Share

Bab 28

Jarum jam menunjuk angka tiga, Putri pamit pulang setelah mengajari aku mengendarai Honda jazz miliknya.

"Sudah lumayan, lain kali kita belajar lagi ya, kalau kita sama-sama longgar."

Ucapan Putri membuat aku bersemangat untuk bisa mengendarai kendaraan roda empat. Ternyata tak sesulit yang kubayangkan. Meski aku sempat menolak, tapi Putri tak menyerah begitu saja.

"Nggak usah takut mobilku lecet, bengkel kan banyak," ucapnya kemudian diiringi gelak tawa. Sedangkan aku hanya nyengir kuda.

Semudah itu ia mengatakan bengkel banyak, padahal biaya memperbaiki cat mobil lecet juga tak sedikit.

Tiba-tiba saja aku membayangkan, ada nama toko beserta nomer telepon milikku di kaca belakang mobil. Jadi kalau jalan kemana-mana, secara nggak langsung aku sedang memasang iklan.

Ah, andai saja aku bisa membicarakan ini dengan suamiku, tentu semua akan lebih mudah diwujudkan.

Kini justru aku melihat Mas Ari mulai menginginkan uang ha
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status