu Mayang melempar tanya. Sepertinya ia sudah merasa lelah menunggu lama. Bayangan saat Dina meringis kesakitan dengan darah yang terus merembes dari pangkal paha di kamarnya masih terus terbesit dalam kepala. Bu Mayang tak menyangka bahwa putrinya bisa memutuskan hal sejauh itu."Sabar, Bu. Kita tunggu saja." Akhirnya, Dokter keluar dari ruang operasi. Nampak jelas keletihan di wajah pria setengah baya itu. "Dengan keluarga Ibu Dina?""Iya, kami keluarganya, Dok! Bagaimana keadaan kakak saya?" Dani berdiri, menyambut sang Dokter

  • Nafkah Yang Salah   Setitik Sesal

    Dani terpaku melihat Maria yang tersenyum padanya. Mengapa ia baru menyadari bahwa mantan istrinya itu sangat cantik? Dan mengapa Dani baru menyadari bahwa ia telah kehilangan sosok istri yang benar- benar berbakti padanya?Dulu, Maria selalu menyiapkan segala kebutuhannya mulai dari makanan dan pakaian. Dani tak pernah melihat tak ada makanan di meja makan meski itu hanya nasi dan tempe. Dani juga tak pernah memakai pakaian kusut karena Maria selalu menyetrika pakaiannya. Semua Maria lakukn tanpa mengeluh meski uang nafkah yang Dani berikan jauh dari kata layak.Berbeda dengan sekarang. Nafkah yang Dani berikan pada Erlin sangat layak. Namun, ia hampir tak pernah makan di rumah karena Erlin tak bisa masak. Kerjanya hanya belanja dan sekali makan selalu pesan online. Pakaian tak pernah disetrika, sehingga Dani selalu memakai pakaian kusut. Hal itu membuat penampilannya jauh dari kata rapi."Mas, udah ayo kita turun! Kenapa kamu betah banget, sih, di sini!" ketus Erlin seraya menarik t

  • Nafkah Yang Salah   Pernikahan

    "Maria?"Maria mendongak. "Bu Laila?""MasyaAllah ... cantik sekali kamu, Nak." Bu Laila memeluk menantunya yang kini telah sah menjadi istri Arfan. Penampilan Maria kali ini cukup manglingi, cantik dan mempesona dengan balutan gaun berwarna biru. Mirip seperti gaun Cinderella. Sebentar lagi acara resepsi akan berlangsung."Terima kasih, Bu." Maria tersenyum. Bu Laila nampak mengusap sudut matanya. Ia kembali menatap Maria dengan sorot bahagia. "Akhirnya, kamu sama Arfan menikah hari ini. Terima kasih karena sudah menerima anak Ibu, ya, Nak. Ibu yakin kalau kamu adalah wanita yang tepat untuk Arfan. Kelak, saat kalian menjalani pernikahan, mungkin awalnya tidak akan enak. Tapi, Ibu minta bertahanlah ... jangan sampai ada kata pisah di antara kalian."Maria mengangguk. Ia paham, paham sekali. Bayangan pernikahan bahagia hanyalah keinginannya saja. Bagaimana ia dan Arfan bisa bahagia jika pernikahan yang mereka bangun bukan karena cinta? Melainkan simbiosis mutualisme."Arfan memang cu

  • Nafkah Yang Salah   Viral

    "Iya. Mas, ayo kita pulang. Aku capek pengen pulang. Di sini bau got!" kata Erlin pada Dani. Ia berjalan pelan mendekati meja makan. Nafsu makannya telah sirna karena aroma tidak sedap masih menyeruak di rumah itu. Hidung Erlin menjadi lebih sensitif semenjak hamil."Loh, apa ini?" Dani melotot saat dikirimi sebuah video oleh Edo melalui pesan whatsapp. Edo bilang video itu telah tersebar di media sosial."Ada apa, Dani? Apa ada masalah?" tanya Bu Mayang, penasaran.Dani mengeram marah. "Mbak Dina!" teriaknya.Dina yang baru saja keluar dari kamar mandi menjawab, "Apa sih?!""Mbak bikin malu saja! Kenapa Mbak main sama suami orang? Video Mbak yang dilabrak istri sah sekarang viral!" "Haaah? Jadi, bau got itu berasal dari amukan istri sah?" Erlin menutup mulutnya. Ia menahan tawaya saat melihat mata Dina yang melotot tajam dengan wajah memerah."Apa? Kamu main sama suami orang, Din?" Bu Mayang menatap putrinya nanar. Tak percaya dengan apa yang ia dengar. Saat Dani menunjukkan video t

  • Nafkah Yang Salah   Bau Got

    "Ada kejadian seru, ya?"Maria terkejut saat tiba- tiba saja Arfan duduk di hadapannya. "Eh, itu ...." Ia tak melanjutkan ucapannya. Sepertinya membahas hal yang menjadi masa lalu tak perlu ia bahas."Aku sudah lihat tadi. Tak perlu dibahas juga. Ada Bilqis yang tak pantas mendengarnya."Maria tertegun. 'Gimana, sih? Tadi sok- sokan nanya kayak mau bahas. Tapi, sekarang seperti aku yang salah,' batinnya."Bilqis kamu makan yang banyak, ya. Kalau masih kurang bilang saja nanti Ayah pesenin lagi," ujar Arfan sembari mengusap kepala Bilqis dengan sayang."Iya, Ayah. Makasih banyak, ya." Kedua mata Bilqis menyipit saat mengulas senyum.Melihat Bilqis senang, Maria merasa bahagia. Selama ini, ia hampir tak pernah membahagiakan putrinya. Kenyataan membuat dirinya harus sadar bahwa ia hanya seorang istri yang tak berpenghasilan. Sehingga, untuk membeli keinginan ia sampingkan dan lebih mengutamakan kebutuhan."Kamu juga. Kalau kurang bilang saja. Makan yang banyak biar agak gemukan dikit," k

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status