Share

Bab 8

"Sa, hati-hati ya, kalau punya uang, disimpan, gunakan seperlunya, jangan dikasih tau itu, suami kamu."

Aku mengernyitkan kening membaca pesan dari Mas Imam, kakakku satu-satunya. Apa dia tau kalau aku baru saja diberi hadiah oleh ibu? Kenapa Mas Ari tak boleh dikasih tau?

"Iya Mas, makasih ya. Iya, Lisa akan hati-hati. Oiya, kenapa Mas Ari nggak boleh dikasih tau, Mas?"

Pesanku langsung centang biru. Aku menunggu balasan, tapi tak kunjung dibalas. Kenapa lagi Mas Imam ini?

Sedang bertanya-tanya dengan keanehan pesan Kakakku, tiba-tiba adikku sudah muncul di depan pintu. Ia membawa pucuk daun singkong dalam gendongan. Ada lagi satu ember hitam entah apa isinya.

"Nih, Mbak, masih suka daun singkong nggak?" tanyanya setelah mengucap salam.

Daun singkong itulah penolong kami kala masih sama-sama bocah. Di sawah Ibu, banyak ditanami singkong sehingga kami bisa memetik dan menjualnya dalam bentuk buntil daun singkong. Itulah menu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Duitnya diksh emaknya jgn2 pantes jd pelit. Yah iyalah jgn ksh tau laki lu dipangkas lg ntar duit bulanan lu ato klo dia ngelunjak bin ndak tau malu bakalan minta dr lu. Gitu aj ndak ngerti. Ndablek
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status