Share

Bab 29

"Ayah mana ya, Bu, kok belum pulang?"

Kedua anakku mulai gelisah. Sejak sejam yang lalu sudah mondar-mandir keluar masuk rumah, melihat ke ujung jalan di mana biasanya motor ayahnya muncul.

Aku sendiri pun heran, tak biasanya Mas Ari pulang terlambat. Memberi kabar pun tidak. Entah apa yang terjadi. Mencoba menghubungi ponselnya juga tidak tersambung.

"Maaf ya, Sayang, mungkin pekerjaan Ayah masih banyak, jadi belum bisa pulang."

Aku mencoba memberi pengertian pada mereka berdua, sedang diri sendiri tak yakin kebenarannya. Entahlah, aku hanya mencoba berpikir positif. Semoga tidak terjadi hal buruk pada ayah kedua anakku.

"Jangan-jangan jalannya macet ya, Bu? Jadi motor Ayah nggak bisa lewat?"

Bibirku melengkungkan senyum mendengar penuturannya.

"Mungkin saja, Sayang."

Suara mengaji mulai terdengar dari masjid dekat rumah. Tanda bahwa sebentar lagi adzan Maghrib berkumandang. Aku mengajak mereka berdua masuk dan menutup pintu serta jendela.

"Kakak kangen Ayah, Bu."

Anak sulungku mulai
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status